Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“STRATEGI BELAJAR BERBASIS MASALAH”

DISUSUN OLEH:

Rizka Riani Ramadani

Ade Febrianti

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS CENDREWASIH

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul Strategi Belajar Berbasis Masalah
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Pengembangan
Pembelajaran Sastra”

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................4
C. Tujuan.....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Belajar


Berbasis Masalah (SPBM)......................................................................................5
B. Prosedur (Langkah-langkah) Pelaksanaan
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM).................................................6
C. Nilai-Nilai Karakter Dalam SPBM.........................................................................7
D. Hakikat Masalah Dalam Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah.............................................................................8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................10
B. Saran......................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar mengajar adalah sesuatu kegiatan yang bernilai edukatif.
Edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran
dilakukan. Namun pada kenyataannya kita menyadari selama ini tidak
mudah bagi guru untuk menjadikan peserta didik aktif dalam
mengembangkan potensi dirinya agar memiliki kekuatan spritual
keagamaan, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu
penyebabnya adalah siswa, untuk dapat menyelesaikan masalah yang
kurang diperhatikan oleh setiap guru. Akibatnya siswa menghadapi
masalah, walaupun masalah itu dianggab sepele, banyak siswa tidak dapat
menyelesaikannya dengan baik.
Salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan
menerapkan SPBM, pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu
pendekatan untuk membelajarkan siswa untuk mengembangkan
keterampilan berfikir dan keterampilan memecahkan masalah, belajar
peranan orang dewasa yang ototentik serta menjadi belajar mandiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah?
2. Bagaimana konsep dasar dan karekteristik Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah?
3. Apa hakikat Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah?
4. Bagaimana tahapan-tahapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah?
C. Tujuan Pembahasan
Mengetahui hakikat masalah dalam SPBM, mengetahui tahapan-
tahapan SPBM. Agar dalam proses belajar mengajar dapat berlangsung
sesuai dengan keinginan dan efektif.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Belajar Berbasis Masalah (SPBM)
Model pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
merupakan kegiatan pembelajaran yang menuntut aktivitas mental siswa
untuk memahami suatu konsep pembelajaran melalui situasi dan masalah
yang disajikan pada awal pembelajaran dengan tujuan untuk melatih siswa
menyelesaikan masalah dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah.
Strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM) dapat diartikan
sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses
penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Sehingga tujuan utama
dari SPBM adalah menumbuhkan sikap ilmiah. Strategi pembelajaran
dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:
- manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekadar dapat
mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahaminya
secara penuh
- apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir
rasional siswa, yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan
pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya
perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan
kemampuan dalam membuat judgement secara objektif
- manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah serta membuat tantangan intelektual siswa
- jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam
belajarnya
- jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang
dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupannya (hubungan antara
teori dengan kenyataan).

5
B. Prosedur (Langkah-langkah) Pelaksanaan Strategi Pembelajaran
Berbasis Masalah (SPBM)
1. Menyadari masalah
Implementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya
masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa
pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia
atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada
tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan
yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Mungkin pada tahap ini
siswa dapat mendorong siswa agar menentukan satu atau dua kesenjangan
yang pantas untuk dikaji baik melalui kelompok besar atau kelompok kecil
atau bahkan individual.
2. Merumuskan masalah
Bahan pelajaran dalam bentuk topik yang dapat dicari dari
kesenjangan, selanjutnya difokuskan pada masalah apa yang pantas untuk
dikaji. Rumusan masalah sangat penting, sebab selanjutnya akan
berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah
dan berkaitan dengan data-data apa yang harus dikumpulkan untuk
menyelesaikannya. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam
langkah ini adalah siswa dapat menentukan prioritas masalah. Siswa dapat
memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, memerinci dan
menganalisis masalah sehingga pada akhirnya menucul rumusan masalah
yang jelas, spesifik dan dapat dipecahkan.
3. Merumuskan hipotesis
Sebagai proses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari
berpikir deduktif dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan
langkah penting yang tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan yang
diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan
sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis sebab
akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan berbagai
kemungkinan penyelesaian masalah. Dengan demikianm upaya yang dapat

6
dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan data yang sesuai dengan
hipotesis yang diajukan.
4. Mengumpulkan data
Sebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses
berpikir ilmuah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan
cara penyelesaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus
sesuai dengan data yang ada. Proses berpikir ilmiah bukan proses
berimajinasi akan tetapi proses yang didasarkan pada pengalaman. Oleh
karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk menumpulkan data
yang relevan. Kemampuan yang diharapkan pada tahap ini adalah
kecakapan siswa untuk mengumpulkan dan memilah data, kemudian
memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah
dipahami.
5. Menguji hipotesis
Berdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan
hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang
diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data
dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah
yang dikaji. Di samping itu, diharapkan siswa dapat mengambil keputusan
dan kesimpulan.
6. Menentukan pilihan penyelesaian
Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses
SPBM. Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan
memilih alternatif penyelesaian yang memungkinkan dapat dilakukan serta
dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan
dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang
akan terjadi pada setiap pilihan.
C. Nilai-Nilai Karakter Dalam SPBM
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang
yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang
diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir,
bersikap dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan

7
norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya dan hormat kepada
orang lain.
Berdasarkan penjelasan di atas, berikut ini adalah nilai-nilai karakter
yang terkandung dan SPBM:
1. Kreatif, dalam hal ini siswa diharapkan untuk berpikir dan melakukan
sesuatu dalam menyelesaikan masalah.
2. Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
3. Kerja keras, yaitu perilaku seorang siswa yang menunjukkan
upayanya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan
belajar, tugas dan menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
4. Rasa ingin tahu, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari,
dilihat dan didengar.
5. Toleransi, yaitu sikap menghargai pendapat orang lain. Dalam hal ini
siswa dianjurkan agar dapat menerima pendapat dari teman
kelompoknya.
6. Percasya diri, siswa diharapkan mampu mencari dan menemukan
sendiri dari sesuatu yang menjadi permasalahan dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya.
7. Kritis, sikap yang mampu menemukan dan menyelesaikan
permasalahan.
D. Hakikat Masalah Dalam Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah
Ada perbedaan antara pembelajaran inkuiri dan pembelajaran
berbasis masalah. Perbedaan tersebut terletak pada jenis masalah serta
tujuan yang ingin dicapai. Masalah dalam pembelajaran inkuiri adalah
masalah yang bersifat tertutup. Artinya, jawaban dari masalah itu sudah
pasti, oleh sebab itu, jawaban dari masalah yang dikaji itu sebenarnya guru
sudah mengetahui dan memahaminya, namun tidak secara langsung
menyampaikannya kepada siswa. Dalam pembelajaran inkuiri tugas guru
pada dasarnya mengrahkan siswa melalui proses Tanya jawab pada
jawaban yang sebenarnya sudah pasti. Tujuan yang ingin dicapai oleh

8
pembelajaran inkuiri adalah menumbuhkan keyakinan dalam diri siswa
tentang jawaban dari suatu masalah.
Berbeda dengan pembelajaran inkuiri, masalah dalam
pembelajaran berbasis masalah adalah masalah yang bersifat terbuka;
jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru,
mengembangkan kemungkinan jawaban. Dengan demikian, pembelajaran
berbasis masalah memberikan kesempatan pada siswa kesempatan untuk
bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk
memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan yang ingin dicapai adalah
kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analitis, sistematis, dan logis
untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data
secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Hakekat masalah dalam pembelajaran berbasis masalah adalah gap
atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau
antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan
tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau
kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topik tidak
terbatas pada materi pelajaran yang bersumber dari peristiwa-peristiwa
tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Di bawah ini adalah beberapa kriteria pemilihan bahan
pembelajaran dalam pembelajaran berbasis masalah, yaitu:
1. Bahan pembelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung
konflik (conflict issues) yang bisa bersumber dari berita, rekaman,
video, dan lainya.
2. Bahan pembelajaran yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga
setiap siswa dapat mengikutinya dengan baik.
3. Bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak
(universal), sehingga terasa manfaatnya.
4. Bahan yang mengandung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki
oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa
merasa perlu untuk mempelajarinya.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
berbasis masalah harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang
harus dipecahkan.
Bahan ajar yang dapat meningkatkan penalaran siswa adalah bahan
ajar yang menyajikan permasalahan terbuka serta merupakan
permasalahan yang sering ditemukan siswa, baik permasalahan kehidupan
sehari-hari maupun permasalahan yang merupakan imajinasi dunia anak.
Keberhasilan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem
Based Learning) sangat tergantung pada ketersediaan sumber belajar bagi
siswa, alat-alat untuk menguji jawaban atau dugaan. Menuntut adanya
perlengkapan praktikum, memerlukan waktu yang cukup apalagi data
harus diperoleh dari lapangan, serta kemampuan guru dalam mengangkat
dan merumuskan masalah.
B. Saran
Menyiapkan masalah yang harus digunakan dalam pembelajaran
berbasis masalah tidak mudah. Masalah yang baik seyogyanya memuat
suatu situasi kontekstual yang memotivasi siswa untuk menyelesaikannya
meskipun belum tahu secara langsung cara yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan soal tersebut. Hal ini bukanlah berarti bahwa masalah harus
sulit dipecahkan siswa, justru guru harus memprediksi bahwa siswa
memiliki potensi untuk menyelesaikannya.

10
DAFTAR PUSTAKA
Hamruni, Strategi dan Model-Model Pembelajaran Aktif menyenangkan.
Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga. 2009.

Johnson, Elaine B. Contextual Teaching and Learning: menjadikan kegiatan


belajar-mengajar mengasyikkan dan bermakanBandung: Kaifa, 2011.

Mu’in, Fatchul, Pendidikan Karakter: Konstruksi Teoritik & Praktik. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media, 2011.

Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.


Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010.

Sanjaya, Wina. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jalarta: Kencana, 2010.

http://fuadhasansuccen.blogspot.com/2012/01/strategi-pembelajaran-berbasis-
masalah.html?m=1
https://www.duniapgmi.com/2019/05/penerapan-strategi-berbasis-masalah.html?
m=1
https://www.academia.edu/11928211/Strategi_Pembelajaran_Berbasis_Masalah
http://pendidikanrosda.blogspot.com/2018/05/prosedur-langkah-strategi-
spbm.html?m=1
https://homsahadiya1997.wordpress.com/2017/06/20/makalah-strategi-
pembelajar-berbasis-masalah-spbm/

11

Anda mungkin juga menyukai