Anda di halaman 1dari 23

MATA KULIAH

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN

NAMA DOSEN

Robi Fernando,ST,MT

TUGAS TERSTRUKTUR I : MAKALAH


BAHAN BANGUNAN

Oleh :

Gigin priatama – 203019

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG

POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM TAHUN

AJARAN 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia dan

berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini, guna memenuhi tugas untuk

mata kuliah Teknologi Bahan Bangunan dengan judul : “BAHAN BATUAN”


Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak

pihak yang dengan tulus memberi doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga makalah

ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................1


KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

DAFTAR ISI ..........................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG ..........................................................................................4

I.2. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................5

I.3. TUJUAN DAN MANFAAT ................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN

II.1. SIKLUS TERBENTUKNYA BATUAN .................................................................6

II.2. KLASIFIKASI BATUAN BERDASARKAN PROSES PEMBENTUKANNYA…………….7

II.3. PADA BATUAN MEMILIKI SIFAT FISIK DAN SIFAT MEKANIK..........................13

II.4. SYARAT-SYARAT MUTU BATUAN YANG DAPAT DI PAKAI.............................15

II.5. TUJUAN PENGUJIAN BATUAN DAN NOMOR SNI PADA


BATUAN……………………………………………….……………………………………………………15

BAB III : PENUTUP

III.1. KESIMPULAN ...............................................................................................32

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG

Batuan adalah salah satu unsur pembentuk bumi. Batuan terdiri dari beberapa jenis
dan terbentuk melalui tahapan yang disebut dengan siklus batuan. Jenis batuan sangat
bervariasi mulai dari batu yang biasa digunakan untuk material bangunan sampai batuan
muliah sebagai perhiasan dengan nilai estetika dan harga jual tinggi.

Batuan dapat terbentuk melalui serangkaian proses panjang yang dikenal sebagai siklus
batuan. Siklus batuan terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan jenis batuan. Benda
mati seperti batu merupakan unsur yang tidak pernah bisa diciptakan oleh manusia ataupun
dimusnahkan.

I.2. RUMUSAN MAKALAH

a) Bagaimana terbentuknya siklus batuan?


b) Klasifikasi batuan berdasarkan proses pembentukannya?
c) Apa saja sifat fisik dan mekanik pada batuan?
d) Apa saja syarat-syarat mutu pada batuan?
e) Bagaimana pengujian batuan di laboratorium

I.3. TUJUAN DAN MANFAAT

a) Mengetahui terbentuknya batuan


b) Mengetahui klasifikasi batuan berdasarkan pembentukannya
c) Mengetahui sifat fisik dan mekanik pada batuan
d) Mengetahui pengujian batuan di laboratorium

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. SIKLUS BATUAN


Siklus batuan adalah suatu proses dalam pembentukan batuan. Berdasarkan penelitian-
penelitian yang telah dilakukan oleh ahli geologi, diketahui bahwa pembentukan batuan
membutuhkan proses yang panjang dan waktu yang lama, bahkan bisa hingga jutaan tahun.
Melalui siklus batuan diketahui bahwa terdapat hubungan yang erat di antara ketiga jenis
batuan. Adapun jenis batuan tersebut adalah batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf. Batuan beku dapat dikatakan sebagai “nenek moyang” karena batuan lainnya
terbentuk dari hasil perubahan-perubahan pada batuan beku.Dengan demikian, siklus batuan
juga dapat didefinisikan sebagai proses perubahan antara satu kelompok batuan menjadi
kelompok batuan lainnya. Siklus batuan pertama kali dikemukakan oleh James Hutton pada
abad ke 18.

(courtesy,studiobelajar.com)

Proses Pada Siklus Batuan


Adapun proses pada siklus batuan adalah sebagai berikut.

1. Pembekuan magma
Siklus batuan bermulai dari terbentuknya batuan beku akibat adanya pendinginan dan
pembekuan magma dalam bentuk lelehan silikat. Lelehan silikat kemudian mengalami proses
penghabluran melalui erupsi gunung berapi. Magma yang erupsi sampai ke permukaan bumi
disebut dengan magma ekstrusif, sedangkan yang tidak disebut dengan magma instrusif.

2. Pelapukan batuan beku


Batuan beku yang keluar dari gunung berapi tersebut kemudian tersingkap di permukaan bumi dan
bersentuhan dengan atmosfer/hidrosfer. Hal ini menyebabkan batuan beku mengalami pelapukan
sehingga menjadi hancur.

3. Pergerakan batuan
Batuan beku yang telah hancur tersebut kemudian akan bergerak atau berpindah bisa karena aliran
air (baik di atas ataupun bawah permukaan) ataupun angin. Pergerakan ini akan terjadi secara terus
menerus.

4. Sedimentasi
Hasil pergerakan batuan beku yang sudah hancur itu kemudian mengendap di tempat-tempat
tertentu hingga menumpuk lalu mengeras kembali. Proses ini dinamakan sedimentasi dan
menghasilkan batuan sedimen. Hal ini dikarenakan adanya perekatan senyawa mineral dalam
larutan batuan tersebut (pergerakan batuan dengan air).

5. Metamorfis
Apabila batuan sedimen mengalami peningkatan tekanan dan suhu akibat pengendapan, maka
terjadi perubahan pada bentukan batuan tersebut. Penyesuaian akan lingkungan akan menyebabkan
batuan sedimen berubah bentuk menjadi batuan malihan atau batuan metamorf.

6. Pencairan magma kembali


Batuan metamorf yang sudah terbentuk seiring berjalannya waktu akan mengalami peningkatan
tekanan dan suhu sehingga akan kembali meleleh dan berubah menjadi magma. Lalu siklus batuan
terulang kembali.

II.2. KLASIFIKASI BATUAN BERDASARKAN PROSES TERBENTUKNYA

Tahukah anda bahwa salah satu bahan baku utama yang ada di dalam bumi adalah batu. Batu yang
terurai kemudian menjadi tanah dan tanah kemudian menjadi media utama dalam tempat
tumbuhnya tanaman dan tempat tinggal dari berbagai jenis makhluk hidup di dunia ini.

Dalam isi bumi setidaknya terdapat tiga jenis jenis batuan yang berbeda dimana ketiga jenis jenis
batuan tersebut terbentuk dari adanya proses yang sangat panjang. tiga jenis jenis batuan yang ada
di lapisan atmosfer bumi diantaranya adalah :

Batuan Beku
Batuan beku atau yang disebut sebagai batuan igneus merupakan jenis batuan dimana proses
pembentukannya terjadi dari magma yang telah mengalami pembekuan atau pendinginan.

Batuan ini biasanya ada di dalam mantel atau kerak bumi. Saat ini setidaknya sudah terdapat 700
jenis batuan beku yang dapat diindentifikasi dan sebagian besar terdapat di bawah kerak bumi.
(courtesy,ilmugeografi.com)

a. Morfologi Batuan Beku

Morfologi atau cara terbentuknya batuan beku sertidaknya dibagi menjadi tiga macam yaitu
intrusive, ekstrusif dan hipabissal. Selengkapnya mengenai ketiga batuan tersebut simak berikut ini:

 Intrusive

Batuan beku jenis intrusive merupakan batuan beku dimana proses pembentukannya terjadi di
dalam kerak bumi atau di bawah permukaan bumi. Batuan ini merupakan bentuk dari pendinginan
magma yang ada di dalam kerak bumi sehingga tekstur batuan beku biasanya bersifat kasar. Pada
batuan beku bahkan bisa dilihat butiran mineral yang sangat jelas dan dapat dilihat oleh mata
telangjang. Pada batuan beku terdapat formasi yang cukup unik yaitu batolit, stok, lakolit, sill, dan
dike. Nah saat batuan sudah semakin mendingin dan membeku maka akan memunculkan batuan
yang memiliki tekstur kasar seperti batu granit, diorite ataua grabo.

Biasanya di dalam lubang inti pada sebuah pegunungan akan diisi dengan batuan granit namun
ketika lubang tersebut tertimbun oleh material lainnya akan membentuk batuan batolit. Batuan
beku yang memiliki tekstur butir kasar yang terletak pada kedalaman cukup di dalam kerak disebut
sebagai abyssal sedangkan batuan beku intrusive yang proses terbentuknya sudah hampir berada di
permukaan disebut sebagai hypabyssal.

