Anda di halaman 1dari 7

UAS Pendidikan Pancasila

Nama : Ridiyantoro Asyafa


Nim : 20106620165
Kelas : Manajemen F

1. Jelaskan dan uraikan


a. visi : untuk pengembangan kepribadian (pendidikan agama, dan kewarganegaraan)
yaitu menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan program studi dalam
mengantarkan mahasiswa . visi ini pada hakikatnya merupakan upaya untuk
memberikan dasar2 kecakapan hidup secara sosial kepada mahasiswa yang
merupakan intelektual muda sehingga tidak kehilangan jati diri sbg warga bangsa.
negara dan masyarakat indonesia. sebagaimana diketahui bahwa mahasiswa
merupakan warga negara yang diharapkan peranya dimasa mendatang untuk dapat
melanjutkan dan dan mempertahankan eksistensi NKRI dngn karya2 nyata yg akan
meningkatkan harkat martabat bangsa
misi : membantu mahasiswa agar mewujudkan nilai2 dasar pancasila serta kesadaran
berbangsa dan bernegara dalam menerapkan ilmunya.dengan penuh rasa tanggung
jawab baik kepada sesama manusia mapun kepada tuhan.
b. Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai identitas kultural
dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat Indonesia.
Karena tradisi dan kultur bangsa Indonesia dapat diitelusuri melalui peran agama-
agama besar, seperti: peradaban Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Agama-agama
tersebut menyumbang dan menyempurnakan konstruksi nilai, norma, tradisi, dan
kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat. Pancasila sebagai
Kepribadian Bangsa Indonesia artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal
perbuatan. Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula
halnya dengan ideologi bangsa. Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia
Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam
kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak. Ketika
Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, maka seluruh nilai
Pancasila dimanifestasi ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Sebagaimana dikatakan von Savigny
bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-masing, yang
dinamakan volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa
lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu
kala bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur
artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa disepakati
oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara Indonesia.
Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara merupakan
bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.
c. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi
seluruh rakyat Indonesia. Pancasila menjadi falsafah dan ideologi bangsa yang harus
dihormati dan dijunjung tinggi oleh segenap rakyatnya. Sebagai seorang mahasiswa
yang memiliki peran sebagai 'Agent Of Change' dan 'Social Control' Mahasiswa harus
dapat menerapkan dan menjalankan Pancasila sebagai pedoman hidup di dalam
masyarakat dan kehidupan akademik, mahasiswa juga diharapkan tetap terus
menempa dirinya menjadi pribadi-pribadi yang memiliki kematangan intelektual,
kreatif, percaya diri, inovatif, dan memiliki kesetiakawanan sosial dan semangat
pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara yang tinggi. Untuk dapat
menerapkan Pancasila mahasiswa di harapkan dapat memahami Pancasila dengan
mengikuti mata kuliah pendidikan kewarganegaraan, Adapun peran yang dapat di
lakukan mahasiswa dalam menerapkan pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara adalah sebagai berikut. mewariskan nilai-
nilai ideal pancasila kepada generasi muda di bawahnya. Membekali diri dengan
pendidikan yang berlandaskan Pancasila. Memperkuat jati diri sebagai sebuah
Bangsa. Penguatan nilai etik dan nasionalisme generasi muda. Pengambil peran
dalam pengentasan dalam kemiskinan dan pendidikan. Keikutsertaan mahasiswa
dalam organisasi kampus dapat mengembangkanpengetahuan di bidang moralitas dan
social, mahasiswa yang kritis terhadap suatu masalah akan melahirkan masalah
intelektual yang mampu menciptakan ide-ide dan gagasan baru yang bersifat positif,
dalam organisasi dapat menerapkan sila ke 4 kemusyawaratan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratn dan perwakilan, disini mahasiswa juga
dapat mempersiapkan diri jadi pemimpin. Untuk dapat mempertahankan pancasila
dan menerapkan nya Mahasiswa harus dapat menerima mata kuliah pendidikan
pancasila, Pancasila sebagai ideologi juga dapat memberikan Orientasi,Asas,dan
Pedoman Normative dalam bidang kehidupan Negara, sebagai Mahasiwa kita
mempunyai sejarah yang sangat berpengaruh terhadapap kemajuan bangsa dan
Negara, salah satu contoh nya adalah perpindahan rezim orba ke rezim reformasi.
