Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kerja Praktik


Untuk mengisi pembangunan bangsa diperlukan sumber daya
manusia (SDM) yang handal dan berkualitas. Program Studi Teknik
Mesin, Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan berusaha
memberikan sumbangan di dalam usaha mempersiapkan mahasiswanya
menjadi SDM yang siap untuk menghadapi era globalisasi dan tantangan
yang semakin berat. Di dalam lembaga pendidikan yang merupakan
tempat untuk menempah SDM, yang pada umumnya memberikan
pendidikan yang lebih memfokuskan kepada pengetahuan yang bersifat
praktis. Oleh karena itu untuk lebih mendalami pengetahuan teori
diperlukan kerja sama antara politeknik dan industri melalui Praktik Kerja
Lapangan (PKL). Dengan adanya program PKL ini diharapkan kepada
mahasiswa dapat menambah pengetahuan dan keterampilan di bidang
teknik mesin.

1.2. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktik


Secara teoritis, kerja praktik bertujuan untuk membandingkan teori-
teori yang didapatkan di perkuliahan dengan praktik yang ada di lapangan
atau industri sebenarnya, dan dalam hal ini khususnya bidang mesin
pembangkit tenaga. Di samping itu juga mempelajari sistem manajemen
yang ada pada perusahaan.
Adapun manfaat yang diperoleh dari Kerja Praktik ini antara lain :
1. Bagi Mahasiswa
 Dapat memahami berbagai sistem kerja yang ada pada perusahaan
atau industri.
 Menambah dan mengembangkan wawasan baik secara teoritis
maupun secara praktis.
 Memperoleh kesempatan berlatih pada dunia industri.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Mempererat kerja sama dan sosialisasi antara perusahaan dan
universitas.
3. Bagi Perusahaan
Memudahkan dalam mencari sumber daya yang profesional dengan
memberikan kontribusi pendidikan melalui kerja praktik.

1.3. Batasan Masalah


Dalam industri pembangkitan listrik yang terdapat di PT. PLN
(Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan
Belawan terdapat objek kerja yang banyak dan luas. Oleh karena batasan
masalah diperlukan agar mahasiswa lebih fokus pada bidang yang dimiliki
yaitu bidang teknik mesin. Maka dalam Kerja Praktik ini mahasiswa
difokuskan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Dalam hal ini
mahasiswa dibimbing dan dilibatkan dalam mempelajari sistem operasi
dan pemeliharaan pada Turbin Uap.

1.4. Metode Pelaksanaan Kerja Praktik


Kerja Praktik ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Pembangkitan
Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Belawan. Kerja Praktik ini
dilaksanakan dengan dua metode, yaitu :
1. Metode Diskusi
Diskusi dilakukan antara mahasiswa dengan mahasiswa dan antara
mahasiswa dengan pembimbing lapangan mengenai sistem operasi dan
pemeliharaan peralatan-peralatan yang digunakan.
2. Metode Observasi
Dalam metode ini mahasiswa didampingi oleh pembimbing
lapangan dalam melakukan pengamatan atau observasi langsung pada
objek kerja dan instrumen-instrumennya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Sistem Pusat Tenaga Listrik


