Anda di halaman 1dari 24

14/04/2021

PELABUHAN
PASANG SURUT DAN GELOMBANG

PASANG SURUT

1
14/04/2021

PASANG SURUT (Definisi)

Pasang naik dan pasang surut merupakan bentuk gerakan air laut yang terjadi
karena pengaruh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Hal ini
didasarkan pada hukum Newton yang berbunyi :

“Dua benda akan terjadi saling tarik menarik dengan kekuatan yang
berbanding terbalik dengan pangkat dua jaraknya”.

Berdasarkan hukum tersebut berarti makin jauh jaraknya makin kecil daya
tariknya, karena jarak dari bumi ke matahari lebih jauh dari pada jarak ke
bulan, maka pasang surut permukaan air laut lebih banyak dipengaruhi oleh
bulan.

PASANG SURUT

2
14/04/2021

PASANG SURUT (Pasang Purnama)

Pasang Purnama, ialah peristiwa


terjadinya pasang naik dan pasang
surut tertinggi (besar).
Pasang besar terjadi pada tanggal 1
(berdasarkan kalender bulan) dan
pada tanggal 14 (saat bulan
purnama).
Pada kedua tanggal tersebut posisi
bumi-bulan-matahari berada pada
satu garis (konjungsi) sehingga
kekuatan gaya tarik bulan dan
matahari berkumpul menjadi satu
menarik permukaan bumi.
Permukaan bumi yang menghadap ke
bulan mengalami pasang naik besar.

PASANG SURUT (Pasang Perbani)

Pasang Perbani, ialah peristiwa terjadinya


pasang naik dan pasang surut terendah (kecil).

Pasang kecil ini terjadi pada tanggal 7 dan 21


kalender bulan. Pada kedua tanggal tersebut
posisi matahari – bulan – bumi membentuk
susut 90°.

Gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi


berlawanan arah sehingga kekuatannya
menjadi berkurang (saling melemahkan)

3
14/04/2021

PASANG SURUT (Tipe Pasang Surut)

Terdapat tiga tipe dasar pasang


surut yang didasarkan pada
periode dan keteraturannya, yaitu:

pasang surut harian (diurnal),


tengah harian (semi diurnal) dan
campuran (mixed tides).

Dalam sebulan, variasi harian dari rentang pasang surut berubah secara sistematis
terhadap siklus bulan. Rentang pasang surut juga bergantung pada bentuk perairan dan
konfigurasi lantai samudera

PASANG SURUT (Tipe Pasang Surut)


pasang-surut harian tunggal (diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang
dan satu kali air surut. Terjadi di sekitar
selat Karimata, antara Sumatra dan
Kalimantan
pasang-surut harian ganda (semidiurnal
Dilihat dari pola gerakan muka lautnya, tide)
pasang-surut di Indonesia dapat dibagi Terjadi di Selat Malaka sampai ke Laut
menjadi empat jenis, yakni: Andaman
pasang-surut campuran condong harian
tunggal (mixed tide, prevailing semidiurnal)
Terjadi di sebagian besar perairan Indonesia
bagian timur
pasang-surut campuran condong harian
ganda (mixed tide, prevailing diurnal)
Terjadi di pantai selatan Kalimantan dan
pantai utara Jawa Barat

4
14/04/2021

PASANG SURUT (Tipe Pasang Surut)

PASANG SURUT (Tidal Range)

Kisaran pasang-surut (tidal range), yakni perbedaan tinggi muka air pada saat
pasang maksimum dengan tinggi air pada saat surut minimum, rata-rata berkisar antara
1 m hingga 3 m.

Tetapi di Teluk Fundy (Canada) ditemukan kisaran yang terbesar di dunia, bisa
mencapai sekitar 20 m. Sebaliknya di Pulau Tahiti, di tengah Samudera Pasifik, kisaran
pasang-surutnya kecil, tidak lebih dari 0,3 m, sedangkan di Laut Tengah hanya berkisar
0,10-0,15 m.

