Anda di halaman 1dari 5

Khutbah Jumat Menyambut HUT Setiap 17 Agustus kita merayakan peringatan HUT

Kemerdekaan Republik Indonesia. Kita semua wajib bersyukur


Kemerdekaan RI Ke-74 kepada Allah SWT atas segala nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya kepada bangsa Indonesia sehingga para
pejuang kita berhasil meraih kemerdekaan itu dengan segala
Khutbah I
pengorbanannya. Berjuang melawan penjajah merupakan
keharusan karena pada dasarnya hanya kepada Allah SWT
ِ ‫ َوأَ ْفهَ َمنَا بِ َش ِر ْي َع ِة النَّبِ ّي ال َك‬،‫لح ْم ُد هللِ ْال َح ْم ُد هللِ الّذي هَدَانَا ُسب َُل ال ّسالَ ِم‬
،‫ريم‬ َ ‫ْا‬ makhluk-makhluk yang diciptakan-Nya, terlebih manusia,
‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ ّن‬،‫ ُذو ْال َجال ِل َواإل ْكرام‬،‫أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَل اِلَهَ إِاَّل هللا َوحْ َدهُ ال َش ِريك لَه‬ menghambakan dirinya. Hal ini sebagaimana ditegaskan
dalam surah Adz-Dzariat, ayat 56:
َ ‫ اللّهُ َّم‬،‫َسيِّ َدنَا َونَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسولُه‬
ِ ‫صلِّ و َسلِّ ْم َو‬
‫ك َعلَى َسيِّ ِدنا‬Rْ ‫بار‬
:‫ أما بعد‬،‫ُم َح ّم ٍد وعلى اله وأصْ حابِ ِه َوالتَّابِعينَ بِإحْ سا ِن إلَى يَوْ ِم الدِّين‬
َ ِ ‫ت ْال ِج َّن َواإْل‬
‫نس إِاَّل لِيَ ْعبُدُو ِن‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
‫ قال‬،‫ أوصيكم و نفسي بتقوى هللا وطاعته لعلكم تفلحون‬،‫فيايها اإلخوان‬
‫ بسم هللا‬،‫ أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬:‫هللا تعالى في القران الكريم‬ Artinya: “Dan aku tidak mencipatakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka beribadah kepa-Ku.”
ْ‫ يُصْ لِح‬،‫ يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آَ َمنُوا اتَّقُوا هللا َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬:‫الرحمان الرحيم‬
ِ ‫لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هللا َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَوْ ًزا ع‬
‫َظي ًما‬ Ayat di atas menjadi landasan teologis bahwa sebuah bangsa
harus memiliki kemerdekaan. Tanpa kemerdekaan manusia
‫ق تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُموْ تُ َّن إِالَّ َوأَ ْنتُ ْم‬
َّ ‫وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا اتَّقُوْ ا هللاَ َح‬ akan terus menerus ditindas oleh manusia lain untuk
َ‫ ُم ْسلِ ُموْ ن‬. mengabdi kepada kepentingan mereka demi mewujudkan
ambisi dan keserakahannya. Hilangnya kemerdekaan manusia
‫صدق هللا العظيم‬ akibat penindasan dan penjajahan sesama manusia
menjadikannya jauh dari melaksanakan perintah-perintah
Sidang Jum’ah rahimakumullah, Allah SWT. Justru karena itulah, maka berjuang dengan
berperang melawan penjajah agar dapat memiliki kebebasan
beribadah kepada Allah SWT menjadi wajib hukumnya.
Mereka yang gugur dalam perjuangan itu disebut para Oleh karena itu, diutuslah Rasulullah SAW untuk
syuhada dan disediakan surga sebagai tempat terkahirnya memerdekakan masyarakat dari segala bentuk penjajahan
yang layak. baik secara jasmani maupun rohani. Perjuangannya bermula
di Mekah dan direalisasikan sepenuhnya dengan membentuk
Sidang Jum’ah rahimakumullah, umat Islam di Madinah yang kemudian menjadi model
masyarakat madani. Model dan strategi perjuangan beliau ini
Kalau kita kembali kepada sejarah Islam, kita akan tahu bahwa menjadi acuan dalam membina sebuah negara yang merdeka
Rasulullah SAW adalah seorang tokoh agung pejuang dan berdaulat.
pembebasan dan kemerdekaan. Beliau telah membebaskan
umat manusia dari segala bentuk penjajahan dan Sidang Jum’ah rahimakumullah,
penghambaan kepada sesama manusia. Sejarah membuktikan
kepada kita bahwa di saat beliau diutus menjadi nabi dan Peringatan hari kemerdekaan menuntut kita untuk merenung
rasul, umat manusia telah terlalu jauh dari bimbingan para sejenak apakah yang telah kita kerjakan dalam mengisi
rasul terdahulu. kemerdekaan ini. Tuntutan ini telah diabadikan dalam Al-
Qur’an dalam surah At-Taubah, ayat 105, yang berbunyi:
Mereka menjadi hamba bagi hawa nafsunya sendiri. Mereka
sesat dalam mencari arah dan tujuan hidup dan berlaku bodoh ‫َوقُ ِل ا ْع َملُوا فَ َسيَ َرى هللاُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُهُ َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ َو َستُ َر ُّدونَ إِلَى عَالِ ِم‬
dalam memenuhi tuntutan kerohaniahan sehingga
menyembah patung dan berhala yang mereka buat sendiri. ِ ‫ْال َغ ْي‬
َ‫م بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُون‬Rْ ‫ب َوال َّشهَا َد ِة فَيُنَبِّئُ ُك‬
Golongan yang kuat bertindak sewenang-wenang dengan
merebut atau merampas hak orang lain yang lemah. Golongan Artinya: “Dan katakanlah (wahai Muhammad): Bekerjalah
yang lemah terus tertindas dan terjajah. Kebodohan karena kamu, maka sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya serta orang-
ketidaktahuan mana yang benar dan mana yang salah terus orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan dan
mencengkeram sehingga jaman itu dikenal dengan jaman kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha
jahiliyah. Mengetahui perkara-perkara yang gaib dan yang nyata,
kemudian Dia menerangkan kepada kamu tentang apa yang
telah kamu kerjakan.”
Dan tidak satupun amal yang bisa mendekatkan kalian ke
Ayat tersebut menegaskan bahwa kita harus mengisi hidup ini neraka melainkan aku telah melarang kalian darinya.”
dengan beramal dan bekerja baik untuk kepentingan duniawi
maupun ukhrawi. Tidak ada alasan untuk mengabaikan kedua Sidang Jum’ah rahimakumullah,
amal tersebut karena Allah SWT telah memberi kita
kemerdekaan. Dengan kemerdekaan itu kita memiliki Kita patut bersyukur kepada Allah SWT atas nikmat
kebebasan seluas-luasnya untuk beribadah kepada Allah SWT kemerdekaan yang telah dianugerahkan kepada kita sebagai
karena memang tujuan Allah menciptakan manusia di dunia rahmat-Nya. Dengan kemerdekaan itu kita bebas ke mana saja
ini tak ada lain adalah agar kita semua senantiasa menyembah untuk beribadah, bekerja, belajar, dan menjalani kehidupan
atau beribadah kepada-Nya. yang aman dan damai. Bisa kita bayangkan betapa mengerikan
dan sulitnya hidup di sebuah negara yang dilanda peperangan.
Ibadah itu sangat luas yang memungkinkan seseorang mampu Peperangan dengan latar belakang apapun, seperti perang
beribadah selama 24 jam sehari. Hal ini dimungkinkan ketika melawan penjajah, perang saudara, konflik antar etnis dan
kita memaknai ibadah sebagai segala sesuatu yang dicintai golongan, pasti sangat mengerikan.
dan diridhai oleh Allah SWT berupa ucapan, perbuatan
maupun sikap, lahir maupun batin. Allah SWT telah membuka Kita bersyukur kepada Allah SWT karena dengan
pintu-pintu kebaikan. Rasulullah SAW telah menjelaskan kemerdekaan, maka keamanan lebih bermakna dalam diri
kepada kita amal-amal kebaikan yang bisa mendekatkan diri kita. Kita dapat menikmati berbagai kemakmuran,
kita kepada Allah. Bukankah beliau telah bersabda dalam pembangunan dan kemajuan. Kita berdoa semoga Allah SWT
sebuah hadits yang diriwayatkan Al-Hakim: terus memberikan nikmat ini dan menambahkannya. Semoga
pula kita mampu menunjukkan rasa cinta kita yang terus
َ ‫ َولَي‬, ‫ْس ِم ْن َش ْي ٍء يُقَ ِّربُ ُك ْم الي ْال َجنَّ ِة إِاَّل قَ ْد أَ َمرْ تُ ُك ْم بِ ِه‬
‫ْس َش ْي ٌء يُقَرِّ بُ ُك ْم‬ َ ‫إِنَّهُ لَي‬ bertambah kepada agama dan negara tercinta ini. Allah SWT
telah menegaskan di dalam Al-Qur’an, Surat Ibrahim, ayat 7
ُ‫الي النَّارإِاَّل قَ ْد نَهَ ْيتُ ُك ْم َع ْنه‬ sebagai berikut:

Artinya: “Tidak satu pun amal yang bisa mendekatkan kalian ‫م َولَئِن َكفَرْ تُ ْم إِ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد‬Rْ ‫م أَل َ ِزي َدنَّ ُك‬Rُْ‫لَئِن َشكَرْ ت‬
ke surga melainkan aku memerintahkannya kepada kalian.
Artinya: “Sekiranya kamu bersyukur, niscaya Aku akan bercita-cita menjadi bangsa merdeka, bersatu, berdaulat, adil
tambahkan nikmat-Ku, dan sekiranya kamu kufur, dan makmur. Bangsa Indonesia memiliki budaya sendiri yang
sesungguhnya adzab-Ku amatlah pedih.” memungkinkan untuk tetap menjaga dan merawat negeri ini
berdasarkan Pancasila, UUD 1945, Binneka Tungga Ika dalam
Sidang Jum’ah rahimakumullah, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sebagai tanda syukur kita kepada Allah yang telah Untuk itu, marilah sesuai dengan peran dan fungsi kita
menganugerahkan kemerdekaan dan terima kasih kita kepada masing-masing di masyarakat, kita isi kemerdekaan ini dengan
para pejuang dan pahlawan kita yang telah berhasil beramal dan bekerja sebaik-baiknya sehingga Indonesia
meraihnya, maka tidak sepatutnya kita menyia-nyiakan nikmat menjadi negara yang baldatun thayyibatun warabbul ghafur,
dan kesempatan-kesempatan yang ada dalam rangka mengisi yakni sebuah negara yang elok dimana Allah senantiasa
kemerdekaan. Pemerintah telah menetapkan tema peringatan memberikan ampunan dan ridha-Nya para pemimpin dan
HUT Kemerdekaan RI yang ke-72 ini adalah “Disiplin Kerja dan rakyatnya. Sudah pasti ampunan dan ridha-Nya akan kita
Cinta Budaya”. Tema ini sejalan dengan firman Allah dalam peroleh selama kita bertahuhid, yakni selama kita menyembah
Surat Al-Insyirah, ayat 7-8: dan tunduk hanya kepada Allah SWT. Semoga kita semua
menjadi orang-orang merdeka yang senantiasa men-
ْ‫ب َوإِلَى َربِّكَ فَارْ غَب‬ َ ‫فَإِ َذا فَ َر ْغتَ فَان‬
Rْ ‫ص‬ tauhidkankan-Nya. Amin ya rabbal alamin.

Artinya: “Maka apabila kamu telah selesau dari suatu urusan), ‫ َوأ ْد َخلَنَا وإِيَّاكم فِي ُز ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه‬،‫َج َعلَنا هللاُ َوإيَّاكم ِمنَ الفَائِ ِزين اآل ِمنِين‬
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan ‫ يَا‬:‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬،‫ أعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬: َ‫ال ُم ْؤ ِمنِ ْين‬
hanya kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap,” ‫ قَوْ اًل َس ِديدًا‬R‫أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا‬

