Anda di halaman 1dari 14

Buletin Psikologi ISSN 0854-7106 (Print)

2018, Vol. 26, No. 2, 97 – 110 ISSN 2528-5858 (Online)


DOI: 10.22146/buletinpsikologi.38817 https://jurnal.ugm.ac.id/buletinpsikologi

“Cool” dan “Hot” Brain Executive Functioning dan


Performansi Akademik Siswa
Nani Restati Siregar1
1 Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Psikologi
Universitas Halu Oleo

Abstract

The study of literature was to aim exploring role of cool and hot executive functions (EF) on
academic performance. It was consist of (a) what are they; (b) developmental hot and cool
EF; and (c) The dynamic of hot and cool EF toward academic performance. This study of
literature explores a distinction (and relationship, too) made within this general domain that
has emerged only recently in the theoretical and empirical literature: cool and hot executive
function. Cool executive functions were related as cognitive tasks (working memory,
cognitive flexibility, inhibition control), and hot executive functions were related as emotion
tasks (motivation, affective decision making, behavior). Both of them played an important
role in academic performance. Implication of literatures study should be useful for teaching
strategy in classroom. Teachers need to create good atmosphere, in particular to stimulate
positive emotions for learners
Keywords: cool executive function; hot executive function; neuropsychology

Pengantar itu, latihan-latihan diperlukan sejak masa


kanak yang ditujukan pada kinerja EF
Kesuksesan 1akademik ditandai keteram- (Diamond, 2012). Konsep executive function
pilan executive function yang memadai yang menganggap bahwa kognitif
(Visu-Petra, Cheie, Benga, & Miclea, 2011). merupakan inti dari kinerja executive
Oleh sebab itu diperlukan rancangan yang function, sedangkan peran emosi dan
efektif dan efisien dalam memenuhi motivasi tidak diperhitungkan. Dalam
kebutuhan anak baik secara emosi, sosial, perspektif, teori dan asesmen terhadap
maupun fisik yang tertuang dalam executive function memfokuskan secara
kurikulum pembelajaran di sekolah murni pada keterampilan kognitif yang
(Diamond, 2014). Mann, et al., (2015) distimulasi melalui hal-hal abstrak, dekon-
menemukan bahwa buruknya performansi tekstualisasi, dan kondisi non afektif
akademik pada siswa sekolah menengah (Peterson & Welsh, 2014). Di sisi lain, para
merupakan indikator kuat terhadap ahli lainnya mulai mempertimbangkan
lemahnya keterampilan executive function peran motivasi dan afek dari executive
(EF). Kondisi demikian salah satunya function, sehingga pada akhirnya banyak
disebabkan oleh kurangnya pemberian penelitian yang mengkaji mengenai peran
stimulus di tahap sebelumnya. Oleh karena executive function pada situasi sosial dan
emosional. Executive function menjadi kon-
1 Korespondensi artikel ini dapat dilakukan melalui: sep yang penting terutama mengenai riset
nanirestatiilham@gmail.com

Buletin Psikologi 97
SIREGAR

pada perkembangan anak, oleh karena lingkungan. Meskipun rangsangan tertentu


executive function telah banyak ditemukan mungkin cenderung menimbulkan reaksi
menjadi prediktor kuat terhadap kesiapan emosional, bagaimana rangsangan tersebut
sekolah, prestasi akademik dan perilaku diproses dan ditafsirkan dapat memberi
sosial pada anak normal maupun yang dampak besar pada keadaan internal dan
mengalami disabilitas (Brock, Rim- perilaku serta tindakan. Melalui strategi dan
Kaufman, Nathanson, & Grimm, 2009; praktek sadar, individu dapat mengubah
Jacobson, Williford, & Pianton, 2011; Will, interpretasi rangsangan spesifik mereka,
Fidler, Daunhaver & Gerlach-McDonald, dan ini dapat mengubah reaksi emosional,
2017). mengubah respon emosional melalui pena-
Peserta didik menggunakan proses laran dan strategi. Hal ini menunjukkan
mental dalam aktivitas belajar di dalam bahwa terdapat pengaruh kognisi terhadap
kelas, seperti berpikir, bernalar dan kegiat- emosi.
an pembelajaran berbasis masalah terkait Pre frontal cortex (PFC) merupakan area
dengan keterlibatan kognitif (Rotgans, & kortikal pada otak bagian depan yang
Schmidt, 2011). Selanjutnya, proses kognitif mengatur fungsi kognitif dan emosi. Dalam
pun dianggap sebagai prediktor kuat neuropsikologi dikenal dengan istilah
performansi akademik peserta didik executive function yang merupakan kinerja
(Bangirana, Menk, John, Boivin, & Hodges, dari pre frontal cortex tersebut. Executive
2013). Di sisi lain, pengaruh emosi terhadap function (EF) merupakan suatu istilah yang
prestasi akademik tidak dapat diabaikan, mencakup domain proses kognitif yang
bahwa baik emosi negatif maupun emosi terkait dengan working memory, inhibition
positif pada prestasi akademik dihubung- control, dan shifting/cognitive flexibility, yang
kan melalui proses kognitif (Valiente, mana menjadi perhatian secara luas dalam
Swanson, & Eisenberg, 2012) dan keter- penelitian neuropsikologi dan kognitif
libatan orang tua terhadap sekolah anak (Lv neurosains (Diamond, 2013; Blair, 2016a;
et al., 2016). Berdasarkan hal tersebut, Blair, 2016b; Miyake et al., 2000). PFC terdiri
tampak bahwa kognitif berperan secara dari beberapa sub area, yakni : orbito frontal
langsung terhadap performansi akademik cortex (OFC) anterior cingulate cortex (ACC)
peserta didik, dan emosi berperan secara dan ventrolateral (VL-PFC) dorsolateral (DL-
tidak langsung. Baik emosi dan kognitif, PFC) rostolateral prefrontal cortex (RL-PFC).
keduanya memiliki dinamika dalam Masing-masing sub area tersebut
memengaruhi performansi akademik. Oleh menunjukkan perbedaan pola terkoneksi
karenanya, aktivitas proses mental, seperti dengan area lainnya di otak. Misalnya OFC
berpikir rasional, bernalar dan pemecahan terkoneksi langsung dengan amigdala,
masalah yang mendukung prestasi berperan pada keputusan menghindar atau
akademik merupakan proses kognitif yang mendekat (approach-avoidance decision).
mana juga melibatkan emosi (Gutnik, Sementara sub area lateral dari PFC (selain
Haleimzada, Yoskowitz, & Patel, 2006; Jung, OFC dan ACC yang merupakan area
Wranke, Hamburger & Knauff, 2014). Di medial) tidak terkoneksi secara langsung
dalam konteks yang berbeda, Phelps (2006) dengan amigdala. Perbedaan disfungsi atau
mengatakan bahwa kemampuan untuk rusaknya sub area tertentu dari PFC
mengatur respon emosional adalah tersebut, ditandai dengan gangguan dalam
komponen penting dari fungsi sosial dan perkembangan (Zelazo, Carlson, & Kesek,
interaksi adaptif yang normal dengan 2008). Park, et. al. (2018) menyebutkan

