Buku Manajemen SDM (Wiyati Pemda DKI) - Edit Bayu
Buku Manajemen SDM (Wiyati Pemda DKI) - Edit Bayu
DAYA MANUSIA
KAJIAN TEORITIS PENGELOLAAN
PEGAWAI SEKTOR SWASTA & APARATUR SIPIL NEGARA
Wiyati
Apriyuanda Giyant Bayu Pradana
KATA PENGANTAR
Secara khusus buku ini segaja ditulis untuk pengayaan bahan bacaan
untuk lingkungan pendidikan, yaitu para peserta pendidikan dan pelatihan dalam
konteks pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia, namun juga
sesuai untuk dibaca oleh para pengajar maupun mahasiswa secara umum.
Disamping itu, buku ini dapat juga menjadi bahan referensi bagi siapa saja yang
tertarik kepada bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.
1. Bab I berisi Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia yang terdiri atas
Pengertian Manajemen Sumber Manusia, Peran Manajemen Sumber Daya
Manusia dalam organisasi, Ruang lingkup manajemen, Ruang lingkup
Manajemen Sumber Daya Manusia, Tantangan manajemen sumber daya
manusia dan Kompetensi Profesional SDM.
2. Bab II berisi Perencanaan Sumber Daya Manusia yang terdiri atas
Pengertian dan Manfaat Perencanaan Sumber Daya Manusia, Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perencanaan Sumber Daya Manusia,Tujuan
Perencanaan SDM, Proses Perencanaan SDM, Teknik Peramalan dan
Perencanaan SDM.
3. Bab III berisi Analisis Pekerjaan yang terdiri atas Pengertian Analisis
Pekerjaan, Pentingnya Informasi Analisis Pekerjaan, Tujuan Analisis
Pekerjaan,Manfaat Analisis Pekerjaan, Fungsi Analisis Pekerjaan, Teknis
Pengumpulan Informasi Analisis Pekerjaan, Aplikasi Informasi Analisis
Pekerjaan, Tahapan Analisis Pekerjaan.
4. Bab IV berisi Mendesain Pekerjaan yang terdiri atas Pengertian Desain
Pekerjaan, Deskripsi Pekerjaan, Teknik Desain Pekerjaan, Faktor Yang
Mempengaruhi Desain Pekerjaan.
5. Bab V berisi Rekruitmen Sumber Daya Manusia yang terdiri atas Pengertian
Rekruitmen, Tujuan dan Filosofi Rekruitmen, Teknik rekruitmen).
6. Bab VI berisi Seleksi Tenaga Kerja yang terdiri atas Pengertian Seleksi
Tenaga Kerja, Faktor-faktor Dalam Seleksi Tenaga Kerja, Dasar
kebijaksanaan dalam seleksi.
7. Bab VII berisi Penempatan Pegawai dan Orientasi yang terdiri atas
pengertian penempatan, program pengenalan, penempatan tenaga kerja dan
orientasi.
8. Bab VIII berisi Pelatihan Tenaga Kerja yang terdiri atas Pengertian dan Jenis
Pelatihan, Tujuan dan Manfaat Pelatihan, Tahap-tahap Pelatihan, Metode
Pelatihan, Komponen dalam Proses Pelatihan.
9. Bab IX berisi Pengembangan Sumber Daya Manusia) berisi Pengertian,
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Manfaat pengembangan Sumber
Daya Manusia, Langkah-langkah untuk di tempuh.
10. Bab VIII berisi Penempatan Pegawai dan Orientasi) berisi pengertian
penempatan , program pengenalan, penempatan tenaga kerja dan orientasi.
11. Bab X berisi Perencanaan Karier yang terdiri atas Pengertian Karier dan
Perencanaan Karier dan Faktor- factor yang mempengaruhi Perencanaan
Karier.
12. Bab XI berisi Motivasi yang terdiri atas Pengertian Motivasi, Proses
Timbulnya Motivasi, Jenis dan Teori Motivasi.
Buku ini terwujud setelah dorongan dan motivasi dari teman-teman
widyaiswara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pusdiklat Penanggulangan
Bencana BNPB. Kami penulis buku sangat berterima kasih dan memberikan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
penyusunan buku ini.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Kepala BPSDM Ibu
Budihastuti dan Plt. Kapusdiklat PB BNPB, Bapak Bagus Tjahjono yang telah
memotivasi, membantu dan memfasilitasi penulisan buku ini dari awal hingga
selesai.
Penulis,
Wiyati
A. Pengertian ......................................................................................................
B. Manfaat Perencanaan SDM ...........................................................................
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Sumber Daya Manusia ...
D. Tujuan Perencanaan SDM .............................................................................
E. Proses Perencanaan Sumber Daya Manusia ...............................................
F. Teknik Peramalan dan Perencanaan SDM ...................................................
Fungsi Manajerial
a. Perencanaan
Pemimpin yang berhasil akan mengerti dan mencurahkan waktunya untuk
perencanaan. Perencanaan adalah proses penentuan tindakan untuk mencapai
tujuan.Sehubungan dengan perencanaan kepegawaian , pimpinan harus mampu
mengajukan dan menjawab pertanyaan sebagai berikut : Apa yang harus
dilakukan? Bagaimana itu dilakukan? Siapa yang melakukan, Kapan dilakukan?
Mengapa dilakukan. Dimana dilakukan?
Fungsi manajemen kepegawaian adalah membantu pimpinan untuk memberikan
informasi yang lengkap dan bentuk nasehat atau saran-saran yang berhubungan
dengan kepegawaian.
b. Pengorganisasian.
Setelah diadakan perencanaan, tindakan selanjutnya adalah membentuk
organisasi untuk melaksanakan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
pengorganisasian dibentuk struktur organisasi dan dalam struktur itu nantinya
ditunjukkan bagaimana hubungan antara satu unit dengan unit lainnya. Dalam
pengorganisasian ini juga ditemukan adanya fungsi-fungsi yang berbeda pada
unit-unit organisasi tetapi mempunyai tujuan sama.
c. Pengarahan
Sesudah diadakan pengorganisasian, maka tahap selanjutnya adalah
pengarahan. Pengarahan berarti member petunjuk dan mengajak para pegawai
agar mereka berkemauan secara sadar untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan yang telah ditentukan organisasi.Pengarahan disebut dengan istilah lain
misalnya penggerakkan (actuating), motivasi (motivating) Pemberian perintah
(commanding). Jadi ditekankan dala pengarahan ini agar pegawai bekerja
dengan sukarela, tidak terpaksa.
d. Pengendalian
Pengendalian berarti melihat, mengamati dan menilai tindakan atau pekerjaan
pegawai, apakah mereka benar-benar melaksanakan tugas sesuai dengan
tupoksinya. Pengendalian membandingkan hasil yang dicapai pegawai dengan
target atau hasil yang dicapai. Kalau ada penyimpangan perlu diperbaiki.
a. Pengadaan (Rekruitment)
Fungsi operasional manajemen kepegawaian adalah memperoleh jumlah dan
jenis pegawai yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi, fungsi ini terutama
berkaitan dengan penentuan kebutuhan pegawai dan penarikannya, seleksi dan
penempatannya. Penentuan kebutuhan pegawai menyangkut mutu dan jumlah
pegawai.
b. Pengembangan (development)
Setelah pegawai diterima, perlu dibina dan dikembangkan. Pengembangan ini
bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan melalui pelatihan, workshop, seminar,
bimtek atau lainnya. Kegiatan ini penting untuk menyesuaikan diri dengan
perkembangan dan kemajuan teknologi.
c. Kompensasi (compensation)
Kompensasi adalah pemberian penghargaan kepada pegawai sesuai dengan
sumbangan mereka untuk orgaisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Kompensasi bisa berbentuk uang ataupun lainnya.
d. Pengintegrasian (Integration)
Pengintegrasian adalah penyesuaian sikap-sikap, keinginan pegawai dengan
keinginan organisasi dan keinginan masyarakat. Dalam hal pengintegrasian ini
individu diminta untuk mengubah pandangan, kebiasaan, sikap sesuai dengan
tujuan organisasi.
e. Pemeliharaan (Mantenance)
Pemeliharaan berarti berusaha untuk mempertahankan dan
meningkatkannkondisi yang telah ada. Apa yang telah diterima dsn dinikmsti
pegawai hendaklah tetap dipertahankan.
f. Pensiun (separation)
Fungsi pensiun adalah berhubungan dengan pegawai yang sudah lama bekerja.
Fungsi utama manajemen kepegawaian adalah menjamin pegawai yang akan
pensiun. Dana pensiun sumbernya dari potongan gaji pegawai yang
bersangkutan pada waktu masih aktif.
1. Tantangan Globalisasi
Globalisasi telah membuat pasar-pasar yang baru, produk-produk yang baru,
pemikiran atau ide-ide yang baru, kompetisi baru. Pada masa yang akan
datang harus disadari bahwa SDM akan membutuhkan suatu model dan
proses untuk memperoleh kecakapan dalam dunia global, keefektian dalam
bekerja, dan kemampuan berkompetisi. Persangan global yang efektif
membutuhkan suatu jaringan kerja yang canggih dan mantab, dimana akan
menarik teknologi yang ditemukan dari suatu lokasi dan disebarluaskan ke
seluruh dunia seperti kecepaan dari pergerakan produk, manusia, informasi
dan ide yang dengan mudah tersebar diseluruh dunia.
2. Tantangan Jaringan Bisnis dan Pelayanan SDM
Tuntutan dalam era globalisasi adalah kecepatan merespon kebutuhan
pelanggan. Respon yang diperlukan mencakup inovasi, kecepatan
mengambil keputusan, kecepatan pelayanan. Oleh karena itu organisasi
dituntut untuk memiliki sumber daya manusia yang profesional.
3. Tantangan Upaya Menciptakan Keuntungan melalui Pertumbuhan dan
Efisiensi Biaya
Peningkatan profitability hendaknya datang dari beberapa kombinasi yaitu
peningkatan keuntungan yag diiringi dengan penurunan biaya. Hal ini
dilakukan dengan cara perampingan, konsolidasi, peningkatan produktivitas,
peremajaan karyawan , fokus pada mutu, bekerja lebih, efisien dan
pengurangan biaya operasional.
4. Tantangan konentrasi ke Kapabilitas
Hasil penelitian menggambarkan bahwa organisasi dengan kapabilias yang
lunas menunjukkan bahwa organisasi tersebut beroperasi dalam 4 jalur yaitu:
a. Kapabilitas keyakinan, dimana setiap individu percaya bahwa pimpinan
akan mengerjakan apa yang mereka katakana untuk menjaga reputasi
mereka.
b. Tanpa batasan yaitu memperbolehkan informasi dan ide untuk
bergeraktanpa usaha yang keras melalui hirarki, horizontal dan
pembatasan secara external.
c. Mewujudkan kapasitas perbahan, fleksibilitas dan kecakapan yang
menghasilkan inovasi yang terus menerus.
d. Berupaya mencapai perubahan yang dapat membangun dan
mengembangkan diri sendiri.
5. Tantangan Perubahan
Dalam menghadapi tantangan perubahan seperti perubahan transformasi,
rekayasa ulang, perubahan budaya, penemuan baru, pengadaptasian, dan
fleksibilitas merupakan kebutuhan organisasi dalam pembelajaran tentang
bagaimana melakukan perubahan secara cepat dan nyaman.Pimpinan
organisasi dan sdm yang profesional hendaklah dapat membuat orgaisasi
lebih cepat tanggap dan merespon secara cepat .
6. Tantangan teknologi
Teknologi menjadi duia tanpa batas, lebih dekat lebih cepat. Penggunaan
teknologi amat berpengaruh terhadap pekerjaan dimana pekerjaan
dilangsungkan melalui teleconference, telekomunikasi, dan pembagian
sumber data.Teknologi dapat memperbaiki waktu dan cara bekerja.
7. Tantangan Ketahanan, Daya Tarik, Pengukuran, Kompetisi dan modal
Intelektual.
Organisasi yang sukses adalah organisasi yang mampu menjawab tantangan
dan memberikan ketrampilan dan keahlian, pandangan dan pengalaman
yang cukup untuk dapat bergerak secara global. Kesuksesan perubahan
akan dipengaruhi oleh daya tarik, pengembangan ketrampilan karyawan,
mempunyai pandangan jauh ke depan dan pengalaman yang cukup.
8. Tantangan Perubahan bukan hanya Transformasi
Perubahan yang dilaksanakan oleh organisasi meliputi perampingan,
konsolidasi dan restrukturisasi. Hal ini mendorong organisasi harus
mengefisiensi biaya, menghilangkan usaha yang tidak menghasilkan
keuntungan dan meningkatkan kualitas pelayanan.Pimpinan organisasi dan
sumber daya manusia yang profesional hendaklah menfokuskan diri pada
transformasi sebagai dasar dalam menghadapi tantangan.
Jadi tantangan- tantangan seorang manajer SDM :
A. Tantangan eksternal
a. Perubahan Lingkungan Bisnis yang cepat.
Untuk keperluan tersebut perusahaan dalam menghadapi perubahan lingkungan /
iklim bisnis yang cepat, perlu menetapkan kebijaksanaan SDM sebagai berikut:
- Menghindari pengaruh negatif berupa perasaan tidak puas pada kondisi yang
telah dicapai perusahaan.
- Dalam menghadapi perubahan yang mengharuskan penambahan pembiayaan
(cost), perusahaan harus berusaha mengatasinya, agar dapat
mempertahankan pasar / keuntungan yang sudah diraih.
- Memberikan imbalan yang cukup tinggi pada pekerja yang mampu melakukan
improvisasi yang kreatif.
b. Globalisasi
Dari sudut MSDM berarti mengharuskan dilakukannya usaha mengantisipasi
sebagai berikut :
- Perusahaan harus berusaha memiliki SDM yang mampu mengatasi pengaruh
perkembangan bisnis / ekonomi internasional seperti resesi, penurunan /
kenaikan nilai uang.
- Perusahaan harus berusaha memiliki SDM dengan kemampuan ikut serta
dalam bisnis global/internasional dan perdagangan bebas.
c. Peraturan Pemerintah
Setiap perusahaan harus memiliki SDM yang mampu membuat keputusan dan
kebijaksanaan dan bahkan melakukan operasional bisnis, sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dari pemerintah. Untuk itu diperlukan SDM yang
memiliki kemampuan mengarahkan agar perusahaan terhindar dari situasi konflik,
keresahan / kegelisahan, komplen, dan lain-lain khususnya dari para pekerja
dengan atau tanpa keikutsertaan serikat pekerja.
d. Perkembangan pekerjaan dan peranan keluarga
Semakin banyak pasangan suami isteri yang bekerja, sehingga sering terjadi
kesulitan untuk bertanggung jawab secara optimal, karena sebagian waktunya
digunakan untuk melaksanakan tanggung jawabnya di lingkungan keluarga
masing-masing.
e. Kekurangan Tenaga Kerja yang Terampil
Tenaga kerja terampil semakin banyak diperlukan, baik untuk melaksanakan
pekerjaan teknis, maupun untuk pekerjaan manajerial dan pelayanan, yang tidak
mudah mendapatkan yang kompetitif di antara yang tersedia di pasar tenaga
kerja.
B.Tantangan Internal
a. Posisi Organisasi dalam Bisnis yang Kompetitif
Untuk mewujudkan organisasi / perusahaan yang kompetitif , diperlukan berbagai
kegiatan MSDM yang dapat meningkatkan kemampuan SDM. Usaha itu dapat
dilakukan dengan mendesain sistem pemberian ganjaran yang mampu
memotivasi berlangsungnya kompetisi prestasi antar para pekerja.
b. Fleksibelitas
Organisasi / perusahaan memerlukan pengembangan sistem desentralisasi yang
mengutamakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab secara berjenjang.
Fleksibilitas juga menyangkut penggunaan tenaga kerja, dengan mengurangi
kecenderungan mengangkat pekerja reguler (pekerja tetap). Pengangkatan
sebaiknya lebih difokuskan pada penggunaan tenaga kerja temporer (tidak tetap).
c. Pengurangan Tenaga Kerja
Manajemen SDM suatu perusahaan sering dihadapkan dengan keharusan
mengurangi secara besar-besaran tenaga kerja, karena berbagai sebab, seperti
resessi, berkurangnya aktivitas bisnis, dan lain-lain, ini harus diatasi dengan cara
memperbaiki struktur pekerja lini dari tingkat bawah, dengan mendesain kembali
proses produksi.
d. Tantangan Restrukturisasi
Tantangan restrukturisasi adalah usaha menyesuaikan struktur
organisasi/perusahaan karena dilakukan perluasan atau penambahan dan
sebaliknya juga pengurangan kegiatan bisnisnya.
e. Bisnis Kecil
Bisnis kecil seperti dikemukakan diatas yang terdiri dari banyak anak perusahaan,
yang saling memiliki ketergantungan dalam produk berupa barang atau jasa yang
dihasilkan sebagai perwujudan net work (jaringan kerja) dalam berbisnis, sebagai
perusahaan besar / raksasa yang tersebar di banyak lokasi.
f. Budaya Organisasi
Budaya perusahaan akan mewarnai dan menghasilkan perilaku atau kegiatan
berbisnis secara operasional, yang tanpa disadari akan menjadi kekuatan yang
mampu atau tidak menjamin kelangsung eksistensi organisasi / perusahaan.
g. Teknologi
Tantangan teknologi tidak sekedar menyangkut pembiayaan (cost), karena bagi
Manajemen SDM hubungannya terkait pada keharusan menyediakan tenaga kerja
yang terampil mempergunakannya, baik dari luar maupun melalui pengembangan
tenaga kerja di dalam organisasi / perusahaan.
Pada giliran berikutnya tantangan teknologi berhubungan juga dengan
pengembangan sikap dalam menerima perubahan cara bekerja.
h. Serikat Pekerja
Dengan kerjasama, perusahaan/organisasi setidak-tidaknya harus berusaha agar
serikat pekerja tidak menjadi penghambat proses produksi, dengan tidak
menempatkanya sebagai lawan.
A. PENGERTIAN
ANALISIS PEKERJAAN
C. Deskripsi Pekerjaan.
Deskripsi pekerjaan harus berisi pernyataan ringkas dan akurat yang
menunjukkan apa yang dikerjakan, bagaimana mereka mengerjakannya dan
kondisi dimana tugas dilaksanakan.
Menurut Simamora dalam Danang Sunyoto (2012:81) deskripsi pekerjaan berisi :
- Terfokus pada muatan pekerjaan
- Menentukan keluaran pekerjaan
- Menghindari bahasa yang kabur
- Membuat peringkat komponen pekerjaan dalam urutan signifikansi
- Gunakan deskripsi yang terpisah untuk setiap posisi.
D. Manfaat Deskripsi pekerjaan
Deskripsi pekerjaan melayani berbagai tujuan bagi spesialis sumber daya
manusia. Beberapa aktivitas kepegawaian dan kompensasi tergantung pada
informasi pekerjaan yang normalnya ditemukan dalam deskripsi pekerjaan.
Adapun manfaat deskripsi pekerjaan adalah :
- Desain organisasi
Deskripsi pekerjaan melengkapi instrumen deskriptif lainnya seperti bagan
organisasi, ketetapan fungsi unit kerja dengan memberikan informasi yang
lebih lengkap tentang hubungan organisasional dan keluaran.
- Klarifikasi tanggung jawab
Deskripsi pekerjaan membantu menghindari adanya kebingungan dan
memberikan pemahaman dan penjelasan. Gambaran yang jelas apa yang
akan menjadi tanggung jawab seseorang individu dapat mengurangi
keslahpahaman .
- Rekrutmen
Deskripsi pekerjaan dapat pula dipakai untuk memberikan informasi kepada
pelamar tentang lowongan kerja. Deskripsi pekerjaan juga memfasilitasi
prosedur rekrutmen.
- Desain test
Orang-orang yang terlibat dalam perancangan test yang akan dipakai untuk
mengidentifikasi yang paling cocok dengan pekerjaan perlu memastikan
bahwa mereka dapat mengaitkan unsur test dengan persyaratan pekerjaan.
- Wawancara
Dalam wawancara deskripsi pekerjaan menyediakan informasi yang ringkas
dan lengkap tentang pekerjaan kepada pewawancara.
BAB V
REKRUITMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Salah satu kegiatan yang paling penting dalam manajemen sumber daya
manusia ialah kegiatan untuk mendapatkan orang-orang yang tepat bagi organisasi
(recruitment).
Setiap organisasi perlu memperhatkan proses rekruitmen karyawan, karena
proses ini menyangkut beberapa hal yang berkenaan dengan proses penarikan,
seleksi, penempatan, orientasi dan induksi yang didasarkan kepada analisis pekerjaan
(job analysis), uraian pekerjaan (job description), spesifikasi pekerjaan (job
specification), persyaratan pekerjaan (job enlargement), penyederhanaan pekerjaan
(work simplification) dan berbagai kegiatan lainnya
.
A. Pengertian Rekruitmen
Perekrutan merupakan kegiatan untuk mendapatkan sejumlah tenaga yang
dibutuhkan sehingga mereka mampu menjalankan misi organisasi untuk merealisasikan
visi dan tujuannya.
Rekruitmen merupakan proses komunikasi dua arah . Organisasi sangat
menginginkan informasi yang akurat seperti apa juka pelamar kelak dia diangkat
sebagai pegawai. Pelamar maupun organisasi saling berkirim sinyal tentang hubungan
kepegawaian. Para pelamar menunjukkan bahwa mereka adalah calon-calon yang
menarik dan harus mendapatkan tawaran kerja, para pelamar juga mencoba untuk
meminta organisasi agar memberikan informasi guna menentukan apakah mereka akan
bergabung dengannya.
