Anda di halaman 1dari 9

Bagian:

Jurusan Keperawatan Lab. Keperawatan


Poltekkes Kemenkes Surabaya Dasar

STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR Berlaku: 2019

MENGUKUR TEKANAN DARAH


Kode Dokumen: Tanggal Halaman Revisi:
FORM 11.01.57 1 Juni 2019 364-369 No. 001/2019
KONSEP MENGUKUR TEKANAN DARAH

1. Pengertian Tekanan Darah


Menurut Djoko santoso (2010) tekanan darah adalah tekanan dimana darah
beredar dalam pembuluh darah. Tekanan ini terus menerus berada dalam pembuluh
darah danmemungkinkan darah mengalir konstan. Tekanan darah dalam tubuh pada
dasarnyamerupakan ukuran tekanan atau gaya didalam arteri yang harus seimbang
dengan denyut jantung, melalui denyut jantung darah akan dipompa melalui
pembuluh darah kemudiandibawa keseluruh bagian tubuh. Tekanan darah dipengaruhi
volume darah dan elastisitas pembuluh darah (Rusdi, 2009).
Menurut tim peneliti dari Universitas Cambridge dan Nottingham Inggris,
tekanan darah dikontrol oleh hormon yang disebut angiotensis (Anna, 2010).Tekanan
tertinggi karena jantung bilik kiri memompa darah ke arteri disebut tekanan sistolik.
Tekanan diastolik adalahtekanan terendah saat jantung beristirahat atau rileks.
Tekanan darah digambarkan sebagairasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik.
pada orang dewasa tekanan normal berkisar 120/80 mmHg (Santoso, 2010)

2. Indikasi
Terdapat beberapa orang yang diminta untuk rutin melakukan pemeriksaan
tekanan darah. Mereka adalah yang sudah berusia 35 tahun atau lebih, memiliki
riwayat hipertensi, memiliki riwayat keluarga dengan masalah hipertensi, memiliki
riwayat penyakit jantung dan penyakit ginjal, dan mereka yang sedang menjalani
kehamilan. Bahkan, bagi mereka yang sudah mengidap hipertensi, pemeriksaan
tekanan darah harus lebih sering dilakukan demi mengendalikan tekanan darah dalam
tubuh.

364
3. Kontra Indikasi
Meskipun tidak ada kontraindikasi mutlak untuk mendapatkan tekanan darah,
berbagai kontraindikasi relatif ada. Hindari pengukuran tekanan darah di lengan yang
sama di mana terdapat fistula arteriovenosa (seperti yang digunakan dalam
hemodialisis), atau di lengan dengan lymphadema. Pengukuran harus dilakukan
dengan hati-hati jika pasien berisiko tinggi untuk terjadinya lymphedema (setelah
diseksi kelenjar getah bening dalam penanganan kanker payudara). Dalam hal ini,
penggunaan lengan lainnya dianjurkan, jika fistula arteriovenosa bilateral atau ada
lymphedema, maka pengukuran tekanan darah dianjurkan dilakukan di ekstremitas
bawah.

365
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
MENGUKUR TEKANAN DARAH
1. Tujuan
Sebagai acuan dalam melaksanakan praktek laboratorium keperawatan dasar
mengukur tekanan darah

2. Ruang Lingkup
Semua tindakan mengukur tekanan darah meliputi persiapan; pelaksanaan; dan
evaluasi, sehingga sebelum mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata di klinik/
rumah sakit, wajib memperagakan pengukuran tekanan darah sebagai sarana praktek.

3. Uraian Umum
3. 1 Persiapan alat dan bahan praktikum
3. 2 Pelaksanaan prosedur mengukur tekanan darah
3. 3 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan
3. 4 Penilaian terhadap peforma mahasiswa

4. Petugas
Pembimbing / penguji praktek laboratorium keperawatan

5. Alat Dan Bahan


Alat :
1. Stetoskop
2. Sphygmomanometer air raksa atau aneroid dengan balon udara
3. Bengkok
4. Buku catatan dan alat tulis
Bahan :
1. Kapas alkohol dalam tempatnya

6. Instruksi Kerja
1. Bawa alat ke dekat pasien.

366
2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan beserta tujuannya
Rasional : Meyakinkan pasien