Di situ mahasiswa merupakan pelopor terbesar dalam perubahan sistem
ketatanegaraan di Indonesia, dan oleh karena itu saat ini mahasiswa di harapkan dapat
menjalankan pancasila yang telah menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia dan
kembali menegakkan hal yang telah menyimpang dari pancasila, adapun untuk dapat
berperan aktif dalam melaksanakan pancasila sebagai ideology bangsa, mahasiswa
harus terlebih dahulu dapat menerapkan pancasila di dalam kehidupan yang
bermasyarakat dan di kehidupan akademik.
d. Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup pada masa reformasi tentunya
banyak hambatan dan tantangan banyak terjadi pemberontakan yang ingin mengganti
Pancasila dengan ideologi lain. Berikut tantangan penerapan Pancasila. Pengaruh
globalisasi yang mempengaruhi dan mengancam nilai-nilai Pancasila globalisasi
mengakibatkan kebebasan tanpa batas di mana munculnya paham-paham baru meniru
kebudayaan luar yang bertolak belakang dengan nilai luhur. Munculnya ideologi baru
seperti ideologi liberalis, kapitalis, dan hedonisme yang dibawa oleh pengaruh luar
yang sangat bertolak belakang dengan ideologi kita Pancasila. Korupsi merupakan
tantangan penerapan Pancasila pada masa orde lama sampai pada masa reformasi ini
belum juga menemui titik terang untuk menyelesaikannya. Selanjutnya adalah
menurunnya rasa persatuan dan kesatuan. Kondisi masyarakat yang diwarnai oleh
kehidupan yang serba bebas (kebebasan berbicara, berorganisasi, berekspresi,
berkomuniaksi, dan lain sebagainya).
2. Nilai-nilai Pancasila berhubungan dengan proklamasi dan pembukaan UUD 1945
a. Proklamasi Kemerdekaan merupakan suatu "Proclamation of Independence",
sedangkan Pembukaan UUD 1945 adalah "Declaration of Independence". Pembukaan
UUD 1945 adalah pernyataan kemerdekaan yang mengandung cita-cita luhur dari
pada proklamasi kemerdekaan. Mengubah pembukaan UUD 1945 berarti
pembubaran Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembukaan UUD 1945
adalah deklarasi kemerdekaan Indonesia yang memuat cita-cita luhur dari proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Proklamasi tidak akan mempunyai arti tanpa deklarasi sebab
tujuan proklamasi menjadi semata-mata hanya kemerdekaan. Sebaliknya, deklarasi
baru mempunyai arti dengan adanya proklamasi yang melahirkan kemerdekaan
sebagai sumber hukum terbentuknya NKRI.
b. Hubungan proklamasi kemerdekaan dengan pembukaan UUD 1945 dapat dilihat dari
penyataan kemerdekaan yang dijabarkan lebih lanjut dalam Pembukaan UUD 1945,
yaitu: Pada alinea pertama pembukaan UUD 1945 berisi alasan pernyataan
proklamasi kemerdekaan. Bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan
penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Pada alinea kedua
berisi perjuangan untuk kemerdekaan. Diuraikan juga kebanggaan dan kehormatan
terhadap perjuangan dan adanya kesadaran bahwa keadaan sekarang tidak bisa
dipisahkan dari keadaan sebelumnya. Pada alinea ketiga menjelasakan adanya
motivasi moril dan motivasi material bangsa Indonesia untuk menyatakan
kemerdekaannya. Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945 mempunyai korelasi jelas. Yaitu mengandung arti
bahwa sejak tanggal 17 Agustus 1945 secara resmi bangsa dan negara Indonesia
berdiri sendiri, terbebas dari belenggu penjajah bangsa asing. Dengan demikian, sejak
saat itu bangsa dan negara Indonesia tidak terikat oleh pengaruh kekuasaan bangsa
dan negara mana pun di dunia. Serta berkedudukan sederajat dengan negara-negara di
dunia.
c. Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi
negara meliputi faktor eksternal dan internal. Adapun faktor eksternal meliputi hal-
hal berikut. Pertarungan ideologis antara negara-negara super powerantara Amerika
Serikat dan Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya
negara Soviet sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara super power.
Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai
ideologiasing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan
informasi. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan
kemajuan teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam
secara masif. Dampak konkritnya adalah kerusakan lingkungan,seperti banjir,
kebakaran hutan. Adapun faktor internal sebagai berikut. Pergantian rezim yang
berkuasa melahirkan kebijakan politik yang berorientasi pada kepentingan
kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasilasering terabaikan. Penyalahgunaan
kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap
rezim yang berkuasa sehingga kepercayaan terhadap ideologi menurun drastis.
Dengan tantangan pancasila yang semakin berat, generasi bangsa diharapakan mampu
menjaga dan mempertahankan Pancasila sebagi ideologi negara.
