Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Allah SWT dan didorong oleh motivasi yang sungguh-sungguh, akhirnya
Laporan Pendahuluan kegiatan “FS (Feasibility Study) Budidaya Ikan Air Payau di
Desa Teluk Batang Selatan” Kabupaten Kayong Utara Tahun Anggaran 2020 dapat
diselesaikan. Pekerjaan ini diselenggarakan oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan
Permukiman, dan Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Barat bekerjasama dengan
CV. INVOTECH selaku Pelaksana Pekerjaan.

Laporan Pendahuluan ini merupakan laporan pertama, yang terdiri dari 5 (lima) bab,
yaitu: Bab 1 Pendahuluan, Bab 2 Landasan Teori, Bab 3 Gambaran Umum Wilayah, Bab
4 Metodologi, dan Bab 5 Rencana Kerja.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dan
mendorong penyelesaian penyusunan laporan ini, dan mohon maaf jika laporan ini
masih banyak kekurangannya. Semoga laporan ini dapat memberikan gambaran
pelaksanaan kegiatan FS (Feasibility Study) Budidaya Ikan Air Payau di Desa Teluk
Batang Selatan Kabupaten Sambas selanjutnya.

Pontianak, November 2020


CV. INVOTECH

M. RIZKY FIRDAUS ARITONANG


Direktur
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Kayong Utara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Propinsi


Kalimantan Barat yang berada di wilayah penangkapan di WPP (wilayah
pengelolaan perikanan) 711. Di sebelah utara wilayah ini berbatasan dengan
Kabupaten Pontianak, wilayah barat berbatasan dengan Laut Natuna, wilayah
selatan dan Timur berbatasan dengan Kabupaten Ketapang. Kabupaten Kayong
Utara memiliki 103 pulau yang tersebar di empat kecamatan yaitu Kecamatan
Kepulauan Karimata (82 pulau), Simpang Hilir (2 pulau), Sukadana (9 pulau) dan
Pulau Maya (10 pulau), sedangkan Kecamatan Seponti dan Teluk Batang tidak
memiliki pulau-pulau.

Kabupaten Kayong Utara memiliki luas wilayah laut 10.380 km² yang tersebar
di lima kecamatan dengan luasan terbesar pada Kecamatan Kepulauan Karimata
7.200 km² dan Kecamatan Pulau Maya 2.544 km², tiga kecamatan lainnya memiliki
luasan laut berkisar 96-282 km², sedangkan Kecamatan Seponti tidak memiliki laut.
Kabupaten ini memiliki wilayah perairan umum berupa sungai (2.550 Ha) yang
tersebar di lima kecamatan, rawa tersebar di lima kecamatan (142 Ha) dan danau
tersebar di dua kecamatan (2 Ha). Kecamatan yang tidak memiliki sungai dan rawa
adalah Kecamatan Kepulauan Karimata dan kecamatan yang memiliki danau adalah
Kecamatan Pulau Maya dan Simpang Hilir. Selain itu, Kabupaten Kayong Utara juga
memiliki budi daya kolam sebesar 6.500 Ha (lima kecamatan), tambak 5.750 Ha
(empat kecamatan) dan budi daya laut di 11 Lokasi (Kecamatan Pulau Maya dan
Kecamatan Kepulauan Karimata).

Produksi perikanan kabupaten Kayong Utara tahun 2019 mencapai 23.948


ton dengan perincian total tangkapan perikanan laut mencapai 22.924 ton, perikanan
perairan umum 721,31 ton dan budi daya kolam 303,80 ton (Kayong Utara dalam
angka 2020). Hasil produksi ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2018 yang
mencapai 34.221,40 ton dimana hasil produksi budidaya mencapai 380,79 ton.
Potensi perikanan tangkap di Kabupaten Kayong Utara tersebar di lima
kecamatan dan terpusat wilayah di perairan Selat Karimata yang masuk wilayah
Kecamatan Pulau Maya dan Kepulauan Karimata. Nelayan Kabupaten Kayong Utara
umumnya nelayan tradisional, yang menggunakan perahu dengan ukuran <10 GT.
Nelayan ini biasa melakukan penangkapan ikan dengan lokasi yang tidak terlalu jauh
dari perairan pantai.