 Ekstrusif
Berbeda dengan batuan beku intrusive, batuan beku ekstrusif ini terjadi di atas permukaan kerak
bumi karena adanya pencairan magma di dalam mantel atau kerak bumi. Proses pembekuan dari
batuan beku ini lebih cepat dibandingkan dengan proses pencairan batuan beku intrusive karena
proses pembekuannya terjadi di atas permukaan bumi. Magma yang keluar dari dalam mantel atau
kerak bumi ini melalui gunung berapi yang terdapat lubang dipuncaknya sehingg magma bisa keluar
dan membentuk batuan yang lebih cepat membeku. Oleh karena itu tekstur dari batuan ini bersifat
halus berpasir. Jenis batuan beku esktrusif yang paling sering ditemukan adalah batu basalt.
Beberapa batuan basalt bahkan membentuk sebuah pola yang unik seperti di Antrim, Irlandia utara.

Jenis batuan ekstrusif dan intrusive agak sulit dibedakan karena biasanya keduanya memiliki tekstur
kasar dengan butiran-butiran halus di permukaannya. Untuk membedakan keduanya biasanya hanya
bisa dilakukan melalui pemeriksaan di bawah mikroskop karena mineral yang terdapat di dalam
kedua jenis batuan ini berbeda sehingga jika ada penyebutan apakah itu merupakan batuan intrusive
atau batuan ekstrusif di lapangan secara langsung hanyalah sebuah dugaan saja dan tidak bisa
dipegang kebenaranya.

 Hipabissal

Untuk jenis batuan beku hipabissal merupakan jenis batuan yang terbentuk diantara batuan plutonik
dan vulkanik. Batuan ini terbentuk karena adanya proses naik turunnya magma di dalam mantel dan
kerak bumi. Batuan hipabissal seringkali membentuk sebuah batuan pakolit, dike, sill, lakolit, dan
lopolit.

Struktur Batuan Beku

Struktur batuan merupakan penampakan dari batuan yang bisa dilihat dari kedudukan lapisannya.
Pada batuan beku seringkali hanya dapat dilihat langsung dari lapangannya langsung. Diantaranya
adalah sebagai berikut:

 Pillow lava atau lava bantal dimana terjadi karena adanya pembekuan magma pada gunung
di bawah laut yang membentuk menyerupai bantal.
 Joint struktur merupakan aliran lava yang berbentuk kekar-kekar dan tegak lurus sesuai
dengan arah alirannya sehingga menghasilkan penampakan yang sangat memukau.
 Massif, merupakan jejak aliran lava yang keluar dari perut bumi namun tidak menunjukkan
adanya tanda-tanda lubang atau aliran gas di dalamnya.
 Vesikuler, merupakan aliran lava yang mengalir dan dibersamai dengan adanya aliran gas
sehingga arah dan teksturnya tidak teratur.
 Xenolitis, merupakan aliran lava yang dibersamai dengan masuknya batuan lain di dalamnya
sehingga menunjukkan sebuah fragmen yang membentuk pecahan-pecahan.
Batuan Sedimen

(courtesy,ilmugeografi.com)

Batuan sedimen merupakan jenis batuan yang terbentuk di atas permukaan bumi dan dibekukan
pada suhu dan tekanan udara yang rendah. Batuan sedimen sebenarnya merupakan bentukan dari
batuan yang pernah ada sebelumnya yang sudah terkena berbagai jenis pelapukan dan erosi tanah.

Nah, material hasil dari pelapukan dan erosi ini kemudian mengendap di dalam sebuah cekungan
dan berkumpul menjadi satu sehingga lambat laun karena adanya tekanan udara dan suhu yang
rendah menjadikan kumpulan tersebut sebuah batu baru. Material tersebut kemudian mengeras
atau membentuk dan mengelami litifikasi sehingga menjadikan sebuah batuan sedimen.

Di dalam permukaan bumi sendiri jumlah batuan sedimen ini diperkirakan mencapai 75% sedangkan
di dalam kerak bumi diperkirakan ada 8%. Dengan mempelajari batuan sedimen ini sebenarnya juga
sangat bermanfaat bagi berbagai jenis cabang ilmu pengetahuan seperti geokimia, paleografi,
klimatologi serta dari cabang ilmu sejarah kehidupan dan pembentukan muka bumi. Hal ini
disebabkan karena setiap lapisan batuan sedimen dapat memperkirakan berapa lama waktu
tersebut dan berapa lama usia bumi sebenarnya.

Klasifikasi Batuan Sedimen

Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dibedakan menjadi empat jenis yaitu batuan


sedimen klasik, batuan sedimen biokimia, batuan sedimen kimia dan batuan sedimen vulkanik.
Selengkapnya mengenai ke empat jenis batuan sedimen ini simak berikut ini:

1. Batuan Sedimen Klasik

Batuan sedimen klasik merupakan jenis batuan yang terdiri dari silikat dan beberapa fragmen batuan
yang diangkut menggunakan sebuah fluida nah kemudian material yang diangkut oleh fluida ini akan
terhenti dimana fluida ini juga terhenti.
Bentuk dan ukuran dari batuan sedimen klasik kemudian dibedakan lagi sesuai dengan skala ukuran
partikel yang mendominasi dan menggunakan ukuran skala butir Udden-Wentworth. Kemudian para
ahli membagi ukurannya menjadi tiga jenis yaitu kerikil (batuan yang memiliki diameter lebih dari 2
mm), pasir (batuan yang memiliki diameter antara 1/16 hingga 2 mm) dan lumpur (lumpur terbagi
menjadi dua yaitu lempung yang memiliki diameter kurang dari 1/256 mm dan lanau yang memiliki
diameter antara 1/16 hingga 1/256 mm).

2. Batuan Sedimen Biokimia

Pada batuan sedimen biokimia menggunakan jasa dari berbagai organisme biasanya merupakan
organism mikro yang ikut mengangkut material sehingga berkumpul pada tempat tertentu dan
membentuk sebuah batuan. Pada batuan sedimen biokimia ini diantaranya adalah:

 Batu gamping yang terbuat dari berbagai kerangka biota laut yang berkapur seperti
diantaranya karang, foraminifera dan moluska.
 Batubara yang terbuat dari tumbuhan dimana sudah dihilangkan karbonnya dari atmosfer
dan proses ini dibantu oleh beberapa unsure lainnya. ini membuat batu bara memiliki bentuk yang
unik dan proses dari tumbuhan menjadi batu bara ini membutuhkan waktu yang sangat lama.
 Endapan rijang, yang terbentuk dari akumulasi kerangka yang mengandung zat silika dimana
zat ini didapatkan dari berbagai biota laut yang memiliki ukuran mikroskopis contohnya adalah
ladiolaria dan diatom.

3. Batuan Sedimen Kimia

Batuan sedimen kimia merupakan batuan yang terbentuk dari sebuha kejadian ketika kumpulan
material terperangkap di dalam sebuah tempat dan kandungan mineral di dalam larutannya menjadi
jenuh dan membeku dengan proses anorganik atau secara kimiawi. Contoh dari batuan sedimen
kimia yang paling banyak ditemukan antara lain adalah batu gamping oolitik, dan batuan lain yang
mengandung evaporit seperti silvit, halit, barit dan juga gypsum.

4. Batuan Sedimen Vulkanis

Untuk pengelompokkan jenis batuan sedimen selain di dalam ketiga kelompok yang sudah dijelaskan
di atas maka akan masuk ke dalam jenis batuan vulkanis. Batuan ini terbentuk karena beberapa hal

Batuan Metamorf
Jenis batuan ketiga adalah batuan metamorf atau yang juga sering disebut sebagai batuan malihan.
Batuan metamorf merupakan sebuah batuan yang mengalami perubahan atau transformasi dari
batuan lainnya yang sudah ada sebelumnya dan dibersamai dengan adanya proses metamorfosa
sehingga membentuk bentuk baru yang berbeda dengan jenis batuan sebelumnya. jumlah dari
batuan metamorf di dalam bumi ini cukup banyak dan pembentukannya sangat mudah karena
adanya kedalaman tempat yang sangat dalam, adanya tekanan udara yang sangat rendah atau tinggi
dan tekanan dari batuan yang sudah ada di atasnya.

Proses pembentukan batuan metamorf juga bisa terjadi karena adanya tabrakan lempeng benua
yang bisa menyebabkan adanya tekanan horizontal, distorsi dan gesekan pada lempeng tersebut.
Batuan metamorf juga bisa terbentuk karena adanya pemanasan dari magma yang ada di dalam
perut bumi.

Jenis-jenis Batuan Metamorf

Ada beberapa jenis batuan metamorf dan bisa dibedakan menjadi berikut ini:

1. Batuan Metamorfosis Kontak

Proses terjadinya batuan metamorf kontak adalah adanya suntikan magma yang mengenai pada
batuan disekitarnya. Perubahan ini adalah perubahan besar dimana hampir batuan yang terkena
suhu yang sangat tinggi akan melakukan proses metamorphosis. Karena adanya proses ini juga bisa
merubah biji mineral yang ada di dalam batuan. Semakin dekat letak batu dengan magma akan
semakin besar pula proses perubahannya dibandingkan dengan batuan yang letaknya jauh dari
magma.

Ketika batuan mengalami kontak dengan magma juga mengakibatkan permukaan mineralnya
menjadi lebih keras. Istilah untuk menyebut batuan yang telah mengalami proses metamorphosis ini
biasanya disebut dengan batu tanduk (hornfless).

2. Batuan Metamorf Regional

Batuan metamorf regional merupakan sebuah kumpulan batuan metamorf dalam ukuran yang
cukup besar dan luas. Sebagian besar batuan di bawah kerak bumi merupakan batuan metamorf
yang mengalami proses metamorphosis ketika terjadinya tabrakan lempeng benua ini. biasanya
batuan metamorf ini akan ada disepanjang sabuk karena adanya tekanan suhu udara yang tinggi
sehingga mengakibatkan batuannya mengalami perubahan struktur di dalamnya. untuk batuan
metamorf regional ini contohnya adalah singkapan marmer yang sangat luas di Amerika Serikat.

3. Batuan Metamorf Katalakstik

Batuan ini terjadi karena adanya proses mekanisme deformasi mekanis. Jadi, ketika ada dua
lempeng yang saling bergesekan maka akan menghasilkan panas yang sangat tinggi, nah bagian yang
masih mengalami gesekan tersebutlah yang akan mengalami perubahan struktur di dalamnya.
batuan tersebut juga biasanya akan hancur terlebih dahulu karena adanya tumbukan atau gesekan
tertentu yang sangat lama dan kuat. Pada proses ini tidak biasanya terjadi pada zona sempit dimana
terjadi pergerakan sesar secara mendatar.

4. Batuan Metamorf Hidrotermal

Batuan ini terjadi karena adanya perbuhana suhu dan tekanan udara yang sangat drastis Karena
adanya cairan hidrotermal. Contoh dari batuan ini adalah batuan basaltic dimana didalam batuan
tersebut memang sangat kekurangan cairan hidrat. Hasil endapan dari batuan ini akan bercampur
dengan unsure-unsur lainnya seperti talk, klorit, tremolit, aktinolit dan lainnya. biasanya jika
endapan terdapat bijihnya berarti merupakan batuan metamorf hidrotermal.

5. Batuan Metamorf Tindihan

Seperti dengan namanya batuan metamorf tindihan ini merupakan hasil dari batuan yang tertimbun
dalam kedalaman yang sangat dalam hingga mencapai perubahan suhu yang sangat drastis. Pada
fase ini biasanya di dalam batu akan muncul sebuah mineral baru dan biasanya yang paling banyak
dihasilkan adalah mineral zeolit. Batuan ini bisa berubah menjadi batuan metamorf regional jika
terjadi perubahan suhu dan tekanan yang terjadi secara terus menerus.

6. Batuan Metamorf Dampak

Untuk batuan metamorf jenis ini terjadi karena adanya suatu kejadian seperti ketika meteor atau
komet yang jatuh ke bumi hingga menyebabkan ledakan. Hal ini juga bisa terjadi karena adanya
gempa bumi atau karena adanya letusan gunung api yang sangat besar. Karena adanya kejadian
tersebut maka mengakibatkan tekanan yang sangat tinggi pada batuan-batuan yang terkena dampak
dari kejadian tersebut. Tekanan ini mengakibatkan adanya perubahan mineral di batuan yang sangat
tinggi seperti koesit dan stishofit. Selain itu batuan juga bisa berubah bentuk menjadi kerucut yang
terpercah-pecah. (baca : penyebab gunung meletus)

Itulah tiga jenis jenis batuan yang menyusun bumi yaitu batuan beku yang letaknya paling dalam,
kemudian batuan sedimen dimana merupakan endapan dari batuan yang ada sebelumnya serta
batuan metamorf dimana batu ini merupakan bentuk lain dari batu yang telah bertransformasi
menjadi bentuk dan struktur yang berbeda-beda di dalamnya. batuan ini tentunya sangat penting
bagi kehidupan makhluk hidup di bumi dan menjadi bidang ilmu yang sangat menarik untuk
dipelajari. Sekian dan terima kasih.
II.3. SIFAT FISIK DAN MEKANIK PADA BATUAN
Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu dan dapat di dikelompokan menjadi dua, yaitu:

a. Sifat fisik batuan seperti bobot isi, berat jenis, porositas, absorpsi
b. Sifat mekanik batuan seperti kuat tekan, kuat Tarik, modulus elastisitas, dan nisbah
poisson

Penentuan di laboratorim pada umumnya di lakukan terhadap contoh ( sample) yang di ambil dari
lapangan. Satu contoh dapat dilakukan untuk menentukan kedua sifatbatuan.

Pertama-tama adalah penentuan sifat fisik batuan yang merupakan uji tanpa merusak (non
destructive test), kemudian dilanjutkan dengan penentuan sifat mekanik yang merupakan uji
merusak (destructive test) sehingga conto batu hancur.

1). PENENTUAN SIFAT FISIK BATUAN DILABORATORIUM

Pembuatan contoh di laboratorium di latukan dari blok batu yang di ambildi


lapangan yang di bor dengan penginti laboratorium. Contoh yang didapat berbentuk
silinder dengan diameter pada umumnya antara 50-70 mm dan tingginya dua kali
diameter tersebut.ukuran contoh dapat lebih kecil maupun lebih besar dari ukuran yang
di sebut diatas tergantung dari maksud uji.
 Penimbangan berat contoh
a. Berat contoh asli (natural) : Wn.
b. Berat contoh kering (sesudah dimasukin kedalam oven selama 24 jam dengan
temperatur kurang lebih 90◦ c) ; Wo.
c. Berat contoh jenuh (sesudah dijenuhkan dengan air selama 24 jam) : Ww.
d. Berat contoh jenuh didalam air : Ws.
e. Volume contoh tanpa pori-pori : Wo – Ws.
f. Volume contoh total : Ww-Ws.
 Sifat fisik batuan
Wn
a. Bobot isi asli (natural density) =
Ww−Ws
Wo
b. Bobot isi kering (dry density) =
Ww−Ws
Ws
c. Bobot isi jenuh (saturated density) =
Ww−Ws
Wo
d. Berat jenis semu (apparent specific gravity) = / bobot isi air
Ww−Ws
Wn
e. Berat jenis sejati (true specific gravity) = / bobot isi air
Wo−Ws
Wn−wo
f. Kadar air asli (natural water content) = x 100%
Wo
Ww−Wo
g. Saturated water content (absorption) = x 100%
Wo
Wn−Wo
h. Derajat kejenuhan = x 100%
Ww−Wo
Ww−Wo
i. Porositas,n = x 100%
Ww−Ws
n
j. Void ratio, e =
1−n
2). PENENTUAN SIFAT MEKANIK BATUAN DI LABORATORIUM

a. Uji kuat tekan (unconfined compressive strength test)


Uji ini menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk menekan contoh
batu yang berbentuk silinder, balok atau prisma dari satu arah (uniaxial).
Penyebarab tegangan didalam contoh batu secara teoritis adalah searah dengan
gaya yang dikenakan pada contoh tersebut karena ada pengaruh dari plat penekan
mesin tekan yang menghimpt contoh. Sehingga bentuk pecahan tidak berbentuk
bidang pecah yang searah dengan gaya melainkan berbentuk kerucut.
Perbandingan antara tinggi dan diameter contoh (L/D) mempengaruhi nilai kuat
tekan batuan. Untuk perbandingan L/D =1, kondisi tegangan triaksial saling bertemu
sehingga akan memperbesar nilai kuat tekan batuan. Untuk uji kuat tekan digunakan
2< L/D<2,5.
b. Uji kuat Tarik tak langsung (indirect tensile strength test)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kuat Tarik (tensile strength) dari contoh batu
berbentuk silinder secara tak langsung. Uji cara ini dikenal sebagai uji Tarik brasil.
Alat yang digunakan adalah mesin tekan seperti pada uji kuat tekan.

II.4. SYARAT-SYARAT MUTU BATUAN YANG DAPAT DIPAKAI UNTUK


BANGUNAN
Batuan mempunyai syarat untuk meningkatkan mutu bangunan.adapun
syarat mutu batuan yang di pakai untuk bangunan :
II.5.TUJUAN PENGUJIAN BATUAN DAN NOMOR SNI BATUAN

Setiap pengujian pasti mempunyai tujuan masing-masing terlebih lagi pada


batuan.adapun tujuan pengujian batuan, antara lain:
 Untuk mengetahui nilai kuat tekan percontoh batuan
 Untuk mengetahui batas elastik
 Untuk mengetahui modulus elastik
 Untuk mengatahui poisson’ ratio
 Mengetahui kelayakan batuan aus gesekan dengan
bauschinger,mm/menit maksimum

Nomor SNI pada batuan :


Judul NO NSPM Ringkasan Bidang Tahun Jenis

Analisis Harga SNI 7832- Standar ini PERUMAHAN 2017 Tata Cara
Satuan 2017 memuat indeks DAN
Pekerjaan bahan PERMUKIMAN
Beton Pracetak bangunan dan
Insitu Untuk indeks tenaga
Konstruksi kerja yang
Bangunan dibutuhkan
Gedung untuk tiap
satuan
pekerjaan
sesuai dengan
spesifikasi
teknis
pekerjaan
dengan jenis
pekerjaan
beton pracetak
meliputi: a)
pekerjaan
pembuatan
beton pracetak
sebagian; b)
pekerjaan
pembuatan
beton pracetak
penuh; c)
pekerjaan
ereksi
konstruksi
beton pracetak
untuk sampai
dengan 24
lantai (dengan
ketinggian per
lantai ? 6 m
dan kolom
multi lantai ?
12 m); d)
pekerjaan
sambungan
konstruksi
beton pracetak;
e) pekerjaan
cetakan
(bekisting)
menggunakan
kayu dan
phenol film.

Analisis SNI Tata cara ini SUMBER 2015 Tata Cara


hidrologi, 1724:2015 digunakan DAYA AIR
hidraulik, dan dalam
kriteria desain mendesain
bangunan di Bangunan
sungai disungai
(bangunan
pemanfaatan,
konservasi dan
silang) agar
memenuhi
persyaratan
persyaratan
hidrologi dan
hidraulik, dan
bertujuan
untuk
melestarikan
dan
meningkatkan
keandalan
bangunan di
sungai dan
sungainya
sendiri.

Atmosfer SNI ISO Standar ini JALAN DAN 2014 Spesifikasi


standar untuk 554-2014 menetapkan JEMBATAN
pengondisian tiga kondisi
dan/atau atmosfer
pengujian-
spesifikasi

Beban SNI 1727- Tata cara ini PERUMAHAN 2013 Tata Cara
minimum 2013 digunakan DAN
untuk untuk PERMUKIMAN
perancangan memberikan
bangunan beban yang
gedung dan diijinkan untuk
struktur lain rumah dan
gedung,
termasuk
beban-beban
hidup untuk
atap miring,
gedung parkir
bertingkat dan
landasan
helikopter pada
atap gedung
tinggi dimana
parameter-
parameter
pesawat
helikopter yang
dimuat praktis
sudah
mencakup
semua jenis
pesawat yang
biasa
dioperasikan.
Termasuk juga
reduksi beban
hidup untuk
perencanaan
balok induk
dan portal serta
peninjauan
gempa, yang
pemakaiannya
optional, bukan
keharusan,
terlebih bila
reduksi
tersebut
membahayakan
konstruksi atau
unsur
konstruksi yang
ditinjau.

Cara koreksi SNI 1976 : Standar ini UMUM 2008 Metode


kepadatan 2008 menguraikan
tanah yang suatu prosedur
mengandung untuk
butiran kasar mengkoreksi
atau
menyesuaikan
kepadatan
tanah dan
campuran
agregat tanah
sebagai
kompensasi
terhadap
perbedaan
persentase
butiran kasar
yang tertahan
saringan No. 4
(4,75 mm) atau
saringan ¾”
(19,0 mm)

Cara uji abrasi SNI 3419 : Metode ini UMUM 2008 Metode
beton di 2008 digunakan
laboratorium untuk
mengetahui
besarnya
koefisien abrasi
beton di
Laboratorium
yang akan
dipakai sebagai
pembanding
dengan nilai
abrasi pada
bangunan air
akibat aliran
nilai sedimen.

Cara uji SNI 3423 : Cara uji ini UMUM 2008 Metode
analisis ukuran 2008 merupakan
butir tanah prosedur untuk
mendapatkan
jumlah dari
distribusi
ukuran butir
tanah.

Cara uji bakar SNI 1740 : Standar ini PERUMAHAN 2008 Metode
bahan 2008 memuat DAN
bangunan petunjuk PERMUKIMAN
untuk pengujian
pencegahan bakar yang
bahaya meliputi
kebakaran peralatan uji,
pada ukuran dan
bangunan jumlah benda
rumah dan uji, prosedur
gedung pengujian dan
kriteria hasil uji
Pada standar
ini tidak
mencakup
pengaturan
tentang
keselamatan
kerja, bagi
pengguna
harus
menetapkan
tersendiri
ketentuan
tentang
keselamatan
kerja tersebut.

Cara uji berat SNI 3402 : Cara uji ini UMUM 2008 Metode
isi beton 2008 mencakup
ringan prosedur
struktural penentuan
berat isi dalam
keadaan kering
oven dan
keadaan
seimbang dari
beton ringan
struktural.

Cara uji berat SNI Cara uji ini UMUM 2011 Metode
jenis aspal 2441:2011 mencakup
keras penentuan
berat jenis dan
berat isi aspal
keras dengan
menggunakan
pignometer.
Cara uji berat
jenis aspal
keras ini dapat
digunakan
terhadap
semua jenis
aspal keras
termasuk aspal
modifikasi.

BAB III PENUTUP

III.1.KESIMPULAN
Batuan adalah salah satu unsur pembentuk bumi. Batuan terdiri dari beberapa jenis dan
terbentuk melalui tahapan yang disebut dengan siklus batuan. Jenis batuan sangat
bervariasi mulai dari batu yang biasa digunakan untuk material bangunan sampai batuan
muliah sebagai perhiasan dengan nilai estetika dan harga jual tinggi. Siklus batuan adalah
suatu proses dalam pembentukan batuan. Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah
dilakukan oleh ahli geologi, diketahui bahwa pembentukan batuan membutuhkan proses yang
panjang dan waktu yang lama, bahkan bisa hingga jutaan tahun.Melalui siklus batuan diketahui
bahwa terdapat hubungan yang erat di antara ketiga jenis batuan. Adapun jenis batuan tersebut
adalah batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.Batuan memiliki tiga jenis, yaitu
batuan beku,batuan sedimen,batuan metamorf.

DAFTAR PUSTAKA
1. https://saintif.com/siklus-batuan/
2. https://www.slideshare.net/edwinharsiga/bab-iii-mekanika-batuan
3. http://operator-it.blogspot.com/2014/03/teknologi-bahan-batu-alam.html
4. http://sni.litbang.pu.go.id/index.php?r=/sni/new/sni/searchsni

Anda mungkin juga menyukai