3. Pancasila sebagai sistem filsafat
a. Menurut Kaelan dalam Pendidikan Pancasila, Pancasila bersifat organis artinya sila-
sila Pancasila merupakan satu kesatuan dan keutuhan yang majemuk tunggal. Setiap
sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan.
b. Hierarkis berarti tingat, sedangkan yang dimaksud bentuk Piramid dari kesatuan
Pancasila ialah bahwa sila yang pertama dan seterusnya tiap-tiap sila bagi sila
berikutnya adalah menjadi dasar dan tiap-tiap sila berikutnya itu merupakan
penjelmaan atau pengkhususan dari sila yang mendahuluinya.
c. Pancasila memang terancam sebagai ideologi nasional bangsa. Gerakan ini penting,
sebab kalau tidak, maka kelompok-kelompok yang menamakan diri 'Bela Agama',
'Bela Islam' menganggap Pancasila itu tidak penting malah mungkin digantikan
dengan yang lain. Tapi tentu, lanjutnya, butuh upaya lain yang dilakukan pemerintah
untuk mengatasi ancaman tetapi tidak mudah. "Bahwa narasi Pancasila diulang-ulang,
saya kita sifatnya mengingatkan. Untuk jangka pendek, enggak ada yang bisa
dilakukan kecuali itu. Dalam jangka panjang butuh kerja keras, khususnya
pendidikan."
4. Pancasila sebagai etika politik
a. Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum, artinya selain Pancasila masih
ada sumbersumber hukum yang lain. Sumber hukum belum tentu merupakan hukum
dalam arti peraturan perundang-undangan. Hukum nasional yang bersumber dari
Pancasila merupakan hasil eklektisasi dari berbagai sukmber hukum itu. Oleh sebab
itu, hukum nasional Indonesia merupakan produk eklektik antar berbagai sumber
hukum materiil yang ada di dalam masyarakat seperti Hukum Islam, Hukum Adat,
Hukum Barat, dan konvensikonvensi internasional.Etika pada umumnya dimengerti
sebagai pemikiran filosofis mengenai segala sesuatu yang dianggap baik atau buruk
dalam perilaku manusia.Sedangkan hukum negara yakni hukum yang menjadi pijakan
beberapa cabang pemerintahan dan yang harus mereka patuhi dalam menjalankan
kekuasaan.Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila
Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.Peran sentral terhadap
cita demokrasi yang beriringan dengan cita nomokrasi adalah suatu keniscayaan.
Pembangunan politik hukum melalui Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia
harus sesuai dengan Pancasila dan etika politik yang dibangun oleh para elite politik
adalah suatu keharusan untuk memberikan sebuah gambaran besar untuk menghadapi
persoalan bangsa saat ini.
b. Pancasila sebagai ideologi reformatif, dinamis dan terbuka artinya bahwa ideologi
pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan elastis, sehingga mampu
menanggapi perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
c. Pancasila sebagai system etika dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia,
yaitu. Pada zaman orde lama, pemilu diselenggrakan dengan semangat demokrasi
yang diikuti banyak partai politik, tetapi dimenangkan empat partai politik, yaitu PNI,
PARMUSI, PNU, dan PKI. Tidak dapat dikatakan bahwa pemerintahan di zaman
orde lama mengikuti system etika Pancasila, bahkan ada tudingan dari pihak Orde
baru bahwa pemilihan umum pada zaman orde lama dianggap terlalu liberal karena
pemerintahan Soekarno menganut system demokrasi terpimpin, yang cenderung
otoriter. Pada zaman Orde Baru system etika Pancasila diletakkan dalam bentuk
penataran P-4. Pada zaman Orde Baru itu pula muncul konsep manusia Indonesia
seutuhnya sebagai cerminan manusia berperilaku dan berakhlak mulia sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Manusia Indonesia seutuhnya dalam pandangan Orde Baru,
artinya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maah Esa, yang secara kodrati
bersifat monodualistik, yaitu makhluk rohani sekaligus jasmani, dan makhluk
individu sekaligus makhluk social. Manusis sebagai makhluk pribadi memiliki emosi
yang memiliki pengertian, kasih saying, harga diri, pengakuan, dan
tanggapanemosional dari manusia lain dalam kebersamaan hidup. Manusia sebagai
makhluk social, memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera.
