Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
berjudul “Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit” ini dalam waktu
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Kimia XII. Makalah ini
tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan laporan praktikum ini sangat penulis
harapkan.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca,
khususnya guna mengetahui sifat koligatif larutan elektrolit dan non elektrolit.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Sifat koligatif adalah sifat-sifat fisis larutan yang hanya bergantung pada konsentrasi
partikel zat terlarut, tetapi tidak pada jenisnya. Sifat koligatif larutan meliputi tekanan uap,
penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik. Sifat koligatif terutama
penurunan titik beku dan tekanan osmosis memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan
sehari-hari. Beberapa penerapan penurunan titik beku dapat mempertahankan kehidupan
selama musim dingin. Penerapan tekanan osmosis ditemukan di alam, dalam bidang
kesehatan, dan dalam ilmu biologi adapun penerapanya pada Hewan-hewan yang tinggal di
daerah beriklim dingin, seperti beruang kutub, mereka memanfaatkan prinsip sifat koligatif
larutan penurunan titik beku untuk bertahan hidup. Darah ikan-ikan laut mengandung zat-zat
antibeku yang mempu menurunkan titik beku air hingga 0,8 oC. Dengan demikian, ikan laut
dapat bertahan di musim dingin yang suhunya mencapai 1,9oC karena zat antibeku yang
dikandungnya dapat mencegah pembentukan kristal es dalam jaringan dan selnya. Hewan-
hewan lain yang tubuhnya mengandung zat antibeku antara lain serangga , ampibi, dan
nematoda. Tubuh serangga mengandung gliserol dan dimetil sulfoksida, ampibi mengandung
glukosa dan gliserol darah sedangkan nematoda mengandung gliserol dan trihalose .. Berikut
ini penjelasan mengenai penerapan sifat koligatif larutan dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan
1. siswa mempunyai sikap mandiri,teliti,jujur dan percaya diri
2. siswa memperoleh pengalaman langsung dalam kehidupan sehari hari tentang sifat koligatif
larutan
3. siswa dapat mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi titik didih dan titik beku larutan
4. siswa dapat membedakan sifat koligatif diri larutan elektrolit dan non elektrolit
BAB II
DASAR TEORI
Dalam kimia, larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat.
Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan
zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau
solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan dinyatakan dalam konsentrasi
larutan, sedangkan proses pencampuran zat terlarut dan pelarut membentuk larutan disebut
pelarutan atau solvasi.
Konsentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di
dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta
(part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan
sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi).
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat
terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat
terlarut). Hukum Roult merupakan dasar dari sifat koligatif larutan. Keempat sifat itu ialah:
Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadai dua macam, yaitu sifat larutan
nonelektrolit dan elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah
jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit
jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut maka
sifat koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit.
Larutan merupakan suatu campuran yang homogen dan dapat berwujud padatan, maupun
cairan. Akan tetapi larutan yang paling umum dijumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat
tertentu dilarutkan dalam pelarut berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu.
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu
sendiri. Namun sebelum itu kita harus mengetahui hal- hal berikut:
• Molar, yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan
• Molal,yaitu jumlah mol zat terlarut dalam 1 kg larutan
• Fraksi mol, yaitu perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol zat pelarut dan zat
terlarut.
P = Po – P
Karena X1 = 1-X2 untuk larutan yang terdiri atas dua komponen, maka hukum Roult
dapat ditulis:
P larutan = X pelarut . P pelarut
Jadi, perubahan tekanan uap pelarut berbanding lurus dengan fraksi mol zat terlarut.
Tanda negatif menyiratkan penurunan tekanan uap. Tekanan uap selalu lebih rendah diatas
larutan encer dibandingkan diatas pelarut murninya.
Tb = Kb ( n x 1000 )
p
Tb = besar penurunan titik beku
Kb = konstanta kenaikan titik didih
m = molalitas dari zat terlarut
n = jumlah mol zat terlarut
p = massa pelarut
Harga Kb bervariasi untuk masing-masing pelarut. K b diperoleh dengan mengukur
kenaikan titik didih dari larutan encer yang molalitasnya diketahui (artinya, mengandung zat
terlarut yang diketahui jumlah dan massa molalnya). Titik didih larutan merupakan titik
didih pelarut murni ditambah dengan kenaikan titik didihnya atau T b = Tb + Tb (Oxtoby,
2001).
Titik didih adalah suhu saat tekanan uap jenuh cairan sama dengan tekanan udara
luar.Kenaikan titik didih adalah selisih titik didih larutan dnegan titik didih pelarut. Faktor
yang mempengaruhi kenaikan titik didih adalah konsentrasi (molalitas) dan harga Kb.
Semakin tinggi konsentrasi, kenaikan titik didih larutan semakin tinggi. Semakin tinggi harga
Kb, kenaikan titik didih larutaN semakin tinggi.Kenaikan titik didih tidak dipengaruhi oleh
jenis zat ang terlarut.Titik didih larutan NaCl 3 gram lebih tinggi daripada titik didih pelarut
murni (air).Gula tidak mempengaruhi kenaikan titik didih larutan, yang mempengaruhi
adalah knsentrasi masing-masing bahan.Terjadinya penyimpangan dapat menyebabkan
perbedaan hasil dengan literature.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut:Yang pertama
adalah bahwa penambahan zat terlarut pada suatu pelarut murni akan menyebabkan turunnya
suhu titik beku dari pelarut murni tersebut ( Larutan akanmemiliki titik beku lebih rendah
dibandingkan titik beku pelarut murni ). Semakin banyak waktu yang diberikan maka
semakin rendah titik beku yang dihasilkan. Dari penelitian yang kami telah lakukan, kami
dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
Proses terjadinya penurunan titik beku dikarenakan adanya perubahan dari tekanan
uap, biasanya diakibatkan oleh masuknya suatu zat terlarut lain maka titik bekunya akan
berubah (nilai titik beku akan berkurang);
Keadaan titik beku pelarut murni setelah dicampur zat terlarut akan menjadi lebih
rendah dibawah titik beku pelarut murni yang semula yaitu dibawah 0 oC, zat terlarut akan
berpengaruh pada penurunan titik beku larutan karena pada suatu pelarut murni, zat terlarut
akan menyebabkan turunnya suhu titik beku dari pelarut murni tersebut.
Garam dapur berfungsi sebagai zat yang menurunkan titik beku es batu sehingga es
batu tidak akan membeku pada suhu 0oC, sehingga ketika sebuah larutan diletakkan didalam
gelas kimia, akan terbentuk sebuah sistem antara larutan es batu yang suhunya 0 oC(l) dengan
larutan uji yang ada didalam larutan.
Sedangkan larutan gula merupakan larutan non elektrolit sehingga ketika dibekukan
maka akan membeku lebih cepat karena massa molar zat terlarut( gula) lebih besar, sehingga
mengakibatkan jumlah partikel lebih sedikit,keadan inilah yang menyebabkan titik beku
larutan gula lebih rendah