98 Buletin Psikologi
“COOL” DAN “HOT” BRAIN EXECUTIVE FUNCTIONING, AKADEMIK SISWA

bahwa lemahnya koneksi antara medial higher–order thinking atau higher-order


PFC dengan amigdala dianggap sebagai cognitive functioning, merupakan istilah yang
penyebab tingginya tingkat perilaku agresif tidak semata terkait dengan aktivitas
dan gangguan perhatian pada anak. Park, kognitif saja, namun juga berkaitan dengan
et. al. lebih lanjut menekankan bahwa aktivitas yang melibatkan emosi. Kognitif
konektivitas keduanya sebagai indikator dapat menjadi kontrol bagi emosi. Di sisi
kesehatan mental. Prefrontal cortex (PFC) lain, peran emosi dapat mengganggu
terkoneksi dengan wilayah cortex dan sub- kontrol kognitif, pembajakan perhatian dan
cortex yang mana area korteks merupakan menguras sumber kognitif (Marc, Todd, &
fungsi berpikir sadar, misalnya bernalar, Michael, 2007).
berpikir logika, pemecahan masalah. Dan, Berdasarkan uraian di atas, dianggap
sub korteks merupakan struktur otak perlu mengkaji pengaruh kognitif terkait
bagian dalam yang sangat cepat mendata dengan cool executive function (EF) dan
stimulus (sebelum sampai pada korteks) kontribusi emosi yang terkait dengan hot
yang bermuatan emosi. Ini disebabkan executive function (EF) terhadap performansi
peran amigdala yang kuat. Dinamika akademik peserta didik. Sekalipun, kedua-
keduanya disebut dengan top-down untuk nya berbeda jalur tugas (cool ke arah
peran PFC yang lebih kuat, dan bottom-up kognitif dan hot pada aspek emosi), namun
untuk keterlibatan kuat amigdala dan baik hot dan cool EF memiliki dinamika
anterior cingulate cortex bagian dorsal dalam memberikan pengaruhnya pada
(Comte, et al., 2016). Bonelli & Cummings performansi akademik. Artikel ini memba-
(2007) menyebutkan bahwa gangguan has mengenai : (a) apakah itu ‘hot’ dan ‘cool’
executive function misalnya apatis dan executive function; (b) perkembangan ‘hot’
impulsif merupakan representasi disfungsi dan ‘cool’ executive function; (c) dinamika hot
pada sirkuit frontal dan sub korteks. dan cool executive function pada performansi
Adapun konsep executive function menurut akademik.
Zelazo dan Müller (2011) membagi menjadi
dua domain perkembangan, yakni perkem-
bangan aspek afektif yang disebut “hot” EF Pembahasan
yang lebih terkait dengan bagian ventral
dan medial dari PFC. Sedangkan, perkem- ‘Hot’ dan ‘Cool’ Brain Executive Function
bangan aspek kognitif, yakni “cool” terkait Hal yang telah diketahui bersama bahwa
dengan lateral. Adapun implikasi kinerja lebih sulit memikirkan sesuatu saat dalam
“cool” executive function misalnya, berpikir kondisi emosional atau saat tengah frustasi
abstrak dan pemecahan masalah. Para pene- maupun sedang marah. Mengapa demi-
liti tertarik untuk mengaji perkembangan kian? Dan, apa yang terjadi pada otak?
“hot” executive function, yang mana merujuk Untuk memahami mengapa usia anak
pada sub area di PFC yakni orbitofrontal sampai dengan dewasa masing-masing
cortex, berperan pada situasi yang mem- berbeda dalam membuat keputusan yang
bangkitkan motivasi dan melibatkan emosi melibatkan peran emosi, yakni bergantung
dikarenakan oleh tujuan mendapatkan pada konsekuensi yang akan diterima.
reward dan menghindari punishment Kondisi demikian terkait dengan hot dan
(Happaney, Zelazo, & Stuss, 2004; Zelazo & cool executive function. Hot executive function
Müller, 2002). Istilah executive function yang mengacu pada keterampilan self–manage-
dikenal selama ini adalah merujuk pada ment yang digunakan dalam situasi yang
proses kognitif atau sebutan lainnya yakni memunculkan motivasi dan emosional. Cool

