Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AKUNTANSI UMKM

“ Mekanisme Logis Debet dan Kredit”

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

NAMA ANGGOTA :

1. RAFIKAH FEBIYANTI (1802106006)


2. PUTRI RIZKHI LARAS S (1802106007)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Mekanisme Logis Debet dan Kredit” ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih kepada Ibu Farida
Setyaningrum, M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah Akuntansi UMKM
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Mekanisme Logis Debet dan Kredit.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami dan dapat memberikan


wawasan yang lebih luas kepada pembacanya. Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Sistem Pencatatan Berpasangan.............................................................................3
B. Debet dan Kredit....................................................................................................3
C. Matematika Debet dan Kredit................................................................................4
D. Petingnya Ketentuan Debet dan Kredit..................................................................7
E. Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit.....................................................................7
KESIMPULAN................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencatatan transaksi di akuntansi, terutama di fungsi penjurnalan,
selalu melibatkan minimal 2 akun yang berubah (bertambah atau
berkurang). Selanjutnya, pencatatan transaksi di akuntansi menuntut
bahwa total perubahan nilai moneternya harus seimbang. Sistem
pencatatan akuntansi tersebut lazim disebut sistem pencatatan berpasangan
(double entry system) yang merupakan konsekuensi untuk menjaga
keseimbangan persamaan akuntansi, yaitu penggunaan dana harus selalu
sama dengan pemerolehan dana.
Sistem pencatatan berpasangan memunculkan mekanisme debet
dan kredit. Ketentuan yang berlaku adalah bahwa akun-akun aset, biaya
dan pengembalian ekuitas dicatat di debet jika bertambah, dan dicatat di
kredit jika berkurang. Sebaliknya, akun-akun utang, ekuitas, dan
pendapatan dicatat di kredit jika bertambah, dan dicatat di debet jika
berkurang. Menariknya, ternyata ketentuan tersebut berlandas rasionalitas
matematika yang logis dengan tujuan menjaga keseimbangan persamaan
akuntansi di setiap kondisi. Jadi, dengan mempelajari Bab ini maka Anda
sudah dapat mengaplikasikan ketentuan Debet dan Kredit, tidak kalah
dengan orang-orang yang mempunyai latar-belakang akuntansi, atau
mungkin malah lebih baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem Pencatatan Berpasangan ?
2. Apa Itu Debet dan Kredit ?
3. Bagaimana Matematika Debet dan Kredit ?
4. Bagaimana Pentingnya Ketentuan Debet dan Kredit ?
5. Bagaimana Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sistem Pencatatan Berpasangan.
2. Untuk mengetahui Debet dan Kredit.
3. Untuk mengetahui Matematika Debet dan Kredit.

1
4. Untuk mengetahui Pentingnya Ketentuan Debet dan Kredit.
5. Untuk mengetahui Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pencatatan Berpasangan


Setiap kali kita melakukan analisis transaksi berbasis akun
sebagaimana kita telah melakukannya di Bab 3, sebenarnya kita
menerapkan sistem pencatatan berpasangan (double entry systems).
Terdapat 2 (dua) ketentuan yang keduanya harus dipenuhi di sistem
pencatatan berpasangan, yaitu:
a. Minimal 2 (dua) akun berubah, dan
b. Total perubahan nilai moneter dilakukan secara seimbang
Mengapa harus minimal 2 akun yang berubah? Pencatatan
berpasangan ini merupakan konsekuensi dalam rangka mempertahankan
persamaan akuntansi: Aset + Biaya + Pengembalian ekuitas = Utang +
Ekuitas + Pendapatan). Sadar atau tidak sadar kita telah mempraktikkan
ketentuan ini ketika menganalisis transaksi berbasis akun. Selanjutnya,
mengapa total perubahan nilai moneter harus dilakukan secara seimbang?
Karena akuntansi menggunakan prinsip satuan uang/moneter (monetary
unit) sebagai ukuran kuantitatif.
Sistem pencatatan berpasangan (double-entry system) berperan sangat
penting di akuntansi, terutama dalam kaitannya dengan fungsi penjurnalan
transaksi. Pembahasan lebih lanjut tentang penjurnalan terdapat di Bab 5.

B. Debet dan Kredit


Persamaan akuntansi terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan yang
merupakan cerminan persamaan matematika aljabar. Masing-masing sisi
persamaan akuntansi terdiri dari elemen-elemen yang mana setiap elemen
terdiri dari banyak akun. Selanjutnya setiap akun juga dapat digambarkan
sebagai persamaan matematika aljabar yang berarti bahwa setiap akun juga
terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan.
Akuntansi menyebut sisi kiri sebagai sisi debet dan sisi kanan
sebagai sisi kredit. Oleh karena itu, terminologi Debet dan Kredit semata-
mata adalah terminologi akuntansi untuk penamaan sisi Kiri dan sisi

3
Kanan. Debet tidak bermakna sebagai penambahan (+), demikian pula
Kredit juga tidak bermakna sebagai pengurangan(-).
Peraga 4.1:
Terminologi Debet dan Kredit

Ketentuan Debet dan Kredit adalah sebagai berikut:


a. Akun-akun aset, biaya, dan pengembalian ekuitas: di debet jika
bertambah, dan di kredit jika berkurang.
b. Akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan: di kredit jika
bertambah, dan di debet jika berkurang.
Peraga 4.2:
Ketentuan Debet dan Kredit Persamaan Akuntansi

C. Matematika Debet dan Kredit


Mengapa akun-akun aset di debet jika bertambah dan di kredit jika
berkurang? Benarkah ketentuan tentang debet dan kredit yang berlaku di

4
masing-masing elemen/akun persamaan akuntansi adalah berdasar
kesepakatan atau ketentuan semata? Kita dapat memperoleh jawaban atas
pertanyaan tersebut dengan mencermati gambar-gambar berikut ini.

Gambar 1: Penempatan Sisi Debet & Kredit Disesuaikan Posisi di


Persamaan Akuntansi
(D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG +
EKUITAS + PENDAPATAN (K)

Gambar 2 : Pencatatan transaksi pembelian bahan habis pakai secara kredit

(D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG +


EKUITAS + PENDAPATAN (K)

Gambar 3: Pencatatan transaksi pembelian bahan habis pakai secara tunai

(D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG +


EKUITAS + PENDAPATAN (K)

Gambar 4: Logika Matematika tentang Ketentuan Debet & Kredit


(D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG +
EKUITAS + PENDAPATAN (K)

Deskripsi:

5
Gambar 1: Posisi debet dan kredit masing-masing elemen di persamaan
akuntansi.
Gambar 2: Transaksi pembelian secara kredit bahan habis pakai
menyebabkan akun Bahan habis pakai bertambah yang dicatat di debet dan
akun Utang usaha bertambah yang dicatat di kredit. Hal ini sesuai dengan
posisi masing-masing akun di persamaan akuntansi.
Gambar 3: Pembelian tunai bahan habis pakai menyebabkan akun Bahan
habis pakai bertambah yang dicatat di debet dan akun Kas berkurang yang
dicatat di kredit. Perlakuan ini sesuai dengan cara berpikir matematika;
akun Bahan habis pakai dan akun Kas adalah elemen Aset yang berada di
sisi debet dan bernilai positif sehingga penambahan dicatat di debet, dan
pengurangan dicatat di kredit.
Gambar 4: Ketentuan tentang debet & kredit di masing - masing elemen /
akun berdasarkan Gambar 3.
Ketentuan debit dan kredit di akuntansi dapat pula dijelaskan dengan
mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of differences
construction (lihat Ellerman 1985). Anggaplah, Aset = 10, Biaya = 5,
Pengembalian ekuitas = 3, Utang = 2, Ekuitas = 7, dan Pendapatan = 9.
Persamaan akuntansi adalah 10 + 5 + 3
= 2 + 7 + 9. Mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of
differences construction maka aset yang bernilai 10 dapat dituliskan salah
satu berikut ini, yaitu alternatif (a) 14 di sisi debet dan 4 di sisi kredit, atau
alternatif (b) 4 di sisi debet dan 14 di sisi kredit. Secara matematika,
alternatif (a) yang harus digunakan karena aset bernilai positif dan berada
di sisi kiri persamaan akuntansi. Angka 4 di sisi kredit bersifat mengurangi
angka 14 yang berada di sisi debet. Oleh karena itu, penambahan aset
dicantumkan di debet, sedangkan pengurangan aset dicantumkan di kredit.
Ketentuan ini juga berlaku di elemen utang. Misalnya, utang yang bernilai
2 dapat dituliskan salah satu alternatif berikut ini: alternatif (a) 22 di sisi
debit dan 20 di sisi kredit, atau alternatif (b) 20 di sisi debet dan 22 di sisi
kredit. Secara matematika, alternatif (b) yang harus digunakan karena
elemen utang bernilai positif dan berada di sisi kanan persamaan