Di perairan Indonesia beberapa contoh dapat diberikan misalnya Tanjung Priok


(Jakarta) kisarannya hanya sekitar 1 m, Ambon sekitar 2 m, Bagan Siapi-api sekitar 4
m, sedangkan yang tertinggi di muara Sungai Digul dan Selat Muli di dekatnya (Irian
Jaya bagian selatan) kisaran pasang-surutnya cukup tinggi, bisa mencapai sekitar 7-8 m
(Nontji, 1987).

10

5
14/04/2021

PASANG SURUT (Arus Pasang Surut)

Pasang-surut tidak hanya mempengaruhi lapisan di bagian teratas saja, melainkan seluruh massa
air dan energinya sangat besar. Ekspedisi Snellius I (1929-1930) di perairan Indonesia bagian Timur
dapat menunjukkan bahwa arus pasang-surut masih dapat diukur pada kedalaman lebih dari 600 m
(Nontji, 1987)

Di perairan-perairan pantai, terutama di teluk-teluk atau selat-selat yang sempit, gerakan naik-
turunnya muka air akan menimbulkan terjadinya arus pasang-surut. Di tempat-tempat tertentu arus
pasang-surut ini cukup kuat.

Arus pasang-surut terkuat yang tercatat di Indonesia adalah di Selat Capalulu, antara P. Taliabu
dan P. Mangole (Kepulauan Sula), yang kekuatannya bisa mencapai 5 m/detik. Di selat-selat di antara
pulau-pulau Nusa Tenggara kekuatannya bisa mencapai 2,5-3 m/detik pada saat pasang purnama. Di
daerah-daerah lainnya kekuatan arus pasang-surut biasanya kurang dari 1,5 m/detik, sedangkan di laut
terbuka di atas paparan kekuatannya malah biasanya kurang dari 0,5 m/detik.

11

PASANG SURUT (Definisi Permukaan Air Laut)

12

6
14/04/2021

GELOMBANG PASANG SURUT (PERSAMAAN DASAR)

Gelombang pasang surut adalah gelombang atau fluktuasi muka air yang disebabkan oleh gaya
tarik menarik antara planet bumi dan planet-planet lain terutama dengan bulan dan matahari.
Pasang surut termasuk gelombang panjang dengan periode gelombang berkisar antara 12 dan 24
jam. Puncak gelombang pasang surut biasa disebut air pasang (high tide) dan lembahnya disebut
air surut (low tide).
Persamaan dasar gelombang pasang surut:

n
Z t  Z 0   Ai Cos (2t / Ti   i )
1

Keterangan: Zt = elevasi muka air pada saat t


Zo = muka air rerata diukur dari datum (biasanya LWS)
Ai = amplitudo masing-masing konstituen harmonik (M2, S2 dst)
Ti = periode masing-masing konstituen harmonik
 i = selisih fase masing-masing konstituen harmonik
n = jumlah komponen pasang surut.

13

GELOMBANG PASANG SURUT (KLASIFIKASI)


Pedoman penentuan muka air laut
Mean High Water Spring = MHWS
Tujuh komponen konstituen gelombang pasang surut
= Zo + (AM2 + AS2)
Relatif
No Sumber/Konsituen Simbol Periode
Amplitudo
Mean Low Water Spring = MLWS
1 Main Lunar, semi diurnal M2 12,42 100.00 %
= Zo – (AM2 + AS2)
2 Main Solar, semi diurnal S2 12,00 46,60
Highest High Water Spring = HHWS
3 Lunar Elliptic, semidiurnal N2 12,66 19,20
= Zo + (AM2 + AS2 +AK1 + AO1)
4 Lunar Solar, semidiurnal K2 11,97 12,70
Lowest Low Water Spring = LLWS
5 Lunar- Solar, diurnal K1 23,93 58,40
= Zo - (AM2 + AS2 +AK1 + AO1)
6 Main Lunar, diurnal O1 15.86 41,50
Highest Astronomical Tide = HAT
7 Main Solar, diurnal P1 24.07 19,40
= Zo +  Ai
Lowest Astronomical Tide = LAT
Klasifikasi gelombang pasang surut: = Zo -  Ai

