OLEH :
NIM : 201902007
A. Latar Belakang
Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernapasan yang menyerang
bronkus. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak yang lingkungannya banyak
polutan, misalnya orang tua yang merokok dirumah, asap kendaraan bermotor, asap
hasil pembakaran pada saat masak yang menggunakan bahan bakar kayu. Di
Indonesia masih banyak keluarga yang setiap hari menghirup polutan ini, kondisi ini
menyebabkan angka kejadian penyakit bronkhitis sangat tinggi (Marni, 2014).
Bronkhitis adalah suatu peradangan pada bronkus, bronkhiali, dan trakhea (saluran
udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan
sembuh sempurna.Tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun
(misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan usia lanjut, bronkhitis bisa
menjadi masalah serius (Arif, 2008).
B. Tujuan
Mengetahui pengertian bronkhitis.
Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus
lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut
disebabkan oleh perubahan- perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi
elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus.
2. Anatomi
1) Rongga Hidung (Cavum Nasialis)
Rongga hidung tersusun dari tulang rawan dan memiliki 2 buah rongga dengan 1
buah sekat. Disamping itu, di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut
halus (Silia) dan selaput lendir (Mukosa). Adanya rambut-rambut halus dan
selaput lendir berfungsi : Menyaring udara pernafasan yang masuk,
menyesuaikan suhu udara yang masuk, Menyesuaikan kelembaban udara yang
masuk.
2) Tekak (Faring)
Tekak (Faring) terletak dibelakang rongga hidung dan mulut. Tekak tersusun dari
otot lurik dengan panjang kurang lebih 4 cm. Pada tekak ini merupakan
persimpangan antara saluran pencernaan dengan saluran pernafasan.
Pada pangkal tenggorokan (Laring) terdapat sebuah katup yang disebut epiglotis.
Epiglostis ini berfungsi mengatur jalannya makanan dan udara pernafasan sesuai
dengan salurannya masing-masing. Disamping itu, pada pangkal tenggorokan
juga terdapat pita suara yang merupakan organ penghasil suara pada manusia.
6) Paru-Paru (Pulmo)
Paru-paru terletak di dalam rongga dada dan terdiri dari 2 bagian, yaitu paru-
paru kanan terdiri dari 3 gelambir (Lobus) dan paru-paru kiri terdiri dari 2
gelambir (Lobus). Pada bagian luar paru-paru terdapat selaput pembungkus
paru-paru yang disebut Pleura. Sementara itu, pada ujung bronkiolus terdapat
gelembung-gelembung udara yang disebut alveolus. Di alveolus inilah terjadi
pertukaran gas oksigen dengan gas karbon dioksida secara difusi. Oleh karena
itu, alveolus mempunyai dinding yang elastis yang banyak mengandung kapiler
darah.
3. Etiologi
Penyebab bronkhitis sampai sekarang masih belum diketahui dengan jelas. Pada
kenyataannya kasus-kasus bronkhitis dapat timbul secara congenital maupun di
dapat.
4. Patofisiologi
Virus (penyebab tersering infeksi) - Masuk saluran pernapasan - Sel mukosa dan sel
silia - Berlanjut - Masuk saluran pernapasan(lanjutan) - Menginfeksi saluran
pernapasan - Bronkitis - Mukosa membengkak dan menghasilkan lendir - Pilek 3-4
hari - Batuk (mula-mula kering kemudian berdahak) - Riak jernih - Purulent - Encer -
Hilang - Batuk - Keluar - Suara ronchi basah atau suara napas kasar - Nyeri subsernal
- Sesak napas - Jika tidak hilang setelah tiga minggu - Kolaps paru segmental atau
infeksi paru sekunder (pertahanan utama).
5. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang ada yaitu :
a. Batuk Membandel
b. Sulit Disembuhkan
Bisa sering atau tidak tapi sulit disembuhkan. Dalam sebulan batuk pileknya
lebih dari seminggu dan baru sembuh dua minggu, lalu berulang lagi.
Batuknya bisa muncul malam hari, baru tidur sebentar batuknya 'grok-grok'
bahkan sampai muntah. Bisa juga batuk baru timbul menjelang pagi. "Atau
habis lari-lari, ia kemudian batuk-batuk sampai muntah.
b. Demam ringan.
c. Tidak dapat makan dan gangguan tidur. d. Retraksi atau tarikan pada
dinding-dinding dada, suprasternal, interkostal dan subkostal pada
inspirasie.
d. Cuping hidung.
e. Nafas cepat.
g. Batuk-batuk.
h. Wheezing.
i. Iritabel.
j. Cemas.
6. Komplikasi
a. Bronkhitis akut yang tidak ditangani cenderung menjadi bronkhitis kronis.
b. Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak gizi kurang
dapat terjadi Othithis Media, Sinusitis dan Pneumonia.
f. Pneumonia.
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia.
3) Banyak minum.
4) Inhalasi.
5) Nebulizer.
b. Tindakan Medis
1. Pengkajian
Data dasar pengkajian pada pasien bronkhitis :
Aktivitas/Istirahat
Sirkukasi
Edema dependent.
Integritas Ego
Makanan/Cairan
Gejala : Mual/muntah.
Hygiene
Pernafasan
Gejala : Batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari selama minimun
3 bulan berturut – turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun.Episode batuk hilang
timbul.
Warna pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku, abu – abu keseluruhan.
Keamanan
Adanya/berulangnya infeksi.
Seksualitas
Interaksi Sosial
2. Diagnosa
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
mukusditandai dengan batuk berdahak, ronchi.
3. Intervensi Keperawatan
Menyusun Prioritas
Diagnosa Keperawatan
1. Setelah diberikan askep selama 3x24 jam diharapkan bersihan jalan napas
kembali efektif dengan out come :
Intervensi
1. Mandiri
c. Berikan pasien posisi semi/fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan
latihan batas dalam.
Kolaborasi :
2. Mandiri
b. Tinggikan kepala tempat tidur, bantu pasien untuk memilih posisi yang
mudah untuk bernapas. Dorong napas dalam perlahan atau tapas bibir
sesuai kebutuhan/toleransi.
c. Auskultasi bunyi napas, catat area penurunan aliran udara dan atau bunyi
tambahan.
4. Evaluasi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi
mukus.Tercapainya keefektifan bersihan jalan nafas:tidak ada batuk berdahak,
tidak ada ronchi.