Tuntutan tersebut hanya dapat terpenuhi melalui kerjasama dengan orang lain, baik
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itulah, sifat kodrat manusia sebagai
makhluk individu dan social harus dikembangkan secara selaras, serasi, dan
seimbang. Sistem etika Pancasila pada era reformasi tenggelam dalam eforia
demokrasi. Namun seiring dengan perjalanan waktu, disadari bahwa demokrasi tanpa
dilandasi system etika politik akan menjurus pada penyalahgunaan kekuasaan, serta
menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
5. Pancasila sebagai pengembangan ilmu
a. Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada
beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi
yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di
Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal
pengembangan iptek itu sendiri. Ketiga, nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu
normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek
agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat,
bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa
Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu
(mempribumian ilmu).
b. Pancasila sebagai paradigma ilmu Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai
pengembangan ilmu bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran Pancasila
sebagai rambu-rambu normatif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.
Selain itu, pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya
bangsa Indonesia itu sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat luas.Oleh karena
itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan dalam upaya
mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta menjawab
segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap menjaga
persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang berbunyi
Persatuan Indonesia. Maka dari itu, IPTEK dan Pancasila antara satu dengan yang
lain memiliki hubungan yang kohesif. IPTEK diperlukan dalam pengamalan
Pancasila, sila ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus
tetap menggunakan dasar-dasar nilai Pancasila sebagai pedoman dalam
mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi agar kita dapat tidak terjebak dan
tepat sasaran mencapai tujuan bangsa.
c. Berikut ini contoh penerapan atau pengamalan Pancasila di kehidupan sehari-hari, 1.
Ketuhanan Yang Maha Esa Bagi siswa maupun warga negara Indonesia, contoh
penerapan pada sila ke satu ialah beribadah dan berdoa. Tak hanya itu saja, contoh
lain ialah menghormati antar pemeluk agama lain. Itu merupakan pengamalan sila ke
1. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab Saling membantu satu sama lain dan tidak
memilih dalam bergaul dan berteman adalah pengamalan sila ke 2. Contohnya, jika
kamu punya teman yang tidak mempunyai buku pelajaran karena dari keluarga
kurang mampu, maka kamu bisa meminjamkan atau malah memberikan buku kepada
temanmu itu. 3. Persatuan Indonesia Mencintai dan memakai produk asli negeri
sendiri merupakan contoh pengamalan sila ke 3. Contohnya, kamu membeli tas
buatan asli Indonesia yang ada gambar Monas, Candi Borobudur atau bermotif batik.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan Bermusyawarah dan berdiskusi merupakan contoh pengamalan sila ke 4.
Ini bisa dilakukan ketika kamu berada di sekolah dan berdiskusi dengan teman untuk
menyelesaikan suatu masalah. Baca juga: Pelajar Pancasila, Ini Alasan Solidaritas
Harus Tumbuh 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Melaksanakan piket
kelas dan bekerja sama merupakan pengamalan sila ke 5. Jadi, kalau kamu dapat
jatah piket kelas ya harus dijalankan.
d. Upaya menjaga dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat dapat dilakukan
dengan tiga hal yaitu melalui pendekatan budaya, internalisasi di semua level
pendidikan, dan penegakan hukum terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai-
nilai Pancasila. Pertama, nilai-nilai Pancasila perlu dikuatkan dengan pendekatan
budaya. Pemerintah melalui Kemdikbud harus menyusun strategi yang tepat, efektif,
dan partisipatif tanpa paksaan. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun fasilitas
atau pos-pos budaya di semua wilayah dalam rangka melestarikan sekaligus
mengembangkan kebudayaan lokal yang ada di masyarakat. Kedua, penguatan nilai-
nilai Pancasila di sektor pendidikan. Generasi muda adalah masa depan bagi ideologi
Pancasila. Saat ini paparan ideologi radikal mulai mengancam generasi-generasi
muda kita. Lihat Foto Ilustrasi(KOMPAS) Pemerintah perlu memikirkan strategi
yang efektif agar nilai-nilai Pancasila terinternalisasi dengan baik dalam kurikulum
pendidikan nasional. Jika perlu, pemerintah bisa mengintervensi kurikulum yang
digunakan di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan tinggi. Tidak sedikit sekolah-
sekolah yang mengabaikan kurikulum berbasis nasional khususnya yang terkait
dengan pengetahuan kebangsaan dan kebudayaan. Ketiga, penegakan hukum. Nilai-
nilai Pancasila yang ada dalam konstitusi telah tercermin dalam sejumlah peraturan
dan instrumen internasional yang telah diratifikasi untuk melindungi hak-hak warga
negara. Pemerintah tak boleh segan-segan untuk menegakkan aturan hukum demi
menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai