Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
TAHUN 2020
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
yang dapat dimulai dari menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan
mempengaruhi proses pembelajaran. Namun demikian, komponen yang selama ini dianggap
sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Bagaimanapun bagus dan
idealnya kurikulum pendidikan, lengkapnya sarana dan prasarana pendidikan, tanpa diimbangi
bermakna. Proses pembelajaran akan tercipta dengan baik apabila terjadi interaksi antara guru
dan siswa. Guru adalah orang dewasa yang secara sadar bertanggung jawab dalam mendidik,
mengajar dan membimbing peserta didik. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam
keberhasilan proses pembelajaran. Keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran dapat
dilihat dari tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu tercapainya tujuan pembelajaran adalah
siswa dapat memahami dan mengerti mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Dalam
keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang
paling pokok.
proses belajar mengajar yang dialami siswa. Siswa yang belajar tentu akan mengalami sesuatu
perubahan baik perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Guru
sebagai orang yang dianggap memiliki kemampuan untuk mentransfer pengetahuan kepada siswa
diharapkan mampu mengemban tugas secara profesional sesuai dengan disiplin ilmu yang
dimilikinya.
Guru juga memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang
diselenggarakan secara formal di sekolah serta memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
proses pembelajaran salah satunya adalah keberhasilan belajar siswa. Untuk mencapai
keberhasilan belajar siswa diperlukan peran guru yaitu sebagai fasilitator dan motivator. Tugas
guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi harus menjadi fasilitator
yang bertugas memberikan kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada seluruh peserta
didik, agar mereka dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat,
tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Rasa gembira penuh semangat,
tidak cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka merupakan modal dasar bagi
peserta didik untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi, menghadapi
berbagai kemungkinan, dan memasuki era globalisasi yang penuh berbagai tantangan (Mulyasa,
2013:53-54).
Guru sebagai fasilitator harus memiliki sikap yang baik, pemahaman terhadap peserta
didik melalui kegiatan dalam pembelajaran dan memiliki kompetensi dalam menyikapi perbedaan
individual peserta didik Mulyasa, 2013:55-57). Selain guru berperan sebagai fasilitator juga harus
berperan sebagai motivator dalam memberikan semangat kepada siswa. Hasil belajar akan
optimal kalau ada motivasi yang tepat. Terkait dengan ini maka kegagalan belajar siswa jangan
begitu saja mempersalahkan pihak siswa, sebab mungkin saja guru tidak berhasil dalam memberi
motivasi yang mampu membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk berbuat atau belajar.
Jadi tugas guru adalah bagaimana mendorong para siswa agar pada dirinya tumbuh motivasi
memotivasi siswa, yaitu peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian
penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi peserta didik, menggunakan hadiah, hukuman
secara efektif dan tepat guna serta memberikan penilaian dengan adil dan transparan (Mulyasa,
2013:59).
Siswa akan termotivasi dalam belajarnya jika pinsip tersebut dapat dilaksanakan dengan
baik oleh guru. Untuk membangkitkan motivasi siswa dapat dilakukan dengan memberi angka,
hadiah, saingan, ego-involvement, memberi ulangan, mengetahui hasil, pujian, hukuman, hasrat
untuk belajar, minat dan tujuan yang diakui (Sardiman, 2016:92-95). Peranan guru sebagai
motivator ini sangat penting dalam interaksi belajar-mengajar, karena menyangkut esensi
pekerjaan mendidik yang membutuhkan kemahiran sosial. Peran guru sebagai fasilitator dan
motivator adalah memberikan kemudahan atau memfasilitasi siswa dalam belajar dan guru juga
harus bisa membangkitkan semangat siswa. Namun, pada kenyataannya peran guru sebagai
fasilitator dan motivator kurang maksimal di lakukan oleh guru. Hal ini terlihat dari hasil
pengamatan peneliti bahwa peran guru sebagai fasilitator masih kurang maksimal dilaksanakan
karena masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan guru, kemudian siswa tersebut bertanya kepada siswa lain bukan bertanya kepada guru.
