Menganalisa Perilaku Pembeli (IV)
Menganalisa Perilaku Pembeli (IV)
Faktor budaya.
Faktor budaya memiliki pengaruh yang luas dan mendalam terhadap perilaku
pembelian bagi seorang konsumen. Disini dapat dirinci menjadi peran budaya, sub
budaya, dan kelas sosial pembeli.
Budaya, merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar.
Seorang anak akan mendapatkan kumpulan nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku
dari keluarganya dan lembaga-lembaga penting lainnya. Anak yang hidup di Negara
maju memperoleh nilai-nilai sebagai berikut : prestasi dan keberhasilan, aktivitas,
effisiensi dan kepraktisan, kemajuan, kenikmatan materi, individualisme dan
sebagainya. Begitu pula sebaliknya dalam budaya lain seperti masyarakat di
pedalaman Afrika, komputer tidak akan memiliki arti apa-apa dan tidak akan ada yang
bersedia untuk membelinya.
Sub Budaya, setiap budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang
memberikan lebih banyak ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggota-anggotanya.
Sub budaya terdiri dari bangsa, agama, suku, kelompok ras, dan daerah geografis. Sub
2
budaya dapat membentuk segmen pasar penting, sehingga pemasar banyak yang
merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan
mereka.
Kelas sosial, pada dasarnya semua masyarakat memiliki strata sosial. Strata
tersebut kadang-kadang berbentuk kelas, dimana anggota kelas yang berbeda
dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kelas
mereka.
Kelas, adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang
tersusun secara hirarkhis dan memiliki anggota dengan nilai-nilai, minat, dan perilaku
yang serupa.
Kelas sosial memiliki ciri-ciri. Pertama, orang-orang dalam kelas yang sama
cenderung bertingkah laku lebih seragam daripada orang-orang dari kelas yang
berbeda. Kedua, orang-orang merasa menempati posisi yang inferior atau superior
sehubungan dengan kelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial seseorang ditandai
seperti, pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan, dan pandangan terhadap
nilai-nilai. Keempat, individu dapat pindah dari satu kelas ke kelas yang lain (keatas
atau kebawah) sepanjang hidup mereka.
Karakteristik tujuh kelas sosial utama di USA.
1. Atas-Atas (kurang dari 1 %). Elit sosial yang hidup dengan kekayaan warisan dan
memiliki keluarga yang terkenal. Mereka mempunyai rumah lebih dari satu,
menyekolahkan anak-anaknya disekolah terbaik, suka berbelanja, dan berbusana
konservatif. Mereka pasar untuk barang-barang antik, perhiasan, rumah dan
liburan.
2. Atas-Bawah (sekitar 2%). Orang yang memiliki penghasilan atau kekayaan yang
besar karena kemampuan yang luar biasa dalam profesi atau bisnisnya. Mereka
berusaha membeli symbol status untuk keluarganya, seperti rumah yang mahal,
sekolah, perahu layar mewah dan mobil. Mereka merupakan OKB (orang kaya
baru) dengan pola konsumsi yang menyolok dengan tujuan memberi kesan pada
orang-orang dibawahnya. Ambisi mereka untuk dapat diterima dalam kelas Atas-
Atas.
3. Menengah-Atas (12%). Tidak memiliki keluarga dan kekayaan yang luar biasa.
Mereka telah mencapai posisi karier professional, wiraswasta, manajer
3
Faktor Sosial.
Perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status.
Kelompok acuan seseorang, adalah terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan
kelompok keanggotaan.
Beberapa kelompok keaggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman
tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi secara terus menerus dan informal.
Kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi
perdagangan, yang cenderung lebih formal dan berinteraksi yang tidak begitu rutin.
4
Faktor pribadi.
Keputusan pembelian seseorang juga banyak dipengaruhi olek karakteristik
pribadi. Karakteristik tersebut adalah usia dan tahap siklus hidup seseorang, pekerjan,
keadaan/kondisi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Faktor psikologis.
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama,
yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, serta keyakinan dan pendirian.
Motivasi, seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa
kebutuhan bersifat dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan
lain muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan,
atau rasa memiliki. Banyak teori-teori motivasi yang terkenal seperti teori motivasi
S. Freud, Abraham Maslow, dan Frederick Herzberg.
Persepsi, adalah proses bagaimana seorang individu memilih, mengorganisasi,
dan menginterprestasi masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran
yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga
pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu
yang bersangkutan. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang
sama, karena itu seorang pemasar mesti berhati-hati dalam mempertimbangkan proses
persepsi ini.
5