Potensi perikanan di Kabupaten Kayong Utara yang besar ini belum


sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal dikarenakan masih rendahnya ketersediaan
sarana dan prasarana penanganan hasil tangkapan (RPJD 2008-2025). Informasi ini
sejalan dengan hasil observasi dan wawancara di lapang yang dilakukan pada tahun
2016, bahwa teknologi penangkapan nelayan lokal masih belum mampu bersaing
dengan nelayan yang datang dari luar daerah dan produk olahan masih skala
tradisional. Tulisan ini bertujuan mengetahui langkah-langkah strategi yang akan
dilakukan dalam rangka mengembangkan perikanan tangkap di Kabupaten Kayong
Utara. sehingga pemerintah dapat mengambil langkah-langkah strategi alam upaya
pengembangan usaha perikanan tangkap khususnya perikanan tangkap yang ada di
Kabupaten Kayong Utara.

1.2. Referensi Hukum

Beberapa peraturan dan perundang-undangan yang dapat dijadikan referensi


hukum dalam pelaksanaan kegiatan ini, antara lain :

1. Undang-undang nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan,


Perikanan dan Kehutanan;
2. Undang-undang Nomor 26 Tahun tentang Penataan Ruang;
3. Undang-undang Nomor 26 Tahun tentang Pengembangan Kawasan Strategis
Cepat Tumbuh di Daerah;
4. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.01/MEN/2007 tentang
Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan;
5. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2007
tentang Monitoring Residu Obat, Bahan Kimia, Bahan Biologi dan Kontaminan
Pada Pembudidayan Ikan;
6. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.01/MEN/2007
tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pada
Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi;
7. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.02/MEN/2007
tentang Cara Budidaya Ikan yang Baik;
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor.06/Men/2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan.

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dari pekerjaan FS (feasibility study) Budidaya Ikan Air Payau di


Desa Teluk Batang Selatan adalah tersusunnya dokumen hasil kajian kelayaka studi
terhadap budidaya ikan air payau di Desa Teluk Batang Selatan Kecamatan Teluk
Batang Kanbupaten Kayong Utara.

Sedangkan tujuan dari kegiatan FS (feasibility study) Budidaya Ikan Air


Payau di Desa Teluk Batang Selatan adalah Tujuan yang hendak dicapai adalah
untuk menentukan kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi untuk meningkatkan
produksi budidaya perikanan air payau dan meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pengembangan wilayah dan
peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan mendorong berkembangnya sistem
dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan
terdesentralisasi di kawasan.

1.4. Sasaran dan Manfaat


Adapun sasaran kegiatan FS (feasibility study) Budidaya Ikan Air Payau di
Desa Teluk Batang Selatan adalah sebagai berikut :
1. Teridentifikasinya isu dan permasalahan yang berkaitan dengan budidaya
ikan air payau di Desa Teluk Batang Selatan Selatan Kecamatan Teluk
Batang Kabupaten Kayong Utara.
2. Terkumpul dan terkompilasinya data dan informasi yang berkaitan dengan
budidaya ikan air payau di Desa Teluk Batang Selatan Selatan Kecamatan
Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara.
3. Dikaji dan analisisnya data dan informasi yang berkaitan dengan budidaya ikan
air payau di Desa Teluk Batang Selatan Selatan Kecamatan Teluk Batang
Kabupaten Kayong Utara.
4. DIrumuskannya rekomendasi hasil kajian berupa arah kebijakan yang strategis
terkait budidaya ikan air payau di Desa Teluk Batang Selatan Selatan
Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara.

Manfaat dari kegiatan ini adalah :

1. Sebagai bahan masukan/ referensi bagi pemerintah daerah dalam mengambil


kebijakan terkait budidaya ikan air payau di Desa Teluk Batang Selatan
Selatan Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara.
2. Sebagai acuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui hal-
hal yang berkaitan dengan budidaya ikan air payau di Desa Teluk Batang
Selatan Selatan Kecamatan Teluk Batang Kabupaten Kayong Utara.

1.5 Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan ini adalah tersedianya dokumen
studi kelayakan budidaya ikan air payau yang berisi analisis kelayakan laus lahan
dan potensi lahan tambak di Desa Teluk Batang Selatan secara komprehensif.

1.6. Ruang Lingkup


Adapun ruang lingkup kajian FS (feasibility study) Budidaya Ikan Air Payau di
Desa Teluk Batang Selatan yaitu :
1. Mengidentifikasi dan menginventarisir data-data dari berbagai sumber yang
berkaitan dengan Budidaya Ikan Air Payau
2. Pengumpulan data dan informasi tentang Budidaya Ikan Air Payau
3. Kajian, analisis dan kompilasi data;
4. Rekomendasi hasil kajian terkait Budidaya Ikan Air Payau

1.7. Sistematika Laporan


Sistematika Penyusunan FS (feasibility study) Budidaya Ikan Air Payau di Desa
Teluk Batang Selatan terdiri dari beberapa bab dan susunan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan secara garis besar hal-hal pokok yang akan dibahas
dalam kegiatan ini, yaitu meliputi latar belakang masalah, tujuan dan sasaran,
manfaat, keluaran serta ruang lingkup yang meliputi ruang lingkup wilayah dan
materi.

BAB II LANDASAN TEORI


Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendasari pelaksanaan
kegiatan ini.

BAB III GAMBARAN UMUM


Pada bab ini diuraikan tentang gambaran umum secara adminstrasi, kondisi fisik,
jumlah dan kepadatan penduduk, isu strategis dan permasalahan lingkungan di
wilayah Kabupaten Sambas sebagai wilayah kajian dalam kegiatan ini.

BAB IV METODOLOGI
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai pendekatan dan metodologi yang dapat
membantu dalam proses pengerjaan laporan kegiatan ini.

BAB V RENCANA KERJA


Dalam bab ini diuraikan mengenai penjadwalan pekerjaan dan organisasi
pelaksanaan kegiatan
BAB II

LANDASAN TEORI
BAB III
GAMBARAN UMUM DAERAH
3.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Kayong Utara

3.1.1 Keadaan Geografis


Menurut undang-undang RI No. 6 Tahun 2007 dan Surat Mendagri No. 135/439/SJ
Tanggal 27 Februari 2007, luas wilayah Kabupaten Kayong Utara adalah 4.568,26 Km. Luas
wilayah ini relatif kecil jika dibandingkan wilayah Kabupaten/ Kota lain di Kalimantan Barat.
Secara geografis, Kabupaten Kayong Utara berada di sisi Selatan Propinsi Kalimantan Barat
atau berada pada posisi 00 43’ 5,15’’ Lintang Selatan sampai dengan 10 46’ 35,21’’ Lintang
Selatan dan 1080 40’ 58,88’’ Bujur Timur sampai dengan 1100 24’30,05’’ Bujur Timur.

Sedangkan secara administratif, batas wilayah Kabupaten Kayong Utara adalah sebagai
berikut:

Utara : Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Ketapang, dan Selat Karimata

Selatan : Selat Karimata dan Kabupaten Ketapang

Barat : Selat Karimata

Timur : Kabupaten Ketapang

Wilayah Kabupaten Kayong Utara terdiri dari 6 Kecamatan, di mana kecamatan-


kecamatan tersebut berbatasan langsung dengan laut. Dengan demikian masing-
masing kecamatan mempunyai potensi kelautan yang tentunya dapat dikembangkan guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Kecamatan Simpang Hilir memiliki luasan
paling besar yaitu 2.031,09 Ha dengan persentase 44,46 %. Kecamatan Teluk Batang
memiliki luasan paling kecil yaitu 213,82 Ha dengan persentase 4,68 % dari luas
keseluruhan Kabupaten Kayong Utara.
Tabel 3. 1 Luas Kecamatan di Kabupaten Kayong Utara

No Kecamatan Luas (Km2) Persentase (%)

1 Pulau Maya 1.105,30 24,20


2 Sukadana 517,33 11,32
3 Simpang Hilir 2.031,09 44,46
4 Teluk Batang 213,82 4,68
5 Seponti 417,74 9,14
6 Kepulauan Karimata 282,97 6,19
Sumber : Kabupaten Kayong Utara Dalam Angka,2019

3.1.2 Jenis Tanah dan Keadaan Tanah

Sebagian besar daerah Kabupaten Kayong Utara terdiri atas tanah kuarter ( 322.040
Hectar atau 76,30 persen ), intrusif dan plutonik asam ( 68.145 Hectar atau 16,14 persen ),
efusif tak dibagi ( 24.825 Hectar atau 5,88 persen ), intrusif dan plutonik basa menengah
( 6.325 Hectar atau 1,50 persen ), yang terhampar di sebagian besar setiap Kecamatan.
Formasi Geologi Kecamatan Sukadana memiliki tanah kuarter sebesar 50.120 Ha, 2.250 Ha
Intrusif dan Plutonik Basa menengah, 7800 Ha Efusif Tak Dibagi dan Intrusif & Plutonik
Asam. sedangkan Kecamatan Simpang Hilir memiliki Formasi Geologi 167.705 Ha tanah
Kuarter dan 755 Ha tanah Trias, 4.075 Ha Intrusif dan Plutonik Basa Menengah, 17.025
Efusif tak dibagi, 27.720 Ha Intrusif dan Plutonik Asam.
Kayong Utara menurut Kelas Lereng (Ha) khususnya Kecamatan Sukadana < 2 %
sebesar 37.690 Ha, kelas Lereng 2 – 14 % 35.818 Ha, Kelas Lereng > 40 % 21.412 Ha
dengan Jumlah total sebesar 94 920 Ha. Untuk Kecamatan Simpang Hilir untuk Kelas
Lereng <2 % sebesar 112.653 Ha, Kelas Lereng 2 – 14 % sebesar 87.949 Ha, Kelas Lereng
15 – 40 % sebesar 625 Ha, Kelas Lereng > 40 % sebesar 16.508 Ha dengan jumlah Total
217.280 Ha.

3.1.3 Iklim

A. Musim

Wilayah Kabupaten Kayong Utara dan umumnya di Indonesia, hanya dikenal dua
musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Musim kemarau biasanya terjadi pada bulan
Juni sampai dengan bulan September. Sedangkan musim penghujan biasa terjadi pada
bulan Desember sampai dengan bulan Maret. Keadaan ini berganti setiap setengah tahun
setelah melewati masa peralihan pada bulan April – Mei dan Oktober – November.
B. Temperatur

Temperatur udara di suatu daerah antara lain dipengaruhi oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dan iklim daerah tersebut. Kabupaten Kayong Utara sebagai salah satu
wilayah Indonesia yang beriklim tropis, salah satu cirinya adalah mempunyai temperature
udara yang relatif tinggi dan panas. Letak Kabupaten Kayong Utara yang relatif dekat
dengan garis Khatulistiwa semakin memperkuat temperature yang relatif tinggi sehingga
udaranya menjadi lebih panas.

C. Curah Hujan dan Angin

Rata-rata curah hujan di Kabupaten Kayong Utara sepanjang tahun 2018 adalah
202,7 mm, lebih rendah dari tahun sebelumnya. Curah Hujan tertinggi terjadi di bulan
Desember, 330,2 mm dan terendah di bulan Juli 38,6 mm. Curah hujan sebesar itu
termasuk tinggi dengan intensitas yang cukup, hal ini dipengaruhi oleh daerah yang memiliki
hutan tropis yang lebat dan disertai dengan kelembaban udara yang tinggi.