Perkembangan energi listrik secara komersial dimulai sejak Januari
1882, yaitu mulai beroperasinya pembangkit tenaga listrik pertama di
London, kemudian disusul pada bulan September 1882 di New York City.
Di Indonesia di awali dengan beroperasinya pembangkit listrik di
Gambir, Jakarta (1892), yang kemudian disusul di kota-kota besar seperti
Medan (1899), Surakarta (1902), Bandung (1906), Surabaya (1912), dan
Banjarmasin (1922). Mula-mula dipergunakan pusat listrik tenaga termis,
yang kemudian disusul dengan pembangunan pusat-pusat listrik tenaga air.
(Abdul Kadir, Pembangkit Listrik, UI-Press, 1996).
Perkembangan pusat tenaga listrik di Indonesia berlangsung sangat
cepat. Pada tahun 1968-1969 daya yang terpasang di seluruh pusat tenaga
listrik PLN berjumlah 540 MW, maka pada tahun 1983 angka itu menjadi
lebih dari 12.000 MW, naik lebih dari 20 kali lipat dalam kurun waktu 24
tahun, atau peningkatan setiap tahunnya ± 16%.
Kebutuhan akan energi listrik diperkirakan tiap tahunnya akan terus
meningkat seiring dengan pertumbuhan industri dan pertumbuhan jumlah
penduduk.
Di dalam penyediaan tenaga listrik dapat dengan jelas terlihat tiga
fungsi yaitu: (1). Pembangkitan, (2).Transmisi, (3). Distribusi, yang dapat
dianggap sebagai produksi, pengangkutan, dan penjualan eceran.
PT PLN Sektor Belawan adalah salah satu unit kerja di lingkungan
PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, yang dibentuk
sesuai dengan SK Direksi No. 125/Dir/1983 pada tanggal 24 Juli 1983
dengan tugas pokok mengoperasikan dan memelihara mesin pembangkit.
Terletak 24 Km sebelah utara kota Medan, di kawasan pantai yang
mengarah ke Selat Malaka. Alasan pemilihan lokasi ini untuk kemudahan
transportasi bahan bakar minyak dan juga untuk mendapatkan air
pendingin pembangkit dari air laut.
Pasokan listrik di Sumatera Bagian Utara sebagian besar berasal
dari PT. PLN Sektor Belawan yang jumlahnya mencapai 96 % dari
pasokan total. Pasokan lainnya berasal dari PLTA Inalum, PLTG Paya
Pasir, PLTG Glugur, PLTD Titi Kuning dan PLTA Sektor Pandan.
Adapun jenis jenis sumber listrik di Sumatera Bagian Utara seperti pada
kebanyakan di Indonesia, yaitu berasal dari pembakaran bahan bakar,
tenaga air dan geothermal.
Energi sebagai suatu arus panas dapat berasal dari pembakaran
bahan bakar fosil, radiasi surya, atau reaksi nuklir. Energi berupa panas
dapat dikonversikan menjadi energi mekanikal yang menggerakkan
generator sehingga menghasilkan istrik. Pusat tenaga listrik mengubah
energi panas, energi air, energi angin, energi ombak, energi pasang surut,
dan energi nuklir menjadi energi mekanikal dan energi listrik melalui
siklus konversi energi.
Kerja atau energi yang bermanfaat, yang diperoleh dan suatu arus
energi akan tergantung dari jumlah panas, pola suhu dan suhu lingkungan
atau suhu penerima panas yang tersedia. Suatu siklus penerima panas
menerima sejumlah energi panas itu menjadi kerja atau energi bermanfaat,
dan membuang/meneruskan yang selebihnya kepada lingkungan atau
penerima panas itu sebagai energi kerugian pada suhu yang lebih rendah.
Secara umum dapat dikatakan, bahwa daya guna atau efisiensi yang
terjadi dalam proses konversi energi dapat dirumuskan : Energi yang
bermanfaat dibagi energi yang dipakai.
Jenis - jenis pusat tenaga listrik yang sering digunakan adalah Pusat
Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pusat
Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA), Pusat
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB), Pusat Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN) dan sebagainya.
Pembangkitan, yaitu produksi tenaga listrik, yang dilakukan dalam
pusat tenaga listrik atau sentral, dengan menggunakan penggerak mula dan
generator. Transmisi atau penyaluran, adalah memindahkan tenaga listrik
dari pusat tenaga ke gardu induk, yang terletak berdekatan dengan pusat
pemakaian berupa kota atau industri besar. Dari gardu induk akan
didistribusikan ke gardu distribusi dan ke para pemakai atau konsumen.
Fasilitas pembangkitan dan transmisi biasanya saling berhubungan secara
ekonomi dalam pemilihan lokasi, desain dan ekonomi skala. Sering terjadi
bahwa penugasan organisasi dari pembangkitan serta transmisi dilakukan
bersamaan, sedangkan distribusinya tersendiri.
Dalam merencanakan suatu sistem penyediaan tenaga listrik, lokasi
fisik pusat tenaga listrik, saluran transmisi dan gardu induk perlu
ditentukan, agar dapat diperoleh suatu sistem yang baik, ekonomis dan
dapat diterima masyarakat.
Pada PLTU unit 1, 2, menggunakan bahan bakar minyak solar dan
minyak residu (MFO). Pada PLTU unit 3, 4 menggunakan bahan bakar
minyak solar, minyak residu (MFO) dan gas. tetapi minyak akan
digunakan apabila pengadaan bahan bakar gas tidak terpenuhi. Untuk air
umpan Ketel digunakan air sumur bor setelah melalui Proses " Water
Treatment Plant" sedangkan untuk pendingin kondensor digunakan air
laut.
Untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
pembangkit listrik, PT PLN melakukan Rencana Pengelolaan Lingkungan
(RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) pada seluruh
pembangkit yang ada di Sektor Belawan. Komponen yang harus dipantau
adalah : Kualitas Udara, kebisingan, kualitas air, Hidrologi, dan Biota air.
Hasil pemantauan lingkungan ini adalah usaha dan upaya untuk
mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan khususnya di
bidang pembangkitan listrik, dan karena operasi dari pembangkit ini akan
menimbulkan akibat terhadap lingkungan. Oleh karena itu diperlukan
pemantauan keseluruhan baik dalam bidang komponen fisik, kimia,
biologi, sosial ekonomi dan budaya.
Pengelolaan energi untuk penyediaan tenaga listrik berpengaruh
besar terhadap lingkungan hidup, dan pada gilirannya berpengaruh
terhadap kehidupan masyarakat tentunya, di lain pihak energi listrik
sangat diperlukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, walaupun
pasti akan muncul pencemaran. Unsur-unsur pencemaran lingkungan yang
diproduksi dari bidang fisik adalah Karbondioksida (C0 2), Sulfurdioksida
(SO2) dan berbagai Nitrogenoksida (NO2). Pencemaran Karbon
monoksida dan nitrogen oksida sering disebut gas-gas rumah kaca yang
merupakan penyebab pemanasan global.
Dilihat dari segi biaya, mengendalikan tingkat pencemaran secara
umum berarti meningkatkan biaya pengelolaan energi, sehingga
menaikkan biaya pengelolaan yang harus juga melibatkan masyarakat
untuk memikul biaya untuk mendapatkan listrik. Dan di lain pihak
pengendalian, pengelolaan dan pemantauan lingkungan akan mengurangi
gangguan kepada masyarakat seperti gangguan kesehatan dan dengan
kondisi lingkungan yang baik dapat meningkatkan mutu kehidupan.
Di samping itu, tata letak pabrik sangat perlu diperhatikan untuk
kelancaran dan kemudahan operasional suatu perusahaan dan direncanakan
sebelum pabrik dibangun/ didirikan. Karena sekali pabrik dibangun dalam
tata letak yang salah sangat sulit untuk mengubahnya kembali. Untuk itu
perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi tata letak ini adalah :
 Tersedianya sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam
(SDA) yang cukup, misalnya sebuah pembangkit listrik tenaga uap
sebaiknya dibangun ditepi pantai karena kebutuhan air yang sangat
banyak baik untuk air pengisi ketel dan pendingin kondensor.
 Tidak terlalu jauh dari lokasi pasar (daerah), hal ini dimaksudkan untuk
menekan Maya pengangkutan (bagi industri yang menghasilkan barang)
atau pemasangan jaringan (instalasi), bagi industri yang menghasilkan
jasa seperti PLTU.
 Transportasi bahan baku atau bahan bakar yang lancar dan mudah,
sehingga biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutan dapat ditekan
seminimal mungkin.
 Lokasi pabrik sebaiknya jauh dari pemukiman penduduk untuk
menghindari kebisingan dan polusi bagi masyarakat.
 Tersedianya tempat pembuangan limbah industri tanpa merusak
ekosistem.

