a. visi : untuk pengembangan kepribadian (pendidikan agama, dan kewarganegaraan) yaitu menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa . visi ini pada hakikatnya merupakan upaya untuk memberikan dasar2 kecakapan hidup secara sosial kepada mahasiswa yang merupakan intelektual muda sehingga tidak kehilangan jati diri sbg warga bangsa. negara dan masyarakat indonesia. sebagaimana diketahui bahwa mahasiswa merupakan warga negara yang diharapkan peranya dimasa mendatang untuk dapat melanjutkan dan dan mempertahankan eksistensi NKRI dngn karya2 nyata yg akan meningkatkan harkat martabat bangsa misi : membantu mahasiswa agar mewujudkan nilai2 dasar pancasila serta kesadaran berbangsa dan bernegara dalam menerapkan ilmunya.dengan penuh rasa tanggung jawab baik kepada sesama manusia mapun kepada tuhan. b. Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia. Pancasila sebagai identitas kultural dapat ditelusuri dari kehidupan agama yang berlaku dalam masyarakat Indonesia. Karena tradisi dan kultur bangsa Indonesia dapat diitelusuri melalui peran agama- agama besar, seperti: peradaban Hindu, Buddha, Islam, dan Kristen. Agama-agama tersebut menyumbang dan menyempurnakan konstruksi nilai, norma, tradisi, dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia artinya nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula halnya dengan ideologi bangsa. Pancasila sebagai Pandangan Hidup bangsa Indonesia Pancasila sebagai pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam bersikap dan bertindak. Ketika Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, maka seluruh nilai Pancasila dimanifestasi ke dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.. Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Sebagaimana dikatakan von Savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing-masing, yang dinamakan volkgeist (jiwa rakyat atau jiwa bangsa). Pancasila sebagai jiwa bangsa lahir bersamaan dengan lahirnya bangsa Indonesia. Pancasila telah ada sejak dahulu kala bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara Indonesia. Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara merupakan bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat. c. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila menjadi falsafah dan ideologi bangsa yang harus dihormati dan dijunjung tinggi oleh segenap rakyatnya. Sebagai seorang mahasiswa yang memiliki peran sebagai 'Agent Of Change' dan 'Social Control' Mahasiswa harus dapat menerapkan dan menjalankan Pancasila sebagai pedoman hidup di dalam masyarakat dan kehidupan akademik, mahasiswa juga diharapkan tetap terus menempa dirinya menjadi pribadi-pribadi yang memiliki kematangan intelektual, kreatif, percaya diri, inovatif, dan memiliki kesetiakawanan sosial dan semangat pengabdian terhadap masyarakat, bangsa dan negara yang tinggi. Untuk dapat menerapkan Pancasila mahasiswa di harapkan dapat memahami Pancasila dengan mengikuti mata kuliah pendidikan kewarganegaraan, Adapun peran yang dapat di lakukan mahasiswa dalam menerapkan pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara adalah sebagai berikut. mewariskan nilai- nilai ideal pancasila kepada generasi muda di bawahnya. Membekali diri dengan pendidikan yang berlandaskan Pancasila. Memperkuat jati diri sebagai sebuah Bangsa. Penguatan nilai etik dan nasionalisme generasi muda. Pengambil peran dalam pengentasan dalam kemiskinan dan pendidikan. Keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi kampus dapat mengembangkanpengetahuan di bidang moralitas dan social, mahasiswa yang kritis terhadap suatu masalah akan melahirkan masalah intelektual yang mampu menciptakan ide-ide dan gagasan baru yang bersifat positif, dalam organisasi dapat menerapkan sila ke 4 kemusyawaratan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratn dan perwakilan, disini mahasiswa juga dapat mempersiapkan diri jadi pemimpin. Untuk dapat mempertahankan pancasila dan menerapkan nya Mahasiswa harus dapat menerima mata kuliah pendidikan pancasila, Pancasila sebagai ideologi juga dapat memberikan Orientasi,Asas,dan Pedoman Normative dalam bidang kehidupan Negara, sebagai Mahasiwa kita mempunyai sejarah yang sangat berpengaruh terhadapap kemajuan bangsa dan Negara, salah satu contoh nya adalah perpindahan rezim orba ke rezim reformasi. Di situ mahasiswa merupakan pelopor terbesar dalam perubahan sistem ketatanegaraan di Indonesia, dan oleh karena itu saat ini mahasiswa di harapkan dapat menjalankan pancasila yang telah menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia dan kembali menegakkan hal yang telah menyimpang dari pancasila, adapun untuk dapat berperan aktif dalam melaksanakan pancasila sebagai ideology bangsa, mahasiswa harus terlebih dahulu dapat menerapkan pancasila di dalam kehidupan yang bermasyarakat dan di kehidupan akademik. d. Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup pada masa reformasi tentunya banyak hambatan dan tantangan banyak terjadi pemberontakan yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain. Berikut tantangan penerapan Pancasila. Pengaruh globalisasi yang mempengaruhi dan mengancam nilai-nilai Pancasila globalisasi mengakibatkan kebebasan tanpa batas di mana munculnya paham-paham baru meniru kebudayaan luar yang bertolak belakang dengan nilai luhur. Munculnya ideologi baru seperti ideologi liberalis, kapitalis, dan hedonisme yang dibawa oleh pengaruh luar yang sangat bertolak belakang dengan ideologi kita Pancasila. Korupsi merupakan tantangan penerapan Pancasila pada masa orde lama sampai pada masa reformasi ini belum juga menemui titik terang untuk menyelesaikannya. Selanjutnya adalah menurunnya rasa persatuan dan kesatuan. Kondisi masyarakat yang diwarnai oleh kehidupan yang serba bebas (kebebasan berbicara, berorganisasi, berekspresi, berkomuniaksi, dan lain sebagainya). 2. Nilai-nilai Pancasila berhubungan dengan proklamasi dan pembukaan UUD 1945 a. Proklamasi Kemerdekaan merupakan suatu "Proclamation of Independence", sedangkan Pembukaan UUD 1945 adalah "Declaration of Independence". Pembukaan UUD 1945 adalah pernyataan kemerdekaan yang mengandung cita-cita luhur dari pada proklamasi kemerdekaan. Mengubah pembukaan UUD 1945 berarti pembubaran Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembukaan UUD 1945 adalah deklarasi kemerdekaan Indonesia yang memuat cita-cita luhur dari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Proklamasi tidak akan mempunyai arti tanpa deklarasi sebab tujuan proklamasi menjadi semata-mata hanya kemerdekaan. Sebaliknya, deklarasi baru mempunyai arti dengan adanya proklamasi yang melahirkan kemerdekaan sebagai sumber hukum terbentuknya NKRI. b. Hubungan proklamasi kemerdekaan dengan pembukaan UUD 1945 dapat dilihat dari penyataan kemerdekaan yang dijabarkan lebih lanjut dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu: Pada alinea pertama pembukaan UUD 1945 berisi alasan pernyataan proklamasi kemerdekaan. Bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Pada alinea kedua berisi perjuangan untuk kemerdekaan. Diuraikan juga kebanggaan dan kehormatan terhadap perjuangan dan adanya kesadaran bahwa keadaan sekarang tidak bisa dipisahkan dari keadaan sebelumnya. Pada alinea ketiga menjelasakan adanya motivasi moril dan motivasi material bangsa Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya. Hubungan Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 mempunyai korelasi jelas. Yaitu mengandung arti bahwa sejak tanggal 17 Agustus 1945 secara resmi bangsa dan negara Indonesia berdiri sendiri, terbebas dari belenggu penjajah bangsa asing. Dengan demikian, sejak saat itu bangsa dan negara Indonesia tidak terikat oleh pengaruh kekuasaan bangsa dan negara mana pun di dunia. Serta berkedudukan sederajat dengan negara-negara di dunia. c. Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara meliputi faktor eksternal dan internal. Adapun faktor eksternal meliputi hal- hal berikut. Pertarungan ideologis antara negara-negara super powerantara Amerika Serikat dan Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Soviet sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara super power. Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologiasing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara masif. Dampak konkritnya adalah kerusakan lingkungan,seperti banjir, kebakaran hutan. Adapun faktor internal sebagai berikut. Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang berorientasi pada kepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasilasering terabaikan. Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap rezim yang berkuasa sehingga kepercayaan terhadap ideologi menurun drastis. Dengan tantangan pancasila yang semakin berat, generasi bangsa diharapakan mampu menjaga dan mempertahankan Pancasila sebagi ideologi negara. 