B. Tujuan Rekruitmen
C. Filosofi Rekruitmen
Filosofi rekruitmen meliputi :
a. Mutu karyawan yang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuh yang
diperlukan untuk mendapatkan mutu yang sesuai. Untuk itu sebelumnya perlu di
buat (a). analisis pekerjaan. (b) deskripsi pekerjaan. (c) spesifikasi pekerjaan.
b. Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan job yang e untuk
mendapatkan hal tersebut perlu dilakukan : (a). peramalan kebutuhan tenaga
kerja. (b). analisis terhadap kebutuhan tenaga kerja. (work force analysis).
c. Biaya yang perlu di maksimalkan
d. Perencanaan dan keputusan-keputusan tentang perekrutan.
e. Fleksibiliti.
f. Pertimbangan hokum
D. Metode Rekruitmen
Metode rekruitmen
a. Waiting Line/qucing Theory method (Teori Deret)
Yaitu menentukan jumlah karyawan yang bekerja atas beban kerja yang
bervariasi setiap harinya.
b. Sampling Methode
Pengontrolan daftar inventaris pembukuan, kesimpulan cirri-ciri populasi
karyawan dan tingkat reabilitas yang khusus.
c. Linier Programing Methode
Menetapkan sumber-sumber yang jarang dalam kebiasaan yang umum dalam
suatu organisasi. Memilah-milah calon pekerja melalui symbol-simbol atau
variable yang diterima untuk menjadi linier.
d. Decision Theory Methode
Badan eksekutif yang menetapkan langsung, calon mna yang akan direkrut dan
berapa banyak jumlah pekerja yang d butuhkan .
e. Corelation Methone
Membandngkan korelasi fungsional departemen, terisi satu menyebabkan
terganggunya departemen lain.
E. Teknik Rekruitmen
Teknik rekruitmen adalah sebagai berikut:
a. Teknik rekruitmen yang disentralisasikan.
Jika suatu instansi mempuyai beberapa ribu pekerja dan jika departemen-
departemennya yang berbeda merekrut sejumlah pekerja juru ketik atau
teknis bagi kedudukan yang sama, rekruitmen yang didesentralisasikan akan
lebih sering dipakai karena lebih efisien biaya. Jika rekruitmen di
sentralisasikan instansi yang mengelola sumber daya manusia itu akan
bertanggung jawab untuk meminta dari manajer akan perkiraan periodic
mengenai jumlah dan tipe pekerja baru yang di butuhkan di waktu yang akan
datang. Untuk memenuhi perundang-undangan affirmative action yang
menghendaki perwakilan proporsional maka setiap pengumuman pekerjaan
harus memasukkan informasi seperti :
a) Jenis pekerjaan, klasifikasi , dan besarnya gaji.
b). lokasi tugas
c). gambaran dari kewajiban kerja.
d). kualifikasi minimal.
e).tanggal mulai kerja.
f). Prosedur pelamaran
g). tanggal penutupan bagi penerimaan pelamaran.
b. Teknik rekruitmen yang didesentralisasikan.
Rekruitmen yang didesentralisasikan terjadi di instansi-instansi yang relative
kecil, kebutuhan rekruitmen terbatas, dan dalam mana setiap instansi
mempekerjakan berbagai tipe pekerja.Rekruitmen dengan cara ini selalu di
pakai untuk posisi yang profesional, ilmiah atau administrative bagi suatu
instansi tertentu .
BAB VI
SELEKSI TENAGA KERJA
D. Prosedur Seleksi
1. Penerimaan Pendahuluan
Merupakan langkah pertama dalam proses seleksi pada penerimaan
pendahuluan organisasi akan memperoleh kesan pertama tentang
pelamar melalui pengamatan tentang penampilan
2. Test Penerimaan
Secara umum dapat dibagi 3 jenis :
a. Test pengetahuan pelamar.
b. Test psikologi
Bentuk-bentuk tes psikologi meliputi :
- test kecerdasaan
- test kepribadiaan
- test bakat
- test minat
- test prestasi.
c. Test pelaksanaan pekerjaan.
3. Wawancara seleksi.
Adalah percakapan formal yang mendalam yang dilakukan untuk
mengevaluasi hal-hal yang diterima atau tidak teknik ini
memungkinkan pertukaran informasi dua arah.
4. Pemeriksaan referensi
Ada 2 jenis referensi yang pertama adalah referensi pengalaman
pendridikan atau pengalaman kerja pelamar. Yang kedua adalah
referensi personal pelamar. Kedua referensi tersebut diserahkan
secara tertulis
5. Evaluasi medis (test kesehatan)
Langkah ini dilakukan untuk menjamin bahwa pelamar berada dalam
kondisi fisik yang sehat cara ini biasa dilakukan dengan meminta surat
keterangan dokter
6. Wawancara oleh penyelia (supervisor)
Karna atasan langsung adalah orang yang paing bertanggung jawab
terhadap perkerjaan pelamar maka pendapat dan persetujuan atsan
langsung harus menjadi pertimbangan sebelum dilakukan keputusan
penerimaan
7. Keputusan penerimaan
Pengambilan keputusan adalah tindakan yang tepat dan sangat etis
untuk menjaga citra organisasi tindakan pengambilan keputusan yang
tepat menunjukan kepedulian organisasi terhadap nasib orang-orang
pencari kerja.
BAB VII
PENEMPATAN PEGAWAI
A. Pengertian Penempatan
Merupakan proses atau pengisian jabatan atau penugasan kembali
pegawai pada tugas atau jabatan baru yang berbeda penugasan ini dapat
berupa penugasan pada karyawan yang baru direkrut tapi dapat juga melalui
promosi pengalihan (transfer), penurunan jabatan atau bahkan pemutusan
hubungan kerja
Hari pertama seorang pekerja baru sangat menentukan perjalanan
selanjutnya dalam meniti karier dalam organisasi yang besangkutan, para
pegawai baru akan memahami dengan tepat :
- Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan
- Bagaimana sebaiknya berperilaku
- Penyesuaian apa yang perlu dilakukan
- Kebiasaan pribadi yang harus ditinggalkan
B. Program Pengenalan
Menyangkut 4 hal yaitu aspek kehidupan organisasional , keuntungan
bagi pegawai, perkenalan dan berbagai aspek tugas.
- Aspek organisasional
Sasaran program pengenalan adalah agar pegawai baru dalam waktu
singkat memahami kultur nilai-nilai dan kebiasaan organisasi.
C. Kendala Penempatan
Kendala penempatan ada 2 yaitu :
1. Ketidak cocokan
Perbedaan antara apa yang orang antisipasikan dan apa yang dialami
disebut ketidak cocokan koknitif. Jika ketidak cocokan terlalu tinggi orang
akan bertindak
2. Perputaran karyawan baru
Merupakan derajat perpindahan karyawan yang melewati batas syarat
kwantitas dan kualitas karyawan dari sebuah organisasi. Perputaran
karyawan terjadi karena :
- Mengundurkan diri karena tidak betah\ ada tawaran kerja lain
- Pensiun.
- Dipecat.
- Cacat tetap.
- Meninggal.
- Promosi kebagian lain.
A. Pengertian
Pelatihan adalah proses yang sistematis dari perubahan perilaku,
pengetahuan dan motivasi pekerja dalam kehadiran untuk memperbaiki
kesesuaian antara karakteristik karyawan dengan standard pekerjaan .
Menurut Wexley dan Yukln(1976:282) pelatihan merupakan suatu istilah
yang menunjukkan perencanaan, pembentukan dan memfasilitasi anggota
organisasi atau karyawan dalam penggabungan keahlian, pengetahuan dan
sikap yang sesuai dengan keadaan yang ada.
Menurut Cardoso (1999) pelatihan tenaga kerja adalah setiap usaha untuk
memperbaiki performa pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang
menjadi tanggung jawabnya atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan
pekerjaan.
C. Manfaat Pelatihan.
Manfaat pelatihan adalah :
- Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas
- Mengurangi waktu belajar
- Menciptakn sikap loyalitas dan kerjasama
- Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja
- Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi
mereka.