Setelah memperhatikan faktor-faktor diatas, maka lokasi PLTU di


PT. PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera bagian Utara telah memenuhi
syarat yang diinginkan dalam pemilihan tata letak pabrik, yaitu di kawasan
pulau Naga Putri Sicanang Belawan kira-kira 24 km utara kota Medan.

2.2. Sistem Manajemen Perusahaan


Manajemen dimulai dengan defenisi yang kompleks dan mencakup
aspek- aspek penting pengelolaan, sehingga manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan melalui kerja sama
dengan orang lain.
Jadi, manajemen didefinisikan sebagai proses karena semua
manajer, tanpa harus memperdulikan keterampilan para manajer, sehingga
harus melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang saling berkaitan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang mereka inginkan.
Para ahli sepakat (Wickham Skinner, 1969) bahwa terdapat empat
fungsi dasar yang dilaksanakan oleh manejer yaitu :
1. Perencanaan (Planning)
Pemilihan dan penentuan tujuan organisasi dan penyusunan strategi,
kebijaksanaan program yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan organisasi.
3. Pengarahan
Motivasi untuk mengarahkan karyawan dalam mengerjakan sesuatu
yang ditugaskan kepadanya.
4. Pengawasan (Controlling)
Penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai yang telah ditetapkan.
Kegiatan-kegiatan demikian mencirikan pihak manejer yang
menunjukkan perbedaan antara seorang anggota manajemen dan anggota
Non-manajemen pada suatu perusahaan. Seluruh aktivitas inilah yang
disebut dengan Manajemen.
Adapun tujuan dari manajemen ini adalah :
1. Untuk mewujudkan adanya efisiensi di dalam setiap usaha, baik yang
dilakukan oleh sipil atau militer maupun yang dilakukan oleh Negara
ataupun oleh Swasta.
2. Untuk menjamin adanya kelancaran dan kelanjutan usaha, sehingga
tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

2.3 Jenis-jenis Manajemen


Adapun jenis jenis manajemen perusahaan terdiri dari empat
bagian, yang meliputi :

2.3.1 Manajemen Perkantoran


Perumusan George R. Terry Ph D, dalam bukunya "Office
Management and Control", Manajemenn perkantoran dapat dirumuskan
sebagai perencanaan, pengawasan dan pengorganisasian pekerjaan kantor
serta menggerakkan mereka yang melaksanakan pekerjaan kantor tersebut
untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Manajemen perkantoran mengharuskan adanya kemampuan untuk
membuat keputusan-keputusan, penilaian mengenai suatu situasi atau
kondisi kemudian diikuti oleh pengetahuan mengenai apa yang harus
dilakukan merupakan intisari seorang manejer. Keputusan-keputusan harus
didasarkan atas fakta-fakta yang cukup banyak jumlahnya dan
membedakan fakta dan opini dan hanya menggunakan data yang
berhubungan secara pasti dengan problem yang sedang dihadapi.

2.3.2 Manajemen Sumber Daya Manusia


Manajemen sumber daya manusia ialah semua kegiatan yang
mengatur keikutsertaan manusia pada perusahaan. Manusia adalah sumber
unsur yang terpenting dalam keberhasilan suatu perusahaan. Sumber daya
manusia melakukan dua fungsi utama yaitu fungsi manajerial dan fungsi
operatif yang meliputi :
a. Personel Procurement (memperoleh tenaga kerja) yaitu
mendapatkan tenaga kerja dalam jumlah dan spesifikasi yang sesuai
dengan kebutuhan guna mencapai tujuan perusahaan.
b. Personal Development (mengembangkan tenaga kerja) yaitu tenaga
kerja yang ada perlu dilatih untuk menambah keterampilan yang
dibutuhkan dalam menjalankan tugas agar berjalan dengan baik.
c. Compensation (Kompensasi) yaitu sebagai balas jasa atau
kontribusi mereka terhadap pencapaian tujuan perusahaan maka
tenaga kerja perlu dan harus diberi balas jasa yang cukup.
d. Integration (Integerasi) yaitu setelah tenaga kerja diperoleh,
dikembangkan dan diberi balas jasa yang cukup, pengintegrasian
antara kepentingan individu masyarakat dan perusahaan juga perlu
dilakukan.
e. Maintenance (Mempertahankan) yaitu jika fungsi sebelumnya telah
dilakukan dengan memuaskan situasi tersebut harus dipertahankan.
f. Seperation (memisahkan diri) yaitu jika fungsi operatif pertama
seseorang sumber daya manusia adalah mendapatkan tenaga kerja,
maka fungsi akhirnya adalah melepaskan tenaga dan
mengembalikan tenaga kerja tersebut ke masyarakat.
2.3.3. Manajemen Produksi
Manajemen industri sama halnya dengan manajemen produksi
berkaitan dengan faktor produksi yakni bahan mentah, tenaga kerja, modal
dan teknologi. Hubungan antara faktor produksi dengan barang dan jasa
yang dihasilkan dinyatakan dalam fungsi produksi.
Tujuan manajemen produksi adalah memproduksi atau mengatur
produksi barang-barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu
serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan konsumen. Pertambahan
penduduk harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas sehingga hal
ini dapat mendorong peningkatan kemampuan manajemen di bidang
industri atau produksi. Untuk pemecahan masalah produksi maka
manajemen produksi memiliki dua fungsi yaitu fungsi manajemen dan
fungsi operatif.

