Anda di halaman 1dari 14

ISSN: 2085-2541

PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS IMAN DAN TAQWA TERHADAP


PESERTA DIDIK
Muchlinarwati
STAI Nusantara Banda Aceh
ibuw50466@gmail.com

Abstrak

Pendidikan karakter telah menjadi polemik di berbagai Negara. Pandangan pro dan
kontra mewarnai diskursus pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan bagian
dari esensial yang menjadi tugas sekolah, tetapi selama ini kurang perhatian. Pendidikan
karakter diartikan sebagai the deliberate us of all demision of school life to foster optimal
character development (usaha secara sengaja dari seluruh dimensi kehidupan sekolah untuk
membantu pengembangan karakter dengan optimal). Hal ini berarti bahwa untuk mendukung
perkembangan karakter peserta didik harus melibatkan seluruh komponen di sekolah baik
dari aspek isi kurikulum (the content of the curriculum), prose pembelajaran (the procces of
instruction), kualitas hubungan (the quality of relationships), penangganan mata pelajaran
(the handling of discipline), pelaksanaan aktivitas ko-kurikuler, serta etos seluruh lingkungan
sekolah. Islam adalah ajaran Allah swt kepada umat manusia melalui rasul-Nya, mulai dari
nabi Adam as sampai nabi Muhammad saw. Pada generasi nabi Muhammad ajaran itu ada di
dalam Alquran. Itu sebabnya, Allah swt memosisikan A-Qur’an sebagai petunjuk bagi umat
manusia dan nabi Muhammad saw diposisikan Allah sebagai model orang yang ideal karena
ia dianggap oleh Allah sebagai pribadi yang memiliki karakter paripurna (insan kamil).

Kata kunci: pendidikan karakter, iman, taqwa, peserta didik

Abstract

Character education has become a plemic in various countrie. Views of the pros and cons
coloring the character education discourse. Character education is an essential part of
school work, but so farhas been lacking attention. Character education is defined as the
deliberate us of all demision of school life to foster optimal character development. This
means that to support the development of student character must involve all components in
the school both from the aspect of curriculum content, the procces of instruction, the quality
of relationships, the handling of discipline, implementation of co-curricular activities and
ethos throughout the school environment. Islam is the teaching of Allah swt to manind
through his messenger, from Adam as to the prophet Muhammad saw. In the generation of
prophets Muhammad saw the teaching is in the Al-Qur’an. That is why Allah swt positioned
the Al-Qur’an as a guide for mankid and the prophet Muhammad saw in the position of
Allah swt as an ideal model because he is considered by Allah swt as a person who has a
perfect character( insan kamil).

PENDAHULUAN mencakup potensi jasmani dan rohani sehingga


Pendidikan merupakan upaya sadar melalui pendidikan seorang peserta didik dapat
dan terencana yang dilakukan oleh pendidik mengoptimalkan pertumbuhan fisiknya agar
untuk mengembangkan segenap potensi memiliki kesiapan untuk melakukan tugas-tugas
peserta didiknya secara optimal. Potensi ini perkembangannya dan dapat mengoptimalkan

1
ISSN: 2085-2541

perkembangan rohaninya agar dengan totalitas berfungsi mengembangkan kemampuan dan


pertumbuhan fisik dan perkembangan psikisnya membentuk karakter serta peradaban bangsa
secara serasi dan harmoni, dia dapat menjalankan yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
tugas hidupnya dalam seluruh aspeknya, baik kehidupan bangsa. Dan pendidikan nasional
sebagai anggota masyarakat, sebagai individu bertujuan untuk berkembang potensi peserta
maupun sebagai makhluk Tuhan Yang Maha didik agar menjadi manusia yang beriman
Esa.1 dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Indonesia merupakan Negara yang Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
terus-menerus berupaya menyempurnakan kreaktif, mamdiri dan menjadi warga Negara
sistem pendidikan, memperbarui berbagai yang demokrasi serta bertanggung jawab.2
kebijakan dan perundang-undangan sistem Berdasarkan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional. Hal itu di lakukan agar pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan
pendidikan benar-benar mampu menjadi agen di setiap jenjang harusdiselenggarakan secara
pembaharuan dan kemajuan bagi bangsa dan sistematis guna mencapai tujuan tersebut.
negaranya dengan tetap berlandaskan pada Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan
prinsip keseimbangan antara aspek jasmani dan karakter peserta didik sehingga mampu
rohani, aspek fisik-material dan mental-spiritual, bersaing, beretika, bermoral, sopan santun
sehingga setiap warga Negara memperoleh dan berinteraksi dengan masyarakat. Karakter
kesejahteraan lahir dan batin. merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
Arah dan tujuan pendidikan nasional berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,
kita, seperti yang diamanatkan oleh UUD diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan
1945, adalah peningkatan iman dan taqwa serta kebanggaan yang terwujud dalam pikiran, sikap,
pembinaan akhlak mulia para peserta didik perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
yang dalam hal ini adalah seluruh warga Negara norma-norma agama, hukum, tata karma, dan
yang mengikuti proses pendidikan di Indonesia. adat istiadat.
Karena itu pendidikan yang membangun nilai-
nilai moral atau karakter di kalangan peserta PEMBAHASAN
didik harus selalu mendapatkan perhatian. A. Pendidikan karakter
Pendidikan di tingkat dasar( SD dan SMP) Pendidikan karakter adalah suatu sistem
merupakan wadah yang sangat penting untuk penanaman nilai-nilai karakter kepada warga
mempersiapkan sejak dini para generasi penerus sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
kita di masa mendatang. melaksanakan nilai-nilai tersebut baik terhadap
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama,
tentang sistem pendidikan nasional pada pasal lingkungan, maupun kebangsaan sehingga
3, menyebutkan bahwa pendidikan nasional menjadi manusia insan kamil.3 Pendidikan
1 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan 2 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
Agama Agama Islam Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Remaja Rosda Karya. 2004. Hlm. 43. 3 Darma Kusuma, dkk. Pendidikan Karakter:

2 | BIDAYAH: Volume 11, No. 1, Juni 2020


ISSN: 2085-2541

karakter juga termasuk dalam materi yang harus persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang yang
diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan
oleh peserta didik dalam kehidupan sehari- lebih banyak didukung kemampuan soft skill
hari. Permasalahannya, pendidikan karakter daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan
di sekolah selama ini baru menyentuh pada bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik
tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai sangat penting untuk ditingkatkan. Soft skill
dan belum pada tingkatan internalisasi dan ini merupakan bagian karakter yang harus
tingkatan nyata dalam kehidupan sehari-hari dibentuk melalui pendidikan mulai tingkat
di masyarakat. Padahal pendidikan karakter pendidikan anak usia dini ( PAUD) sampai
seharusnya membawa peserta didik ke dengan perguruan tinggi.
pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan Kementrian pendidikan Nasional telah
nilai secara efektif dan akhirnya ke pengamalan mengembangkan grand design pendidikan
nilai secara nyata. karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan
Hal tersebut senada dengan Ratna jenis satuan pendidikan. Grand design ini
Megawangi yang menengarai perlunya menjadi rujukan konseptual dan operasional
metode 4 M dalam pendidikan karakter, yaitu pengembangan, pelaksanaan dan penilaian
mengetahui, mencintai, menginginkan dan pada setiap jalur dan jenjang pendidikan.
mengerjakan ( knowing the good, loving the Grand design pendidikan karakter nasional
good, desiring the good and acting the good) menyebutkan bahwa konfigurasi karakter dalam
kebaikan secara silmutan dan bersinambungan. konteks totalitas proses psikologis dan sosial-
Metode ini menunjukkan bahwa karakter adalah kultural tersebut dikelompokkan dalam olah
sesuatu yang dikerjakan berdasarkan kesadaran hati ( spiritual and emotional development),
yang utuh. Sedangkan kesadaran utuh itu adalah olah pikir ( intellectual development), olah
sesuatu yang diketahui secara sadar, dicintainya raga dan kinestetik ( Physical and kinesthetic
dan diinginkan. Dari kesadaran utuh ini, barulah development), olah rasa dan karsa ( affective
tindakan dapat menghasilkan karakter yang and creativity development).5
utuh pula.4 Menurut Raharjo memaknai pendidikan
Berdasarkan penelitian di Harvard karakter sebagai suatu proses pendidikan secara
University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan holistis yang menghubungkan dimensi moral
seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta
pengetahuan dan kemampuan teknis ( hard skill) didik sebagai pondasi bagi terbentuk genarasi
saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola yang berkualitas yang mampu hidup mandiri
diri dan orang lain ( soft skill). Penelitian ini dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang
mengungkapkan kesuksesan hanya ditentukan dapat dipertanggung jawabkan.6
sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 5 Ari Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses
Membangun Kecerdasan Emosional dan Spiritual ESQ.
Kajian Teori dan Praktek di Sekolah. Bandung; Remaja Jakarta: Arga. 2001. Hlm.13.
Rosda Karya. hlm. 3. 6 Raharjo, Pendidikan Karakter Sebagai Upaya
4 Zakiyah Daradjat, Metodek Khusus Pengajaran Menciptakan Akhlak Mulia, dalam Jurnal Pendidikan
Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara 2001. Hlm. 12. dan Kebudayaan, Jakarta: Balitbang Kementrian

Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa …, | 3


ISSN: 2085-2541

Menurut Selamat a. Keyakinan dan ketundukan


suyanto  mendefinisikan pendidikan hanya kepada Allah.
karakter  sebagai cara berpikir dan berperilaku b. Allah SWT yang menentukan
yang menjadi ciri khas tiap individu untuk segala sesuatu tanpa ada campur
hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup tangan kekuasaan lain.
keluarga, masyarakat, bangsa, maupun  c. Dari Allah SWT alam ini
negara.  Individu yang berkarakter baik adalah dan Allah SWT pula yang
individu yang bisa membuat keputusan dan menentukan batasannya.
siap mempertanggungjawabkan tiap akibat 2. Beriman kepada Malaikat.
dari keputusan yang ia buat.7 Hermawan kertajaya a. Meyakini ada makhluk gaibyang
juga mendefinisikan pendidikan karakter adalah bernama malaikat dengan tugas
ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda yang telah di gariskan Allah
atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli SWT.
dan mengakar pada kepribadian benda atau b. Kehadiran malaikat sangat
individu tersebut, serta merupakan “mesin” berkaitan dengan kelangsungan
yang mendorong bagaimana seorang bertindak, hidup manusia atau alam ini.
bersikap, berucap, dan merespon sesuatu.8 3. Beriman kepada Rasul Allah.
a. Meyakini pesuruh Allah di atas
B. Pengertian iman dan taqwa bumi ini hanya Rasul Allah yang
Kata iman dari bahasa arab yaitu amana di bimbing oleh wahyu.
artinya aman. Maksudnya orang yang beriman b. Menteladani dan mengikuti
selalu memiliki perasaan aman karena yakin petunjuknya yang sangat benar
selalu dilindungi oleh Allah SWT. Dalam kaitan dan sangat pasti.
inilah iman terkait dengan aqidah. Aqidah itu 4. Beriman kepada kitab Allah.
berasal dari bahasa Arab” aqad” artinya ikatan. a. Meyakini keberadaan wahyu
Maksudnya ikatan hati dengan Allah. Definisi atau firman Allah yang ditulis
iman adalah keyakinan penuh yang dibenarkan dalam kitab agama samawi.
oleh hati, diucapkan oleh lidah dan diwujudkan b. Kitab agama samawi kebenaran
oleh amal perbuatan. isi dan tulisannya itu adalah
 Sistematika dan implementasi arkanul mutlak dari Allah.
iman adalah sebagai berikut: 5. Beriman kepada hari kiamat
1. Beriman kepada Allah a. Meyakini dibalik kehidupan
fana( dunia) ini ada lagi
Pendidikan Nasional,Vol. 16 No. 3 Mei 2010). kehidupan yang abadi dan kekal.
7 Selamat suyanto, Strategi Pendidikan Anak,
Yogyakarta : Hikayat, 2009. Hlm. 45.
b. Adanya pertangung jawaban
dari manusia kepada Allah.
8 Hermawan kertajaya, kalau keunikan
ditunjukkan, Bandung: Gramedia,2010. Hlm. 15.
c. Adanya pembagian tempat
dan kedudukan bagi manusia

4 | BIDAYAH: Volume 11, No. 1, Juni 2020


ISSN: 2085-2541

nantinya yang sesuai dengan 5. Amalan orang yang taqwa diterima


ibadah dan amalannya. Allah SWT( Al-Maidah: 27).
6. Beriman kepada qada dan qadar. Iman dan taqwa adalah dua unsur pokok
a. Dalam kehidupan ini tetap ada bagi pemeluk Agama. Keduanya merupakan
campur tangan Allah SWT ( elemen yang penting dalam kehidupan
genggaman kekuasaan). manusia dan sangat erat hubungannya dalam
b. Usaha dan perjuangan manusia menentukan nasib hidupnya serta memiliki
sangat bersinergi dengan kasih fungsi yang urgen,9 khususnya filsafat agama
sanyang Allah SWT. yang membahas masalah agama dari segi
 Taqwa berarti hati-hati, mawas diri dan filsafat. Filsafat agama dalam pandangan
waspada. Menurut H.A. Salim dalam berbagai filosofi bukanlah pembahasan filsafat
“Dienul Islam “ yang dituliskan oleh secara bebas, tetapi ia membahas agama dari
H.Nasruddin Rajak, disebutkan bahwa segi aspek filsafat dengan titik tolak tertentu.
taqwa lebih tepat disalin dengan kata Agama itu bermacam-macam pedoman dan
“ ingat” dengan makna: awas, hati- landasannya, oleh karena itu maka sudah barang
hati yaitu menjaga diri, memelihara tentu landasan yang dipergunakan sebagai titik
keselamatan diri, yang dapat diusahakan tolak pembahasan tulisan ini adalah ajaran
dengan melakukan yang baik dan yang Islam.
benar, menjauhi yang jahat dan salah. Landasan berfilsafat adalah akal bukan
Jadi pengertian taqwa secara umum wahyu, oleh karena itu dalam sejarah filsafat
ialah sikap mental orang-orang mukmin terdapat filosof yang beriman dan ada pula
dari kepatuhannya dalam melaksanakan filosof yang kufur yang hanya percaya pada
perintah-perintah Allah SWT serta pengetahuan indra yang didukung oleh akal,
menjauhi larangan-laranganNya terutama filosofi yang beraliran materialisme.
atas dasar kecintaan semata. Taqwa Sebenarnya antara berfikir filosofis dan berfikir
merupakan nilai yang mendasardan religious mempunyai titik mulai yang sama,
sangat mulia yang harus dimiliki oleh keduanya mulai dengan percaya. Dalam filsafat
seorang Muslim dikarenakan: di mulai dengan percaya pada kemampuan akal,
1. Ukuran jauh dekatnya seseorang sedangkan dalam agama dimulai dengan percaya
dengan Allah SWT. Orang yang pada ketetapan wahyu. Menurut agama Islam
paling mulia disisi Allah adalah diartikan secara sederhana adalah kepercayaan
orang bertaqwa ( Al-Hujarat:13). yang memunculkan ketaqwaan, sedangkan
2. Merupakan bekal yang paling baik( dalam filsafat agama, iman tersebut dipahami
Al-Baqarah:197). secara radikal dan ketaqwaan dipahami sebagai
3. Pakaian yang paling baik yang harus
dipakai oleh manusia ( Al-A’raf:26)
9 Ami Ince, Signifikansi Pendidikan Iman
4. Kekasih atau disayangi Allah SWT ( dan Taqwa Bagi Siswa di Era Globalisasi, Jurnal Iqra,
Yunus:62-63). Ilmu Kependidikan dan Keislaman, Vol. 4, No. 1, 2008.
Hlm.29.

Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa …, | 5


ISSN: 2085-2541

konsep etika.10
 Indikator orang beriman dan bertaqwa  Mentalitas iman dan taqwa yang harus
a. Indikator orang beriman antara lain: ditanamkan antara lain:
1. Senantiasa hatinya bergetar a. Tawadlu’: rendah hati atau tidak
apabila membaca, mendengar sombong.
ayat-ayat suci Al-Qur’an( QS. b. Qonaah: merasa cukup dengan yang
Al-Anfal:2). dititipkan Allah.
2. Mendirikan shalat dan c. Wara: menjauhi yang haram dan
menafkahkan sebahagiaan subbut.
rezeki yang diberikan oleh Allah d. Yakin: optimisme.11
SWT( QS. Al-Anfal:3).
3. Taat kepada Allah dan Rasul- C. Peran pendidik dalam pelaksanaan
Nya( QS. Al-Anfal:24). pendidikan karakter berbasis iman dan
4. Beramal dan berdakwah dengan taqwa
penuh kesabaran( QS. Al- Dalam tataran operasional, maka
‘Ashr:3). pengejawantahan cita-cita pembangunan
 Indikator orang yang bertaqwa antara manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
lain: melalui pendidikan karakter pada pundak
1. Memelihara diri dari hal yang pendidik. Dengan demikian, komunitas pendidik
menjerumuskan ke neraka. Dalam mempunyai peran dan kedudukan strategis
Al-Qur’an disebut pada surat (Ali- dalam pembangunan nasional khususnyadalam
Imran:131). mewujudkan tujuanb pendidikan nasional.
2. Selalu menuju kepada maghfirah Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
( ampunan Allah SWT).( QS. Al- tentang guru dan dosen mendefinisikan guru
Imran:133). sebagai pendidik professional dengan tugas
3. Apabila berbuat keji, segera utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengingat Allah dan memohon mengarahkan, melatih, menilai, dan
ampuna-Nya ( QS.Al-Imran:135). mengevaluasi peserta didik. 12

Kemudian indikator iman dan taqwa  Terdapat beberapa sasaran utama yang
dapat di rincikan sebagai berikut: perlu menjadi perhatikan sebagai target
1. Aspek keyakinan yang dalam peningkatan nilai iman dan taqwa
mencerminkan nilai-nilai Islam. bagi pendidik sebagai berikut:
2. Aspek ucapan yang mencerminkan a. Pendidik dapat memahami konsep
nilai-nilai Islam. tauhid yang benar.
3. Aspek perbuatan yang b. Pendidik dapat memahami pedoman
mencerminkan nilai-nilai Islam.
11 Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam.
10 D.,Ahmad Marimba, Pengantar Flisafat Jakarta: Bumi Aksara 2000. Hlm. 38.
Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al-Maarif. 1981. Hlm. 12 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
23. Tentang Guru dan Dosen.

6 | BIDAYAH: Volume 11, No. 1, Juni 2020


ISSN: 2085-2541

hidup hakiki secara kaffah. 1. (UUSPN) Nomor 20 Tahun 2003


c. Pendidik dapat memahami Hadist yang bercirikan desentralistik
secara benar dan menyeluruh. menunjukkan bahwa pengembangan
d. Terlahirnya semangat silahturahmi nilai-nilai kemanusiaan terutama yang
dari para pendidik kepada kaum dikembangkan melalui demokratisasi
ilmuwan. pendidikan menjadi hal utama.
e. Lahirnya kebiasaan untuk berdiskusi 2. Tujuan pendidikan nasional yang utama
nilai-nilai agama di lingkungan menekankan pada aspek keimanan dan
tempat pendidik bekerja. ketaqwaan.
f. Lahirnya sikap yang santun dalam 3. Kurikulum berbasis kompetensi(
berinteraksi dengan lingkungannya. KBK) pada UUSPN No. 20 Tahun
g. Lahirnya kebiasaan yang konsisten 2003 menandakan bahwa nilai-
untuk beramal shaleh. nilai kehidupan peserta didik perlu
h. Meningkatkan tanggungjawab dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
dalam bekerja.13 dan kemampuan belajar mereka.
4. Perhatian UUSPN No.20 Tahun 2003
D. Iman dan taqwa dalam perspektif terhadap pendidikan anak usia dini(
perundang-undangan PAUD) memiliki misi nilai yang amat
Perubahan Undang-Undang sistem penting bagi perkembangan anak.
pendidikan nasional dari Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1989 kepada Undang-Undang E. Iman dan taqwa dalam perspektif
Nomor 20 tahun 2003 diantaranya dikarenakan kecerdasan emosional ( EQ)
tidak memadai laginya Undang-Undang Akar kata emotion adalah movere, kata
yang pertama dan disempurnakan agar sesuai latin yang berarti “ bergerak”, ditambah awalan
dengan amanat perubahan Undang-Undang “e” memberi arti “ bergerak menjauh”. Kata
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun emosi merujuk kepada suatu perasaan dan
1945. Perubahan ini secara langsung juga pikiran-pikiran yang menyertainya, keadaan
berimplikasi terhadap model pendidikan secara psikologis dan biologis dan sederet( dorongan)
nasional, terutama nilai baik di lingkungan untuk beraksi. The Orford English Dictionary
pendidikan formal maupun pendidikan non mendefinisikan emosi sebagai “setiap agitasi
formal( PLS). Minimal terdapat empat factor atau gangguan dari jiwa, perasaan, kemarahan,
yang mendukung pendidikan nilai dalam proses nafsu ( keinginan besar), setiap keadaan jiwa
pembelajaran berdasarkan Undang-Undang yang penuh semangat atau gairah( excited)”.
Sistem Pendidikan Nasional( UUSPN) Nomor Padanan istilah emosi yang mendekati
20 Tahun 2003 sebagai berikut: kesesuaian dalam Al-Qur’an mungkin adalah
Nafs ( dalam bahasa Indonesia disebut nafsu
13 Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah. Bahan Dasar Peningkatan Guru Agama.
atau hawa nafsu). Namun kata nafs sendiri
Jakarta: Departemen Pendidikan Kebudayaan. Hlm. 20- dalam Al-Qur’an juga ada yang bermakna
22.

Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa …, | 7


ISSN: 2085-2541

nyawa atau diri atau pribadi, dalam surat Al- tindakan. Menurut Seto Mulyadi, kecerdasan
Imran:158; emosional adalah kemampuan mengenali emosi
orang lain dan kemampuan membina hubngan.
Tiap-tiap yang berjiwa akan Kecerdasan emosional adalah kemampuan
merasakan mati. Dan sesungguhnya mengenali emosi diri, merupakan kemampuan
pada hari kiamat sajalah disempurnakan seseorang dalam mengenali perasaannya sendiri
pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari sewaktu perasaan atau emosi itu muncul dan
neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila
maka sungguh ia telah beruntung. ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan
Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah mereka yang sesungguhnya dan kemudian
kesenangan yang memperdayakan. mengambil keputusan-keputusan secara
mantap.
Kecerdasan emosional erat hubungannya Secara sederhana Ary Ginanjar
dengan perasaan manusia. Emosi menuntut kita mengartikan kecerdasan emosional adalah
menghadapi saat-saat kritis dan tugas-tugas kemampuan merasakan dan cara meningkatkan
yang terlampau riskan bila hanya diserahkan ini adalah dengan cara mempraktekkannya.14
kepada otak. Perasaan bisa dipengaruhi oleh Sedangkan menurut Patricia Patton memberi
beberapa factor diantaranya sugesti, kelelahan, makna kecerdasan emosional sebagai kekuatan
perhatian, intelegensi sehingga ikut mewarnai di balik singgasana kemampuan intelektual.
emosi. Istilah “ kecerdasan emosional” pertama Ia merupakan dasar-dasar pembentukan
kali disampaikan pada tahun 1990 oleh ahli emosi yang mencakup tentang kemampuan-
psikologi Pieter Salovey dari Universitas kemampuan untuk menunda kepuasan dan
Harvard dan John Mayer dari Universitas New mengendalikan dorongan-dorongan, tetap
Hampshire, keduanya menerangkan akan adanya optimis jika berhadapan dengan kemalangan
kualitas-kualitas yang penting bagi keberhasilan dan ketidakpastian, menyalurkan emosi-emosi
antara lain: empati, mengungkapkan dan yang kuat secara efektif, mampu memotivasi
memahami perasaan, mengendalikan amarah, dan menjaga semangat disiplin diri dalam usaha
kemandirian, kemampuan menyesuaikan diri, mencapai tujuan-tujuan, menangani kelemahan-
disukai, kemampuan memecahkan masalah kelemahan pribadi, dan menunjukkan rasa
antar pribadi, ketekunan, kesetia-kawanan, empati kepada orang lain.15
keramahan dan sikap hormat.  Konsep kecerdasan emosional terdiri
Salovey dan Meyer sendiri mengatakan dari:
kecerdasan emosional sebagai himpunan 1. Kemampuan mengenali emosi diri.
bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan 2. Kemampuan mengelola emosi diri.
kemampuan memantau perasaan dan emosi 14 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia
baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, SuksesMembangun Kecerdasan Emosi dan spiritual
ESQ, Jakarta: Arga. 2001.Hlm. 54.
memilah-milah semuanya dan menggunakan 15 Patricia Patton, Emotinal Intelligence ( EQ),
informasi ini untuk membimbing pikiran dan Perkembangan Sukses Lebih Bermakna. Mitra Media.
2002.hlm.54.