Ayat ini melandasi upaya kita bahwa setelah kemerdekaan kita


capai, kita harus mengisinya dengan disiplin kerja yang tinggi ِ ‫ َونَفَ َعنِ ْي َوإِيّا ُك ْم بِاآليا‬،‫ك هللاُ لِ ْي َولك ْم فِي القُرْ آ ِن ال َع ِظي ِْم‬
‫ت و ِذ ْك ِر‬ َ ‫با َ َر‬
dan tetap mencintai budaya bangsa sendiri. Kemerdekaan ‫ف َر ِح ْي ٌم‬Rٌ ْ‫ك بَ ٌّر َر ُؤو‬ ٌ ِ‫ إنّهُ تَعاَلَى َجوّا ٌد َك ِر ْي ٌم َمل‬.‫ال َح ِكي ِْم‬
sesungguhnya bukan tujuan tetapi merupakan jembatan emas
untuk mencapai cita-cita luhur. Bangsa Indonesia telah Khutbah II
‫ك إِلَى يَوْ َم ال ِّدي ِْن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء‬
‫َد ِّمرْ أَ ْعدَا َء ال ِّد ْي ِن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬
‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ عَل َى إِحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ عَل َى تَوْ فِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وأَ ْشهَ ُ‪R‬د أَ ْن الَ اِلَهَ‬
‫َو ْال َوبَا َء َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َحنَ َوسُوْ َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َحنَ َما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ‬
‫إِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْيكَ لَهُ َوأَ ْشهَ ُ‪R‬د َّ‬
‫أن َسيِّ َدنَا‪ُ R‬م َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ‬
‫صةً َو َسائِ ِر ْالب ُْلدَا ِن ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِم ْينَ‪.‬‬
‫ع َْن بَلَ ِدنَا اِ ْندُونِ ْي ِسيَّا‪ R‬خآ َّ‬
‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه‬
‫ال َّدا ِعى إل َى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫ار‪َ .‬ربَّنَا َ‬
‫ظلَ ْمنَا‬ ‫َربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى‪ْ R‬اآل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب النَّ ِ‬
‫َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا‬
‫اإن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا‪ R‬لَنَ ُكوْ ن ََّن ِمنَ ْالخ ِ‬
‫َاس ِر ْينَ‪ِ .‬عبَا َدهللاِ ! إِ َّن هللاَ‬ ‫اَ ْنفُ َسنَا َو ْ‬

‫يَأْ ُم ُرنَا بِاْل َع ْد ِل َو ْا ِإلحْ َسا ِن َوإِيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ َ‬


‫بى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِ‪R‬ر‬
‫أَ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما أَ َم َر َوا ْنتَهُوْ ا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللاَ‬ ‫َو ْالبَ ْغي يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكرُوْ هُ عَل َى‬
‫أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَدَأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَ َ‬
‫ال تَعاَلَى إِ َّن هللاَ‬ ‫نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْ‪R‬م َولَ ِذ ْك ُ‪R‬ر هللاِ أَ ْكبَرْ‬
‫صلُّوْ ا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموْ ا‪R‬‬
‫صلُّوْ نَ عَل َى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ آ َمنُوْ ا َ‬
‫َو َمآلئِ َكتَهُ يُ َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى ِ‬
‫آل َسيِّ ِدنا َ‬ ‫ص ِّل َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬
‫تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬
‫ض اللّهُ َّم ع َِن ْال ُخلَفَا ِء‬ ‫ك َو َمآلئِ َك ِة ْال ُمقَ َّربِ ْينَ َوارْ َ‬ ‫ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْنبِيآئِ َ‬
‫ك َو ُر ُسلِ َ‬
‫الرَّا ِش ِد ْينَ أَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َوع ُْث َمان َو َعلِى َوع َْن بَقِيَّ ِة الص َ‬
‫َّحابَ ِة َوالتَّابِ ِع ْينَ‬
‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم بِ َرحْ َمتِ َ‪R‬‬
‫ك يَا‬ ‫َوتَابِ ِعي التَّابِ ِع ْينَ لَهُ ْم بِاِحْ َسا ٍن اِلَىيَوْ ِ‪R‬م ال ِّدي ِْن َوارْ َ‬
‫أَرْ َح َم الرَّا ِح ِم ْينَ‬

‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬


‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم‬ ‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت اللهُ َّم أَ ِع َّز ْا ِإل ْسالَ َم َو ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َوأَ ِذ َّل ال ِّشرْ كَ َو ْال ُم ْش ِر ِك ْينَ َوا ْنصُرْ‬
‫َو ْاالَ ْم َوا ِ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِم ْينَ َو‬ ‫َص َر ال ِّد ْينَ َو ْ‬ ‫ِعبَادَكَ ْال ُم َوحِّ ِديَّةَ َوا ْنص ْ‪ُR‬ر َم ْن ن َ‬

Anda mungkin juga menyukai