Anda di halaman 1dari 14

Pemberian obat secara

Intramuscular dan Intrakutan


Dosen Pengampu : Ibu Apt. Rahmayati Rusnedy, S.Farm., M.Si

Kelompok 3 :
1. Alfatillah Siti Nurjannah 6. Meli Kastia
2. Amanda Putri Zulianty 7. Nur Afiza Putri
3. Asih Amelya 8. Nurhaliza
4. Diandra Dwitaviany 9. Wulandari
5. Febi Masari
A. Pengertian
Injeksi intramuscular (IM) adalah pemberian obat/ cairan dengan cara dimasukkan
langsung ke dalam otot (muskulus).

Pemberian obat secara intramuscular dapat dilakukan pada bagian tubuh yang
berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk syaraf, misalnya pada
bagian bokong, dan kaki bagian atas, atau pada lengan bagian atas.

Sedangkan suntikan intracutan (IC) adalah suatu tindakan membantu proses


penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan kulit atau indra dermis tepat
dibawah startum korneun.
B. Hal yang Perlu Diperhatikan
dalam Pemberian Obat
1. Intramuscular (IM)
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat secara Intramusular (IM) :

1. Tempat injeksi

2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan

3. Kondisi atau penyakit klien

4. Obat yang tepat dan benar

5. Dosis yang diberikan harus tepat

6. Pasien yang tepat

7. Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar


2. Intrakutan (IC)

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian obat secara Intrakutan (IC) :
1. Tempat injeksi
2. Jenis spuit dan jarum yang digunakan
3. Infeksi yang mungkin terjadi
4. Kondisi atau penyakit klien
5. Pasien yang tepat
6. Obat yang benar
7. Dosis yang benar
8. Waktu yang benar
9. Cara atau rute pemberian obat yang benar
C. Indikasi dan Kontraindikasi
dalam Pemberian Obat
1. Intramuscular (IM)
Indikasi dalam pemberian obat secara Intramuscular biasa dilakukan pada pasien
yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk
diberikan obat secara oral. Kontraindikasi dalam pemberian obat secara
Intramuscular, yaitu : infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
benjolan tulang, dan otot atau saraf besar dibawahnya.
2. Intrakutan (IC)
Indikasi dalam pemberian obat secara Intrakutan biasa dilakukan pada pasien yang
membutuhkan tes alergi (mantoux tes), pasien yang akan melakukan vaksinasi,
menegakkan diagnose penyakit, dan sebelum memasukkan obat. Kontraindikasi dalam
pemberian obat secara Intrakutan, yaitu : pasien yang mengalami infeksi pada kulit,
pasien dengan kulit terluka,
dan pasien yang sudah dilakukan skin tes.
D. Prosedur Kerja dalam Pemberian Obat
1. Intramuscular (IM)
Persiapan alat dan bahan :
a. Spuid steril dengan isi dari 2 hingga 10 cc (untuk maksud
tertentu hingga 20 cc)
b. Jarum suntik steril dengan panjang yang cukup untuk dapat
menusuk otot dengan baik (+- 6,5 cm)
c. Bak injeksi
d. Bengkok
e. Kassa
f. Obat yang akan digunakan
g. Gergaji kecil untuk memotong ampul (bila perlu)
h. Handscone
i. Kapas alcohol
j. Cairan pelarut atau cairan steril
k. Daftar buku obat/ catatan jadwal pemberian obat
Tindakan :
a. Persiapkan alat terlebih dahulu
b. Letakkan alat didekat pasien agar lebih mudah
c. Pastikan apakah obat yang akan diberikan kepada pasien tepat, dengan cara melihat label obat dan buku catatan
d. Jelaskan kepada pasien tindakan yang akan dilakukan
e. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
f. Pakai handscoen
g. Ambil spuit, kemudian lepaskan penutupnya
h. Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis, setelah itu letakkan kedalam bak injeksi. Sebelum
itu pastikan lagi apakah obat yang akan diberikan sudah benar
i. Periksa tempat yang akan dilakukan tindakan penyutikan
j. Desinfeksi dengan kapas alcohol daerah yang akan dilakukan tindakan penyuntikan
k. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus
l. Setelah jarum masuk, lakukan aspirasi spuit. Bila tidak ada darah, masukan obat secara perlahan hingga habis
m. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikkan dengan kapas alcohol, tutup spuit
kembali dan kemudian letakkan spuit yang telah digunakan kedalam bengkok.
n. Lihat kembali obat yang telah diberikan kepada pasien
o. Catat reaksi, jumlah dosis, dan waktu pemberian
p. Lepaskan handscoen dan bersihkan peralatan yang telah digunakan
q. Cuci tangan
2. Intrakutan (IC)
Persiapan alat dan bahan :
a. Daftar buku obat/ catatan jadwal pemberian obat
b. Obat dan tempatnya
c. Spuit 1 cc/ spuit insuin/ sesuai kebutuhan
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut
f. Kapas alcohol dan tempatnya
g. Jarum sesuai kebutuhan
h. Perlak, alas, dan nierbeken/ bengkok
i. Handscoen
Tindakan :
a. Cuci tangan
b. Berdiri di sebelah kanan pasien
c. Bebaskan daerah yang akan disuntik. Bila menggunakan baju
lengan panjang, buka dan naikan
d. Pasang perlak di bawah bagian yang disuntik
e. Buka obat dengan cara :
f. Flakon/ vial : buka tutup metal, lakukan disenfeksi tutup karet dengan kapas alcohol. Apabila
persediaan obat dalam flakon masih berupa bubuk larutan dengan aquabidest sebanyak yang
terancam pada petunjuk penggunaan obat
g. Flakon/ vial : isap udara sebanyak cairan yang diperlukan.Tusuk jarum dengan posisi bavel tegak.
Suntikkan udara kedalam flakon. Bidik flakon, dengan tangan kiri memegang flakon dengan ibu jari
dan jari tengah, sedangkan tangan kanan memegang ujung barrel dan plugger. Jaga ujung jarum
dibawah cairan. Biarkan tekanan udara membantu mengisi obat dalam
keadaan spuit. Setelah selesai, tarik jarum dari flakon.
h. Ampul : ketuk obat yang ada diujung, patahkan leher ampul dengan menggunakan kain kasa
i. Ampul : masukan jarum kedalam ampul, isap obat. Jaga ujung jarum berada dibawah cairan setelah selesai
tarik jarum dari ampul
j. Buang udara dalam spuit, tutup kembali kemudian masukkan ke dalam bak injeksi
k. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan disuntik
l. Tegangkan daerah yang akan disuntik dengan tangan kiri
m. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap keatas yang sudutnya 15 – 20 ̊terhadap permukaan kulit
n. Semprotkan obat hingga menjadi gelembung
o. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan massage
p. Setelah penyuntikan, area penyuntikan tidak boleh di
desinfeksi
q. Rapikan pasien
r. Rapikan alat
s. Cuci tangan
Kesimpulan
Pemberian obat secara intramuscular dapat dilakukan pada bagian tubuh yang
berotot besar, agar tidak ada kemungkinan untuk menusuk syaraf, misalnya
pada bagian bokong, dan kaki bagian atas, atau pada lengan bagian atas.

Pemberian obat secara intramuscular dilakukan agar absorpsi obat lebih cepat.
Sedangkan dalam pemberian obat secara intracutan, merupakan suatu
tindakan membantu proses penyembuhan melalui suntikan kedalam jaringan
kulit, injeksi intracutan dimasukkan langsung ke lapisan epidermis tepat dibawah
startum korneun.
SILAHKAN BILA ADA PERTANYAAN
SEMOGA BERMANFAAT
SEKIAN DAN TERIMAKASIH…..

Anda mungkin juga menyukai