8 | BIDAYAH: Volume 11, No. 1, Juni 2020


ISSN: 2085-2541

3. Kemampuan memotivasi diri. menjadi alat untuk pengendalian diri


4. Kemampuan mengenali emosi orang sehingga seseorang tidak terjerumus
lain. ke dalam tindakan bodoh yang
merugikan diri sendiri dan orang
Menurut Goleman, seorang yang lain.
mengalami kemerosotan emosi akan mempunyai 2. Kecerdasan emosional bisa
perilaku sebagai berikut: diimplementasikan sebagai cara
a. Menarik diri dari pergaulan atau masalah yang sangat baik untuk memusatkan
sosial, lebih suka menyendiri, bersikap atau membesarkan ide, konsep,
sembunyi-sembunyi, banyak bermuram atau bahkan sebuah produk, dengan
durja, kurang bersemangat, merasa tidak pemahaman tentang diri, kecerdasan
bahagia, terlampau bergantung. emosional juga menjadi cara terbaik
b. Cemas dan depresi, menyendiri, sering dalam membangun lobby jaringan
takut dan cemas, ingin sempurna, dan kerjasama.
merasa tidak dicintai, merasa gugup 3. Kecerdasan emosional adalah
atau sedih dan depresi. modal penting bagi seseorang
c. Memiliki masalah dalam perhatian atau untuk mengembangkan bakat
berfikir, tidak mampu memusatkan kepemimpinan dalam bidang apapun
perhatian atau duduk tenang, melamun, juga.16
bertindak tanpa berfikir, bersikap terlalu
tegang untuk berkonsentrasi, sering  Menurut Daniel Goleman unsur-unsur
mendapat nilai buruk disekolah, tidak utama dalam kecerdasan emosional
mampu membuat pikiran menjadi adalah sebagai berikut:
tenang. a. Kesadaran diri: mengamati diri
d. Nakal atau agresif, bergaul dengan sendiri dan mengenali perasaan
anak-anak yang bermasalah, bohong diri sendiri, menghimpun kosa
dan menipu, sering bertengkar, bersikap kata untuk perasaan, mengetahui
kasar terhadap orang lain, menuntut hubungan antara pikiran, perasaan
perhatian, merusak milik orang lain, dan reaksi.
membandel di sekolah dan di rumah, b. Pengambilan keputusan pribadi:
keras kepala dan suasana hatinya sering mencermati tindakan-tindakan diri
berubah-ubah, terlalu banyak berbicara, sendiri dan mengetahui akibatnya,
sering mengolok-olok, bertemperamen mengetahui apa yang menguasai
penasaran. sebuah keputusan, pikiran atau
 Ada banyak keuntungan bila sesorang perasaan, menerapkan pemahaman
mempunyai kecerdasan emosi yang ini ke masalah seperti seks dan obat
baik diantaranya: 16 Daniel Goleman,Emotional Intellingence,
1. Kecerdasan emosional mampu Mengapa EQ Lebih Penting Daripada IQ. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama. 2003. Hlm. 58.

Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa …, | 9


ISSN: 2085-2541

terlarang. i. Menerima diri sendiri: merasa


c. Mengelola perasaan: memantau bangga dan memandang diri sendiri
“pembicaraan sendiri” untuk dari sisi positif, mengenali kekuatan
menangkap pesan negatif seperti dan kelemahan diri sendiri, mampu
ejekan tersembunyi, menyadari untuk mempertawakan diri sendiri.
apa yang di balik suatu perasaan j. Tanggung jawab pribadi: rela
(misalnya sakit hati yang mendorong memikul tanggung jawab,
amarah), menemukan cara untuk mengenali akibat dari keputusan
menangani rasa takut dan cemas, dan tindakan diri sendiri, menerima
amarah dan kesedihan. perasaan dan suasana hati diri
d. Menanganistres: mrmpelajari sendiri, menindaklanjuti komitmen
pentingnya berolahraga, perenungan ( misalnya berniat untuk belajar).
yang terarah, metode relaksasi. k. Ketegasan: mengungkapkan
e. Empati: memahami perasaan dan keprihatinan dan perasaan diri
masalah orang lain dan berfikir sendiri tanpa rasa marah atau
dengan sudut pandang mereka, berdiam diri.
menghargai perbedaan perasaan l. Dinamika kelompok: mau bekerja
orang mengenai berbagai hal. sama, mengetahui kapan dan
f. Komunikasi: berbicara mengenai bagaimana memimpin, kapan
perasaan secara efektif, menjadi mengikuti.
pendengar dan penanya yang baik, m. Menyesuaikan konflik: bagaimana
membedakan antara apa yang berkelahi secara jujur dengan anak-
dilakukan atau yang dikatakan anak lain, orang tua, dengan para
seseorang dengan reaksi atau peserta didik, contoh menang untuk
penilaian diri sendiri tentang hal merunding kompromi.
itu, mengirimkan pesan” aku” dan
bukannya mengumpat. Berdasarkan unsur-unsur utama dalam
g. Membuka diri: menghargai kecerdasan emosional di atas dapat diambil
keterbukaan dan membina benang merah bahwa titik pokok kecerdasan
kepercayaan dalam suatu hubungan, emosional terletak pada pengarahan perasaan
mengetahui kapan situasinya atau pengendalian perasaan ( diri, jiwa, pribadi)
aman untuk mengambil resiko dalam rangka memadukan emosi dan intelektual
membicarakan tentang perasaan diri menjadi pribadi yang baik dan cerdas.
sendiri.
h. Pemahaman: mengidentifikasi F. Iman dan taqwa perspektif kecerdasan
pola dalam kehidupan emosional spiritual ( SQ)
dirisendiri dan reksinya, mengenali Menurut Danah Zohar dan Ian Marsall,
pola serupa pada orang lain. orang yang pertama kali mengeluarkan ide tentang