Guru adalah tokoh bermakna dalam kehidupan anak. Guru memegang peran lebih dari
sekedar pengajar, melainkan pendidik dalam arti yang sesungguhnya.5 Secara umum dapat
dikatakan bahwa setiap guru memiliki tiga peran dalam proses belajar-mengajar, yaitu peran
sebagai komunikator, motivator, dan fasilitator. Sebagai komunikator, dalam megajarkan bahan
bahan ilmu pengetahuan guru mengalihkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan kepada siswa
dan membuat mereka mampu menyerap, menilai, dan mengembangkan secara mandiri ilmu yang
dipelajari. Sebagai motivator, guru menimbulkan motivasi dan semangat pada siswa untuk secara
terus menerus mempelajari dan mendalami ilmunya. Guru terus berperan untuk merangsang
siswanya agar mau dan senang belajar. Sebagai fasilitator, guru berupaya untuk mempermudah
A. Guru profesional
Secara etimologi, “profesi” berasal dan bahasa Yunani yang mengandung anti “pekerjaan
job”. , yaitu menghabiskan adanya pengetahuan dan keahlian khusus melalui persiapan dan
latihan Namun arti itu kemudian berkembang tidak hanya sekedar pekerjaan atau job, tetapi di
dalamnya terpaku juga suatu “panggilan” atau suatu “ailing”, suatu strong inner impulse.
jawab terhadap profesinya atau berperan sebagaimana jabatan yang diembannya. Profesionalisme
merupakan sesuatu yang berkenaan dengan profesi, dimana seseorang dengan profesinya tersebut
memiliki kemampuan untuk melaksanakan sesuai dengan norma-norma atas profesi yang
dijabatnya.
Tugas profesional guru yang meliputi mendidik, mengajar, dan melatih mempunyai arti
yang berbeda. Tugas mendidik mempunyai arti bahwa guru harus meneruskan dan
sebelum terjun dalam profesinya, guru sudah harus memiliki kemampuan baik yang bersifat
Adapun tugas pokok seorang guru dalam kedudukannya sebagai pendidik professional
atau tenaga pendidik seperti disebutkan dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasal 39 tentang Sistem
pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.
3) Pendidik yang mengajar pada satuan pendidikan dasar dan menengah disebut guru dan
Guru merupakan ujung tombak dalam proses belajar mengajar didalam kelas. Oleh
karena itu kemampuan guru marupakan indikator pada keberhasilan proses belajar mengajar.
Disamping itu tugas profesionalisme guru juga mencakup tugas terhadap diri sendiri, terhadap
keluarga, dan terutama tugas dalam lingkungan masyarakat dimana guru tersebut tinggal. Tugas-
tugas tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seorang guru, karena bagaimanapun juga
sosok kehidupan seorang guru adalah merupakan sosok utama yang berkaitan dengan lingkungan
dimana guru tinggal, sehingga guru harus mempunyai pribadi yang rangkap yang harus dapat
diperankan dimana guru itu berada. Tugas personal guru yang dimaksud disini adalah tugas
yang berhubungan dengan tanggungjawab pribadi sebagai pendidik, dirinya sendiri dan konsep
pribadinya.
terapkan, media yang digunakan, dan lain-lain. Tatapi disamping komponenkomponen pokok
yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, ada faktor lain yang ikut mepengaruhi keberhasilan
belajar siswa, yaitu soal hubungan antara gura dan siswa. Hubungan guru dengan siswa/anak
didik di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan.
Bagaimanapun banyak bahan pelajaran yang diberikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang
digunakan, namun jika hubungan guru-siswa merupakan hubungan yang tadak harmonis, maka
Tugas guru yang berhubungan dengan tanggung jawab sebagai seorang pendidik, sangat
erat hubungannya dengan tugas profesionalisme yang harus dipenuhi oleh seorang guru dalam
kaitannya dengan pelaksanaan proses belajar mengajar. Dewasa ini sering dijumpai bahwa
seorang guru lebih mementingkan tugas pribadinya dari pada harus melaksanakan tugas dan
kewajibannya sebagai seorang pendidik, sehingga tidak mustahil adanya guru yang tidak bisa
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dengan baik, karena lebih mementingkan persoalan
yang berkenaan dengan pribadinya sendiri. Misalnya seorang guru tidak mengajar karena harus
mengajar ditempat lain untuk menambah pendapatan pribadinya. Hal semacam ini seringkali
mengakibatkan jatuhnya korban pada salah satu pihak, yaitu anak didiknya, hal ini dikarenakan
keteledoran guru yang berusaha mencari tambahan penghasilan untuk dirinya pribadi.