D. Tahap-tahap Pelatihan
Ada tiga tahap dalam pelatihan yaitu:
1. Penentuan kebutuhan Pelatihan
Tujuan penetuan kebutuhan pelatihan adalah untuk mengumpulkan sebanyak
mungkin informasi yang relevan guna mengetahui dan menentukan apakah
perlu tidaknya pelatihan dalam organisasi tersebut.
Tahap ini ada 3 macam kebutuhan pelatihan :
- General Treatment need yaitu penilaian kebutuhan pelatihan bagi semua
pegawai dalam suatu klasifikasi pekerjaan tanpa memperhatikan data
mengenai kinerja dari seorang pegawai tertentu.
- Observable performance discrepancies yaitu jenis penilaian kebutuhan
pelatihan yang didasarkan pada hasil pengamatan terhadap berbagai
permasalahan, wawancara, daftar pertanyaan, dan evaluasi atau
penilaian kinerja .
- Future human resources needs yaitu keperluan pelatihan yang tidak
berkaitan dengan ketidaksesuaian kinerja tetapi lebih berkaitan dengan
keperluan sumber daya manusia untuk waktu yang akan datang.
2. Strategi Pelatihan.
Strategi yang dapat ditempuh dalam pelatihan SDM dimulai dari pengkajian
kebutuhan (need assessment) untuk suatu program, persiapan dan
pelaksanaan pelatihan, evaluasi dan pembinaan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas implementasi pelatihan.
Substansi kurikulum perlu menyentuh seluruh kebutuhan organisasi dan
pertumbuhan kepribadian peserta. Bila dilihat dari substansi kurikulum, agar
peserta mengalami perubahan yang mendasar, maka kurikulum seyogyanya
memuat tentang :tekcnical skill, conceptual skill, human skill, political skill dan
personal growth.
1) Technicl skill (ketrampilan teknis) yatu kemampuan untuk menggunakan
alat-alat, prosedur dan teknik bidang tertentu.
2) Concepual skill (ketrampilan konseptual) adalah kemampuan
mengkoordinasi dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan
organisasi sehingga organisasi dapat dilihat sebagai satu kesatuan yang
utuh.
3) Human skill (ketrampilan manusiawi) yaitu kemampuan untuk bekerja
dengan orang lain, memahami dan merancang serta mendorong orang
lain.
4) Political skill ( ketrampilan politis) adalah ketrampilan yang mampu
memperoleh kekuatan untuk mencapai tujuan organisasi.Ketrampilan
politis termasuk memenangkan pengaruh dari orang lain, merebut
kekuatan ataupun mempertahankan kekuatan.
5) Personal growth (pertumbuhan kepribadian)
Pertumbuhan kepribadian diharapkan tumbuh sikap yang positif terhadap
keseluruhan tugas pengabdiannya dan kedewasaan bertindak.
2. Sasaran Pelatihan
Setiap pelatihan harus terlebih dahulu ditetapkan secara jelas sasaran yang
ingin dicapai. Apakah pelatihan tersebut sasarannya untuk meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan teknis mengerjakan pekerjaan (technical skill)
ataukan untuk meningkatkan kecakapan memimpin (manajerial skill) atau
conceptual skill.Pelatihan karyawan diperlukan untuk mengatasi kesenjangan
antara kualitas pelaksanaan tugas dengan standard minimal yang diperlukan.
3. Kurikulum pelatihan
Suatu program pelatihan , hal yang perlu diperhatikan adalah kaitannya
dengan jangka waktu penyelenggaraan pelatihan, kategori berbagai mata
pelajaran, atau kategori lainnya.Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan kurikulum suatu program pndidikan dan pelatihan adalah :
a. Kaitannya dengan jangka waktu pelatihan
b. Kegiatan ekstrakurikuler untuk mendukung kegiatan kurikulum
c. Alat bantu pengajaran yang diperlukan.
4. Peserta pelatihan
Peserta merupakan unsur yang penting. Dalam melaksanakan program
pelatihan, harus diadakan seleksi peserta, mengingat bahwa :
- Keberhasilan program pelatihan tidak hanya tergantung kepada mutu
instruktur dan lengkapnya sarana, namun juga motivasi, ketelatenan,
tekad, disiplin dan partisipasi peserta.
- Pelatihan bukan hanya untuk peningkatan kemampuan institusionalnya,
tetapi juga pengembangan karier peserta.
- Pelatihan untuk meningkatkan kemampuan memperpadukan teori ilmiah
dengan pengalaman yang diperoleh dalam praktek lapangan, termasuk
peningkatan kemampuan menerapkan teknologi yang tepat dalam rangka
peningkatan produktivitas kerja.
5. Pelatih (trainer)
Sebelum pelatihan dilaksanakan, training manager menentukan trainers yang
akan melatih para karyawan.Pada prinsipnya seorang pelatih bertanggung
jawab atas penyampaian materi pelatihan serta hasil yang diperoleh. Kinerja
instruktur mencakup aspek-aspek :
a. Kemampuan profesional
b. Kemampuan social
c. Kemampuan personal.
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Kemampuan profesional pelatih atau instruktur meliputi ;
- Penguasaan materi
- Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan pelatihan
- Penguasaan proses pelatihan dan pembelajaran.
b. Kemampuan social menyangkut kemampuan menyesuaikan diri kepada
tuntutan kerja dan lingkungan sekitar.
c. Kemampuan personal meliputi :
- Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai
pengajar
- Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai yang dianut oleh seorang
pengajar
- Penampilan upaya untuk menyesuaikan dirinya panutan dan teladan bagi
peserta pelatihan.
6. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan program pelatihan, biasanya urutan-urutan memberikan
pelatihan itu adalah terlebih dahulu melakukan persiapan, kemudian
menyajikan dan memberikan kesempatan untuk mencoba srta membiarkan
karyawan untuk melaksanakan pekerjaannya.
Dalam melaksanakan programpelatihan harus dilakukan dengan disiplin
yang tinggi dari para peserta dan instrukturnya. Ketaatan pada jadwal yang
telah ditentukan merupakan salah satu indicator suksesnya pelatihan.\
7. Evaluasi pelatihan.
a. Reaction
Ukuran mengenai reaksi ini didesain untuk mengetahui opini peserta
mengenai program pelatihan. Usaha untuk mendapatkan opini para
peserta terutama didasarkan pada alasan seperti :
- Untuk mengetahui sejauh mana peserta merasa puas dengan program
- Untuk maksud diadakannya beberapa revisi atas program pelatihan.
- Untuk menjamin agar para peserta yang lain bersikap reseptif untuk
mengikuti program pelatihan.
b. Learning
Informasi yang ingin diperoleh melalui evaluasi adalah untuk mengetahui
seberapa jauh para peserta menguasai konsep-konsep, pengetahuan dan
ketrampilan yang diberikan selama pelatihan. Ini biasanya dilakukan
dengan mengadakan tes tertulis (essay, atau multiple choice), tes
performasi, dan latihan simulasi.
c. Behaviors.
Perilaku dari peserta, sebelum dan sesudah pelatihan, dapat
dibandingkan guna mengetahui tingkat pengaruh pelatihan terhadap
perubahan performasi mereka. Langkah ini penting karena sasaran dari
pelatihan adalah untuk mengubah perilaku atau performasi para peserta.
d. Organizational result
Tujuan dari pengumpulan informasi pada level ini adalah untuk menguji
dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau organisasi secara
keseluruhan. Data bisa dikumpulkan sebelum dan sesudah pelatihan atas
dasar criteria produktivitas, pergantian, absen, kecelakaan-kecelakaan,
keluhan-keluhan, perbaikan kualitas, kepuasan klien dsb.
e. Cost effectivity.