2.3.4. Manajemen Pemeliharaan


Kegiatan pemeliharaan terdiri dari pemeliharaan korektif,
pemeliharaan preventif dan pemeliharaan predektif.
1. Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan korektif adalah suatu tindakan atau pekerjaan untuk
mempertahankan atau mengambil kondisi peralatan atau sistem, control
listrik, bangunan dan peralatan sarana lainnya yang mengalami
kerusakan sehingga kembali ke kondisi atau kapasitas semula. Macam-
macam kondisi tersebut dapat dikategorikan empat tingkat yaitu :
a. Kerusakan mendesak yang harus segera diperbaiki karena dapat
mengakibatkan unit trip atau dapat membahayakan orang atau
peralatan lainnya seperti kebocoran uap pada drum level sensor
pengaturan, kerusakan pada kabel kontrol, power supply untuk sistem
instrument.
b. Kerusakan yang dapat diperbaiki tanpa mengurangi daya yang
dibangkitkan, dimana perbaikannya bisa diprogramkan dan tidak
mengancam unit trip, misalnya pada motor penggerak mula pompa
rusak, kerusakan pada alarm card dan kerusakan pada drum level.
c. Kerusakan yang hanya dapat diperbaiki dengan mengurangi daya
yang dibangkitkan, dimana perbaikannya bisa diprogramkan pada
saat daya bisa dikurangi atau kalau tidak menunggu unit shutdown
untuk mengadakan Inspeksi atau Overhaul. Misalnya kerusakan
dumper, air heater, kebocoran pada salah satu sisi sistem pendingin
utama, main valve, fire detector.
d. Kerusakan yang hanya dapat diperbaiki saat unit sistem pembangkit
shutdown, dimana perbaikannya bisa diprogramkan pada saat unit
yang sedang beroperasi harus di shutdown dan perbaikannya lama.
Misalnya pada kebocoran duct gas bekas, kerusakan sensor turbin,
kerusakan pada air heater dan pembersihan ruang baker.
2. Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif adalah suatu tindakan atau pekerjaan untuk
mempertahankan atau menjaga kondisi peralatan atau sistemm mesin,
listrik control, bangunan dan peralatan berada dalam keadaan baik dan
mempunyai keandalan dan daya guna optimal.
3. Pemeliharaan Prediktif
Pemeliharaan prediktif adalah sistem pemeliharaan peralatan
dengan cara memonitor peralatan secara terus-menerus atau berkala
pada saat mesin beroperasi untuk mengantisipasi potensi kerusakan, dan
perkiraan gangguan dimasa yang akan datang.

2.3.5. Manajemen Personalia / Sumber Daya Manusia


Merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi
segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.
Proses ini terdapat dalam fungsi produksi, pemasaran, keuangan, maupun
kepegawaian. Karena sumber daya manusia (SDM) dianggap semakin
penting perannya dalam pencapaian tujuan perusahaan, maka berbagai
pengalaman dan hasil penelitian dalam bidang SDM dikumpulkan secara
sistematis dalam apa yang disebut manajemen sumber daya manusia.
Namun, perlu diingat bahwa sumber daya manusia sendiri sebagai factor
produksi, seperti halnya faktor produksi lainnya, merupakan masukan
(input) yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran (output).
Karyawan baru yang belum memiliki keterampilan dan keahlian dilatih,
sehingga menjadi karyawan yang matang. Penolahan sumber daya manusia
inilah yang disebut manajemen SDM.

2.3.6. Manajemen Pemasaran


Manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang berhubungan
dengan aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Kegiatan
pemasaran agar dapat berjalan sesuai dengan tujuannya maka diperlukan
adanya kegiatan manajemen atau manajerial. Kegiatan manajerial yang
meliputi:
- Perencanaan
- Pemetaan pasar
- Pengorganisasian tenaga pemasaran
- Pengawasan
- Peningkatan
Kegiatan Pemasaran yang direncanakan, dipetakan, Pengorgani-
sasian tenaga pemasaran, pengawasan dan peningkatan pasar akan
memperoleh hasil yang memuaskan. Kegiatan pemasaran yang seperti
itulah yang disebut sebagai kegiatan Manajemen Pemasaran.

