DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4 :
1. NI LUH NOVINAYANTI
2. RAHAYU PRATIWI
3. SITI NUR HASANAH
4. HARLINA RIASTUTI
5. HENDRI WIJAYA
6. ASEP KURNIAWAN
7. IFATURRAHMAH
Mengetahui :
Sri idawati
(NIK :)
KATA PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan Praktek Belajar Lapangan
(PBL) online. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu program
pendidikan di tingkat ahli madya farmasi Politeknik Medica Farma Husada Mataram,
laporan Praktek Belajar Lapangan ini disusun berdasarkan materi – materi yang telah
disampaikan melalui penjelasan via zoom. Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini
berlansung selama 2 (dua) minggu yang dimulai dari tanggal ..... sampai tanggal ......
Pada kesempatan kali ini kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
praktek belajar lapangan mata kuliah farmasi serta pembimbing lahan puskesmas tanjung
karang. Kami menyadari bahwa dalam menyusun laporan praktek belajar lapangan ini
masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun guna sempurnanya laporan ini.
Demikian laporan ini kami buat, kami berharap semoga laporan praktek belajar
lapangan ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya dan
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Tim penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat .Puskesmas
merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.Tuntutan pasien dan masyarakat akan
peningkatan mutu Pelayanan Kefarmasian, mengharuskan adanya perluasan dari paradigma
lama yang berorientasi kepada produk (drug oriented) menjadi paradigma baru yang
berorientasi pada pasien (patient oriented) dengan filosofi Pelayanan Kefarmasian
(pharmaceutical care).
Sejalan dengan makin meningkatnya kebutuhan akan pelayanan kesehatan dari
masyarakat, baik yang tingkat ekonominya tinggi maupun tingkat ekonominya rendah, maka
perlu dilakukan upaya peningkatan dibidang pengobatan dan pelayanan kesehatan. Melihat
masalah tersebut, maka dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang
pengobatan harus lebih terpadu, terarah dan spesifikasi dengan menyediakan sarana dan
prasarana yang memadai serta sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas demi
tercapainya kesejahteraan serta kepuasan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
Proses pelayanan kesehatan menguraikan interaksi antara penderita dan praktisi
kesehatan. Pelayanan informasi obat adalah kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh farmasis
dalam memberikan informasi mengenai obat dan optimalisasi penggunaan obat secara akurat,
tidak bias dan faktual.
Penyediaan obat secara fisik oleh farmasis adalah sebagian kecil dari tanggung
jawabnya secara menyeluruh. Tanggung jawab menyeluruh seorang farmasis dalam
pelayanan farmasi adalah kepedulian farmasis yaitu pengadaan pelayanan langsung berkaitan
dengan obat, dan bertanggung jawab untuk maksud pencapaian hasil pasti yang
meningkatkan mutu kehidupan penderita.
Dalam Praktek Belajar Lapangan, mahasiswa dituntut untuk mengetahui prosedur
sistem pelayanan kefarmasian agar para mahasiswa bisa terlatih dalam melakukan pekerjaan-
pekerjaan farmasis dan dapat mengaplikasikan langsung ilmu yang diperoleh dengan kondisi
yang sebenarnya dilapangan sehingga dapat menangkap peluang, potensi, kendala, atau
masalah-masalah sekaligus pemecahannya.
B.TUJUAN
Dalam kegiatan Praktek Belajar Lapangan mempunyai dua tujuan, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus :
a. Tujuan Umum
Tujuan pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan yaitu agar mahasiswa peserta praktek
mendapatkan gambaran tentang aspek yang berkaitan dengan Sistem Pelayanan
Kefarmasian
b. Kompetensi Yang Diharapkan
1. Mahasiswa dapat mengetahui sistem pelayanan serta sarana dan prasarana
kefarmasian di Puskemas
2. Mahasiswa mengetahui mekanisme pengelolaan perbekalan farmasi di Puskesmas
3. Mahasiswa mengetahui peran seorang Farmasis dalam pelayanan informasi obat
di Puskesmas
4. Mahasiswa mampu menyiapkan dan meracik sediaan farmasi.
5. Mahasiswa mampu menulis etiket dan menempelkannya pada kemasan sediaan
farmasi.
6. Mahasiswa mampu menuliskan Copy Resep.
7. Mahasiswa mendapatkan informasi mengenai pengelolaan narkotika
C. MANFAAT
1. Manfaat bagi puskesmas
Sebagai umpan balik dari pelaksanaan kegiatan PBL untuk pembinaan berikutnya dan
masukan bagi pihak puskesmas dalam meningkatkan kualitas dan pengambilan
keputusan.
2. Manfaat bagi Politeknik Medica Farma Husada Mataram
Sebagai referensi dan bahan masukan bagi mahasiswa/i politeknik medica farma husada
mataram khususnya prodi D3 farmasi dalam melakukan PBL selanjutnya
3. Manfaat bagi mahasiswa
a) Sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa/i
b) Mendapatkan ilmu dan pengetahuan tentang manajemen dan pelayanan
kefarmasian di puskesmas
c) Mahasiswa/i mampu mengembangkan dan mempraktikkan ilmu yang didapatkan
di kampus.
D.RUANG LINGKUP
Ruang lingkup kegiatan Praktek Belajar Lapangan ini meliputi semua unit pelayanan,
dimana fungsi farmasis di aplikasikan diantaranya meliputi unit kerja farmasis di
Puskesmas.
Ruang lingkup kegiatan Praktek Belajar Lapangan ini meliputi semua unit pelayanan,
dimana fungsi farmasis di aplikasikan diantaranya meliputi unit kerja farmasis di
Puskesmas.
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
1.PEMILIHAN
Pemilihan jenis obat berfungsi untuk menentukan apakah obat benar benar diperlukan
sesuai dengan jumlah penduduk dan pola penyakit didaerah. Keanekaragaman obat obatan yang
tersedia serta kompleknya masalah keamanan serta efektifitas penggunaan obat menyebabkan
pentinya suatu puskesmas membentuk program untuk memaksimalka rasional lisasi penggunaan
obat, sehingga pasien dapat menerima perawatan yang baik. Pada puskesmas tidak melakukan
adanya pemilihan karena pemilihan dilakukan oleh GFK dan formularium juga dari GFK dan
juga tidak adanya apoteker melainkan TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian). Pemilihan juga tidak
dilakukan pada sistem pelayanan farmasi melainkan pada pengelolaan sediaan farmasi.
2.PERENCANAAN
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dalam rangka pemenuhan
kebutuhan Puskesmas
Tujuan perencanaan adalah untuk mendapatkan:
1. perkiraan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang
mendekati kebutuhan;
2. meningkatkan penggunaan Obat secara rasional; dan
3. meningkatkan efisiensi penggunaan Obat
Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan dengan
mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi Sediaan Farmasi periode sebelumnya, atau
pola gabungan. Proses seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga harus
mengacu Formularium Nasional/Formularium Puskesmas
Proses perencanaan kebutuhan Sediaan Farmasi per tahun dilakukan secara berjenjang
(bottom-up) dengan menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO).
Perencanaan dan pengadaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai
dengan kebutuhan dan anggaran
3.PENGADAAN
Pengadaan Mandiri Pengadaan obat secara mandiri oleh Puskesmas dilaksanakan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. Puskesmas dapat melakukan pembelian obat ke
distributor. Dalam hal terjadi kekosongan persediaan dan kelangkaan di fasilitas distribusi,
Puskesmas dapat melakukan pembelian obat ke apotek.
A. Pembelian
Pengadaan obat dan alat kesehatan dapat dilakukan dengan cara pembelian
berdasarkan pmbelian obat dilakukan apabila terjadi kekosongan stok obat di GFK yang
kemudian GFK bersurat ke Puskesmas yang untuk selanjutnya puskesmas akan
melakukan pembelian obat pada PBF (Pedagang Besar Farmasi) mengacu pada
formularium puskesmas
C. sumbagan/hibah/dropping
Dropping dilakukan pada saat obat yang dikirim dari GFK ke apotek akan di atur
dan susun sesuai dengan alfabetis dan pada apotek disusun sesuai dengan sifat
farmakologis obat. Setelah itu, obat akan dibagi lagi ke dalam box yang nantinya akan
dikirim ke pustu dan posdes.
4.PENERIMAAN
Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan dalam
menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dari Instalasi Farmasi Kota atau hasil
pengadaan Puskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajukan.
Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
permintaan yang diajukan oleh Puskesmas, dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan
mutu
Tenaga Kefarmasian wajib melakukan pengecekan terhadap Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai yang diserahkan, mencakup jumlah kemasan/peti, jenis dan jumlah Sediaan
Farmasi, bentuk Sediaan Farmasi sesuai dengan LPLPO
5.PENYIMPANAN
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap Sediaan Farmasi yang diterima agar aman (tidak hilang), terhindar dari
kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan
Tujuannya adalah agar mutu Sediaan Farmasi yang tersedia di puskesmas dapat
dipertahankan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dengan mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut
1. bentuk dan jenis sediaan;
2. kondisi yang dipersyaratkan dalam penandaan di kemasan Sediaan Farmasi, seperti
suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban;
3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar;
4. narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
5. tempat penyimpanan Sediaan Farmasi tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang
lainnya yang menyebabkan kontaminasi
Tata cara penyimpanan dan penyusunan obat :
1. Berdasarkan efek farmakologis (fungsinya/khasiatnya)
2. Berdasarkan Alfabetis(abjad)
3. secara FIFO/FEFO (pertama masuk pertama keluar/ED duluan dikeluarkan)
4. Berdasarkan Bentuk sediaan
5. Berdasarkan suhu
6. Psikotropika dan Narkotika contoh Diazepam 5 mg tab
7. Berdasarkan High Alert Medicine/HAM (dengan kewaspadaan tinggi yang dapat
menyebabkan KTD/sentinel) contoh Glibenklamide
8. Berdasarkan Look Like Sound A like/LASA ( Rupa mirip dan kedengaran mirip) contoh
Amlodipin 5 mg dan Amlodipin 10 mg
9. Obat emergency/life saving
6.PENDISTRIBUSIAN
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan kegiatan
pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan
teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit Puskesmas dan jaringannya
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan Sediaan Farmasi sub unit pelayanan kesehatan
yang ada di wilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.
Sub unit di Puskesmas dan jaringannya
1. Sub unit pelayanan kesehatan di dalam lingkungan Puskesmas mis : IGD, Rawat Inap,
Poli GIGI, Apotek, dll
2. Puskesmas Pembantu Ampenan Selatan
3. Poskesdes Ampenan Selatan dan Kekalik Jaya
4. Posbindu mis : Lansia, Remaja
5. P3K
Pendistribusian ke sub unit (Apotek) dilakukan dengan cara pemberian Obat sesuai resep
yang diterima (floor stock), sedangkan pendistribusian ke jaringan Puskesmas dilakukan dengan
cara penyerahan Obat sesuai dengan kebutuhan (floor stock)di LPLPO (Pustu,Poskesdes, dll)
7.PENGENDALIAN
Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah suatu kegiatan untuk
memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah
ditetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan Obat
Pengendalian Sediaan Farmasi terdiri dari:
1. Pengendalian persediaan;
2. Pengendalian penggunaan; dan
3. Penanganan Sediaan Farmasi hilang, rusak, dan kadaluwarsa.
8.PENGHAPUSAN
Untuk obat rusak, atau kadarluasa terlebih dahulu dibukukan kemudian dilaporkan setiap 1
(satu) tahun sekali setelah itu dikirim ke dinas kesehatan kabupaten/kota yang disertai dengan
berita acara. Sedangkan untuk permutuhan resep dipuskesmas selaparang dilakukan setiap 5
(lima) tahun sekali.
B. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Administrasi meliputi pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh rangkaian kegiatan
dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai, baik Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di
Puskesmas atau unit pelayanan lainnya
Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah:
1. Bukti bahwa pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai telah
dilakukan;
2. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian; dan
3. Sumber data untuk pembuatan laporan
C. MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan Evaluasi dilakukan oleh BPOM dan Dinas Kesehatan Kota
dengan tujuan untuk :
1. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pengelolaan sediaan
farmasi sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan
2. Memeperbaiki sacara terus menerus pengelolaan sediaan farmasi
3. Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan
A.KESIMPULAN
Dari Praktek Belajar Lapangan Online di Puskesmas Tanjung Karang selama 14
hari dari tanggal 20 juni – 3 juli 2019 dapat kami simpulkan :
a. Mahasiswa dapat mengetahui sistem pelayanan serta sarana dan prasarana
kefarmasian di Puskemas
b. Mahasiswa mengetahui mekanisme pengelolaan perbekalan farmasi di
Puskesmas
c. Mahasiswa mengetahui peran seorang Farmasis dalam pelayanan
informasi obat di Puskesmas
d. Mahasiswa mendapatkan informasi mengenai pengelolaan narkotika
B.SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito,W. 2007. System kesehatan. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta
Azwar, A. 1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Penerbit Mutiara Sumber Widya.
Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1997/Menkes/SK/X/2004. Tentang standar pelayanan farmasi di rumah sakit. Jakarta
Ilyas, yaslis. 2000. Perencanaan Sumber Daya Manusia PT (Teori, Metode dan Formula). Pusat
kajian ekonomi Informasi FKM-UI Depok. Jakarta
Permenkes. 2016. Tentang persyaratan teknis bangunan dan prasarana rumah sakit. Jakarta
LAMPIRAN
Lampiran 1 : struktur organisasi puskesmas tanjung karang
Lampiran 2 : SOP Penilaian,Pengendalian, Penyediaan dan Penggunaan Obat
Lampiran 3 : SOP Penyediaan Obat yang menjamin ketersediaan obat
Lampiran 4 :LPLPO
Lampiran 5 : surat pesanan
Lampiran 6 :SOP penyimpanan obat
Lampiran 7 :kartu stok
Lampiran 8 :SOP penanganan obat rusak dan kadaluwarsa
Lampiran 9 :SOP penggunaan obat
Lampiran 10:alur resep
Lampiran 11: SOP penerimaan resep
Lampiran 12 : SOP peracikan obat
Lampiran 13 : SOP penyerahan obat
Lampiran 14 :SOP pengelolaan resep