KEPEMUDAAN
FORMAT LAPORAN:
A. PENDAHULUAN
Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek pembinaan kepmudaan ini dengan judul “Teknik
Budidaya Tanaman Terung Ungu (Solanum melongena L. ) Di Pusat Teknologi Dan
Pengembangan Kawasan Pertanian di Desa Oladano Kecamatan Idanogawo Kabupaten Nias”.
Di Indonesia kesejahteraan masih belum merata bagi seluruh rakyat Indonesia. Terutama
bagi pemuda-pemuda yang sekarang. Usaha yang dilakukan oleh pemerintah pun sudah sangat
maksimal, tetapi karna memang keadaan yang kurang mendukung salah satunya daerah yang
susah dijangkau mengakibakan beberapa pemuda susah mendapat lowongan pekerjaan.
Kurangnya pengetahuan akan komoditik dalam berwira usaha yang bernilai tinggi bagi
pemuda kalangan sekarang. Sehingga menjadi salah satu penghambat majunya semangat kerja
terutama di Indonesia.
Nah salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu memberikan pengetahuan kepada pera
pemuda yang ingin berwira usaha bagaimana cara membudidayakan komoditi tanaman yang
memiliki harga tinggi baik melalui teori maupun praktek. Salah satu komoditi yang memiliki
nilai tinggi yaitu Komoditi Tanaman Terung Ungu (solanum melongena L.)
Sebenarnya dalam membudidayakan tanama Terung Ungu sebenarnya lumayan mudah,
hanya saja dibutukan keuletan dan perawatan yang telaten.
Dalam artikel ini, penyusun akan berbagi informasi mengenai cara membudidayakan tanaman
Terung Ungu , harapan penyusun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
B. PROSES PEMBIMBINGAN
Sebelum ditanam di lahan terbuka, benih terong sebaiknya disemaikan terlebih dahulu.
Langkah pertama siapkan dulu tempat penyemaian benih.
1. Buat bedengan dengan lebar satu meter dan tinggi 20 cm. Bedengan dibuat dari campuran
tanah, arang sekam dan kompos dengan perbandingan 1:1:1. (
2. berikan naungan terhadap bedengan tersebut.
3. Rendam benih terong dalam air hangat selama 10-15 menit, kemudian bungkus benih
dengan kain basah dan diamkan selama 24 jam.
4. Buat alur berjarak 5-10 cm diatas bedengan untuk menebarkan benih.
5. Tebarkan benih dan tutup dengan tanah tipis-tipis. Setelah itu, tutup bedengan dengan daun
pisang atau karung goni basah.
6. Siram dengan air untuk menjaga kelembaban persemaian.
7. Setelah 2-3 hari kecambah mulai tumbuh menjadi tanaman, buka daun pisang atau karung
goni tersebut.
8. Siram setiap hari tanaman tersebut. Setelah 10-15 hari, pindahkan bibit tanaman kedalam
bumbunan daun pisang atau polybag kecil (9X10 cm), satu polybag satu tanaman. Isi
polybag atau bumbunan daun pisang dengan tanah dan kompos, perbandingan 1:1.
9. Sirami tanaman yang ada dalam polybag tersebut setiap hari. Setelah tanaman berumur 1-1,5
bulan atau telah memiliki minimal 4 helai daun, tanaman tersebut siap dipindahkan ke lahan
terbuka.
10. Pengolahan tanah dan penanaman, Lahan untuk budidaya terong dicangkul atau dibajak
dengan kedalaman 30 cm. Bersihkan tanah dari gulma dan kerikil. Bentuk bedengan dengan
lebar 1 meter tinggi 30 cm dan panjang disesuaikan dengan bentuk lahan. Jarak antar
bedengan 40 cm. Gunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, bisa berupa kompos atau
pupuk kandang sebanyak 15 ton per hektar. Taburkan di atas bedengan dan aduk hingga
merata. Budidaya terong menghendaki tingkat keasaman tanah sekitar pH 5-6. Apabila pH
kurang dari 5 tambahkan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar satu
minggu sebelum tanam. Buat lubang tanam secara berbaris, satu bedengan sebanyak dua
baris. Jarak tanam antar lubang tanam 60 cm dan jarak antar baris 70 cm. Lebar lubang dan
kedalaman disesuaikan dengan ukuran polybag bibit. Sebelum bibit dipindahkan, siram
bedengan dengan air. Tanaman terong cenderung tidak tahan dengan kekeringan. Pindahkan
bibit tanaman satu lubang diisi satu bibit tanaman. Hati-hati dalam memindahkan tanaman,
jaga agar akar tanamah tidak putus atau rusak. Pemeliharaan, dengan melakukan
penyulaman tanaman setelah satu minggu. Cabut tanaman yang terlihat layu atau tidak sehat
dan pertumbuhannya abnormal. Pencabutan dilakukan beserta media tumbuhnya. Ganti
dengan bibit baru. Pemupukan tambahan dilakukan mulai dari 2 minggu setelah bibit
ditanam. Untuk budidaya terong non-organik berikan pupuk urea dengan dosis 80 kg/ha dan
KCl 45 Kg/ha. Sedangkan untuk budidaya terong organik berikan pupuk kompos atau pupuk
kandang, masing-masing satu kepal atau kira-kira 0,5 kg per tanaman. Ulangi pemberian
pupuk susulan pada minggu ke-5 dan ke-7 setelah bibit ditanam. Sambil memberikan pupuk
susulan, siangi gulma yang terdapat dalam bedengan tanaman. Bersihkan juga semak
belukar yang terdapat disekitar area tanaman. Pemasangan ajir atau bilah bambu untuk
menopang tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 3 minggu. Penancapan ajir
hendaknya berjarak 5-7 cm dari pangkal batang. Jangan sampai penancapan ajir melukai
akar tanaman. Ikat tanaman pada ajir dengan tali rafia. Apabila tidak turun hujan
penyiraman hendaknya dilakukan setiap tiga hari sampai tanaman berbunga. Setelah
tanaman berbunga, tingkatkan frekuensinya hingga dua hari sekali. Panen, Panen pertama
usaha budidaya terong biasanya dilakukan setelah 70-80 hari sejak bibit ditanam.
Selanjutnya, panen dilakukan setiap 3-7 hari sekali. Dalam satu kali musim tanam, bia
mencapai 13-15 kali panen, bahkan bisa lebih. Waktu yang tepat untuk panen adalah pagi
dan sore hari. Buah dipetik dengan tangkainya, buah terung tidak tahan lama. Oleh karena
itu harus segera dipasarkan begitu selesai panen. Sortasi untuk budidaya terong dilakukan
berdasarkan ukuran dan warna buah.