3. Pancasila sebagai sistem filsafat a. Menurut Kaelan dalam Pendidikan Pancasila, Pancasila bersifat organis artinya sila- sila Pancasila merupakan satu kesatuan dan keutuhan yang majemuk tunggal. Setiap sila tidak dapat berdiri sendiri dan tidak saling bertentangan. b. Hierarkis berarti tingat, sedangkan yang dimaksud bentuk Piramid dari kesatuan Pancasila ialah bahwa sila yang pertama dan seterusnya tiap-tiap sila bagi sila berikutnya adalah menjadi dasar dan tiap-tiap sila berikutnya itu merupakan penjelmaan atau pengkhususan dari sila yang mendahuluinya. c. Pancasila memang terancam sebagai ideologi nasional bangsa. Gerakan ini penting, sebab kalau tidak, maka kelompok-kelompok yang menamakan diri 'Bela Agama', 'Bela Islam' menganggap Pancasila itu tidak penting malah mungkin digantikan dengan yang lain. Tapi tentu, lanjutnya, butuh upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi ancaman tetapi tidak mudah. "Bahwa narasi Pancasila diulang-ulang, saya kita sifatnya mengingatkan. Untuk jangka pendek, enggak ada yang bisa dilakukan kecuali itu. Dalam jangka panjang butuh kerja keras, khususnya pendidikan." 4. Pancasila sebagai etika politik a. Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum, artinya selain Pancasila masih ada sumbersumber hukum yang lain. Sumber hukum belum tentu merupakan hukum dalam arti peraturan perundang-undangan. Hukum nasional yang bersumber dari Pancasila merupakan hasil eklektisasi dari berbagai sukmber hukum itu. Oleh sebab itu, hukum nasional Indonesia merupakan produk eklektik antar berbagai sumber hukum materiil yang ada di dalam masyarakat seperti Hukum Islam, Hukum Adat, Hukum Barat, dan konvensikonvensi internasional.Etika pada umumnya dimengerti sebagai pemikiran filosofis mengenai segala sesuatu yang dianggap baik atau buruk dalam perilaku manusia.Sedangkan hukum negara yakni hukum yang menjadi pijakan beberapa cabang pemerintahan dan yang harus mereka patuhi dalam menjalankan kekuasaan.Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia. Oleh karena itu, dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.Peran sentral terhadap cita demokrasi yang beriringan dengan cita nomokrasi adalah suatu keniscayaan. Pembangunan politik hukum melalui Peraturan Perundang-Undangan di Indonesia harus sesuai dengan Pancasila dan etika politik yang dibangun oleh para elite politik adalah suatu keharusan untuk memberikan sebuah gambaran besar untuk menghadapi persoalan bangsa saat ini. b. Pancasila sebagai ideologi reformatif, dinamis dan terbuka artinya bahwa ideologi pancasila bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan elastis, sehingga mampu menanggapi perubahan-perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dan teknologi. c. Pancasila sebagai system etika dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, yaitu. Pada zaman orde lama, pemilu diselenggrakan dengan semangat demokrasi yang diikuti banyak partai politik, tetapi dimenangkan empat partai politik, yaitu PNI, PARMUSI, PNU, dan PKI. Tidak dapat dikatakan bahwa pemerintahan di zaman orde lama mengikuti system etika Pancasila, bahkan ada tudingan dari pihak Orde baru bahwa pemilihan umum pada zaman orde lama dianggap terlalu liberal karena pemerintahan Soekarno menganut system demokrasi terpimpin, yang cenderung otoriter. Pada zaman Orde Baru system etika Pancasila diletakkan dalam bentuk penataran P-4. Pada zaman Orde Baru itu pula muncul konsep manusia Indonesia seutuhnya sebagai cerminan manusia berperilaku dan berakhlak mulia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Manusia Indonesia seutuhnya dalam pandangan Orde Baru, artinya manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maah Esa, yang secara kodrati bersifat monodualistik, yaitu makhluk rohani sekaligus jasmani, dan makhluk individu sekaligus makhluk social. Manusis sebagai makhluk pribadi memiliki emosi yang memiliki pengertian, kasih saying, harga diri, pengakuan, dan tanggapanemosional dari manusia lain dalam kebersamaan hidup. Manusia sebagai makhluk social, memiliki tuntutan kebutuhan yang makin maju dan sejahtera. Tuntutan tersebut hanya dapat terpenuhi melalui kerjasama dengan orang lain, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itulah, sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan social harus dikembangkan secara selaras, serasi, dan seimbang. Sistem etika Pancasila pada era reformasi tenggelam dalam eforia demokrasi. Namun seiring dengan perjalanan waktu, disadari bahwa demokrasi tanpa dilandasi system etika politik akan menjurus pada penyalahgunaan kekuasaan, serta menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. 5. Pancasila sebagai pengembangan ilmu a. Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu dapat mengacu pada beberapa jenis pemahaman. Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di Indonesia haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai-nilai Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri. Ketiga, nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara bertindak bangsa Indonesia. Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu). b. Pancasila sebagai paradigma ilmu Pentingnya Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu bagi mahasiswa adalah untuk memperlihatkan peran Pancasila sebagai rambu-rambu normatif bagi pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Selain itu, pengembangan ilmu dan teknologi di Indonesia harus berakar pada budaya bangsa Indonesia itu sendiri dan melibatkan partisipasi masyarakat luas.Oleh karena itu. kemajuan dan perkembangan IPTEK sangat diperlukan dalam upaya mempertahankan segala kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia serta menjawab segala tantangan zaman. Dengan penguasaan IPTEK kita dapat tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia sesuai dengan sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia. Maka dari itu, IPTEK dan Pancasila antara satu dengan yang lain memiliki hubungan yang kohesif. IPTEK diperlukan dalam pengamalan Pancasila, sila ketiga dalam menjaga persatuan Indonesia. Di lain sisi, kita juga harus tetap menggunakan dasar-dasar nilai Pancasila sebagai pedoman dalam mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi agar kita dapat tidak terjebak dan tepat sasaran mencapai tujuan bangsa. c. Berikut ini contoh penerapan atau pengamalan Pancasila di kehidupan sehari-hari, 1. Ketuhanan Yang Maha Esa Bagi siswa maupun warga negara Indonesia, contoh penerapan pada sila ke satu ialah beribadah dan berdoa. Tak hanya itu saja, contoh lain ialah menghormati antar pemeluk agama lain. Itu merupakan pengamalan sila ke 1. 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab Saling membantu satu sama lain dan tidak memilih dalam bergaul dan berteman adalah pengamalan sila ke 2. Contohnya, jika kamu punya teman yang tidak mempunyai buku pelajaran karena dari keluarga kurang mampu, maka kamu bisa meminjamkan atau malah memberikan buku kepada temanmu itu. 3. Persatuan Indonesia Mencintai dan memakai produk asli negeri sendiri merupakan contoh pengamalan sila ke 3. Contohnya, kamu membeli tas buatan asli Indonesia yang ada gambar Monas, Candi Borobudur atau bermotif batik. 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan Bermusyawarah dan berdiskusi merupakan contoh pengamalan sila ke 4. Ini bisa dilakukan ketika kamu berada di sekolah dan berdiskusi dengan teman untuk menyelesaikan suatu masalah. Baca juga: Pelajar Pancasila, Ini Alasan Solidaritas Harus Tumbuh 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Melaksanakan piket kelas dan bekerja sama merupakan pengamalan sila ke 5. Jadi, kalau kamu dapat jatah piket kelas ya harus dijalankan. d. Upaya menjaga dan menguatkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat dapat dilakukan dengan tiga hal yaitu melalui pendekatan budaya, internalisasi di semua level pendidikan, dan penegakan hukum terhadap hal-hal yang tidak sejalan dengan nilai- nilai Pancasila. Pertama, nilai-nilai Pancasila perlu dikuatkan dengan pendekatan budaya. Pemerintah melalui Kemdikbud harus menyusun strategi yang tepat, efektif, dan partisipatif tanpa paksaan. Hal ini bisa dilakukan dengan membangun fasilitas atau pos-pos budaya di semua wilayah dalam rangka melestarikan sekaligus mengembangkan kebudayaan lokal yang ada di masyarakat. Kedua, penguatan nilai- nilai Pancasila di sektor pendidikan. Generasi muda adalah masa depan bagi ideologi Pancasila. Saat ini paparan ideologi radikal mulai mengancam generasi-generasi muda kita. Lihat Foto Ilustrasi(KOMPAS) Pemerintah perlu memikirkan strategi yang efektif agar nilai-nilai Pancasila terinternalisasi dengan baik dalam kurikulum pendidikan nasional. Jika perlu, pemerintah bisa mengintervensi kurikulum yang digunakan di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan tinggi. Tidak sedikit sekolah- sekolah yang mengabaikan kurikulum berbasis nasional khususnya yang terkait dengan pengetahuan kebangsaan dan kebudayaan. Ketiga, penegakan hukum. Nilai- nilai Pancasila yang ada dalam konstitusi telah tercermin dalam sejumlah peraturan dan instrumen internasional yang telah diratifikasi untuk melindungi hak-hak warga negara. Pemerintah tak boleh segan-segan untuk menegakkan aturan hukum demi menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.