2.4. Struktur Organisasi


Agar suatu proses berlangsung dengan baik, dibutuhkan suatu
wadah dalam bentuk struktur organisasi, struktur ini akan menggambarkan
hubungan formal, yang umumnya timbul bila ada interaksi sosial. Struktur
formal yang terkenal ada empat bentuk yaitu :
1. Organisasi Fungsional
Dinamakan organisasi fungsional karena organisasi ini dipecah atau
dikelompokkan menjadi unit-unit berdasarkan fungsinya. Mereka yang
mengerjakan pekerjaan sejenis dikelompokkan dalam satu unit yang
dinamakan bidang atau departemen, dengan maksud yang sama
dipecah menjadi menjadi sub unit yang lebih kecil.
2. Organisasi Produk dan Area
Penyusunan struktur organisasi perusahaan-perusahaan besar yang
kegiatan usahanya menangani berbagai macam produk, didasarkan atas
orientasi produk. Suatu contoh suatu penghasil mesin-mesin, divisi X
menghasilkan mesin-mesin ringan berhubungan dengan keperluan
rumah tangga (pendingin, peti es, kipas angin). Sedangkan divisi Y
memproduksi mesin berat (turbin gas, mesin mobil, mesin pesawat
terbang) dan lain-lain.
Keuntungannya adalah pembagian tugas dalam mempercepat hasil
produksi dalam suatu perusahaan sedangkan keterbatasannya tidak
dapat berkomunikasi antara bagian pembuatan suatu produk.
3. Organisasi Matriks
Bila struktur organisasi yang tersebut pada butir 1 dan butir 2
mempunyai jalur laporan vertikal terdapat pula jalur formal horizontal.
Keuntungannya pengambilan keputusan tetap satu (pusat) sehingga
dapat terjamin pimpinan yang teguh dan displin yang baik,
keterbatasannya timbul birokrasi dan hubungan antara pimpinan
tertinggi dengan pelaksana sedikit sekali.
4. Organisai Proyek
Organisasi proyek adalah organisasi yang kegiatannya didukung oleh
berbagai tenaga ahli untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Tenaga-tenaga ahli dalam hal ini tidak mempunyai peranan directive
atau executive. Tenaga ahli tidak langsung berhubungan denga
bawahan. Nasehat kepada bawahan diberikan melalui pimpinan
pelaksana yang langsung dibantunya. Pembentukan organisasi ini
harus memperhatikan berbagai faktor dan persyaratan yang berkaitan
dengan upaya mencapai tujuan. Dalam penyusunan organisasi proyek,
disamping harus memenuhi syarat umum sebagaimana layaknya
organisasi formal, penyusunan ini harus pula memenuhi keinginan
agar struktur organisai tersusun sedemikian rupa sehingga konsep
manajemen proyek dapat diterapkan dan dijalankan sebaik-baiknya.
Berdasarkan keempat tipe organisasi diatas, PT PLN (Persero)
KITSU Sektor Belawan menggunakan tipe Organisasi Fungsional.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1. Sejarah Berdirinya PT. PLN (Persero) Sektor Belawan


Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang semakin meningkat,
maka pada tahun 1978 mulai didirikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU) yang berlokasi di Pulau Sicanang, Belawan.
PLTU ini dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit dan
Jaringan Sumatra Utara dengan kontraktor ENERGOINVEST dari
Yugoslavia. Pada awal diadakan studi untuk menentukan PLTU yang akan
dibangun, penelitian diadakan diantaranya pada Pulau Sicanang,
Kampung Belawan II, Kampung Belawan III dan Muara Sungai II serta
Pulau Naga Putri.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dipilihlah Pulau Sicanang yang
terletak sebelah Utara ± 24 km dari kota Medan di kawasan pantai yang
mengarah ke selat Malaka sebagai tempat berdirinya PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Belawan. Alasan pemilihan
lokasi ini untuk kemudahan transportasi bahan bakar minyak dan
kemudahan mendapatkan air pendingin dari air laut. PT. PLN (Persero)
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Belawan dibangun
berdasarkan Peraturan Pemerintah, SK Menteri Pertambangan dan Energi
serta Surat Keputusan Direksi PLN yaitu :
1. Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1972 (No. 25 Tahun 1972).
2. SK Direksi PLN No. 034/D1R/1976
3. Contract No. PJ.005/PST/1977
4. SK Direksi. PLN No. 00l/DIR/1.97
5. Contract No. PJ. 040/M/PI/SU/1981-1982
6. SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 226/KPTS/M/
Pertamben/1983
7. SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 1034/KPTS/M/
Pertamben/1983
Untuk kelancaran pengusahaannya, maka pada tanggal 24 Juli 1983
dibentuklah Sektor Belawan sesuai dengan SK Direksi PLN
No.125/DIR/1983 dengan tugas pokok mengoperasikan dan memelihara
mesin pembangkit yang terdiri dari : PLTU, PLTGU, PLTG, PLTD
sebagai unit pengelolaan pengoperasian.