Ini dimaksudnya untuk mengetahui besarnya biaya yang dihabiskan bagi
program pelatihan, dan apakah besarnya biaya untuk pelatihan tersebut
terhitung kecil atau besar dibandingkan biaya yang timbul dari
permasalahan organisasi.
BAB IX
PENGEMBANGAN SDM
A. Pengertian Pengembangan
Pengembangan diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul
tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi di dalam organisasi.
Pengembangan biasanya berhubungan dengan peningkatan kemampuan
intelektual dan emosional yang diprlukan untuk menunaikan pekerjaan yang
lebih baik.
Pengembangan merupakan cara yang efektif untuk menghadapi beberapa
tantangan yang dihadapi oleh banyak organisasi. Tantangan ini menyangkut
keusangan karyawan, perubahan-perubahan sosioteknis, dan perputaran tenaga
kerja.
Pengembangan mengacu pada masalah staf dan personel adalah suatu
proses pembelajaran jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang
sistematis dan terorgainisasi dengan mana manajer belajar pengetahuan
konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.
B. Tujuan Pengembangan
Tujuan pengembangan adalah :
- Produktivitas kerja
Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan pengembangan
karyawan. Dengan adanya pengembangan karyawan berarti adanya
peningkatan kemampuan teknis, kemampuan berfikir, kemampuan
manajerial.
- Efisiensi
Efisiensi dapat berupa tenaga, waktu, biaya dan bahan baku serta
berkurangnya kerusakan dari mesin-mesin.
- Kerusakan
Kerusakan adalah tidak berfungsinya nilai barang atau alat. Kerusakan
disebabkan karena kemampuan karyawan yang terbatas, sehingga
cenderung menggunakan barang dan alat dengan cara yang tidak baik.
Dengan adanya pengembangan, kerusakan dapat dikurangi.
- Pelayanan
Dengan adanya pengembangan, maka karyawan diharapkan mampu
melayani pelanggan dengan baik.Pelayanan merupakan daya tarik yang
sangat penting.
- Moral karyawan
Dengan adanya pengembangan, moral karyawan diharapkanakan
menjadi lebih baik, dimana keahlian dan ketrampilan serta kemampuan
yang dimiliki karyawan sesuai dengan pekerjaannya, sehingga karyawan
bekerja dengan antusias.
- Karier
Dengan pengembangan maka karyawan mempunyai kesempatan untuk
meningkatkan karier, dimana pendidikan, keahlian dan ketrampilan dalam
menjalankan pekerjaannya lebih baik dari sebelumnya. Dengan melihat
keahlian, kemampuan serta ketrampilan yang dimiliki seorang karyawan
maka semua itu bisa dijadikan sarana promosi untuk mendapatkan
jabatan yang lebih tinggi.
- Kepemimpinan
Pengembangan perlu dilkukan pula kepada pemimpin mengingat jabatan
pemimpin memegang peranan yang sangat vital. Tugas seorang
pemimpin tidak hanya berhubungan dengan orang yang berada di
atasnya tetapi juga mampu berhubungan dengan orang-orang yang ada di
bawahnya.
C. Prinsip Pengembangan
Prinsip pengembangan adalah peningkatan kualitas dan kuantitas dan
kemampuan kerja karyawan. Hal tersebut dikatakan berhasil apabila sudah
diprogram terlebih dahulu. Program pengembangan memuat adanya sasaran,
kebijaksanaan, prosedur, anggaran, peserta, kurikulum dan waktu pelaksanaan.
Tujuan akhir dari proses pengembangan adalah peningkatan efektifitas dan
efisiensi kerja masing-masing karyawan pada jabatannya.
Prinsip pengembangan yaitu :
a. Motivasi
Tingginya motivasi yang dimiliki oleh karyawan mendorong karyawan untuk
semakin cepat dan sungguh-sungguh dalam mempelajari suatu
pengetahuan.Motivasi ini timbul dari dorongan diri sendiri (internal) maupun
dorongan dari luar seperti kesejahteraan terjamin, gaji meningkat dsb.
b. Laporan kemajuan.
Hasil pengembangan dijadikan informasi bagi perbandingan antara karyawan
sebelum mendapat pengembangan dan sesudah pengembangan.
Pengembangan bisa bersifat positif atau negatif. Pengembangan bisa
meningkatkan produktivitas, evektivitas dan efisiensi.
c. Latihan .
Pengembangan karyawan melalui latihan ini membutuhkan pengorbanan
waktu dan biaya yang tidak sedkit, akan tetapi hasil yang di dapat jauh lebih
memuaskan bagi organisasi.
d. Perbedaan-perbedaan individu
Perbedaan individu harus dijadikan suatu pegangan dalam melaksanakan
program pengembangan.
D. Metode Pengembangan
Metode yang paling penting dalam pengembangan adalah metode pendidikan
(education) dan metode pelatihan (training). Pendidikan dan pelatihan sering
dipandang suatu bentuk investasi organisasi.
a. Metode Pendidikan
Metode pendidikan sebagai suatu metode pengembangan untuk karyawan
manajerial. Tenaga manajerial adalah mereka yang mempunyai wewenang
terhadap orang lain. Metode yang digunakan berbeda dengan metode untuk
karyawan operasional. Hal ini disebabkan oleh karakteristik kepribadian untuk
manajer berbeda dengan karyawan operasional.
Metode pendidikan antara lan :
- Metode kuliah atau ceramah .
Metode kuliah ini merupakan suatu metode tradisional, karena hanya
pelatih yang berperan aktif, sedangkan peserta pasif. Teknik kuliah ini
cenderung diterapkan dengan komunikasi searah saja.
- Metode diskusi
Metode ini melatih peserta memberikan pendapatnya. Tujuan metode ini
untuk mencari metode yang tepat dan baik dari berbagai pendapat yang
dikemukakan oleh para peserta.
- Metode studi kasus
Pelatih memberikan kasus kepada peserta pelatihan, kasus ini tidak bisa
disertai dengan data yang komplit tujuannya gar peserta terbiasa mencari
data atau informasi dari luar dalam mengambil setiap keputusan dalam
setiap masalah yang dihadapi.
- Permainan bisnis
Permainan bisnis merupakan pelatihan yang dilakukan dengan cara
menciptakan kompetisi tertentu (dalam bentuk game) untuk bersaing
dalam memecahkan suatu masalah atau kasus.
b. Metode pelatihan (Training)
Metode pelatihan berdasarkan pada kebutuhan pekerjaan dan tergantung
beberapa faktordiantaranya waktu, biaya, jumlah peserta, tingkat pendidikan
dasar peserta, latar belakang peserta. Pelatihan merupakan suatu fungsi
yang terus menerus dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan yang
diemban karyawan. Beberapa metode pelatihan :
- On the job training
Metode pelatihan ini di bedakan menjadi 2 cara : secara informal yaitu
cara pelatih menyuruh peserta pelatihan untuk memperhatikan orang lain
yang sedang mempraktikkannya dan cara formal yaitu supervisor
menunjuk seorang karyawan senior untuk melakukan pekerjaan tersebut
dan selanjutnya peserta pelatihan melakukan pekerjaan sesuai cara yang
dilakukan oleh karyawan senior tersebut. Dalam on the job training dapat
pula pelatihan dilakukan dengan cara menggunakan bagan, gambar,
pedoman-pedoman, contoh-contoh yang sederhana, demonstrasi,.