6
akuntansi. Angka 20 di sisi debet mengurangi angka 20 yang berada di sisi
kredit. Oleh karena itu, penambahan utang dicantumkan di kredit,
sedangkan pengurangan utang dicantumkan di debet.

D. Petingnya Ketentuan Debet dan Kredit


Setelah mengidentifikasi sifat perubahan (bertambah atau berkurang)
masing- masing akun akibat terjadinya sebuah transaksi, akuntansi
mengidentifikasi penempatan akun tersebut: di debet ataukah di kredit.
Jika kita tidak dapat mengenali secara baik ketentuan debet dan kredit ini
maka secara teknis kita tidak dapat mempraktikkan akuntansi (meliputi
penjurnalan dan pemindah-bukuan) yang merupakan pengetahuan dasar di
akuntansi. Menariknya, ketentuan debet dan kredit ini bukan sekedar
konvensi atau kesepakatan yang dibuat bersama, tetapi justru berlandas
pengetahuan matematika yang logis.

E. Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit


Berikut ini contoh aplikasi penetapan debet dan kredit di 10 transaksi
UMKM GIATKERJA yang menjadi contoh di Bab 3 di muka.
Transaksi 01

Diketahui
: 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar
Rp10.000.000 sebagai setoran modal ke UMKM
GIATKERJA
Ditanya : a.Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun
tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing masing
akun tersebut?
Jawaban : a. Akun kas (Asset) dan akun Modal (Ekuitas)
b. Akun Kas bertambah dan akun Modal bertambah
c. Kas di Debet Rp10.000.000, dan akun Modal di Kredit
Rp10.000.000

7
Transaksi 02

Diketahui : 02 Jan. Ibu Amanah menyerahkan komputer Rp 5.000.000


untuk kegiatan bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran
modal.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing- masing akun
tersebut ?
Jawaban : a.Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Modal (Ekuitas)
b.Akun Peralatan kantor bertambah dan akun Modal
bertambah
c. Akun Peralatan kantor di Debet Rp5.000.000, dan akun
Modal di Kredit Rp5.000.000

Transaksi 03

Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli bahan habis pakai


(Suplies) senilai Rp 1.000.000 tunai.

Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah?


b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing-masing
akun tersebut?
Jawaban : a. Akun Bahan habis pakai (Aset) dan akun Kas (Aset)
b. Akun bahan habis pakai bertambah dan akun kas
berkurang
c. Akun Bahan habis pakai di Debet Rp1.000.000, dan akun
Kas di Kredit Rp1.000.000

8
Transaksi 04

Diketahui : 04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor


senilai Rp 4.000.000 secara kredit.

Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah ?


b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun
tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet dan Kredit masing-masing
akun tersebut ?
Jawaban : a. Akun peralatan kantor (aset) dan akun utang usaha
(utang)
b. Akun peralatan kantor bertambah dan akun utang usaha
bertambah
c. Akun peralatan kantor di debet Rp 4.000.000, dan akun
utang usaha di kredit Rp 4.000.000

Transaksi 05
D

Diketahui : 15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang


senilai Rp
4.000.000.
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah ?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun
tersebut?
c. Bagaimana perlakuan debet dan kredit masing-masing
akun tersebut ?
Jawaban : a. Akun utang usaha (utang) dan akun kas (aset)
b. Akun utang usaha berkurang dan akun kas berkurang
c. Akun utang usaha di debet Rp 4.000.000, dan akun kas

9
di kredit Rp 4.000.000

Transaksi 06

Diketahui : 16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya


honorarium karyawan senilai Rp 1.500.000.

Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah ?


b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun
tersebut?
c. Bagaimana perlakuan debet dan kredit masing-masing
akun tersebut?
Jawaban : a. Akun biaya gaji (biaya) dan akun kas (aset)
b. Akun biaya gaji bertambah dan akun kas berkurang
c. Akun biaya gaji di debet Rp 1.500.000 dan akun kas di
kredit Rp 1.500.000

Transaksi 07

Diketahui : 17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima


tagihan dari PLN
yang menyebutkan bahwa listrik yang harus dibayar
adalah Rp 100.000
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah ?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun
tersebut?
c. Bagaimana perlakuan debet dan kredit masing-masing
akun tersebut?
Jawaban : a. Akun biaya listrik (biaya) dan akun utang biaya listrik
(utang)
b. Akun biaya listrik bertambah dan akun utang biaya
listrik bertambah

10
c. Akun biaya listrik di debet Rp 100.000 dan akun utang
biaya listrik di kredit Rp 100.000

Transaksi 08

Diketahui : 18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan


secara kredit Rp 3.000.000 yang berasal dari penyewaan
gedung.

Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah ?


b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun
tersebut?
c. Bagaimana perlakuan debet dan kredit masing – masing
akun tersebut ?
Jawaban : a. Akun piutang usaha (aset) dan akun pendapatan usaha
(pendapatan)
b. Akun piutang usaha bertambah, akun pendapatan usaha
bertambah
c. Akun piutang usaha di debet Rp 3.000.000 dan akun
pendapatan usaha di kredit Rp 3.000.000

Transaksi 09

Diketahui : 19 Jan. UMKM GIATKERJA


menyerahkan uang tunai ke
Ibu AMANAH untuk kepentingan pribadi senilai Rp
500.000
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah ?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun
tersebut?

11
c. Bagaimana perlakuan debet dan kredit masing – masing
akun tersebut ?
Jawaban : a. Akun pribadi (pengembalian akuitas) dan akun kas
(aset)
b. Akun pribadi bertambah dan akun kas berkurang
c. Akun pribadi di debet Rp 500.000 dan akun
kas di kredit Rp 500.000

Transaksi 10

Diketahui : 20 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh uang tunai


dari pelunasan dari transaksi pendapatan kredit Rp
3.000.000 tertanggal 18 Januari
Ditanya : a. Akun-akun (elemen) apa yang berubah ?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun
tersebut?
c. Bagaimana perlakuan debet dan kredit masing – masing
akun tersebut ?
Jawaban : a. Akun kas (aset) dan akun piutang usaha berkurang
b. Akun kas bertambah dan akun piutang usaha berkurang
c. Akun kad di debet Rp 3.000.000 dan akun piutang
usaha di kredit Rp 3.000.000

12
KESIMPULAN

Mekanisme debet dan kredit menjadi dasar terciptanya inforrmasi


akuntansi. Sebagai bagian terkecil atau yang menyusun inforrmasi akuntansi,
tentunya pemahaman yang salah dan tidak logis atas mekanisme debet dan kredit
akan mempengaruhi penyusunan standar dan informasi akuntansi. Melalui logika
matematika, mekanisme debet dan kredit dapat dijelaskan secara logis. Sistem
pencatatan berpasangan memunculkan mekanisme debet dan kredit. Ketentuan
yang berlaku adalah bahwa akun-akun aset, biaya dan pengembalian ekuitas
dicatat di debet jika bertambah, dan dicatat di kredit jika berkurang. Sebaliknya,
akun-akun utang, ekuitas,dan pendapatan dicatat di kredit jika bertambah, dan
dicatat di debet jika berkurang. Sistem pencatatan berpasangan (double-entry
system) berperan sangat penting di akuntansi, terutama dalam kaitanya dengan
fungsi perjurnalan transaksi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Warsono, Dr.Sony, dkk. Akuntansi UMKM. 2010. Penerbit buku akuntansi.

14

Anda mungkin juga menyukai