Jumlah Kapasitas Terpasang


No. Jenis Pembangkit
(Unit) (MW)

1 PLTU 4 260.00

2 PLTGU 2 311.88

3 PLTG 4 506.00

Tabel 3.1 Unit Pembangkit di Sektor Belawan

PLTU unit 1 mulai beroperasi pada tanggal 14 November 1984 dan


paralel dengan sistem Medan, dan kemudian disusul dengan PLTU unit 2
yang mulai beroperasi pada tanggal 30 Mei 1984. Dimana dalam
perjalanannya operasi mengalami gangguan-gangguan serius, sehingga
PLTU unit 2 stop untuk perbaikan dan perawatan (Overhaul). Karena
kerusakan mesin ditemui tidak memungkinkan untuk diperbaiki, maka
diusulkan agar dilakukan rehabilitasi total, sehingga sejak tanggal 17
September 1988 PLTU harus dioperasikan walaupun kondisinya tidak
handal dengan kemampuan beban minimum 26 MW.
Pada tanggal 11 Juni 1991 ditanda tangani kontrak untuk pekerjaan
rehabilitasi PLTU unit 1 dan 2 dengan Surat Perjanjian No.
018/PJPN/92201/M sebagai awal dimulainya pelaksanaan rehabilitasi
PLTU unit 2 sedangkan PLTU unit 1 dapat keluar dari pengusahaan untuk
rehabilitasi pada tanggal 2 Agustus 1991 karena masih diperlukan untuk
membantu sistem Medan.
Pembangunan pembangkit listrik terus dilaksanakan berdasarkan
kebutuhan energi listrik yang terus meningkat. Karena banyaknya
pembangkit-pembangkit yang sudah ada, menyebabkan timbulnya
pemikiran untuk membangun tenaga kombinasi gas dan uap untuk
memperoleh efisiensi thermal yang lebih baik.
Pada tahap pertama dilakukan pembangunan pembangkit PLTGU
Blok 1 yang terdiri dari 2 unit instalasi gas turbin (GT 1.1 dan GT 1.2)
dan 1 unit instalasi tenaga uap (ST 10). Pembangkit ini dinyatakan
berhasil dikombinasikan dan mulai beroperasi tanggal 5 November 1993.
Sementara pembangunan pembangkit PLTGU Blok II yang juga
terdiri dari 2 unit instalasi gas turbin (GT 21 dan GT 22) dan 1 unit
instalasi tenaga uap (ST 20) mulai dilaksanakan pada pertengahan tahun
1994. Pada tanggal 11 Oktober 1994, PLTG unit 21 (GT 21) mulai
dioperasikan dalam siklus terbuka (open cycle) dan kemudian tanggal 8
Desember 1994 PLTG unit 22 (GT 22) mulai dioperasikan. Sementara
pembangunan terus dilakukan untuk instalasi tenaga uap (ST 20).
Pembangkit tenaga kombinasi PLTGU Blok II dinyatakan bekerja dalam
siklus tertutup (close cycle) mulai tanggal 8 Agustus 1995.
Dan untuk selanjutnya dapat dilihat data-data mulai beroperasinya
mesin-mesin pembangkit di PT. PLN (Persero) Pembangkit Sektor
Belawan, seperti terlihat pada tabel berikut :

Jenis Kapasitas
No. Tanggal Operasi
Pembangkit (MW)
1 PLTU Unit 1 65 14 November 1984
2 PLTU Unit 2 65 30 Mei 1984
3 PLTU Unit 3 65 03 Juli 1989
4 PLTU Unit 4 65 08 September 1989
5 PLTG Unit 1.1 117,5 06 Juli 1988
6 PLTG Unit 1.2 128,8 25 November 1992
7 ST Unit 1.0 149,0 05 November 1993
8 PLTG Unit 2.1 130 11 Oktober 1994
9 PLTG Unit 2.2 130 08 Desember 1994
10 ST Unit 2.0 162,58 08 Agustus 1995