3. Cuci tangan.
Rasional : Menghilangkan mikroorganisme untuk menghindari penyebarannya
terhadap klien.
4. Atur posisi klien : duduk atau berbaring dengan nyaman, lengan disokong setinggi
jantung dan telapak tangan menghadap keatas
Rasional : Pengaturan posisi dapat mempermudah penempatan manset. Posisi
lengan di atas jantung akan menyebabkan hasil pengukuran rendah yang salah
5. Buka pakaian yang menutupi lengan pasien.
Rasional : Memastikan ketepatan letak manset.
6. Palpasi arteri brakialis dan tempatkan manset 2,5 cm di aata sisi denyut arteri
brakialis
Rasional : Stetoskop akan diletakkan di atas arteri tanpa menyentuh manset.
7. Pusatkan anak panah yang tertera pada manset ke arteri brakialis dan lingkaran
manset pada lengan atas secara rapi dan tidak ketat
Rasional : Penempatan manset yang longgar menyebabkan hasil pengukuran
tinggi yang salah.
8. Pastikan manometer terketak setinggi titik pandang mata dan perawat berdiri tidak
lebih dari satu meter jauhnya.
Rasional : Mencegah ketidaktepatan pembacaan air raksa.
9. Palpasi arteri brakialis sambil memompa manset sampai tekanan 30 mmHg di atas
titik hilangnya denyut arteri. Perlahan kempiskan manset perhatikan sampai
denyut kembali teraba (sistolik palpasi).
Rasional : Mengidentifikasi perkiraan tekanan sistolik dan menentukan titik
pengembangan maksimal untuk pembacaan akurat. Mencegah kesenjangan
auskultasi.
10. Kempiskan manset sepenuhnya dan tunggu selama 30 detik
Rasional : Mencegah kongesti vena dan hasil pengukuran tinggi yang tidak
akurat.
11. Tempatkan bagian telinga stetoskop pada telinga pemeriksa
Rasional : Bagian telinga stetoskop seharusnya mengikuti sudut liang telinga
pemeriksa untuk mempermudah pendengaran
367
12. Cari kembali arteri brakialis dan tempatkan diafragma stetoskop di atasnya
Rasional : Penempatan stetoskop memastikan penerimaan bunyi optimum.
Bunyi yang samar dapat mengakibatkan pengukuran yang salah.
13. Tutup kantong tekanan darah searah putaran jarum jam sampai kencang
Rasional : Mencegah kebocoran udara saat pengembangan
14. Pompa manset sampai tekanan 30 mmHg di atas hasil palpasi sistolik klien
Rasional : Memastikan ketepatan pengukuran sistolik
15. Buka katup secara perlahan sehingga memungkinkan air raksa turun rata-rata 2-3
mmHg per detik.
Rasional : Penurunan air raksa yang terlalu cepat atau terlalu lambat dapat
menyebabkan pembacaan hasil pengukuran yang salah
16. Perhatikan titik pada manometer saat bunyi pertama jelas terdengar.
Rasional : Bunyi Korotkoff pertama menandakan tekanan sistolik.
17. Lanjutkan membuka katup secara bertahap dan perhatikan titik hilangnya bunyi
Rasional : Bunyi Korotkoff keempat sebagai tekanan diastolic pada orang
dewasa.
18. Kempiskan manset dengan cepat dan total.
Rasional : Pengembangan terus menerus menybabkan oklusi arteri dan
matirasa serta kesemutan pada lengan klien.
19. Jika prosedur diulang, tungu sampai 30 detik.
Rasional : Mencegah kongesti vena dan pembacaan tinggi yang salah.
20. Buka manset dan lipat serta simpan dengan baik.
Rasional : Pemeliharaan yang tepat terhadap alat yang mempengaruhi
kekakuratan instrument.
21. Tutup lengan atas dan bantu klien untuk posisi yang diinginkan
Rasional : Mempertahankan kenyamanan pasien.
22. Desinfeksi bagian telinga (ear piece) stetoskop dan bagian diafragma stetoskop
dengan kapas alkohol.
Rasional : Mengontrol penyebaran mikroorganisme bila perawat saling
bergantian menggunakan stetoskop.
23. Informasikan hasil kepada klien.
Rasional : Meningkatkan partisipasi dalam keperawatan.
24. Mencuci tangan.
Rasional : Mengurangi transmisi mikroorganisme.
368
25. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan.
Rasional : Pencatatan tanda vital dengan segera.