guru juga harus berfungsi sebagai pemberi fasilitas atau melakukan fasilitasi. Guru menjadi
jembatan yang baik di depan para siswanya. Dalam fungsinya ini guru lebih banyak melakukan
sharing belajar, atau bisa disebut belajar bersama. Ketika guru menyampaikan kompetensi dasar
sebuah mata pelajaran, ia tidak akan mengeksplorasi pelajaran itu, ia hanya memancing
pengetahuan yang ia yakin telah diketahui oleh para siswanya. Kumpulan- kumpulan
pengetahuan itu ketika dicakupkan akan menjadi sistematika pengetahuan yang luar biasa.
Dalam hal ini murid tidak dipandang sebagai semata objek pembelajaran, tetapi ia adalah
subjek pembelajaran itu sendiri, dan bahkan guru harus siap terbuka untuk mengalami
pembelajaran bersama. Guru sebagai Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan
melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya. Guru Sebagai Fasilitator, guru
hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegitan belajar anak
Berperan sebagai fasilitator, guru dalam hal ini akan memberikan fasilitas atau
kemudahan dalam proses pembelajaran, misalnya saja dengan menciptakan suasana kegiatan
belajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan anak sehingga interaksi pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran, guru akan bertindak sebagai fasilisator dan motivator yang
bersikap akrab dengan penuh tanggung jawab, serta memperlakukan peserta didik sebagai mitra
dalam menggali dan mengolah informasi menuju tujuan belajar mengajar yang telah
direncanakan. Guru dalam melaksanakan tugas profesinya selalu dihadapkan pada berbagai
pilihan, karena kenyataan di lapangan kadang tidak sesuai dengan harapan, seperti cara
bertindak, bahan belajar yang paling sesuai, metode penyajian yang paling efektif, alat bantu
yang paling cocok, langkah-langkah yang paling efisien, sumber belajar yang paling lengkap,
mempertimbangkan semua aspek yang relevan atau menunjang tujuan yang hendak dicapai.
Dalam hal ini guru bertindak sebagai pengambil keputusan. Sebagai fasilitator guru hendaknya
mampu mengusahakan sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan
dan proses belajar mengajar, baik yang berupa narasumber, buku, teks, majalah, atau pun surat
kabar.
Komunikasi dalam bahasa Inggris adalah communication, berasal dari kata commonicatio
atau dari kata comunis yang berarti “sama” atau “sama maknanya”. Dengan kata lain komunikasi
memberi pengertian bersama dengan maksud mengubah pikiran, sikap, perilaku, penerima dan
gagasan, pikiran, perasaan, keahlian dari komunikator kepada komunikan untuk mempengaruhi
pikiran komunikan dan mendapatkan tanggapan balik sebagai feedback bagi komunikator.
Sehingga komunikator dapat mengukur berhasil atau tidaknya pesan yang di sampaikan kepada
komunikan.
komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdiri dari
guru sebagai komunikator dan siswa sebagai komunikan. Tujuan pendidikan akan tercapai jika
prosesnya komunikatif.
Pada umumnya pembelajaran berlangsung secara berencana di dalam kelas secara tatap muka
(face to face) dan kelompoknya relatif kecil. Meskipun komunikasi antara siswa dan guru dalam
ruang kelas itu termasuk komunikasi kelompok, guru sewaktu-waktu bisa mengubahnya menjadi
komunikasi antarpersonal. Terjadilah komunikasi dua arah atau dialog dimana siswa menjadi
dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar, maka pembelajaran dapat melibatkan dua
pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Guru merupakan sumber utama
dalam menentukan kesuksesan belajar siswa. Faham atau tidaknya siswa tergantung bagaimana
guru menjelaskan. Menarik atau tidaknya pembelajaran juga tergantung guru dalam mendesain
agar proses pembelajaran berjalan dengan maksimal dan memberikan kesan yang baik kepada
siswa. Untuk itu, seorang guru harus mengetahui kebutuhan, karakteristik, minat, serta hobi anak
didiknya yang menjadi pihak komunikan. Komunikasi dan performa guru menjadi titik pusat
perhatian siswa dalam belajar. Siswa akan senang belajar jika guru mampu mengemas dan
suka terhadap materi yang disampaikan guru. Begitu pula sebaliknya, apabila guru tidak peka dan
tidak mampu mengkomunikasikan dengan baik, maka siswa dipastikan akan kurang berminat
Di dalam komunikasi pembelajaran, tatap muka seorang guru mempunyai peran yang
sangat penting di dalam kelas yaitu peran mengoptimalkan kegiatan belajar. Ada tiga kemampuan
esensial yang harus dimiliki guru agar peran tersebut terealisasi, yaitu kemampuan merencanakan
kemampuan ini disebut generic essensial. Ketiga kemampuan ini sama pentingnya, karena setiap
guru tidak hanya mampu merencanakan sesuai rancangan, tetapi harus terampil melaksanakan
kegiatan belajar dan terampil menciptakan iklim yang komunikatif dalam kegiatan pembelajaran.