AK 1  AO1 Bilamana :
F  0,25
F : pasang harian ganda
AM 2  AS 2 F  3,00 : pasang harian tunggal
0,25 < F < 1,50 : pasang campuran condong ke harian ganda
1,50 < F < 3,00 : pasang campuran condong ke harian tunggal

14

7
14/04/2021

GAMBAR TIPE PASANG SURUT

CONTOH PASANG
HARIAN GANDA,
CAMPURAN DAN
TUNGGAL

15

GELOMBANG

16

8
14/04/2021

GELOMBANG LAUT

Gelombang di laut :
Bentuk dan Arahnya tidak teratur
Tinggi dan Periodenya Berbeda-beda
Sulit diuraikan secara matematis karena tidak linier dan 3 dimensi

Beberapa Teori Gelombang :


Teori Airy (Small Amplitude Waves)
Teori Stokes (Finite Amplitude Waves)
Teori Cnoidal (Finite Amplitude Waves)
Teori Solitary (Finite Amplitude Waves)

17

TEORI GELOMBANG AIRY

Teori Gelombang Airy :


Diturunkan berdasar persamaan Laplace (Irrotational Flow) dg kondisi batas di permukaan air dan dasar laut.

Asumsi :
 Zat Cair homogen & Tidak termampatkan
 Tegangan permukaan diabaikan
 Gaya Coriolis akibat perputaran bumi diabaikan
 Tekanan pada permukaan air seragam dan konstan
 Zat Cair adalah Ideal shg berlaku aliran tak rotasional
 Dasar laut adalah tetap, horisontal dan impermeabel
 Amplitudo gelombang kecil thd panjang gelombang dan kedalaman air

18

9
14/04/2021

Untuk mempelajari gelombang, maka gelombang didekati


dengan gelombang sederhana atau sinusoidal

[sumber: www.marine.maine.edu]

Parameter Gelombang:
a : Amplitudo gelombang
H : tinggi gelombang ; jarak antara puncak dan lembah = 2a
L : Panjang gelombang ; jarak dari suatu puncak dengan puncak lain
T : Periode gelombang
 : elevasi muka air
  x, t   a cos  kx  t 
2 2
k  bilangan gelombang;  frekuensi sudut
L T gelombang

19

TEORI GELOMBANG AIRY

L
Puncak
 (x, t)
a H SWL
w 

u
Lembah 

Particle
d
Preassure orbit
z
d-(-y)=d+y
y=-d
x

20

10
14/04/2021

KLASIFIKASI GELOMBANG

Gelombang perairan dalam (gelombang pendek)

h 1 gLo
 Co 
L 2 2

Gelombang perairan menengah

1 h 1 gL  2 
  C2  tanh  h
20 L 2 2  L 

Gelombang perairan dangkal (gelombang panjang)

h 1
 C s  gh
L 20

21

GERAK PARTIKEL DI LAUT DALAM & LAUT DANGKAL

22

11
14/04/2021

GELOMBANG
(DEFORMASI GELOMBANG)

23

Penjalaran gelombang ke pantai:


• Kecepatan gelombang berkurang
akibat gesekan dasar
• Panjang gelombang menjadi lebih
pendek
• Proses perubahan tinggi gelombang
karena pendangkalan (shoaling)
• Terjadi pembelokan arah penjalaran
gelombang akibat perubahan
kecepatan (refraksi)
• Tinggi gelombang bertambah
sebelum pecah (gelombang pecah)
• Bila gelombang membentur ujung
pemecah gelombang  difraksi
Sumber:
http://www.seafriends.org.nz/oceano/waves.htm • Bila gelombang membentur dinding
vertikal, terjadi refleksi gelombang
dan dapat terbentuk gelombang
berdiri

