NAMA ANGGOTA :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “Mekanisme Logis Debet dan Kredit” ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterimakasih kepada Ibu Farida
Setyaningrum, M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah Akuntansi UMKM
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Mekanisme Logis Debet dan Kredit.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Sistem Pencatatan Berpasangan.............................................................................3
B. Debet dan Kredit....................................................................................................3
C. Matematika Debet dan Kredit................................................................................4
D. Petingnya Ketentuan Debet dan Kredit..................................................................7
E. Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit.....................................................................7
KESIMPULAN................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencatatan transaksi di akuntansi, terutama di fungsi penjurnalan,
selalu melibatkan minimal 2 akun yang berubah (bertambah atau
berkurang). Selanjutnya, pencatatan transaksi di akuntansi menuntut
bahwa total perubahan nilai moneternya harus seimbang. Sistem
pencatatan akuntansi tersebut lazim disebut sistem pencatatan berpasangan
(double entry system) yang merupakan konsekuensi untuk menjaga
keseimbangan persamaan akuntansi, yaitu penggunaan dana harus selalu
sama dengan pemerolehan dana.
Sistem pencatatan berpasangan memunculkan mekanisme debet
dan kredit. Ketentuan yang berlaku adalah bahwa akun-akun aset, biaya
dan pengembalian ekuitas dicatat di debet jika bertambah, dan dicatat di
kredit jika berkurang. Sebaliknya, akun-akun utang, ekuitas, dan
pendapatan dicatat di kredit jika bertambah, dan dicatat di debet jika
berkurang. Menariknya, ternyata ketentuan tersebut berlandas rasionalitas
matematika yang logis dengan tujuan menjaga keseimbangan persamaan
akuntansi di setiap kondisi. Jadi, dengan mempelajari Bab ini maka Anda
sudah dapat mengaplikasikan ketentuan Debet dan Kredit, tidak kalah
dengan orang-orang yang mempunyai latar-belakang akuntansi, atau
mungkin malah lebih baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sistem Pencatatan Berpasangan ?
2. Apa Itu Debet dan Kredit ?
3. Bagaimana Matematika Debet dan Kredit ?
4. Bagaimana Pentingnya Ketentuan Debet dan Kredit ?
5. Bagaimana Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Sistem Pencatatan Berpasangan.
2. Untuk mengetahui Debet dan Kredit.
3. Untuk mengetahui Matematika Debet dan Kredit.
1
4. Untuk mengetahui Pentingnya Ketentuan Debet dan Kredit.
5. Untuk mengetahui Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Kanan. Debet tidak bermakna sebagai penambahan (+), demikian pula
Kredit juga tidak bermakna sebagai pengurangan(-).
Peraga 4.1:
Terminologi Debet dan Kredit
4
masing-masing elemen/akun persamaan akuntansi adalah berdasar
kesepakatan atau ketentuan semata? Kita dapat memperoleh jawaban atas
pertanyaan tersebut dengan mencermati gambar-gambar berikut ini.
Deskripsi:
5
Gambar 1: Posisi debet dan kredit masing-masing elemen di persamaan
akuntansi.
Gambar 2: Transaksi pembelian secara kredit bahan habis pakai
menyebabkan akun Bahan habis pakai bertambah yang dicatat di debet dan
akun Utang usaha bertambah yang dicatat di kredit. Hal ini sesuai dengan
posisi masing-masing akun di persamaan akuntansi.
Gambar 3: Pembelian tunai bahan habis pakai menyebabkan akun Bahan
habis pakai bertambah yang dicatat di debet dan akun Kas berkurang yang
dicatat di kredit. Perlakuan ini sesuai dengan cara berpikir matematika;
akun Bahan habis pakai dan akun Kas adalah elemen Aset yang berada di
sisi debet dan bernilai positif sehingga penambahan dicatat di debet, dan
pengurangan dicatat di kredit.
Gambar 4: Ketentuan tentang debet & kredit di masing - masing elemen /
akun berdasarkan Gambar 3.
Ketentuan debit dan kredit di akuntansi dapat pula dijelaskan dengan
mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of differences
construction (lihat Ellerman 1985). Anggaplah, Aset = 10, Biaya = 5,
Pengembalian ekuitas = 3, Utang = 2, Ekuitas = 7, dan Pendapatan = 9.
Persamaan akuntansi adalah 10 + 5 + 3
= 2 + 7 + 9. Mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of
differences construction maka aset yang bernilai 10 dapat dituliskan salah
satu berikut ini, yaitu alternatif (a) 14 di sisi debet dan 4 di sisi kredit, atau
alternatif (b) 4 di sisi debet dan 14 di sisi kredit. Secara matematika,
alternatif (a) yang harus digunakan karena aset bernilai positif dan berada
di sisi kiri persamaan akuntansi. Angka 4 di sisi kredit bersifat mengurangi
angka 14 yang berada di sisi debet. Oleh karena itu, penambahan aset
dicantumkan di debet, sedangkan pengurangan aset dicantumkan di kredit.
Ketentuan ini juga berlaku di elemen utang. Misalnya, utang yang bernilai
2 dapat dituliskan salah satu alternatif berikut ini: alternatif (a) 22 di sisi
debit dan 20 di sisi kredit, atau alternatif (b) 20 di sisi debet dan 22 di sisi
kredit. Secara matematika, alternatif (b) yang harus digunakan karena
elemen utang bernilai positif dan berada di sisi kanan persamaan
6
akuntansi. Angka 20 di sisi debet mengurangi angka 20 yang berada di sisi
kredit. Oleh karena itu, penambahan utang dicantumkan di kredit,
sedangkan pengurangan utang dicantumkan di debet.
Diketahui
: 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar
Rp10.000.000 sebagai setoran modal ke UMKM
GIATKERJA
Ditanya : a.Akun-akun (elemen) apa yang berubah?
b. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun
tersebut?
c. Bagaimana perlakuan Debet & Kredit masing masing
akun tersebut?
Jawaban : a. Akun kas (Asset) dan akun Modal (Ekuitas)
b. Akun Kas bertambah dan akun Modal bertambah
c. Kas di Debet Rp10.000.000, dan akun Modal di Kredit
Rp10.000.000
7
Transaksi 02
Transaksi 03
8
Transaksi 04
Transaksi 05
D
9
di kredit Rp 4.000.000
Transaksi 06
Transaksi 07
10
c. Akun biaya listrik di debet Rp 100.000 dan akun utang
biaya listrik di kredit Rp 100.000
Transaksi 08
Transaksi 09
11
c. Bagaimana perlakuan debet dan kredit masing – masing
akun tersebut ?
Jawaban : a. Akun pribadi (pengembalian akuitas) dan akun kas
(aset)
b. Akun pribadi bertambah dan akun kas berkurang
c. Akun pribadi di debet Rp 500.000 dan akun
kas di kredit Rp 500.000
Transaksi 10
12
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14