Buletin Psikologi 99
SIREGAR

executive function terkadang juga diistilah- emosi dan motivasi, dan cool EF tersebut
kan cold executive function, lebih mengacu memberikan informasi pada kajian menge-
pada konteks netral (Zelazo & Carlson, nai perkembangan emosi dan sosial anak,
2012). Para ahli menjelaskan berdasarkan yakni terkait dengan pemberian intervensi
riset yang telah dilakukan bahwa bagai- berbasis neuropsikologi (Tsermentseli &
mana emosi dan faktor lainnya memenga- Poland, 2016).
ruhi tiga kinerja inti dari executive function, Zimmerman, Ownsworth, O’Donovan,
yakni : (a) cognitive flexibility (Wang, Chen, Roberts dan Gullo (2016) menguraikan
& Yue, 2017; Yazdi, Farahi, Farahi, & bahwa konsep cold berbeda dengan hot
Hosseini, 2018).; (b) working memory (Hur, executive function, yang mana cold executive
Iordan, Dolcos, & Barenbaum, 2017; Osaka, function merujuk pada mekanisme kinerja
Yaoi, Minamoto, & Osaka, 2013); dan (c) kognitif (misalnya, working memory). Dan,
inhibitory control (Kalantroff, Cohen, & hot executive function memerlukan dukungan
Henik, 2013; kemampuan kognitif melalui kesadaran
Temuan yang membahas mengenai hot emosional dan persepsi sosial (misal,
executive function telah membuka ‘jalan’ kognisi sosial). Penelitian Zimmerman et al.
yang luas tentang konsep executive function (2016) melalui subjek penderita autism
dengan mempertimbangkan aspek motivasi syndrome disorder (ASD) yang mengalami
dan afeksi terhadap executive function. rekognisi emosi dan inferensi sosial yang
Keterlibatan hot executive function (EF) buruk, yang disebabkan oleh performansi
mendorong para ahli untuk menganggap rendah pada working memory, inisiasi respon
penting keterlibatan tersebut dalam peng- dan proses supresi. Hasil penelitian tersebut
ambilan keputusan dan pemecahan masalah mendukung pendapat para ahli sebelumnya
pada kehidupan sehari-hari yang sebelum- bahwa konsep cold dan hot executive function
nya tidak mempertimbangkan konsekuensi berbeda dalam fungsi, namun terintegrasi
dari emosi dan motivasi. Perbedaan domain dalam sistem neural di otak dan bekerja
perkembangan hot EF yang terkait dengan saling memengaruhi satu sama lainnya.

Gambar 1. Framework of Executive Function Processes (diadaptasi dari Chan, et al. (2008) & McDonal
(2013), dalam Zimmerman, Onsworth, Donovan, Roberts & Gullo, 2016).

100 Buletin Psikologi


“COOL” DAN “HOT” BRAIN EXECUTIVE FUNCTIONING, AKADEMIK SISWA

Perbedaan antara hot dan cool executive bermain. Hot executive function dapat dilihat
function bermanfaat dalam memahami dari keinginan yang kuat pada anak untuk
perilaku anak, khususnya masa pra sekolah. segera bermain sehingga dapat menyulitkan
Meuwinsen dan Zelazo (2014) menguraikan bagi anak untuk fokus dan mengingat tiga
melalui contoh sebuah cerita pada anak usia lokasi yang dilewatinya.
pra sekolah yang mengambil mainannya di
dalam kamar dan melewati sebuah lorong. Perkembangan Hot dan Cool Brain Executive
Selanjutnya masuk ke ruang tamu sebelum Function
anak tersebut dapat keluar dan bermain.
Perkembangan otak, cool, dan hot executive
Tampaknya, sederhana, namun bagaimana
function secara umum telah diuraikan oleh
melihat tugas tersebut dengan sudut pan-
para ahli. Luca dan Leventer (2008) melaku-
dang cool dan hot executive function, dan
kan pemetaan dari berbagai hasil penelitian
menganggapnya menjadi luar biasa. Pada
para ahli terhadap karakteristik perkem-
cool executive function, bahwa anak harus
bangan cool dan hot executive function pada
mengingat tiga lokasi yang dilewatinya saat
masing-masing usia pada Tabel 1.
mengambil mainannya sampai akhirnya

Tabel 1.
Perkembangan Otak dan Cold & Hot Executive Function Sepanjang Rentang Kehidupan

Usia Perkembangan Otak Cold EFa Hot EFa


3 tahun Peningkatan volume gray Kemampuan inhibitory control Kemampuan keputusan
matter dan white matter dan sustained attention sampai benar dan salah mulai
dengan usia 5 tahun. Dan, terbentuk
kemampuan cognitive flexibility
yang mulai tampak.
5 tahun Peningkatan metabolisme dan Working memory, dan mulai Kesadaran mengenai
volume gray matter serta white menunjukkan kemampuan keyakinan orang dewasa
matter planning serta goal-directed di sekitar
behavior
6 tahun Peningkatan metabolism Sophisticated adult-like
theory of mind
Memahami pernyataan
yang bertentangan
(konflik secara mental)
8 tahun Peningkatan white matter di Matangnya keterampilan Pemahaman terhadap
area frontalis cognitive flexibility, inhibisi dan metafora social
sustained sampai usia 11 tahun
9 tahun Peningkatan white matter di Working memory dan Berkembangnya
area frontalis perencanaan strategi pemahaman terhadap
kesalahan dalam
bertindak sampai usia 11
tahun

Buletin Psikologi 101


SIREGAR

Usia Perkembangan Otak Cold EFa Hot EFa


11 Perkembangan korteks Perkembangan pesat pada goal-
tahun (periode kedua) pada anak directed behavior
laki-laki
12 Perkembangan korteks Perkembangan pesat pada goal-
tahun (periode kedua) pada anak directed behavior
perempuan
13-14 Peningkatan white matter di Peningkatan kemampuan
tahun area frontalis, menurunnya pengambilan keputusan
jumlah gray matter yang afeksi sampai usia 17
disebabkan oleh menurunnya tahun
kepadatan sinap.
15 Peningkatan white matter di Peningkatan kontrol perhatian,
tahun area frontalis, menurunnya kecepatan memproses dan
jumlah gray matter yang kematangan dalam inhibition.
disebabkan oleh menurunnya
kepadatan sinap.
16-19 Peningkatan white matter di Working memory, strategic
tahun area frontalis, menurunnya planning dan problem solving
jumlah gray matter yang sampai usia 19 tahun
disebabkan oleh menurunnya
kepadatan sinap.
20-29 Akhir dari mielinisasi Working memory dan strategic Pengambilan keputusan
tahun (mylination) planning yang sudah matang afektif yang telah matang
30-49 mulai berkurang berat otak,
tahun sampai dengan 10% pada usia
90 tahun
50-64 Karakteristik istimewa white Menurunkan kemampuan
matter di area prefrontal cortex organization, planning, shifting,
Tahun
working memory dan goal setting.
Kemampuan memproses
informasi yang melambat
65-74 Menurunnya kecepatan aliran Penurunan kemampuan
tahun darah di otak pengambilan keputusan
afeksi.
75 Menurunnya kecepatan aliran Defisit dalam ToM
tahun darah di otak
dst
aEF : Executive Function

Uraian di atas memberikan informasi dalam perkembangan lanjutan pada korteks


bahwa terjadi perkembangan pesat pada antara laki-laki dan perempuan. Kepadatan
otak di tahapan usia tertentu, yakni sebelum sinapsis mulai berkurang sepanjang usia
memasuki usia belasan. Selanjutnya, mema- belasan tersebut dan mencapai akhir dari
suki usia belasan terdapat perbedaan usia mielinisasi di akhir usia dua puluhan.

102 Buletin Psikologi


“COOL” DAN “HOT” BRAIN EXECUTIVE FUNCTIONING, AKADEMIK SISWA

Sejalan dengan hal tersebut, maka fungsi hot Prefrontal cortex (PFC) bagian lateral
dan cool executive function menunjukkan merepresentasikan fungsi kognitif; yang
kematangan seiring dengan bertambahnya mana orbitofrontal dan anterior cingulate
usia, namun mengalami penurunan fungsi memiliki koneksi kuat dengan amigdala
keduanya seiring dengan menurunnya dan dianggap sebagai fungsi emosi dan
perkembangan otak. memori emosional (Ritchey, Dolcos, &
Hot dan cool executive function (EF) Cabeza, 2008). Kolaborasi koneksi pada area
keduanya merupakan kinerja dari lobus prefrontal tersebut juga mengatur perilaku
frontalis, tepatnya di pre frontal cortex (PFC). individu (Barbas, 2009 & Barbas, 2016).
Zelazo dan Lee (2010) menguraikan bahwa
PFC adalah area yang heterogen, yang
Dinamika Cool dan Hot Executive Function
terdiri dari beberapa sub region yang
pada Performansi Akademik
berbeda, yakni : orbitofrontal cortex, anterior
cingulate cortex, ventrolateral, dorsolateral, dan Efek emosi dapat muncul sepanjang proses
rostrolateral prefontal cortex. Executive function pembelajaran di kelas. Khususnya, reaksi
bukan merupakan satu unit proses kognitif, emosi yang ekstrim (misalnya, marah dan
melainkan konstrak psikologi yang tersusun cemas) sering mengganggu perhatian siswa
atas banyak keterampilan kognitif tingkat dan kemampuannya untuk tetap fokus saat
tinggi yang saling terkait satu sama lain belajar dan mengingat sesuatu yang baru.
(Anderson, 2008). Secara tradisional, konsep Namun, reaksi emosi yang moderat berpe-
executive function memfokuskan pada dua ngaruh positif pada siswa dalam perhatian
aspek yakni, “cool” executive function sebagai dan proses executive function, antara lain:
aspek kognitif, yang sering dianggap working memory, cognitive flexibility dan
merupakan tugas dari sub area lateral inhibition (Meltzer, 2014). Konsep hot dan
prefrontal cortex; dan aspek “hot” executive cold executive function (EF) adalah saling
function diatur oleh orbitofrontal cortex dan independen, di mana cold EF mengacu pada
berperan pada situasi yang melibatkan mekanisme proses kognitif tingkat tinggi,
emosi dan motivasi dikarenakan faktor misalnya working memory. Sedangkan hot EF
hadiah dan hukuman (Happaney, Zelazo, & memerlukan kemampuan kognitif yang
Stuss, 2004; Zelazo & Müller, 2002). Di didukung oleh kesadaran emosional dan
bawah ini adalah gambar otak dengan persepsi sosial, misalnya kognisi sosial
kinerja executive function yang berada pada (Zimmerman, Ownsworth, Donovan,
PFC beserta empat sub regionnya. Robert, & Gulo, 2016).

Gambar 2. Permukaan Lateral PFC (kiri) dan Permukaan Medial (kanan). ACC, Anterior Cingulate Cortex; DL-
PFC, Dorsolateral Prefrontal Cortex; OFC, Orbitofrontal Cortex; RLPFC, Rostrolateral Prefrontal Cortex; VL-PFC,
Ventrolateral Prefrontal Cortex. (Diambil dari Handbook of Life-Span Development; Cognition, Biology, and Methods).

Buletin Psikologi 103


SIREGAR

Luca dan Leventer (2008) menguraikan yakni (1) kompetensi kognitif, misalnya
bahwa keterampilan hot executive function berpikir, regulasi diri dan perencanaan; (2)
(EF) seperti keputusan afektif, merupakan kompetensi emosional, memfokuskan pada
kemampuan yang dikontrol oleh korteks regulasi rasa aman dan emosi (Hyson,
orbitofrontalis (orbitofrontal cortex), yang Copple, & Jones, 2006). Terkait dengan
mana telah dilakukan studi pada anak pra kompetensi emosional adalah memainkan
sekolah dengan menggunakan Iowa peran penting pada penyesuaian sekolah
Gambling Task (IGT). IGT mengukur (Magdalena, 2012). Sedangkan, kompetensi
pengambilan keputusan terkait dengan hot kognitif pada prestasi akademik (Morales,
EF (Hobson, Scott, & Rubia, 2011). Chan, et 2015). Keduanya, baik prestasi akademik
al. (2008) menyebut berdasarkan hasil reviu maupun penyesuaian sekolah, merupakan
instrumen bahwa IGT sensitif pada individu representasi dinamika hot dan cool EF
yang mengalami kerusakan pada prefrontal (Mann, Hund, Hesson, & Roman, 2016).
cortex, khususnya di ventromedial. Pada masa remaja cold executive function (EF)
Kedua perspektif mengenai cool dan hot mengalami peningkatan seiring dengan
executive function tersebut masing-masing bertambahnya usia, dan memprediksi pres-
menjelaskan secara berbeda berdasarkan tasi akademik. Sedangkan, hot EF menun-
hasil penelitian. Di satu sisi, hot executive jukkan perkembangan bell-shaped (seperti
function dalam hal ini adalah emosi dijelas- lonceng), yakni mengalami peningkatan di
kan sangat berperan terhadap dinamika awal usia dan mengalami pnurunan seiring
proses pembelajaran di sekolah. Emosi bertambahnya usia, serta memainkan peran
negatif dan positif siswa turut memberikan penting terkait dengan permasalahan
kontribusi pada aktivitas kognitif, misalnya emosional (Poon, 2018).
mengingat informasi dalam proses pembe- Dinamika perbedaan tugas masing-
lajaran tersebut. Di sisi lain, hot executive masing cool dan hot executive function mem-
function dalam hal ini pengambilan kepu- berikan informasi bagi dunia pendidikan
tusan dan proses emosi lainnya, adalah bahwa otak mengelola prestasi akademik
dipengaruhi oleh fungsi kognitif, misalnya juga emosi dan perilaku sosial peserta
working memory (Bechara, Damasio, & didik. Keberhasilan penyesuaian di sekolah,
Damasio, 2000). bukan hanya diletakkan pada kemampuan
Jacobson, Williford, dan Pianton (2011) kognitif semata, melainkan bagaimana
mendeskripsikan bahwa perkembangan siswa mengelola emosi dan perilakunya.
executive function (EF) selama masa prase- Huffman, Mehlinger, dan Keriyan (2000)
kolah dan saat berada di bangku sekolah mengidentifikasi tiga komponen utama
dasar memengaruhi performansi akademik yang terlibat dalam kesuksesan di sekolah,
dan penyesuaian sekolah siswa di kelas VI. terlebih bagi tahun-tahun pertama anak
Disisi lain, pada masa pra sekolah lebih memasuki sekolah, antara lain: (a) kompe-
diutamakan pada regulasi emosi dan tensi akademik; (b) kompetensi perilaku;
proses-proses yang terlibat dalam hot EF dan (c) kompetensi sosial. Ketiga kompe-
(Garon, 2017) serta melatih hot executive tensi tersebut masing-masing mencermin-
function (Willoughby, Kursmidt, Voegler- kan peran dari cool dan hot executive function
Lee, & Bryant, 2011). Kenyataanya, bahwa sebagaimana seperti yang telah diuraikan di
di dalam kurikulum pendidikan anak usia atas.
dini wajib meliputi dua area perkembangan,

104 Buletin Psikologi


“COOL” DAN “HOT” BRAIN EXECUTIVE FUNCTIONING, AKADEMIK SISWA

Otak manusia sangat kompleks secara perkembangan otak yang semakin matang
anatomi dan fungsinya, dibandingkan seiring bertambahnya usia tidak dipahami
dengan makhluk lainnya. Aktivitas yang bahwa usia tua menandakan otak yang
dilakukan oleh manusia merupakan repre- sangat matang. Melainkan, pada pertam-
sentasi kinerja dan fungsi dari otak, salah bahan usia tertentu dan selanjutnya akan
satunya, aktivitas akademik yakni belajar. mengalami perubahan kemunduran baik
Kemampuan kognitif dan keterampilan secara fisik (volume dan struktur) maupun
mengelola emosi adalah dua hal yang fungsi otak manusia (Farell, 2012). Adapun
berperan dalam kesuksesan akademik siswa tugas-tugas kognitif yang mengalami
di sekolah (Finn et al., 2014; Pratama & penurunan terkait dengan usia, antara lain
Corebima, 2017). Executive function (EF) kecepatan memproses informasi, working
merupakan kinerja dari prefrontal cortex memory dan executive function (Murman,
(PFC) yang mana hot executive function pada 2015).
ventromedial PFC yang terkait dengan Perbedaan kemampuan dalam per-
domain emosi; dan lateral PFC merupakan fomansi akademik antar tahap perkembang-
cold EF yang terkait dengan kognitif. Sejalan an yang berbeda, misalnya juga ditemukan
dengan hal tersebut, konsep yang diusulkan pada siswa kelas rendah dan kelas tinggi di
oleh Ardila (2018) mengenai dua hal yang sekolah dasar. Pada siswa kelas rendah
mendasar pada EF, yakni metakognitif atau ditemukan banyak memberikan jawaban
intelektual executive function (EF) dan yang salah pada soal pemecahan masalah
emosional/motivasional EF. Metakognitif EF kata matematika (mathematical word problem
terdiri dari pemecahan masalah, berpikir solving) (Lubin, Houde, & Neys, 2015).
abstrak, perencanaan, antisipasi konsekuen- Lubin, et al. lebih lanjut mengusulkan
si dari perilaku, mengembangkan strategi program latihan kontrol inhibisi bagi siswa
dan implementasi dan working memory. untuk mendukung kematangan anterior
Sedangkan, emosional/motivasional EF cingulate cortex (ACC). ACC terdapat pada
adalah bertanggung jawab untuk mengkor- prefrontal cortex (PFC) yang menghu-
dinasikan kognisi dan emosi. Atau kemam- bungkan antara sistem limbik dan PFC
puan membuat strategi agar dapat diterima (Stevens, Hurley & Taber, 2011). Anterior
secara sosial. Konsep yang dikembangkan cingulate cortex (ACC) yang belum cukup
oleh Ardila tersebut memiliki makna yang matang, menyebabkan pengaruh kuat
serupa dengan konsep cool dan hot yang sistim limbik dalam pemberian keputusan
dikembangkan oleh para tokoh sebelumnya. pada anak. Semakin bertambah usia, proses
Karakteristik perkembangan otak yang belajar dan pengalaman menstimulasi
terdapat pada tiap usia, menghasilkan berpikir kognitif sehingga ACC menjadi
fungsi yang lebih matang. Artinya, semakin lebih matang dibanding usia sebelumnya.
bertambah usia maka struktur otak semakin Cingulate cortex yang dimulai dari bagian
matang dan oleh karena itu merefleksikan anterior, menuju mid sampai dengan bagian
fungsinya yang semakin matang pula, di posterior terkait dengan hot executive
sisi lain memunculkan keterampilan baru function (EF), yakni regulasi diri, pembuatan
sebagai fungsi dari perkembangan otak. keputusan dan persepsi emosi (Moreno-
Karakteristik tersebut, terefleksikan dalam Lōpez, et al., 2012).
perilaku sosial (Arain et. al., 2013) maupun Berlandaskan perspektif neuropsikolo-
performansi akademik (Navarro, García- gi, yakni bagian otak yang menghubungkan
Rubio, & Olivares, 2015). Namun, dinamika antara prefrontal cortex (PFC) dan sistem

Buletin Psikologi 105


SIREGAR

limbik yang disebut anterior cingulate cortex Diperlukan pengetahuan guru mengenai
(ACC), menjadi sebuah alasan mengapa karakteristik kinerja otak pada siswa jenjang
karakteristik kurikulum di tiap jenjang pendidikan dasar yang terkait dengan
pendidikan berbeda. Bahkan, untuk sekolah fungsi otak yang terlibat pada proses belajar
dasar pada pelajaran matematika yang dan mengajar di kelas. Dengan demikian,
mana antara kelas rendah (kelas 1, 2 dan 3) dapat merancang strategi pengajaran yang
berbeda taraf kesulitan dengan kelas tinggi. mendukung perkembangan dan kema-
Karakteristik pembelajaran dan pengajaran tangan baik cool dan hot executive function
berbasis pemecahan masalah (problem tersebut.
solving) dimulai dari kelas rendah sampai
dengan kelas tinggi adalah menyesuaikan
Daftar Pustaka
dengan karakeristik perkembangan fungsi
otak, yakni emosi. Anak sejak usia dini Anderson, P. J. (2008). Toward a develop-
perlu dilatih mengelola emosi, sehingga ini mental. Dalam V. Anderson., R. Jacobs,
memberikan stimulus pada pencapaian & P. J. Anderson (Eds), Executive
kematangan ACC, yang berperan penting function and frontal lobes. A life span
dalam mengintegrasikan sirkuit saraf perspective (pp.3-22). London: Taylor &
regulasi afeksi (Stevens, Robin, Hurlex, & Francis.
Katherine, 2011). ACC bersama dengan
Arain, M., Haque, M., Johal, L., Mathur, P.,
orbitofrontal cortex (OFC) keduanya merupa-
Nel, W., Rais, A., Sandhu, R., …
kan perwujudan kinerja hot executive
Sharma, S. (2013). Maturation of the
function (EF), sebagaimana yang telah
adolescent brain. Neuropsychiatric disease
dijelaskan sebelumnya. Sementara, fungsi
and treatment, 9, 449-61. doi: 10.2147/
kognitif terkait dengan cool EF, yakni
NDT.S39776
meliputi lateralisasi, antara lain : dorsolateral
(DL-PFC), ventralateral (VL-PFC), Ardila, A. (2018). Is intelligence equivalen to
rostrolateral (RL-PFC). executive function?. Psicothema, 30(2),
159-164. doi: 10.7334/Psicothema2017.
329
Penutup
Bangirana, P., Menk, J., John, C. C., Boivin,
Cool dan hot executive function berperan luas M. J., & Hodges, J. S. (2013) The
pada domain akademik di sekolah, baik association between cognition and
pada siswa jenjang pendidikan dasar academic performance in Ugandan
maupun jenjang sekolah menengah. children surviving malaria with neuro-
Bahkan, juga menunjang kesuksesan logical involvement. PLoS ONE, 8(2),
akademik mahasiswa di perguruan tinggi. e55653. doi: 10.1371/journal.pone.
Bahkan, dalam kehidupan manusia secara 0055653
luas sepanjang peran kognitif dan emosi Barbas, H. (2016). Executive function: The
terlibat dalam aktivitas manusia. prefrontal cortex: Structure and
Dinamika perkembangan cool dan hot anatomy. Reference Module in Biomedical
executive function saling memengaruhi satu Sciences. doi: 10.1016/B978-0-12-801238-
dan lainnya terhadap performansi 3.04731-0
akademik siswa. Executive function secara Barbas, H. (2009). Prefrontal cortex:
keseluruhan (baik cool dan hot) mendukung Structure and anatomy. Encyclopedia of
performansi akademik siswa di sekolah.

106 Buletin Psikologi


“COOL” DAN “HOT” BRAIN EXECUTIVE FUNCTIONING, AKADEMIK SISWA

Neuroscience, 909-908. doi: 10.1016/B978- human spirit. Minn Symp Child Psychol,
008045046-9-00427-7 37, 205-232. https://www.ncbi.nlm.
Bechara, A., Damasio, H., & Damasio, A. R. nih.gov/pmc/articles/PMC4210770
(2000). Emotion, decision making and Diamond, A. (2013). Executive functions.
orbitofrontal cortex. Cerebral Cortex, Annu Rev Psychol, 64, 135-168. doi:
10(3), 295-307. doi: 10.1093/cercor/ 10.1146/ annurex-psych-11301-143750
10.3.295 Diamond, A. (2012). Activities and
Blair, C. (2016a). Executive function and programs that improve children’s
early childhood education. Behavioral executive functions. Current Directions
Science, 10, 102-107. doi: 10.1016/ in Psychological Science, 21(5), 335–341.
j.cobeha.2016.05.009 doi: 10.1177/ 0963721412453722
Blair, C. (2016b). Developmental science and Farrell, M. J. (2012). Age-related changes in
executive function. Psychological Science, the structure and function of brain
25(1), 3-7. doi: 10.1177/096372141562 regions involved in pain processing,
2634 Pain Medicine, 13(2) S37–S43, doi:
Bonelli, R. M., & Cummings, J. L. (2007). 10.1111/ j.1526-4637.2011.01287.x
Frontal-subcortical circuitry and beha- Finn, A. S., Kraft, M. A., West, M. R.,
vior. Dialogues in clinical neuroscience, Leonard, J. A., Bish, C. E., Martin, E.
9(2), 141-51. E.,…Gabrieli, J. D. E. (2014). Cognitive
Brock, L. L., Rimm-Kaufman, S. E., skills, students achievement test, and
Nathanson, L., & Grimm, K. J. (2009). schools. Psychological Science, 25(3), 736-
The contributions of 'hot' and 'cool' 744. doi: 10.1177/0956797613516008
executive function to children's Garon, N. (2016). A review of hot executive
academic achievement, learning-related function in preschoolers. Journal of Self-
behaviors, and engagement in kinder- Regulation and Regulation, 2. doi: 10.
garten. Early Childhood Research Quarter- 11588/josar.2016.2.34354
ly, 24(3), 337-349. doi: 10.1016/j.ecresq. Gutnik, L. A., Haleim, A. F., Yoskowitz, N.
2009.06.001 A., & Patel, V. L. (2006). The role of
Chan, R. C. K., Shum, D., Toulopoulou, T., emotion in decision-making: A cogni-
& Chen, E. Y. H. (2008). Assesment of tive neuro-economic approach towards
executive functions: Review of instru- understanding sexual risk behavior.
ments and identification of crtitical Journal of Biomedical Informatics, 39(6),
issues. Archives of clinical neuropsy- 720-736. doi: 10. 1016/j.jbi.2006.03.002
chology, 23(2), 201-216. Happaney, K., Zelazo, P. D., & Stuss, D. T.
Comte, M., Schön, D., Coull, J. T., Reynaud, (2004). Development of orbitofrontal
E., Khalfa, S., …… Fakra, E. (2016). function: Current themes and future
Dissociating bottom-up and top-down directions. Brain and Cognition, 55, 1-10.
mechanisms in the cortico-limbic Hobson, C. W., Scott, S., & Rubia, K. (2011).
system during emotion processing. Investigation of cool and hot executive
Cerebral Cortex, 26(1), 144–155. doi: function in ODD/CD independently of
10.1093/ cercor/bhu185 ADHD. The Journal of Child Psychology
Diamond, A. (2014). Want to optimize and Psychiatry, 52(100: 1034-1043). doi:
executive functions and academic 16.iiii/j.1469-7610.2011.12454.x
outcomes? Simple, just nourish the

Buletin Psikologi 107


SIREGAR

Huffman, L. C., Mehlinger, S. L., & Kerivan, functions across the lifespan. Dalam V.
A. S. (2000). Risk factors for academic Anderson., R. Jacobs., P. J. Anderson
and behavioral problems at the (Eds), Executive function in frontal lobe. A
beginning of school. http://www.secure. lifespan perspective (pp.23-56). New York:
ce4allience.com/articles/9580/ Taylor.
riskfactoracademic Lv, B., Zhou H., Guo X., Liu C, Liu Z, &
Hur, J., Iordan, A. D., Dolcos, F., & Luo, L. (2016) The relationship between
Berenbaum, H. (2017) Emotional academic achievement and the emo-
influences on perception and working tional well-being of elementary school
memory, Cognition and Emotion, 31(6), children in China: The moderating role
1294-1302, doi: 10.1080/02699931.2016. of parent-school communication. Front.
1213703 Psychol., 7, 948. doi: 10.3389/fpsyg.
Hyson, M., Copple, C., & Jones, J. (2006). 2016.00948
Early childhood development and Magdalena, S. M. (2012). Social and
education. In K. A. Renninger & I. Sigel emotional competence – predictors of
(Eds.), Handbook of child psychology: school adjustment. Procedia – Social and
Volume 4. Child psychology in practice (pp. Behavioral Sciences, 76, 29-33, doi: 10.
3–47). New York: Wiley. 1016/j.sbspro.2013.04.068
Jacobson, L. A., Williford, A. P., & Pianton, Mann, T. D., Hund, A. M., Hesson-McInnis,
R. C. (2011). The role of executive M. S., & Roman, Z. J. (2016). Pathways
function in children’s component to school readiness : Executive
adjustment to middle school. Child functioning predicts academic and
Neuropsychology, 17(3), 255-280. doi: 10. social-emotional aspects of school
1080/ 09297 049. 2010.535654 readiness. Mind, Brain, & Education,
Jung, N., Wranke, C., Hamburger, K., & 11(1), 21-31.
Knauff, M. (2014). How emotions affect Mann, D. P., Roberta, S., James, B., Andrea,
logical reasoning: Evidence from L. J., Kuhn, A. J., Devereaux, B. N., ….
experiment with mood-manipulated Middaugh, E. L. (2015). Executive
participants, spider phobic and people functioning: Relationship with high
with exam anxiety. Experimental school student role performance. The
Psychology and Cognitive Science, 5, 570. Open Journal of Occupational Therapy,
doi: 10.3389/fpsyg.2014.00570 3(4), 2. doi: 10.15453/2-168-6408.1153
Kalanthroff, E., Cohen, N., & Henik, A. Marc, D. L., Rebecca, M. T., & Michael, J. M.
(2013). Stop feeling: Inhibition of L. (2007). Event–related potential
emotional interference following stop- measures of emotion resolution in early
signal trials. Frontiers in Human childhood. Neuroreport, 18, 61-65, doi:
Neuroscience, 7(78), doi: 10.3389/ 10.1097/WNR. 0b013e328010a216
fnhum.2013.00078. Meltzer, L. (2014). Teaching executive
Lubin, A., Houdé, O., & Neys, W. D. (2015). functioning processes: Promoting
Evidence for children’s error sensitivity metacognition, strategy use, and effort.
during arithmetic word problem Dalam S. Goldstein & J. A. Naglieri
solving. Learning and Intervention, 40, 1-8 (Eds). Handbook of Executive Functioning
Luca, C. R. D., & Leventer, R. J. (2008). (445-474). New York: Springer. doi: 10.
Developmental trajectories of executive 1007/978-1-4614-8106-5

108 Buletin Psikologi


“COOL” DAN “HOT” BRAIN EXECUTIVE FUNCTIONING, AKADEMIK SISWA

Meuwinssen, A. S., & Zelazo, P. D. (2014, Park, A. T., Leonard, J. A., Saxler, P. K., Cyr,
November). Hot and cool executive A. B., Gabrieli, J. D. E., & Mackey, A. P.
function: Foundation for learning and (2018). Amygdala – medial prefrontal
healthy development. Zero to Three, 18- cortex connectivity relates to stress and
23. mental health in early childhood. Social
Miyake, A., Friedman, N. P., Emerson, M. J., Cognitive and Affective Neuroscience,
Witzki, A. H., Howerter, A., & Wager, 13(4), 430-439. doi: 10. 1093/scan/nsy017
T. D. (2000). The unity and diversity of Peterson, E., & Welsh, M. C. (2014). The
executive function and their development of hot and cool executive
contributions to complex “frontal lobe” function in childhood and adolescence:
task: A latent variable analysis. Are we getting warmer?. Dalam S.
Cognitive Psychology, 41, 49-100. doi: Goldstein & J. A. Naglieri (Eds).
10.1006/cogp.1999.0734 Handbook of Executive Functioning, (pp.
Morales, L. P. (2015). Relationship between 45-65). New York: Springer.
cognitive processes and academic Phelps, E. A. (2006). Emotion and cognition:
performance in high school students. Insight from studies of the human
Psychologia: Avances de la Disciplina, 9(2), amygdala. Annu Rev Psychol, 57, 27-53.
85-100. doi: 10.1146/annurev.psych.56.091103.
Moreno-Lōpez, L., Stamatakis, E. A., 070234
fernāndez-Serrano, M. J., Gōmez-Rio, Poon, K. (2018). Hot and cool executive
M., Rodriguez-Fernāndez, A.,…..& functions in adolescence: Development
Verdejo-Garcia, A. (2012). Neural and contributions to important
correlates of hot and cold executive developmental outcomes. Frontiers in
functions in polysubstance addiction: psychology, 8, 2311. doi: 10.3389/fpsyg.
Association between neuropsycho- 2017.02311
logical performance and testing brain Pratama, A. T., & Corebima, A. D. (2017).
metabolism as measured by positron Contributions emotional intelligence on
emission tomography. Psychiatry cognitive learning result of biology of
Research: Neuroimaging, 203(2-3), 214- senior high school students in Medan,
221. doi: 10.1016/j.pscychresns.2012.01. Indonesia. International Journal of
006 Environmental & Science Education,
Murman, D. L. (2015). The impact of age on 11(15), 8077-8087.
cognition. Seminars in Hearing, 36(3), Ritchey, M., Dolcos, F., & Cabeza, R. (2008).
111-21. doi: 10.1055/s-0035-1555115 Role of amygdala connectivity in the
Navarro, J. J., García-Rubio, J., & Olivares, persistence of emotional memories over
P. R. (2015). The relative age effect and time: An event-related fMRI investi-
its influence on academic performance. gation. Cerebral Cortex, 18(11), 2494-
PloS one, 10(10), e0141895. doi: 10.1371/ 2504. doi: 10.1093/cercor/bhm262
journal.pone.0141895 Rotgans, J. I., & Schmidt, H. G. (2011).
Osaka, M., Yaoi, K., Minamoto, T., & Osaka, Cognitive engagement in the problem-
N. (2013). When do negative and based learning classroom. Advances in
positive emotions modulate working Health Sciences Education: Theory and
memory performance?. Scientific reports, Practice, 16(4), 465-79.
3, 1375. doi: 10.1038/srep01375

Buletin Psikologi 109


SIREGAR

Stevens, F. L., Hurley, R. A., & Katherine, K. intelligence and its role in cognitive
H. (2011). Anterior cingulate cortex: flexibility of children with and without
Unique role in cognition and emotion. J. attention deficit hyperactivity disorder.
Neuropsychiatry Clin Neurosci, 23(2), 120- Anales de Psicologia, 34(2), 299-304
125. Zelazo, P. D., & Carlson, S. M. (2012). Hot
Tsermentseli, S., & Poland, S. (2016). Cool and cool executive function in child-
versus hot executive function: A new hood and adolescence: Development
approach to executive function. and plasticity. Child Development
Encephalos, 53, 11-14. http: Perspective, 6(4), 354-360
www.encephalos.gr/pdf/53-1-02e Zelazo, P. D., & Lee, W. S. C. (2010). Brain
Valiente; Swanson, J., & Eisenberg, N. development. An overview. Dalam W.
(2012). Linking students’ emotions and F. Overton (Ed). Cognition, biology, and
academic achievement: When and why methods across the lifespan. Handbook of
emotions matter. Child Dev Perspect, Life-span development (pp.89-114).
6(2), 129-135. doi: 10.1111/J.1750.8606. Hoboken, NJ: Willey.
2011. 00192-x Zelazo, P. D., Carlson, S. M., & Kesek, A.
Visu-Petra, L., Cheie, L., Benga, O., & (2008). The developmental of executive
Miclea, M. (2011). Cognitive control function in childhood. Dalam C. A.
goes to school: The impact of executive Nelson., & M. Luciana (Eds). Handbook
functions on academic performance. of developmental cognitive neuroscience
Procedia-Social and Behavioral Sciences, 11, (pp.553-574). London: The MIT Press.
240-244. doi: 10.1016/j.sbspro.2011. 01. Zelazo, P. D., & Müller, U. (2002). Executive
069 functions in typical and atypical
Wang, Y., Chen, J., & Yue, Z. (2017). Positive development. In U. Goswami (Ed), The
Emotion Facilitates Cognitive Flexi- Wiley-Blackwell handbook of childhood
bility: An fMRI Study. Frontiers in cognitive development (pp.445-469).
psychology, 8, 1832. doi: 10.3389/fpsyg. Oxford: Wiley-Blackwell.
2017.01832 Zelazo P. D, & Müller, U. (2011). Executive
Will, E., Fidler, D. J., Daunhaver, L., & function in typical and atypical
Gerlac-McDonald, B. (2017). Executive development. In U. Goswami (Ed). The
function and academic achievement in Wiley-Blackwell handbook of childhood
primary-grade students with Down cognitive development. 2nd ed. Oxford:
syndrome, 61(2), 181-195, doi: 10.111/ Wiley-Blackwell
jir.12313 Zimmerman, D. L., Ownsworth, T.,
Willoughby, M., Kupersmidt, J., Voegler- O’Donovan, A., Roberts, J., & Gullo, M.
Lee, M., & Bryant, D. (2011). Contri- J. (2016). Independence of hot and cold
butions of hot and cool self-regulation executive function deficits in high-
to preschool disruptive behavior and functioning adults with autism
academic achievement. Developmental spectrum disorder. Frontiers in Human
Neuropsychology, 36(2), 162–180. doi: 10. Neuroscience, 10, 24. doi: 10.3389/fnhum.
1080/87565641. 2010.549980 2016.00024
Yazdi, S. A. A., Farahi, S. M.M., Farahi, S. M.
M. M., & Hosseini, J. (2018). Emotional

110 Buletin Psikologi

Anda mungkin juga menyukai