24

12
14/04/2021

REFRAKSI GELOMBANG

Mekanisme:
Tinjau pantai sederhana
dengan garis pantai lurus
dan kontur kedalaman
sejajar garis pantai
Muka gelombang di
perairan lebih dalam
bergerak lebih cepat
daripada yang berada di
perairan dangkal,
sehingga terjadi
pembelokkan arah
penjalaran gelombang
(REFRAKSI)
Refraksi  cenderung
membuat muka gelombang
Sumber: www.seafriends.org.nz/oceano/waves.htm sejajar garis pantai

25

REFRAKSI GELOMBANG

26

13
14/04/2021

Refraksi
gelombang di
daerah tanjung dan
teluk ??
REFRAKSI GELOMBANG
penyebaran sinar
teluk gelombang
(divergensi)

Pengurangan energi
gelombang  tinggi
gelombang mengecil

tanjung

pemusatan sinar
gelombang
(konvergensi)

Sumber: piru.alexandria.ucsb.edu/
pemusatan energi gelombang 
tinggi gelombang membesar

27

REFRAKSI GELOMBANG

28

14
14/04/2021

PENDANGKALAN DAN REFRAKSI GELOMBANG

P  E.n.C E  1 gH 2
P1 B1 8
1
2
P1.B1  P2 .B2
E1.n1.C1.B1  E2 .n2 .C2 .B2
1 1
g .H12 .n1.C1.B1  g.H 22 .n2 .C2 .B2 P = Tenaga Gelombang
8 8 Ks = Koefisien Shoaling
H2 n1.C1 B1 n1C1
 Ks  KR = Koefisien Refraksi
H1 n2 .C2 B2 n2C2
H H B1
1
n  1 
2k .d 
 KR 
B1  '
2  sinh(2k .d )  B2 H0 H0 B2
29

HUKUM SNELLIUS  REFRAKSI GELOMBANG


C0 sin  0 sin  0
   konstan
C1 sin 1 sin  2

Beberapa aplikasi hukum Snellius


untuk perairan dalam dan dangkal

gL0
C0
 2  L0  sin0
Cs gd
 2 d sins

(Sumber: Dean dan Dalrymple, 1984)

L0
C0 T L sin  0
  0 
Sumber: UDOT Manual of Instruction Cs Ls Ls sin  s
T
30

15
14/04/2021

TABEL C-1, SHORE PROTECTION MANUAL (1984)

d/Lo d/L Ks=H/Ho’ (Koeff n Tanh(kd)


Shoaling/pendangkalan)-
tabel

0,01 0,04032 1,435 0,9792 0,2480

0,02 0,05763 1,226 0,9588 0,3470

0.03 0,07135 1,125 0,9388 0,4205

0,04 0,08329 1,064 0,9192 0,4802

0,05 0,09416 1,023 0,8999 0,5310

0,06 0,1043 0,9932 0,8811 0,5753

0,07 0,1139 0,9713 0,8627 0,6144

0,08 0,1232 0,9548 0,8448 0,6493

0,09 0,1322 0,9422 0,8273 0,6808

0.10 0,1410 0,9327 0,8103 0,7093

0,15 0,1833 0,9133 0,7325 0,8183

0,20 0,2251 0,9181 0,6677 0,8884

0,25 0,2679 0,9340 0,6120 0,9367

0,30 0,3121 0,9490 0,5777 0,9611

0,35 0,3579 0,9640 0,5501 0,9780

0,40 0,4050 0,9761 0,5314 0,9877

0,45 0,4511 0,9847 0,5192 0,9933

0,50 0,5018 0,9905 0,5115 0,9964

0,60 0,6006 0,9965 0,5040 0,9990

31

DIFRAKSI GELOMBANG

Terjadi jika gelombang membentur


ujung suatu breakwater

Terjadi transfer energi secara lateral, yaitu


terjadi pengurangan tinggi gelombang yang
terlindungi oleh breakwater

Hp = K d Hi
dimana :
Hp= tinggi gelombang di belakang breakwater
Hi= tinggi gelombang datang
Kd= koefisien difraksi

Sumber: http://www.bbc.co.uk/scotland/education

32

16
14/04/2021

DIFRAKSI GELOMBANG

33

TABEL KOEFISIEN DIFRAKSI (KD) (WIEGEL, 1962)

r/L  (derajat)
0 30 60 90 120 150 180

 = 300

0,5 0,61 0,68 0,87 1,03 1,03 0,99 1,00

1,0 0,50 0,63 0,95 1,05 0,98 1,01 1,00

2,0 0,40 0,59 1,07 0,96 0,98 0,99 1,00

5,0 0,27 0,55 1,04 1,02 0,99 1,01 1,00

10,0 0,20 0,54 1,06 0,99 1,00 1,00 1,00

 = 600

0,5 0,40 0,45 0,60 0,85 1,04 1,03 1,00

1,0 0,31 0,36 0,57 0,96 1,06 0,98 1,00

2,0 0,22 0,28 0,55 1,08 0,96 0,98 1,00

5,0 0,14 0,18 0,53 1,04 1,03 0,99 1,00

10,0 0,10 0,13 0,52 1,07 0,98 1,00 1,00

 = 900

0,5 0,31 0,33 0,41 0,59 0,85 1,03 1,00

1,0 0,22 0,24 0,33 0,56 0,96 1,05 1,00

2,0 0,10 0,18 0,26 0,54 1,08 0,96 1,00

5,0 0,10 0,11 0,16 0,53 1,04 1,02 1,00

10,0 0,07 0,08 0,13 0,52 1,07 0,99 1,00

34

17
14/04/2021

SHOALING H = Ks Ho
Dalam penjalarannya ke perairan
dangkal, panjang gelombang
memendek dan tinggi gelombang
semakin besar

Perubahan tinggi
gelombang Sumber: http://meted.ucar.edu/marine/
akibat pengaruh
refraksi dan
shoaling Dimana :
Ho= tinggi gelombang perairan dalam
H = tinggi gelombang yang dipengaruhi

H = Ho Kr Ks oleh shoaling dan/atau refraksi


Kr= koefisien refraksi
Ks= koefisien shoaling

35

PENDANGKALAN GELOMBANG

36

18
14/04/2021

REFLEKSI GELOMBANG

Bila gerakan gelombang dihalangi suatu penghalang, misal


dinding vertikal,maka akan terjadi pemantulan gelombang

Superposisi dari gelombang


yang datang dan yang
dipantulkan

Standing Waves

Node elevasi muka air nol


Antinode  tinggi gelombang
maksimum

(Sumber: Sorensen, 1993)

37

Besar kemampuan suatu bangunan memantulkan gelombang diberikan


oleh koefisian refleksi, yaitu perbandingan antara tinggi gelombang refleksi
Hr dan tinggi gelombang datang (Hi)
KR = Hr/Hi
Dinding vertikal dan tak permiabel memantulkan sebagian besar energi
gelombang. Pada gelombang seperti itu KR = 1
HR

HR =KRHi
Keterangan:

HR = tinggi gelombang refleksi
Hi = tinggi gelombang datang 
KR = koefisien refleksi

Hi

38

19
14/04/2021

Hi
i  cos(kx  t )
2
H
 r  i cos(kx  t )
2
H  H min
Hmaks H r  maks
2
H  H min
H i  maks
2
Hi
  i   r  (1  K R ) cos(kx). cos(t )
2
Hmin
KOEFISIEN REFLEKSI

No TIPE BANGUNAN KR

Hmaks 1 Dinding vertikal dengan 0,70 – 1,00


puncak di atas air

2 Dinding vertikal dengan 0,50 – 0,70


dinding terendam

3 Tumpukan batu sisi miring 0,30 – 0,60

4 Tumpukan blok beton 0,30 – 0,50

39

40

20
14/04/2021

GELOMBANG PECAH
Gelombang yg menjalar dr laut dlm menuju pantai akan mengalami
perubahan bentuk.
Di laut dalam bentuk gelombang adalah sinusoidal.
Di laut transisi dan dangkal, puncak gelombang semakin tajam sementara
lembah gelombang semakin landai.
Pada suatu kedalaman tertentu puncak gelombang sedemikian tajam
sehingga tidak stabil dan pecah. Setelah pecah, gelombang terus
menjalar ke pantai, dan semakin dekat dgn pantai tinggi gelombang
semakin berkurang.
Gelombang pecah dipengaruhi oleh kemiringan gelombang yaitu perbandingan
antara tinggi dan panjang gelombang.
Di laut dalam, kemiringan gelombang maksimum, dimana gelombang mulai tidak
stabil diberikan dalam bentuk :
Ho / Lo = 1/7 = 0,142
Pada kondisi kemiringan tersebut, kecepatan partikel di puncak gelombang
sama dengan kecepatan rambat gelombang. Kemiringan yang lebih tajam
dari batas maksimum tersebut menyebabkan kecepatan partikel dipuncak
gelombang lebih besar dari kecepatan rambat gelombang sehingga terjadi
ketidakstabilan dan gelombang pecah.

41

GELOMBANG PECAH
Tinggi gelombang akan mencapai suatu ketinggian tertentu
dimana kondisinya menjadi tidak stabil kemudian pecah

Kriteria gelombang pecah:

H 1 dimana :
  
L 7 δ = kecuraman gelombang = wave stepness
atau
H dimana :
 0, 7 8 d = kedalaman perairan
d

Kedalaman gelombang pecah:


Hb dimana :
db   1,3H b db = kedalaman perairan dimana gelombang pecah
0,78 Hb = tinggi gelombang pecah

42

21
14/04/2021

Graph. Hub antara Ho’/gT2 dan Hb/Ho’


(penentuan tinggi gel pch)
GELOMBANG PECAH

Gelombang dari deep water


menjalar ke pantai, pada saat
mencapai kedalaman
tertentu (db), gelombang
tersebut akan pecah. Tipe
gelombang pecah ada empat
macam: Spilling, Surging,
Plunging dan collapsing

db

43

GELOMBANG PECAH

44

22
14/04/2021

TIPE GELOMBANG PECAH


Spilling  terjadi di pantai yang landai

Plunging  Terjadi pada pantai yang lebih curam

Surging  Terjadi pada pantai yang sangat curam

Colapsing  kombinasi plunging dan surging

Sumber: www.nmm.ac.uk Sumber: www.nmm.ac.uk

Sumber: www.nmm.ac.uk
Sumber: maritime.haifa.ac.il/

45

TIPE GELOMBANG PECAH


Surging Breaking wave

Spilling Breaking wave

Plunging Breaking wave Collapsing Breaking wave

46

23
14/04/2021

TUGAS MANDIRI 4 DIKUMPULKAN


PADA TANGGAL 21 APRIL 2021
1. Coba terangkan hal-hal yang berhubungan dengan gelombang pasang surut terutama
mengenai :
a. Terjadinya
b. Periodenya
c. Pengaruhnya terhadap perencanaan pelabuhan
2. Sebutkan berbagai pengaruh gelombang yang merugikan (pasang surut, maupun gelombang
angin) terhadap Pelabuhan dan bagaimana cara mengatasinya.
3. Coba jelaskan secara singkat bagaimana memperoleh data gelombang dan bagaimana cara
mengolahnya.
4. Empat konstante pasang surut utama, AK1 = 50 cm; AO1 = 25 cm; AM2 = 15 cm; AS2 = 20 cm.
Bilamana datum yang dipakai adalah 0.00 MSL, maka :
a. Tentukan MHWS, HHWS, MLWS dan LLWS
b. Tentukan tipe pasang surut
5. Bangunan pantai dibangun pada suatu perairan dengan kedalaman -2,00 m (LWS). Pasang
surut 1,00 m pantai relative landai. Tentukan tinggi gelombang pecah (Hb) pada SS = 0,25 m
dan SLR = 30 cm
6. Diketahui pasang purnama pada elevasi +2,50 m, kecepatan angin rencana 20 m/dt.
Bilamana kedalaman perairan (h) = 20 m, Panjang fetch = 50 km dan kenaikan muka air laut
diperkirakan SLR = 25 cm. Tentukan muka air laut rencana (DWL).

47

24

Anda mungkin juga menyukai