Iklim komunikatif yang baik dalam hubungan interpersonal antara guru dengan guru,
guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa merupakan kondisi yang memungkinkan
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif, karena setiap personal diberi kesempatan
untuk ikut serta dalam kegiatan di dalam kelas sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Sehingga timbul situasi sosial dan emosional yang menyenangkan pada tiap personal, baik guru
individu yang berbeda-beda, yang memerlukan pelayanan yang berbeda pula, karena siswa
mempunyai karakteristik yang unik, memiliki kemampuan yang berbeda, minat yang berbeda,
memerlukan kebebasan memilih yang sesuai dengan dirinya dan merupakan pribadi yang aktif.
Untuk itulah kemampuan berkomunikasi guru dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan.
Adapun usaha guru dalam membantu mengembangkan sikap positif pada siswa misalnya
kecenderungan untuk membandingkan siswa dengan siswa lain dan pemberian insentif yang tepat
atas keberhasilan yang diraih siswa. Kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam
kegiatan pembelajaran bisa dengan menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat siswa dan
orang lain, sikap responsif, simpatik, menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian dan sabar.
menjaga kejujuran dan saling berguna bagi pihak lain sehingga merasakan adanya wahana tempat
dengan penyampaian materi di kelas yang menampilkan kesan tentang penguasaan materi yang
menyenangkan. Karena sesuatu yang energik, antusias, dan bersemangat memiliki relevansi
dengan hasil belajar. Perilaku guru yang seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi
dinamis, mempertinggi komunikasi antar guru dengan siswa, menarik perhatian siswa dan
berhubungan dengan komunikasi antara siswa, usaha guru dalam menangani kesulitan siswa dan
siswa yang mengganggu serta mempertahankan tingkah laku siswa yang baik. Agar semua siswa
dapat berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal, guru mengelola interaksi tidak hanya searah
saja yaitu dari guru ke siswa atau dua arah dari guru ke siswa dan sebaliknya, melainkan
diupayakan adanya interaksi multi arah yaitu dari guru ke siswa, dari siswa ke guru dan dari
siswa ke siswa. Jadi semua kemampuan guru di atas mengarah pada penciptaan iklim
komunikatif yang merupakan wahana atau sarana bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang
optimal.
BAB. III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan.
1. Guru profesional adalah guru yang memiliki keahlian, tanggung jawab, rasa kesejawatan
dan piawai dalam melaksanakan profesinya. Karakter guru profesional itu diantaranya,
dalam mengajar, selalu ceria dan santai dalam membawakan pelajaran, ucapannya jelas
dan antusias.
2. Sebagai fasilitator, guru bertugas menyediakan kemudahan-kemudahan belajar bagi
siswa, seperti memberikan informasi tentang cara belajar yang efektif, menyediakan buku
belajar. Pekerjaannya antara lain memberikan informasi tentang buku sumber yang
B. Saran
profesionalismenya.
hari.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahmahasiswariau.blogspot.co.id/2015/05/organisasi-profesi-guru.html
Proyek P2MPD. 2000. Fasilitator dalam Pendidikan Kemitraan (Materi IV-4-1). Jakarta.
Mei 2011
http://suranto-antasura.blogspot.com/2012/04/guru-profesional-guru-sebagai-
http://apipsupendi05.blogspot.com/2012/09/guru-sebagai-pasilitator-dan-motivator.html,