10 | BIDAYAH: Volume 11, No. 1, Juni 2020


ISSN: 2085-2541

konsep kecerdasan spiritual, mendefinisikan kemampuan untuk mengalami pengalaman


kecerdasan spiritual adalah kecerdasan untuk spiritual, misalnya untuk memahami Tuhan dan
menghadapi dan memecahkan persoalan memahami sifat-sifat Tuhan. Maksudnya adalah
makna dan nilai, kecerdasan yang memberikan menyadari kehadiran Tuhan disekitar kita
makna, yang melakukan kontektualisasi dan dan untuk memberi makna dalam kehidupan.
bersifat transformatif. Mereka mengatakan Orang yang cerdas secara spiritual di antaranya
kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan bisa dilihat ciri-cirinya antara lain yaitu, bisa
hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas memberi makna dalam kehidupannya, senang
dan kaya. Dan kecerdasan itu untuk menilai berbuat baik, senang menolong orang lain,
bahwa tindakan atau jalan hidup sesorang telah menemukan tujuan hidupnya, dia merasa
lebih bermakna dibandingkan dengan yang memikul misi yang mulia, dia merasa dilihat
lain. Danah Zohar juga mengatakan bahwa oleh Tuhannya.
kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam  Menurut Danah Zohar dan Mashall,
individu yang berhubungan dengan kearifan tanda-tanda dari kecerdasan spiritual
di luar ego, atau jiwa sadar.17 Hal utama dalam yang telah berkembang dengan baik
kecerdasan spiritual adalah pengenalan akan adalah sebagai berikut:
kesejahteraan diri manusia. 1. Kemampuan bersikap fleksibel (
Kecerdasan spiritual bukan sebuah adaptif secara spontan dan aktif).
ajaran teologis, kecerdasan ini secara tidak 2. Kemampuan untuk menghadapi dan
langsung berkaitan dengan agama. Kecerdasan memanfaatkan penderitaan untuk
spiritual itu mengarahkan manusia pada menghadapi dan melampaui rasa
pencarian hakikat kemanusiaan. Hakikat sakit.
manusia dapat ditemukan dalam perjumpaan 3. Kualitas hidup yang diilhami oleh
atau saat berkomunikasi antara manusia dengan kualitas visi dan nilai.
Allah swt( misalnya pada saat shalat). Oleh 4. Keengganan untuk menyebabkan
karena itu, ada yang berpandangan bahwa kerugian yang tidak perlu.
kecerdasan manusia spiritual ( SQ) adalah 5. Kecendrungan untuk melihat
kecerdasan manusia yang digunakan untuk keterkaitan antara berbagai hal (
berhubungan dengan Tuhan. Asumsinya adalah berpandangan holistik).
jika seseorang hubungan dengan Tuhannya 6. Kecendrungan nyata untuk bertanya
baik, maka bisa dipastikan hubungan dengan mengapa atau bagaimana untuk
sesama manusia pun akan baik. mencari jawaban yang mendasar.
Kecerdasan spiritual ( SQ) itu menurut
penelitian-penelitian di bidang neurology, Bab III Kesimpulan
punya tempat yang khusus dalam otak. 1. Pendidikan karakter adalah suatu sistem
Ada bagian dari otak kita yang memiliki penanaman nilai-nilai karakter kepada
warga sekolah yang meliputi komponen
17 Danar Zohar, Ian Massal, Kecerdasan pengetahuan, kesadaran atau kemauan,
Spiritual, Bandung: Mizan. 2001. Hlm. 62.

Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa …, | 11


ISSN: 2085-2541

dan tindakan untuk melaksanakan otak. Perasaan bisa dipengaruhi oleh


nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan beberapa factor diantaranya sugesti,
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, kelelahan, perhatian, intelegensi
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga ikut mewarnai emosi. Istilah
sehingga menjadi manusia insan kamil. “ kecerdasan emosional” pertama kali
2. Kata iman dari bahasa arab yaitu amana disampaikan pada tahun 1990 oleh
artinya aman. Maksudnya orang yang ahli psikologi Pieter Salovey dari
beriman selalu memiliki perasaan aman Universitas Harvard dan John Mayer dari
karena yakin selalu dilindungi oleh Universitas New Hampshire, keduanya
Allah SWT. Dalam kaitan inilah iman menerangkan akan adanya kualitas-
terkait dengan aqidah. Aqidah itu berasal kualitas yang penting bagi keberhasilan
dari bahasa Arab” aqad” artinya ikatan. antara lain: empati, mengungkapkan dan
Maksudnya ikatan hati dengan Allah. memahami perasaan, mengendalikan
Definisi iman adalah keyakinan penuh amarah, kemandirian, kemampuan
yang dibenarkan oleh hati, diucapkan menyesuaikan diri, disukai, kemampuan
oleh lidah dan diwujudkan oleh amal memecahkan masalah antar pribadi,
perbuatan. ketekunan, kesetia-kawanan, keramahan
3. Taqwa berarti hati-hati, mawas diri dan dan sikap hormat.
waspada. Menurut H.A. Salim dalam 5. Menurut Danah Zohar dan Ian Marsall,
“Dienul Islam “ yang dituliskan oleh orang yang pertama kali mengeluarkan
H.Nasruddin Rajak, disebutkan bahwa ide tentang konsep kecerdasan spiritual,
taqwa lebih tepat disalin dengan kata mendefinisikan kecerdasan spiritual
“ ingat” dengan makna: awas, hati- adalah kecerdasan untuk menghadapi
hati yaitu menjaga diri, memelihara dan memecahkan persoalan makna dan
keselamatan diri, yang dapat diusahakan nilai, kecerdasan yang memberikan
dengan melakukan yang baik dan yang makna, yang melakukan kontektualisasi
benar, menjauhi yang jahat dan salah. dan bersifat transformatif. Mereka
Jadi pengertian taqwa secara umum mengatakan kecerdasan untuk
ialah sikap mental orang-orang mukmin menempatkan perilaku dan hidup kita
dari kepatuhannya dalam melaksanakan dalam konteks makna yang lebih luas
perintah-perintah Allah SWT serta dan kaya. Dan kecerdasan itu untuk
menjauhi larangan-laranganNya atas menilai bahwa tindakan atau jalan hidup
dasar kecintaan semata. sesorang lebih bermakna dibandingkan
4. Kecerdasan emosional erat hubungannya dengan yang lain. Danah Zohar juga
dengan perasaan manusia. Emosi mengatakan bahwa kecerdasan yang
menuntut kita menghadapi saat-saat bertumpu pada bagian dalam individu
kritis dan tugas-tugas yang terlampau yang berhubungan dengan kearifan di
riskan bila hanya diserahkan kepada luar ego, atau jiwa sadar.

12 | BIDAYAH: Volume 11, No. 1, Juni 2020


ISSN: 2085-2541

DAFTAR PUSTAKA Bandung; Remaja Rosda Karya.


Abdul Majid, Dian Andayani, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
Pendidikan Agama Agama Islam Berbasis dan Menengah. Bahan Dasar Peningkatan
Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosda Guru Agama. Jakarta: Departemen Pendidikan
Karya. 2004. Kebudayaan.
Ami Ince, Signifikansi Pendidikan Iman Hermawan kertajaya, kalau keunikan
dan Taqwa Bagi Siswa di Era Globalisasi, Jurnal ditunjukkan, Bandung: Gramedia,2010.
Iqra, Ilmu Kependidikan dan Keislaman, Vol. 4, Patricia Patton, Emotinal Intelligence(
No. 1, 2008. EQ), Perkembangan Sukses Lebih Bermakna.
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Mitra Media. 2002.
SuksesMembangun Kecerdasan Emosi dan Raharjo, Pendidikan Karakter Sebagai
spiritual ESQ, Jakarta: Arga. 2001. Upaya Menciptakan Akhlak Mulia, dalam
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta:
Membangun Kecerdasan Emosional dan Balitbang Kementrian Pendidikan Nasional,Vol.
Spiritual ESQ. Jakarta: Arga. 2001. 16 No. 3 Mei 2010).
D.,Ahmad Marimba, Pengantar Flisafat Selamat suyanto, Strategi Pendidikan
Pendidikan Islam. Bandung: PT. Al-Maarif. Anak, Yogyakarta : Hikayat, 2009.
1981. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
Danar Zohar, Ian Massal, Kecerdasan Tentang Guru dan Dosen.
Spiritual, Bandung: Mizan. 2001. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
Daniel Goleman,Emotional Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Intellingence, Mengapa EQ Lebih Penting Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan
Daripada IQ. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Islam. Jakarta: Bumi Aksara 2000.
Utama. 2003. Zakiyah Daradjat, Metodek Khusus
Darma Kusuma, dkk. Pendidikan Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara
Karakter: Kajian Teori dan Praktek di Sekolah. 2001.

Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa …, | 13


ISSN: 2085-2541

14 | BIDAYAH: Volume 11, No. 1, Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai