Anda di halaman 1dari 29

STRATEGI PENCEGAHAN HEALTHCARE ASSOCIATED

INFECTIONS (HAIs) DI FASILITAS PELAYANAN


KESEHATAN DI ERA PANDEMI COVID-19

Wardanela Yunus, CVRN.SKM.MM


HIMPUNAN PERAWAT PENCEGAH DAN PENGENDALI INFEKSI INDONESIA
(HIPPII)
Menghindari kerumunan
Membatasi mobilitas
PENULARAN &
PERIODE INKUBASI
COVID-19
PENGENDALIAN PANDEMI COVID-19
■ Pandemi Covid-19 sudah berlangsung < 1 tahun dan banyak menyebabkan masyarakat dan
tenaga Kesehatan terkonfirmasi paparannya dan sebagain meninggal dunia karena wabah
ini
■ Intervensi pengendalian infeksi untuk mengurangi penularan COVID-19 meliputi
pengendalian sumber paparan (misalnya menutupi hidung dan mulut serta selaput mukosa
mata), identifikasi dini dan isolasi pasien yang dicurigai menderita penyakit, penggunaan alat
pelindung diri (APD) yang sesuai saat merawat untuk pasien dengan COVID-19, dan
desinfeksi lingkungan.
■ Membatasi penularan sindrom pernapasan akut parah coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
komponen penting perawatan pada pasien yang dicurigai atau didokumentasikan COVID-19
■ Di area penularan SARS-CoV-2 yang meluas, penting agar kepatuhan yang ketat terhadap
tindakan pencegahan pengendalian infeksi digunakan pada pasien dengan dan tanpa
dugaan COVID-19
PERAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI)
■ Pencegahan dan Pengendalian Infeksi adalah
praktik pencegahan atau penghentian
penyebaran infeksi selama pemberian
layanan kesehatan di Fasilitas pelayanan ✓ Identifikasi cepat kasus
kesehatan. tersangka
■ PPI adalah bagian penting dari penguatan ✓ Isolasi segera dan rujukan
PRIORITAS pemeriksaan
sistem kesehatan dan harus menjadi prioritas
untuk melindungi pasien dan petugas ✓ Penatalaksanaan klinis yang
kesehatan. Dalam konteks COVID-19, aman
✓ Kepatuhan terhadap praktik IPC
■ Tujuan IPC adalah mendukung pemeliharaan
layanan kesehatan esensial dengan mencegah
dan mengendalikan penularan COVID-19 di
dalam fasilitas kesehatan agar pasien dan
petugas kesehatan tetap sehat dan aman.
Penempatan pada Airborne Infection Isolation
Rooms (AIIRs):
■ AIIR adalah kamar pasien tunggal dengan tekanan relative
negatif terhadap area sekitarnya, dan dengan minimal 6
pergantian udara per jam (disarankan 12 pergantian udara per
jam untuk konstruksi baru atau renovasi).
■ Udara dari ruangan ini harus dibuang langsung ke luar atau
disaring melalui filter udara partikulat efisiensi tinggi (HEPA)
langsung sebelum resirkulasi.
■ Pintu kamar harus tetap tertutup kecuali saat masuk atau
keluar ruangan, dan keluar masuknya harus diminimalkan.
■ Dilakukan pemantauan fungsi tekanan udara negatif di dalam
ruangan sesuai standar ruang isolasi .

JIKA tidak memungkinkan dengan ruangan


negative ventilasi maka pertimbangan dengan
rekayasa lingkungan : Mekanik ventilasi atau
STRATEGI PPI
natural ventilasi
Aerosol Generating Procedures (AGPs)
1. Beberapa prosedur yang dilakukan pada pasien
yang dicurigai atau dipastikan terinfeksi SARS-
CoV-2 dapat menghasilkan aerosol yang menular.
Prosedur yang menimbulkan risiko tersebut harus
dilakukan dengan hati-hati dan dihindari jika
memungkinkan.
2. Jika dilakukan, hal berikut akan terjadi:
– Tenaga kesehatan di dalam ruangan harus memakai N95 atau
Aerosol-generating procedures (AGP)
respirator yang setara atau tingkat lebih tinggi, pelindung
Bronchoscopy mata, sarung tangan, dan gaun.
Cardiopulmonary resuscitation
Noninvasive ventilation (BiPAP, CPAP, HFOV) – Jumlah HCP yang hadir selama prosedur harus dibatasi hanya
Surgery
Tracheal intubation
yang penting untuk perawatan pasien dan dukungan prosedur.
Manual ventilation
– Pengunjung tidak boleh hadir untuk prosedur ini.
Sputum induction
Suctioning – AGP harus dilakukan dalam AIIR, jika memungkinkan.
Laser plume
Necropsy – Bersihkan dan disinfeksi permukaan ruang prosedur segera
PENANGANAN PASIEN DI RUANG ISOLASI
1. Pasien yang dikonfirmasi covid-19 tidak boleh meninggalkan kamar mereka selama
masa isolasi mereka, kecuali diperlukan untuk alasan medis.
2. Gerakan atau transportasi pasien harus terbatas pada diagnostik dan terapeutik
esensial tes saja.
3. Pemindahan ke fasilitas lain harus dihindari (kecuali diindikasikan secara medis).
4. Jika transportasi diperlukan,
✓layanan transportasi dan personel di area penerima atau fasilitas harus diberitahu
tentang tindakan pencegahan yang diperlukan untuk pasien sedang diangkut.
✓kenakan masker dan patuhi kebersihan pernapasan.
✓Staf transportasi harus memakai masker medis dan membawa ABHR, dan harus
menggunakan APD tambahan sebagai ditentukan oleh kegiatan yang dilakukan
STRATEGI PPI DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PASIEN COVID-19

Mengidentifikasi kasus yang Identifikasi dan karantina semua Pengaturan ruang


dicurigai secepat mungkin, kontak dekat orang yang
menguji, dan mengisolasi semua perawatan pasien
terinfeksi dan bergejala
kasus (orang yang terinfeksi)

PELAKSANAAN
KEWASPADAAN ISOLASI

A KEWASPADAAN STANDAR

1. Kebersihan tangan 5. Pengelolaan linen


2. Penggunaan APD 6. Tatalaksana limbah
3. Kebersihan penrnafasan 7. Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan 8. Penyuntikan yang aman

B KEWASPADAAN TRANSMISI
KEWASPADAAN TRANSMISI
STRATEGI RESIKO PADA RESIKO TRANSMISI PADA PASIEN COVID 19
FAKTOR RESIKO PENULARAN COVID-19 STRATEGI PENCEGAHAN
Penularan melalui transmisi KONTAK ➢ Kebersihan Tangan dan penggunaan APD (masker medis,
dan DROPLET pelindung mata (googles) atau pelindung wajah (pelindung
wajah) dan gaun pelindung yang bersih, tidak steril, berlengan
panjang, dan sarung tangan medis)
➢ tidak perlu bagi petugas kesehatan dan caregiver memakai
sepatu bot, coverall dan celemek selama perawatan rutin;
➢ Petugas kesehatan harus menahan diri untuk tidak
menyentuh merekamata, hidung atau mulut
➢ beri tahu area yang menerima pasien jika diperlukan
pencegahan sedini mungkin sebelum pasien kedatangan;
➢ sering membersihkan dan mensterilkan permukaan yang
kontak dengannya pasien
Penularan melalui Transmisi Airborne ➢ Melakukan prosedur di tempat atau ruangan yang berventilasi
memadai
➢ gunakan APD yang sesuai: kenakan respirator partikulat atau
N95
➢ Di Ruangan ICU Nakes menggunakan N95 sepanjang shif
➢ Batasi jumlah nakes/orang yang berada dalam ruangan
PASTIKAN PETUGAS KESEHATAN :
1. Tidak menggunakan assesoris tangan (cincin, jam tangan,
kuteks/pewarna kuku
2. Kuku selalu pendek
3. Memahami pentingnya kebersihan tangan
https://www.who.int/infection-prevention/tools/hand-hygiene/en/
KEBERSIHAN TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN

Penggunaan sarung tangan tidak menggantikan kebutuhan


kebersihan tangan dengan menggosok tangan atau mencuci
tangan
PENGGUNAAN ALCOHOL BASE HAND RUBS (ABHR) DAN
SARUNG TANGAN

Para ahli di CDC menjelaskan


bahwa hand sanitizer dengan
konsentrasi alkohol 60 persen hingga
95 persen sangat efektif dalam
membunuh kuman sehingga dapat
mengurangi jumlah mikroba di
tangan seseorang dengan cepat dan
mudah. Para ahli memperingatkan
bahwa pembersih tangan tidak
menghilangkan semua bakteri, dan
mereka memperingatkan bahwa
sabun dan air lebih efektif melawan
jenis kuman tertentu, seperti
norovir.(WHO Guidelines on Hand Hygiene
in Health Care)
Pokja PPI Kemenkes RI 2020
PRINSIP PENGGUNAAN APD
1. Menggunakan dengan Benar, Melepaskan 7. Bersihkan dan disinfeksi APD yang dapat
dengan Benar dan Membuang/menyimpan digunakan kembali setiap kali digunakan
dengan Benar 8. Segera ganti APD jika kotor /
2. Selalu lakukan kebersihan tangan sebelum terkontaminasi atau rusak
dan sesudah memakai APD 9. APD tidak boleh diperbaiki atau disentuh
3. APD harus tersedia di mana dan kapan selama perawatan pasien
saja diindikasikan 10. Jangan pernah menyentuh wajah Anda
✓ sesuai dengan resiko saat mengenakan APD jika ada
✓ dalam ukuran yang benar kekhawatiran dan / atau masalah maka
4. Selalu kenakan APD sebelum kontak ✓ tinggalkan area perawatan pasien
dengan pasien jika aman untuk melakukannya
5. Lepaskan APD segera setelah ✓ lepas dan ganti APD dengan benar
menyelesaikan tugas dan / atau 11. Selalu lepas APD dengan hati-hati untuk
meninggalkanarea perawatan pasien menghindari kontaminasi sendiri
6. Jangan pernah menggunakan kembali 12. Dari area paling kotor hingga terbersih
APD sekali pakai
WHO
APD yang direkomendasikan WHO
untuk pelayanan Pasien Covid-19

Hazmat/
cover all masih
rekomendasi
??

Pedoman Penanganan Covid Revisi 4: 27 Maret 2020. Pedoman Penanganan Covid Revisi 5: 13 Juli 2020. &
WHO 23 Desember 2020
Dirjen P3 Kemenkes Juknis APD 6 April 2020 Dirjen P3 Kemenkes
Etika batuk dan kebersihan pernafasan
1. Memastikan masker medis untuk pasien / pengunjung yang
digunakan dengan benar
2. Berikan instruksi yang jelas kepada semua pasien, petugas dan
staf untuk memakai masker medis / atau menutupi hidung
dan mulut mereka dengan tisu atau mengikuti etiket batuk
atau bersin. (Jika tisu digunakan harus dibuang di tempat
sampah infeksius)
3. Penderita demam, batuk / bersin harus dijauhkan 1 Meter dan
di observasi sebagai terindikasi covid-19 Masker medis < 4-6 jam atau
4. Pasang alat bantu visual seperti poster untuk mengingatkan kotor/basah : ganti
pasien, petugas, dan staf tentang kebersihan pernapasan dan
etika batuk.
5. Pertimbangkan untuk menyediakan masker & tisu untuk
pasien di semua area rumah sakit.
6. Lakukan kebersihan tangan setelah kontak dengan sekresi
pernapasan
PENEMPATAN PASIEN
1. Evaluasi kebutuhan pasien apakah rawat 7. Jika memungkinkan, lakukan prosedur / tes di
inap Rawat atau isolasi mandiri, (dengan kamar pasien.
persyaratan ruang isoalasi)
8. Pertimbangkan untuk menyediakan peralatan
2. Berikan jarak antar pasien/bed minimla 1 sinar-X portabel di area kelompok pasien untuk
meter mengurangi kebutuhan pemindahan pasien
3. Petugas yang memasuki ruangan harus 9. Komunikasikan informasi tentang pasien yang
menggunakan APD sesuai standar dicurigai atau dikonfirmasi terinfeksi SARS-CoV-2
kepada petugas pengantar sebelum
4. Tetapkan petugas yang merawat pasien memindahkan mereka ke departemen lain di
covid fasilitas tersebut (misalnya, radiologi) dan ke
5. Sedapat mungkin, pasien dengan dugaan fasilitas perawatan kesehatan lain.
atau konfirmasi infeksi SARS-CoV-2 harus 10. Pasien harus memakai menampung sekresi
ditempatkan di ruangan yang sama selama selama transportasi. Jika pasien tidak dapat
selama dirawat (yaitu, meminimalkan menggunakan masker atau masker tidak tersedia,
perpindahan kamar). mereka harus menggunakan tisu untuk menutupi
6. Batasi transportasi dan pergerakan pasien di mulut dan hidung saat keluar dari kamar
luar ruangan untuk tujuan medis yang 11. Ruangan dibesihkan setelah pasien pulang atau
penting. keluar
PRINSIP ASEPTIK DAN PENGENDALIAN INFEKSI PADA
LINGKUNGAN (1)
1. Pastikan prosedur pembersihan dan desinfeksi lingkungan dilakukan secara konsisten dan
benar.
2. Pembersihan permukaan lingkungan dengan air dan deterjen dan gunakan disinfektan
standar rumah sakit yang biasa digunakan (seperti natrium hipoklorit 1%) setidaknya tiga kali
sehari biarkan larutan untuk waktu kontak minimal 10 menit.
3. Permukaan yang sering disentuh seperti gagang pintu, railing, dan permukaan meja harus
didesinfeksi setiap 3-4 jam.
4. Permukaan dengan sentuhan rendah seperti dinding, cermin harus dibersihkan minimal sekali
sehari.
5. Alkohol (mis. Isopropil 70% atau etil alkohol 70%) dapat digunakan untuk menyeka
permukaan yang tidak dapat dengan penggunaan pemutih, mis. logam.
6. Peralatan medis khusus yang digunakan saat merawat pasien dengan dugaan atau
konfirmasi infeksi SARS-CoV-2. harus dibersihkan dan didisinfeksi sesuai dengan petunjuk
pabrik dan kebijakan fasilitas
PRINSIP ASEPTIK DAN PENGENDALIAN INFEKSI PADA
LINGKUNGAN (2)
7. Peralatan yang digunakan untuk area isolasi penghuni dengan infeksi SARS-CoV-2 harus
diberi kode warna dan terpisah dari peralatan lain
8. Petugas kebersihan dilatih dalam aspek pembersihan yang efektif, disinfektan yang aman,
penggunaan APD yang benar untuk melindungi dari kemungkinan paparan SARS-CoV-2 dan
paparan bahan kimia
9. Pengunaan cairan diisinfektan WHO menyarankan
1. 0,1% (1000 ppm) natrium hipoklorit, 70-90% etanol atau hydrogen peroksida> 0,5% dengan waktu
kontak minimal satu menit.
2. Untuk tumpahan besar (lebih dari sekitar 10 mL) darah dan tubuh cairan, konsentrasi 0,5% (5000
ppm) natrium hipoklorit dianjurkan.
3. waktu kontak yang disarankan pabrikan seharusnya ditaati.
4. Berbagai jenis disinfektan tidak boleh dicampur, karena dapat menghasilkan gas berbahaya
10. Jika tidak ada petunjuk pabrik tentang pembersihan / desinfeksi peralatan, gunakan etil alkohol
atau isopropil alkohol (60% –90%, v / v) untuk mendisinfeksi permukaan luar peralatan(stetoskop
dan ventilator)
PENGELOLAAN LIMBAH

PERTIMBANGAN :
Penggunaan Gaun sebagai pengganti penggunaan
COVER ALL akan menurunkan jumlah limbah infeksius
PENGELOLAAN LINEN
1. Linen pasien yang dicurigai atau dikonfirmasi Infeksi SARS-CoV-2 harus ditempatkan di
label yang jelas, tas atau wadah anti bocor, jika ada kotoran padat masukan kedalam
ember tertutup dan buang dengan hati-hati ke toilet atau jamban (36).
2. Mesin cuci dengan air hangat pada suhu 60−90 ° C (140−194 ° F) dengan deterjen diikuti
dengan merendam dalam 0,1% klorin selama kurang lebih 30 menit dan dikeringkan

Jika mesin cuci tidak memungkinkan,

linen dapat direndam air panas dan sabun/detergent dalam drum/ember besar, gunakan
tongkat untuk mengaduk dan berhati-hatilah untuk menghindari percikan. Drum/ember
kemudian harus dikosongkan dan seprai direndam dalam 0,05% (500 ppm) klorin selama
kurang lebih 30 menit. Cucian dibilas dengan air bersih dan dibiarkan mengering
sepenuhnya di bawah sinar matahari
PEMROSESAN ALAT KESEHATAN

1. Peralatan kritikal : Peralatan masuk atau dipergunakan dan berhubungan dengan jaringan steril atau
sistem pembuluh, peredaran darah atau membuka kulit . Contoh instrumen bedah
2. Peralatan semi kritikal : semua peralatan yang digunakan kontak langsung dengan membran mukosa
(hidung, mulut dll) Contoh : Ambu Bag, Kaca Gigi
3. Peralatan Non kritikal : peralatan kesehatan yang digunakan hanya kontak pada kulit yang utuh Contoh :
Tensi Meter, Stetoskope dilakukan pencucian dengan detergent atau alcohol 70 % dan dikeringkan
PENGAWASAN PPI PADA IMMUNISASI
COVID
KESEHATAN PETUGAS

1. Pemahaman petugas terhadap resiko penularan


penyakit/infeksi
2. Pemeriksaan berkala terhadap semua petugas
kesehatan terutama pada area risiko tinggi
3. Pemberian immunisasi vaksin ( terutama pada
area resiko tinggi)
4. Tersedia Alat Pelindung Diri (APD)
5. Tersedia kebijakan penatalaksanaan
6. Kepatuhan petugas terhadap standar
PENUTUP
1. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi harus dilaksanakan
setiap saat, dimanapun, kapanpun oleh siapapun yang
memberikan pelayanan kesehatan
2. PPI pada pandemic covid mencakup Kewaspadaan Isolasi
: kewaspadaan standar dan kewaspadaan Transmisi
3. Strategi PPI dalam upaya pencegahan penularan Covid 19
menjadi hal penting
BANGKIT MELAWAN COVID-19

TERIMA KASIH
TERIMA KASIH
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI) SEBAGAI
SALAH SATU UPAYA MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN
KESEHATAN

Anda mungkin juga menyukai