Tabel 3. 2 Curah Hujan di Kabupaten Kayong Utara 2018


Curah
Hari Hujan
No Bulan Hujan
(hari)
(mm)
1 Januari 199,6 13,2
2 Februari 121 9,8
3 Maret 218,7 12,6
4 April 311,8 14,4
5 Mei 245,3 14
6 Juni 154,6 8,2
7 Juli 38,6 2,8
8 Agustus 46,5 3,2
9 September 135,8 8,8
10 Oktober 301,5 16,8
11 November 328,8 21,6
12 Desember 330,2 21,8
Total 202,70 12,27
Sumber : BPS Kayong Utara 2019

Sedangkan rata – rata hari hujan pada tahun 2018 adalah 12 hari Jumlah hari hujan
terbanyak terjadi pada bulan November dan Desember. Sedangkan terendah terjadi pada
bulan Juli. Adanya perubahan iklim global pada beberapa tahun terakhir juga memberi
dampak langsung terhadap perubahan iklim di Kabupaten Kayong Utara. Hal ini terlihat
dengan adanya pergeseran pola curah hujan dan hari hujan dicermati keterbandingannya
antar waktu ke waktu dari tahun ke tahun. Jumlah curah hujan setiap bulan rata-rata adalah
202,70 mm dengan bulan terbanyak ialah Desember dengan jumlah 330,2 mm Dengan
tingkat curah hujan yang cukup tinggi di Kayong Utara, biasanya akan selalu disertai
kecepatan angin yang tinggi pula.
3.2 Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Kayong Utara pada tahun 2018 sebanyak 110.899
jiwa, yang terdiri dari 50,85% laki-laki dan 49,15% perempuan. Rasio jenis kelamin
penduduk Kabupaten Kayong Utara sebesar 103. Hal ini berarti penduduk Kabupaten
Kayong Utara didominasi penduduk laki-laki. Berdasarkan kelompok umur, penduduk
Kabupaten Kayong Utara didominasi oleh penduduk berusia 0-14 tahun.
Kepadatan penduduk Kabupaten Kayong Utara sebesar 37,04 jiwa/km2. Dari enam
kecamatan di Kabupaten Kayong Utara, kecamatan paling padat penduduk yaitu Kecamatan
Teluk Batang, dan kecamatan paling renggang yaitu Kecamatan Kepulauan Karimata.
Tabel 3. 3 Kependudukan di Kabupaten Kayong Utara
Kecamatan Km2 % Jiwa % Jiwa/Km2
Pulau Maya 1.105,30 24,20 15.343,00 13,84 13,88
Sukadana 517,33 11,32 25.101,00 22,63 48,52
Simpang Hilir 2.031,09 44,46 33.166,00 29,91 16,33
Teluk Batang 213,82 4,68 21.974,00 19,81 102,77
Seponti 417,74 9,14 11.718,00 10,57 28,05
Kepulauan Karimata 282,97 6,19 3.597,00 3,24 12,71
Total 4.568,25 100,00 110.899,00 100,00 37,04
Sumber : Kabupaten Kayong Utara Dalam Angka,2019

Tabel 3. 4 Kependudukan Menurut Jenis Kelamin


di Kabupaten Kayong Utara
Kecamatan Laki-laki Perempuan Jumlah
Pulau Maya 8714 8019 16733
Sukadana 14723 13928 28651
Simpang Hilir 18980 17862 36842
Teluk Batang 13624 12946 26570
Seponti 6893 6335 13228
Kepulauan Karimata 2024 1926 3950
Total 64958 61016 125974
Sumber : Kabupaten Kayong Utara Dalam Angka,2019

Anda mungkin juga menyukai