Kebaikan cara ini para peserta belajar dan terlibat langsung dalam
kenyataan operasional sehari-hari, sedangkan keburukannya adalah
sering tidak teratur (tidak sistematis), kurang efektif jika pengawas kurang
berpengalaman.
- Vestibule
Vestibule adalah suatu bentuk latihan dimana para pelatihnya bukanlah
berasal dari atasan langsung para karyawan yang dilatih melainkan
pelatih khusus (trainer specialist). Melalui percobaan dibuat suatu
duplikat bahan, alat-alat dan kondisi yang mereka temui dalam kerja yang
sebenarnya. Salah satu bentuk vestibule adalah simulasi. Simulasi
merupakan peniruan dari karakteristik atau perilaku dari dunia nyata
sedemikian rupa, sehingga para peserta pelatihan dapat
merealiasikannya seperti dalam keadaan sebenarnya.
- Apprenticeship
Sistem magang ini digunakan untuk pekerjaan yang membutuhkan
ketrampilan (skill) yang relative tinggi. Program ini bisa
mengkombinasikan antara on the job training dengan pengalaman, serta
petunjuk-petunjuk di kelas dalam pengetahuan tertentu.
- Spesialist Course
Merupakan bentuk pelatihan karyawan yang lebih mirip pendidikan dari
pada pelatihan, kursus ini biasanya diadakan untuk memenuhi minat para
karyawan di bidang pengetahuan tertentu atau diluar pekerjaan seperti
kursus bahasa asing, manajemen, kepemimpinan dsb. Kursus ini dibuat
bentuk learning programe, dimana para peserta bisa belajar sendiri dan
menyesuaikan kecepatan belajarnya dengan kemampuan masing-masing.
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya
penggerak atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau perbuatan.
Kata movere, dalam bahasa Inggris sering disepadankan dengan motivasi yang
berate pemberian motif, penimbunan motif, atau hal yang menimbulkan
dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan.
Motivasi kerja sebagai kesediaan untuk melakukan upaya tinggi untuk mencapai
tujuan keorganisasian yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk
memenuhi kebutuhan individual tertentu.
Motivasi adalah suatu perangsang keinginan daya penggerak kemauan
bekerja seseorang, setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai.
B. Proses Timbulnya Motivasi
Proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep
kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan. Proses motivasi terdiri beberapa
tahapan proses :
- Apabila dalam diri manusia itu timbul suatu kebutuhan tertentu dan
kebutuhan tersebut belum terpenuhi maka akan menyebabkan lahirnya
dorongan untuk berusaha melakukan kegiatan.
- Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka seseorang kemudian akan
mencari jalan bagaimana caranya untuk memenuhi kebutuhan.
- Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang harus
didukung oleh kemampuan, ketrampilan maupun pengalaman dalam
memenuhi segala kebutuhannya.
- Melakukan evaluasi prestasi secara formal tentang keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang dilakukan secara bertahap.
- Seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa apa yang
mereka lakukan secara bertahap.
- Dari gaji atau imbalan yang diterima kemudian seseorang tersebut dapat
mempertimbangkan seberapa besar kebutuhan yang bisa terpenuhi dari gaji.
Instansi wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS berdasarkan
analisis jabatan dan analisis beban kerja.Kebutuhan jumlah dan jenis jabatan dilakukan
dalam jangka waktu 5 tahun yang diperinci per 1 (satu) tahun berdasarkan prioritas
kebutuhan
(1) Setiap Instansi Pemerintah wajib enyususn kebutuhan jumlah dan jenis jabatan
PNS berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
(2) Penyusunan kebutuhan dan jenis jabatan PNS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang terperinci per 1
(satu) tahun berdasarkan prioritas kebutuhan.
(3) Berdasarkan penyusunan kebutuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menetapkan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS secara nasional.
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan dan penetapan kebutuhan
sebagaimana Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyusunan dan penetapan
kebutuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 diatur dengan Peraturan
Pemerintah.dimaksud dalam Pasal 56 diatur dengan Peraturan Pemerintah.
B. Pengadaan
Pengadaan PNS :
Pengembangan Seleksi Secara Obyektif Berdasarkan:
➢ Kompetensi
➢ Kualifikasi
➢ Persyaratan Jabatan
Tahap Seleksi Pengadaan PNS:
❖ Administrasi
❖ Kompetensi Dasar
❖ Kompetensi Bidang
Persyaratan Menjadi PNS :
❑ Kelas Pendidikan & Pelatihan
❑ Sehat Jasmani & Rohani
Tahapan pengadaan :
1. PERENCANAAN :
Panitia Seleksi Nasional Pengadaan Calon PNSKetua Kepala BKN
2. PENGUMUMAN LOWONGAN:
Diumumkan secara terbuka paling lambat 15 hari kalender sblm tgl penerimaan
lamaran
3. PELAMARAN:
• Harus memenuhi persyaratan administrasi
• Pendaftaran dengan online
• Batas usia melamar untuk jabatan tertentu yang ditetapkan oleh Presiden
adalah 40 tahun
4. SELEKSI DAN PENGUMUMAN HASIL SELEKSI
• Seleksi administrasi, seleksi kompetensi dasar, dan seleksi kompetensi bidang
dilakukan dengan CAT
• Pengumuman hasil seleksi secara terbuka
5. PENGANGKATAN DAN MASA PERCOBAAN CPNS
• Pengangkatan Calon PNS oleh PPK setelah mendapat persetujuan teknis dari
Kepala BKN
• Calon PNS wajib menjalani masa percobaan selama 1 tahun
• Harus ikut diklat prajabatan 1x, apabila tidak lulus diberhentikan sebagai CPNS
• Apabila mengundurkan diri dimasa percobaan ybs dikenakan punishment tidak
boleh ikut test CPNS untuk waktu tertentu
6. SUMPAH PNS
• PNS mengucapkan sumpah berdasarkan agama sesuai kepercayaan masing-
masing
(1) pengadaan seleksi pengadaan PNS oleh Instansi Pemerintah melalui penilaian
secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikadi dan persyaratan lain yang
dibutuhkan oleh jabatan.
(2) Penyelenggaran seleksi meliputi seleksi administrasi, seleksi kompeensidasar dan
seleksi bidang.
C. Pangkat dan jabatan
D. Pengembangan Karier
• Dilakukan dengan menerapkan prinsip sistem merit untuk meningkatkan
kompetensi, kinerja dan profesionalitas PNS.
• Setiap instansi wajib memiliki Sistem Informasi Manajemen Karier yg merupakan
bagian terintegrasi dari Sistem Informasi ASN
• Setiap PNS harus dinilai melalui uji kompetensi
E. POLA KARIER
• Berdasarkan standar jabatan dan standar kompetensi jabatan
• Pola karier nasional dan Instansional.
• Berbentuk horizontal, vertikal dan diagonal
• Prinsip Dasar: untuk menjamin keselarasan potensi PNS dengan
penyelenggaraan tugas-nya
Pengembangan Kompetensi
1. Setiap Pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi antara lain melalui: pendidikan dan pelatihan, seminar, kursus, dan
penataran.
2. Harus dievaluasi oleh Pejabat yang Berwenang dan digunakan sebagai salah
satu dasar dalam pengangkatan jabatan dan pengembangan karier.
3. Wajib disusun dalam rencana pengembangan kompetensi tahunan dalam
rencana kerja anggaran tahunan instansi.
F. Promosi
Promosi untuk Pejabat administrasi dan fungsional PNS dilakukan oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian setelah mendapat pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS
yang dibentuk oleh pejabat yang berwenang
• Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk
dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.
• Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara:
- kompetensi;
- kualifikasi;
- persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan;
- penilaian atas prestasi kerja;
- kepemimpinan, kerja sama, kreativitas; dan
- pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi Pemerintah
“tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.”
• Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh PPK
setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi yang
dibentuk oleh Pejabat yang Berwenang.
G. Mutasi
• Instansi menyusun perencanaan mutasi
• Atas dasar kesesuaian antara kompetensi PNS dengan persyaratan jabatan,
klasifikasi jabatan dan pola karier
• paling cepat 2 tahun dan paling lama 5 tahun
• Mutasi antar kota/kab dalam provinsi oleh Gubernur dengan pertimbangan BKN
• Mutasi kab/kota antar provinsi oleh Mendagri dengan pertimbangan BKN
• Mutasi prov/kab/kota ke pusat dan antar instansi pusat oleh BKN
H. Penilaian Kinerja
PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi
administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam UU no. 5 tahun 2014 tentang Kinerja disebutkan :
Pasal 75
Penilaian kinerja PNS bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan
PNS yang didasarkan sistem prestasi dan sistem karier.
Pasal 76
(1) Penilaian kinerja PNS dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada
tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi, dengan memperhatikan
target, capaian, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.
(2) Penilaian kinerja PNS dilakukan secara objektif, terukur, akuntabel,
partisipatif, dan transparan.
Pasal 77
(1) Penilaian kinerja PNS berada di bawah kewenangan Pejabat yang
Berwenang pada Instansi Pemerintah masing-masing.
(2) Penilaian kinerja PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari PNS.
(3) Penilaian kinerja PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.
(4) Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada tim penilai kinerja PNS.
(5) Hasil penilaian kinerja PNS digunakan untuk menjamin objektivitas dalam
pengembangan PNS, dan dijadikan sebagai persyaratan dalam
pengangkatan jabatan dan kenaikan pangkat, pemberian tunjangan dan
sanksi, mutasi, dan promosi, serta untuk mengikuti pendidikan dan
pelatihan.
(6) PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan
sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Gaji adil dan layak. Dibayarkan sesuai beban kerja, tanggungjawab, dan resiko
pekerjaan .Gaji pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.Tunjangan kinerja dan
tunjangan kemahalan .Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada
PNS serta menjamin kesejahteraan PNS. Dibayarkan sesuai dengan beban kerja,
tanggungjawab, & resiko pekerjaan. Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.PNS di
pusat dibebankan pada APBN, PNS di daerah dibebankan APBD.
• Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas yang meliputi:
➢ tunjangan kinerja dan (dibayar sesuai pencapaian kinerja)
➢ tunjangan kemahalan (dibayar sesuai tingkat kemahalan: indeks harga di
daerah)
• Tunjangan PNS dibebankan pada APBN dan APBD.
Peraturan tentang penggajian di atur dalam UU no.5 tahun 2014 pasal 79 dan pasal 80
yaitu :
Pasal 79
(1) Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta
menjamin kesejahteraan PNS.
(2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan sesuai dengan
beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan.
(3) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pelaksanaannya dilakukan
secara bertahap.
(4) Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada
anggaran pendapatan dan belanja negara.
(5) Gaji PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan pada
anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Pasal 80
(1) Selain gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, PNS juga menerima
tunjangan dan fasilitas.
(2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tunjangan
kinerja dan tunjangan kemahalan.
(3) Tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan
sesuai pencapaian kinerja.
(4) Tunjangan kemahalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan
sesuai dengan tingkat kemahalan berdasarkan indeks harga yang berlaku
di daerah masing-masing.
(5) Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada
anggaran pendapatan dan belanja negara.
(6) Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan
pada anggaran pendapatan dan belanja daerah.
J. Penghargaan
PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran,
kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan
penghargaan.
Penghargaan sebagaimana dimaksud dapat berupa pemberian:
▪ tanda kehormatan;
▪ kenaikan pangkat istimewa;
▪ kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
▪ kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
Pasal 82
PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran,
kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat
diberikan penghargaan.
Pasal 83
Penghargaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 82 dapat berupa
pemberian:
a. tanda kehormatan;
b. kenaikan pangkat istimewa;
c. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
d. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
K. Disiplin
Disiplin adalah kesanggupan PNS mentaati peraturan & menghindari larangan per
UU/peraturan kedinasan jika dilanggar dijatuhi hukuman disiplin. Hukuman disiplin
adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar peraturan
Disiplin
Pasal 86
(1) Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan
tugas, PNS wajib mematuhi disiplin PNS.
(2) Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap
PNS serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.
(3) PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
L. Pemberhentian
1. Pemberhentian atas Permintaan Sendiri
2. Pemberhentian Karena Mencapai Batas Usia Pensiun
3. Perampingan Organisasi atau Kebijakan Pemerintah
4. tidak Cakap Jasmani dan/atau Rohani
5. Meninggal Dunia, Tewas, atau Hilang
6. Melakukan Tindak Pidana/Penyelewengan
7. Pelanggaran Disiplin
8. Menjadi anggota/pengurus parpol
9. Tidak Menjabat Lagi Sebagai Pejabat Negara
10. Selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara
11. Menggunakan ijazah palsu
PEMBERHENTIAN SEMENTARA
• Diangkat menjadi pejabat negara
• Diagkat menjadi komisioner/anggota LNS
• Ditahan karena tersangka tindak pidana
Pemberhentian
Pasal 87
(1) PNS diberhentikan dengan hormat karena:
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri;
c. mencapai batas usia pensiun;
d. perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang
mengakibatkan pensiun dini; atau
e. tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan
tugas dan kewajiban.
(2) PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena
dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan hukuman
pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan
tidak berencana.
(3) PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena
melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.
(4) PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:
a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya
dengan jabatan dan/atau pidana umum;
c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
d. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan
berencana.
Pasal 88
(1) PNS diberhentikan sementara, apabila:
a. diangkat menjadi pejabat negara;
b. diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga nonstruktural; atau
c. ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana.
(2) Pengaktifan kembali PNS yang diberhentikan sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
Pasal 90
Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87 ayat (1) huruf c
yaitu:
a. 58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi;
b. 60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi;
c. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan bagi Pejabat
Fungsional.
Perlindungan
Pasal 92
(1) Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:
a. jaminan kesehatan;
b. jaminan kecelakaan kerja;
c. jaminan kematian; dan
d. bantuan hukum.
(2) Perlindungan berupa jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, dan
jaminan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b,
dan huruf c mencakup jaminan sosial yang diberikan dalam program
jaminan sosial nasional.
(3) Bantuan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, berupa
pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di pengadilan
terkait pelaksanaan tugasnya.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai perlindungan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Manajemen PPPK meliputi:
a. penetapan kebutuhan;
b. pengadaan;
c. penilaian kinerja;
d. penggajian dan tunjangan;
e. pengembangan kompetensi;
f. pemberian penghargaan;
g. disiplin;
h. pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan
i. perlindungan.
DAFTAR PUSTAKA
Sondang P Siagian, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ke-3, Penerbit
Bumi Aksara.
Danang Sunyoto, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ke-2, Penerbit
Center Academic Publishing Servise.
Suwatno dan Donni Juni Priansa, 2011, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan
ke -2, Penerbit Alfabeta Bandung.
Gomes, Faustino Cardoso (2003) Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Kedua Andi
Offset.
Husein Umar, 1998, Riset Sumber Daya Manusia Penerbit PT Gramedia Jakarta.
Marihot Tua Efendi Harianja, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan ke-3
Penerbit Gramedia Jakarta.