Mengenal Persaingan (VI)
Mengenal Persaingan (VI)
Mengenal Persaingan
Michel porter dalam Kotler mengidentifikasi lima kekuatan yang menentukan daya
tarik laba jangka panjang dari suatu segmen pasar, yaitu sebagai berikut :
1. Ancaman persaingan segmen yang ketat. Suatu segmen menjadi tidak menarik jika
ia telah memiliki pesaing yang banyak, kuat, atau agresif. Ia bahkan menjadi lebih
tidak menarik jika segmen tersebut stabil atau menurun, jika penambahan kapasitas
pabrik dilakukan dalam jumlah yang besar, Jika biaya tetap tinggi, jika penghalang
keluar besar, atau jika pesaing memiliki kepentingan yang besar untuk tinggal pada
segmen tersebut. Kondisi ini akan menyebabkan sering adanya perang harga, perang
iklan dan pengenalan produk baru, sehingga akan menjadi sangat mahal bagi
perusahaan untuk bersaing.
2. Ancaman pendatang baru. Daya tarik suatu segmen berbeda-beda menurut tingkat
penghalang masuk dan keluarnya. Segmen yang paling manarik adalah yang
memiliki penghalang masuk yang tinggi dan penghalang keluar yang rendah.
Sedikit perusahaan baru yang dapat memasuki industri, dan perusahaan yang
berkinerja buruk dapat dengan mudah keluar. Jika penghalang masuk dan
penghalang keluar tinggi, maka potensi laba akan tinggi, namun resikonya lebih
besar karena perusahaan yang berkinerja buruk harus tetap tinggal dan berjuang
keras disana. Jika penghalang masuk dan keluar rendah, perusahaan dengan mudah
masuk dan keluar dari industri, dan pengembalian stabil dan rendah. Kasus terburuk
adalah jika penghalang masuk rendah dan penghalang keluar tinggi. Disini
perusahaan-perusahaan akan masuk dalam situasi yang menguntungkan namun sulit
untuk keluar dalam situasi yang buruk. Akibatnya adalah kelebihan kapasitas yang
kronis dan penurunan penghasilan bagi semua pihak.
3. Ancaman produk substitusi. Suatu segmen menjadi tidak menarik jika terdapat
substitusi actual atau potensial dari suatu produk Substitusi membatasi harga dan
laba yang dapat dihasilkan oleh suatu segmen. Perusahaan harus mengamati secara
dekat trend harga substitusi. Jika kemajuan tehnologi atau persaingan meningkat
dalam industri substitusi, harga dan laba dalam segmen tersebut mungkin akan
menurun.
4. Ancaman peningkatan kekuatan berunding/bargaining power pembeli. Segmen
menjadi tidak menarik jika pembeli memiliki kekuatan negoisasi yang kuat atau
semakin meningkat. Pembeli akan berusaha memaksa harga dturunkan, meminta
lebih banyak kualitas dan pelayanan, dan membuat pesaing saling beradu, yang
kesemuanya menjadi beban profitabilitas penjual. Kekuatan berunding pembeli jika
mereka menjadi lebih terkonsentrasi atau terorganisir, jika produk tersebut
merupakan bagian yang signifikan dari biaya pembeli, jika produk tersebut tidak
terdiferensiasi, jika biaya pindah pembeli rendah, jika pembeli peka terhadap harga
karena laba yang rendah, atau jika pembeli dapat melakukan integrasi kehulu.
2
Untuk melindungi diri mereka, penjual dapat memilih pembeli yang memiliki
kekuatan berunding yang paling rendah atau dalam mengganti pemasok. Pertahanan
yang lebih baik adalah mengembangkan penawaran unggulan yang tidak dapat
ditolak oleh pembeli yang kuat.
5. Ancaman peningkatan kekuatan berunding pemasok. Segmen menjadi tidak
menarik jika para pemasok perusahaan mampu menaikkan harga atau mengurangi
kuantitas yang mereka pasok. Pemasok cenderung menjadi kuat jika mereka
terkonsentrasi atau terorganisir, jika terdapat sedikit substitusi, jika produk yang
dipasok adalah produk masukan yang penting, jika biaya berpindah pemasok tinggi,
dan jika pemasok dapat melakukan integrasi kehilir. Pertahanan terbaik adalah
membangun hubungan win-win solution dengan pemasok atau memakai banyak
sumber pasokan.
Mengidentifikasi Pesaing.
Didalam mengidentifikasi para pesaingnya, perusahaan dapat membedakan empat
tingkat persaingan bedasarkan tingkat substitusi produk :
1. Persaingan merek. Terjadi apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya
adalah perusahaan lain yang menawarkan produk dan jasa yang serupa pada
pelanggan yang sama dengan harga yang sama. Misal, produsen sepeda motor
Honda mungkin menganggap pesaing utamanya adalah Yamaha, Suzuki, Kawasaki,
dan perusahaan sepeda motor lainnya yang berharga relatif sama. Akan tetapi ia
tidak akan menganggap dirinya bersaing dengan Harley Davidson atau dengan
perusahaan motor besar lainnya.
2. Persaingan industri. Apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya
adalah semua perusahaan yang membuat produk atau klas produk yang sama.
Disini Honda akan menganggap dirinya bersaing dengan semua perusahaan
manufaktur sepeda motor.
3. Persaingan bentuk. Apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah
semua perusahaan yang memproduksi produk yang memberikan jasa yang sama.
Disini Honda akan menganggap dirinya bersaing tidak hanya dengan perusahaan
manufaktur sepeda motor, melainkan juga dengan perusahaan manufaktur mobil,
truk, dan sepeda.
4. Persaingan generik. Apabila suatu perusahaan menganggap para pesaingnya adalah
semua perusahaan yang bersaing untuk mendapatkan Rupiah konsumen yang sama.
Disini Honda akan menganggap dirinya bersaing dengan perusahaan yang menjual
barang konsumsi yang tahan lama seperti, rumah baru, dan liburan keluar negeri.