Tabel 3.2 Data Awal Operasi Unit & Daya Pembangkit Sektor Belawan
3.2 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi perusahaan merupakan hal yang sangat penting
dimana dengan struktur organisasi yang baik akan membuat pembagian
tugas yang jelas dan aktifitas kerjasama yang baik serta semangat kerja
yang lebih tinggi sehingga tercapailah mekanisme prosedur kerja yang
efisien dan efektif.
Menurut pola hubungan kerja serta pelimpahan wewenang dan
tanggungjawab, maka P.T PLN (Persero) Pembangkitan Sumbagut Sektor
Belawan mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan struktur
organisasi staffing dimana ciri utamanya adalah setiap organisasinya
bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing. PT. PLN (Persero)
Sektor Belawan mempunyai struktur organisasi garis, dimana Kepala
Sektor merupakan Manajer yang dibantu oleh 5 Asisten yang membawahi
bidangnya masing-masing, meliputi:
1. Engineering
2. Operasi
3. Pemeliharaan Mesin PLTU
4. Pemeliharaan Mesin PLTGU
5. SDM dan Keuangan
Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Sektor Belawan dapat dilihat pada
gambar :
STRUKTUR ORGANISASI PT. PLN (PERSERO) KIT SUMBAGUT
SEKTOR BELAWAN

Manager
Sektor

Asisten Asisten Asisten Ma na j e r Asisten Ma na j e r Asisten Ma na je r


Ma na je r Ma na je r Pemeliharaan Pemeliharaan Pemeliha raan
Engineering O perasi PL TG U PL TG U PL T GU

S uper vi sor
P em el i har aan T ur bi n S uper vi sor S uper vi sor
Gas & HRSG PLTU P em el i har aan Boi l er & S ekr et ar i at &
Supervisor Alat Bantu PLTU Umum
Operasi PLTGU
RENEV OPERASI
S uper vi sor S uper vi sor P em el i har aan S uper vi sor
P em el i har aan T ur bi n Turbin Uap & Alat K3 & Keamanan
RENEVHARMEKANIK Uap & Alat Bantu bantu
Supervisor PLTGU PLTU
Ope ra si PL T GU S uper vi sor
RENEVHAR LISTRIK Shift A, B, C, D Kepegawaiaan
S uper vi sor S uper vi sor & Di kl at
P em el i har aan P em el i har aan Li st r i k
RENEVHAR I/C Listrik PLTGU PLTU
Supervisor S uper vi sor
Anggaran &
KINERJA Operasi PLTU Keuangan
S uper vi sor S uper vi sor
Pemeliharaan Pemeliharaan Kontrol
K o n t r o l I n s t r um e n InstrumenPLTU
K2LH PLTGU S uper vi sor
Supervisor Akutansi
IT Ope ra si PL T U Supervisor Bengkel &
Shift A, B, C, D Sarana Pembangkit
S uper vi sor PLTU
S ar a n a P e m b a n k i t S uper vi sor
PLTU Logistik

Supervisor
Pengusahaan S uper vi sor
Pembangkit Sarana Pembangkit
PLTG
3.3 Tata Letak
Organisasi PT. PLN (Persero) Sektor Belawan berlokasi di sebuah
pulau yang bernama Nagaputri di Belawan. Tempatnya dikelilingi oleh
laut dan dihubungkan oleh sebuah jembatan. Lokasi ini dipilih karena
pertimbangan sebagai berikut :
a. Uap yang dihasilkan boiler diperoleh dari air sumur (deepwell)
disekitarnya yang diubah terlebih dahulu menjadi air demin (air yang
telah mengalami treatment sehingga dihasilkan air murni).
b. Mudah mendapatkan air untuk sistem pendingin.
c. Jauh dari pemukiman penduduk.
d. Memudahkan kapal laut yang membawa bahan bakar untuk sistem
pembangkit tersebut.

3.4. Tenaga Kerja


Jumlah karyawan di PT. PLN (Persero) Sektor Belawan di kantor
maupun di unit sebanyak 292 orang, seperti pada tabel berikut :

NO Bidang Usaha Jumlah


1 Bagian Operator 125
2 Bagian Administrasi 18
3 Bagian Engineering 18
4 Bagian Pemeliharaan 88
5 Bagian staff operasi 9

Tabel 3.3 Jumlah Pegawai PT. PLN (Persero) Sektor Belawan

Anda mungkin juga menyukai