7. Indikator
1. Mengetahui keadaan umum pasien
2. Pasien tidak merasa kesakitan
3. Pasien merasa nyaman

8. Referensi
Kusyati, Eni dkk (2004). Keterampilan dan Prosedur Laboratorium keperawatan
Dasar.Jakarta:EGC
Michelle Lyandina,
https://www.academia.edu/31395808/Konsep_Tekanan_Darah_2.1.1_Pen
gertian_Tekanan_Darah
Dokudok’s,2015, https://dokudok.com/ketrampilan-klinis/prosedur-pemeriksaan-
tekanan-darah/

DISAHKAN DIPERIKSA
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Program Studi
D III Keperawatan Sutomo Surabaya

369
Dr. Supriyanto, S.Kp., M.Kes. Dr. Padoli.,S.Kp.,M.Kes
NIP. 196909211992031001 NIP. 196807011992031003

Bagian:
Jurusan Keperawatan Lab. Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Surabaya Dasar

STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR Berlaku: 2019

MENGUKUR TEKANAN DARAH


Kode Dokumen: Tanggal Halaman Revisi:
FORM 11.01.235 1 Juni 2019 370-371 No. 001/2019
PENILAIAN UJIAN PRAKTEK LABORATORIUM

Nama : ……………………………………………….
NIM : ……………………………………………….
Penguji : ……………………………………………….
Hari / Tanggal : ……………………………………………….
Keterampilan : Mengukur Tekanan Darah

Dilakukan
No
Kegiatan Ya Tidak Ket
.
1 0
I. ALAT DAN BAHAN
1. Stetoskop

2. Sphygmomanometer air raksa atau aneroid dengan balon udara

3. Buku catatan dan alat tulis

4. Bengkok
II. INSTRUKSI KERJA
1. Bawa alat ke dekat pasien

2. Jelaskan tindakan yang akan dilakukan beserta tujuannya

3. Melakukan cuci tangan

Atur posisi klien : duduk atau berbaring dengan nyaman, lengan


4.
disokong setinggi jantung dan telapak tangan menghadap keatas

5. Buka pakaian yang menutupi lengan pasien


Palpasi arteri brakialis dan tempatkan manset 2,5 cm di aata sisi
6.

370
denyut arteri brakialis
Pusatkan anak panah yang tertera pada manset ke arteri brakialis
7.
dan lingkaran manset pada lengan atas secara rapi dan tidak ketat.
Pastikan manometer terketak setinggi titik pandang mata dan
8.
perawat berdiri tidak lebih dari satu meter jauhnya.
Palpasi arteri brakialis sambil memompa manset sampai tekanan
9. 30 mmHg di atas titik hilangnya denyut arteri. Perlahan kempiskan
manset perhatikan sampai denyut kembali teraba (sistolik palpasi)
10. Kempiskan manset sepenuhnya dan tunggu selama 30 detik

11. Tempatkan bagian telinga stetoskop pada telinga pemeriksa


Cari kembali arteri brakialis dan tempatkan diafragma stetoskop di
12.
atasnya.
Tutup kantong tekanan darah searah putaran jarum jam sampai
13.
kencang.
Pompa manset sampai tekanan 30 mmHg di atas hasil palpasi
14.
sistolik klien.
Buka katup secara perlahan sehingga memungkinkan air raksa
15.
turun rata-rata 2-3 mmHg per detik.
Perhatikan titik pada manometer saat bunyi pertama jelas
16.
terdengar.
Lanjutkan membuka katup secara bertahap dan perhatikan titik
17.
hilangnya bunyi.
18. Kempiskan manset dengan cepat dan total

19. Jika prosedur diulang, tungu sampai 30 detik

20 Buka manset dan lipat serta simpan dengan baik

21. Tutup lengan atas dan bantu klien untuk posisi yang diinginkan
Desinfeksi bagian telinga (ear piece) stetoskop dan bagian
22.
diafragma stetoskop dengan kapas alkohol.
23. Informasikan hasil kepada klien.

24. Mencuci tangan

25. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan.

JUMLAH

Jumlah ‘Ya’
N Keterampilan = x 100 = x 100 =
29 29
N Responsi = ………….

371
N = (N Keterampilan x 60%) + (N Responsi x 40%) = ……
Surabaya,
Penguji

NIP.

372

Anda mungkin juga menyukai