Telah kita ketahui bersama bahwa dalam sejarah peradaban manusia, peran agama
menjadi satu hal yang sangat penting dalam kehidupan. Agama pada dasarnya adalah untuk
menjadi pedoman sekaligus sebagai pegangan hidup manusia dalam menjalankan
aktifitasnya sebagai khalifah dimuka bumi. Semakin kesini peran agama tidak lagi begitu
nampak, bukan karena ketidak adanya relevansi agama dengan zaman yang terus
berkembang, melainkan karena setiap manusia mulai menjauhkan agama dalam
kesehariannya. Maka dari itu, dalam tulisan ini penulis mengajak kita semua untuk kembali
lagi pada titik dimana agama menjadi satu-satunya penentu arah kehidupan.
Agama dalam bahasa Arab disebut sebagai Ad- Din ( atau AL-Din ).Din dapat juga
diartikan sebagai cara hidup ( way of life). Suatu sistem, pedoman hidup, dan juga peraturan-
peraturan yang menyeluruh tentang tata cara hidup yang benar. Sekali lagi, yang dimaksud
dengan hidup adalah kehidupan disini dan kini. Islam adalah Ad- Din yang telah diwahyukan
Allah kedapa Rasulnya SAW sebagai rahmat bagi semesta alam. Ia adalah Ad- Din yang
berintikan kepada dua hal, yaitu iman dan amal. Sedangkan kehidupan di akhirat
digambarkan dalam Al quran tetapi bukan merupakan bagian dari aturan agama.
Agama dan wahyu Allah juga diturunkan sebagai petunjuk bagi manusia karena
keterbatasan jangkauan akal manusia dan sifat-sifat dasar manusia yang cenderung lemah.
Fitra manusia yang dapa awalnya baik dan bahwa manusia sebahai ciptaan Allah yang terbaik
( Ahsanu Taqwim) ala berpotensi jatu kedalam jurang yang paling rendah (asfala safilin ) bila
tak dibimbing oleh wahyu tuhan.
Makna Islam
Islam dalam makana generiknya adalah sikap pasrah dan tunduk (al- inqiyad wa al-
khudu) Islam sebagai agama sempurna menyempurnakan segala kekurangan dari ajaran-
ajaran nabi sebelum muhammad. Penyempurnaan tersebut tidak hanya dari segi akidah tetapi
juga dari segala bentuk ibadah dan ahlak termasuk yang di sempurnakan juga adalah kondisi
kehidupan sosial, ekonomi, politik bangsa arab pada saat itu. Jadi pada dasarnya semua
agama sama yang menyembah satu tuhan. Semua ajaran agama mengajarkan untuk tunduk
dan pasrah pada kepentingan tuhan .ajaran-ajaran agama hanya berbeda pada soal dan
ketentuan syariat. Khususnya pada ajaran agama islam, islam yang hadir belakangan
bertujuan untuk memperbaiki setiap perbedaan tersebut .hanya saja pengikut –pengikut ajaran
terdahulu tidak terima dengan kehadiran islam yang di bawah oleh muhammad.
Islam ialah agama yang mempercayai satu tuhan, yakni Allah dengan lebih satu
seperempat miliar orang pengikut diseluruh dunia, menjadikan islam sebagai agama terbesar
kedua di dunia setelah agama kristen. Islam mempunyai maksud penyerahan atau pelimpahan
diri sepenuhnya kepada tuhan, pengikut ajaran islam di ketahui dengan panggilan muslim
yang bermakna seorang yang taat kepada tuhan atau lebih lengkapanya ialah muslimin untuk
pria dan muslimah untuk wanita.
Islam adalah agama yang diturunkan kepada manusia sebagai rohmat bagi alam
semesta . ajaran-ajarannya selalu membawa keselamatan bagi kehidupan manusia di dunia
ini. Allah swt sendiri telah menyatakan hal ini, sebagaiman yang telah tersebut dalam (QS: 2)
“kami tidak menurunkan Al Quran ini kepadamu agar kamu kamu menjadi susah “. Artinya
bahwa umat manusia yang mau mengikuti petunjuk Al Quran ini, akan dijamin oleh Allah
bahwa kehidupan mereka akan bahagia dan sejahtera dunia dan akhirat. Sebaliknya siapa saja
yang membangkan dan mengingkari ajaran islam ini, niscaya dia akan mengalami kehidupan
yang sempit dan penuh penderitaan .
Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk selalu beramal dan berkarya, untuk
selalu menggunakan pikiran yang di berikan Allah untuk mengolah alam dunia ini menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan manusia. Dengan demikian islam telah berperan
sebagai pendorong manusia untuk “ berbudaya”. Dan dalam satu waktu islamlah yang
meletakkan kaidah,norma dan pedoman, sampai disini mungkin bisa dikatakan bahwa
kebudayan itu sendiri, berasal dari agama.
Misi kedatangan islam bermula ketika agama-agama sebelumnya tidak mampu lagi
menjawab kebutuhan manusia akan aktualiasi kebutuhan spiritual terhadap kekuatan ghoib.
Islam hadir dengan menawarkan konsep-konsep penyempurnaan terhadap agama
sebelumnya. Konsep-konsep tersebut berupa jawaban terhadap kebutuhan manusia. Manusia
memiliki sebuah fitrah yang telah ada sejak proses penciptaan.sebab fitrah merupakan
bawaan alami yang melekat dalam diri manusia.
Berdasarkan bentuknya agama terbagi atas agama samawi dan agama ardi. Agama
samawi adalah agama wahyu,agama langit,agama yang di bawah melalui perantara nabi atau
rasulnya. Sedangkan agama ardi adalah agama bumi, agama budaya, agama filsafat, agama
rayau agama yang di ciptakan manusia itu sendiri. Berdasarkan sebuah bentuk agama tersebut
maka kita dihadapakan untuk memilih agama,apakah agama samawi (Yahudi, Nasrani, dan
Islam) ataukah agama ardi (Hindu, Budha, Shintu, Konhucu dan termasuk aliran
kepercayaan.
Setelah pembahasan tersebut,selanjutnya manusia dihadapkan pada pilihan untuk
memilih satu agama, apakah agama samawi ataukah agama ardi. Untuk menjawab pertanyaan
tersebut manusia perlu memerlukan proses panjang, proses yang berliku-liku sebab pencarian
terhadap agama hakiki tak sama perbandingannya dengan pencarian dengan sebuah
organisasi manusia.
Untuk menentukan agama mana yang perlu dimiliki oleh manusia, manusia perlu
mengetahui dulu alasan untuk beragama. Agama samawi sebagai agama wahyu yang
datangnya dari Allah yang di sampaikan kepada umat manusia melalui perantara utusannya.
Agama wahyu pada esensinya adalah agama yang perlu dengan kasih sayang (Ar-Rahman –
Ar- Rahim) dari Allah kepada seluruh umatnya agar manusia memiliki pedoman keselamatan
dalam mengarungi segala aktifitas kehidupan duniawi dan ukhrawi. Berdasarkan uraian
singkat di atas maka kita bisa ambil kesimpulan bahwa untuk selamat dalam menjalani
kehidupan maka manusia haruskha untuk berpedoman pada agama samawi sebab agama
samawi adalah agama yang di wahyukan kepada manusia melalui para nabi-rasulnnya .
Sebagaimana biasa kita ketahui dan dengar bahwa inti Nilai-Nilai Dasar Perjuangan
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang disahkan dalam kongres IX di Malang pada tahun
1969 adalah Iman, Ilmu dan Amal.Sebagaiman ditegaskan dalam teks NDP HMI pada bab 8 :
kesimpulan dan penutup, yang berbunyi, dengan demikian tugas hidup manusia menjadi
sangat sederhana, yaitu beriman, berilmu, dan beramal.
Semenjak disahkannya NDP ini sebagai landasan gerak dan landasan berpikirnya
Kader-Kader HMI, konsep iman, dan amal tersebut telah mengakar dalam HMI. Ketiga kata
kunci itu ( iman,ilmu dan amal) memiliki kaitan yang sangat jelas, kokoh, dan tidak
terceraikan. Pengabaian terhadap salah satunya akan membuat kehidupan kehilangan makna.
Iman tanpa pembuktian amal saleh adalah merupakan bentuk kepercayaan yang tidak
ada buktinya. Iman tanpa ilmu juga akan mudah terjerumus pada kesyirikan amal saleh atau
kerja individu dan atau kerja kemanusiaan tanpa ditopang ilmu pengetahuaan maka kerja-
kerja kebaikan itu akan dapat membahayakan dirinya dan orang lain. Artinya, ketiga- tiganya
tidak boleh dipisahkan. Dalam bukunya Nurcholish Madjid ( Cak Nur) yang berjudul Islam,
Doktrin dan Peradaban mengatakan, bahwa ketiganya adalah tiga polah hidup manusia yang
tidak boleh dipisahkan. Jika kita ada logika ia seperti segitiga, ketiga sudut saling berkaitan.
Jika ditilik ke masa sekarang, NDP HMI hanya menjadi “ gagah- gagahan “ saja bagi
Kader-Kader HMI hanya materi-materi formalitas belakan dalam pelatihan HMI. Bahkan
ada Kader-Kader HMI sendiripun tidak mau membacanya. Menjadikan NDP HMI hanya
sekedar aksip Organisasi belaka. Akibatnya adalah arah perjuangan HMI saat ini pun tidak
jelas lagi kemana. Sehingga nuansa nuansi politik praktis dan konflik terjadi sesama Kader-
Kader HMI. Sebagai Kader HMI, kiranya kita terus meningkatkan pemahaman terhadap NDP
MHI. Membudayakan diskusi-diskusi tentang NDP, meningkatkan bacaan-bacaan keislaman.
Dan menjadikan NDP HMI sebagai landasan gerak dan landasan perjuangan HMI. ( Ibnu
Arsib)
Meskipun NDP berpotensi ideologis, NDP tidak boleh diperlakukan sebagai dogma
taken for granted oleh kader-kader HMI. NDP bagi HMI tidaklah sama dengan al-quran
bagi umat Islam. Karena itu meskipun perumusannya didasarkan pada wahyu yang bersifat
mutlak, NDP tak lebih dari sekedar hasil interpretasi manusia yang nilai kebenarannya relatif.
NDP bolehlah dikatakan sebagai satu usaha berupa landasan filosofis untuk mencapai yang
mutlak, kebenaran, yaitu Tuhan itu sendiri. Keberadaan NDP harus disikapi secara kritis. Cak
Nur sendiri selaku salah seorang perumus NDP, ketika ditanya apakah NDP masih relevan
dengan kondisi sekarang ataukah perlu diganti, mengatakan bisa saja, asal tingkat
intelektualitasnya tidak lebih rendah dari yang ada sekarang. (Hanafi Ali Lakesmas).