Anda di halaman 1dari 11

Journal IMAGE | Volume 8, Number 1, April 2019, page 1-8

STRATEGI PENINGKATAN KOMPETENSI LULUSAN PERGURUAN


TINGGI MELALUI STUDI PELACAKAN ALUMNI (TRACER STUDY)
Rofi Rofaida1, Budhi Pamungkas Gautama2
1,2
Program Studi Manajemen, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia.
rofi.rofaida@upi.edu1, budhipamungkas@upi.edu2

Abstract

The purpose of this study is to find a picture of the competencies of graduates, find a picture of
the competencies of industry demands, find a picture of the competency gap held by graduates
with the demands of the world of work / industry, and determine the quality assurance strategy
of tertiary institutions based on the results of tracer tracking studies (tracer study). The
research conducted is qualitative research. The unit of analysis is a graduate of the
Management Study Program Faculty of Economics and Business, Universitas Pendidikan
Indonesia. The sampling method used was purposive sampling with a sample of 100 graduates.
The research method used is descriptive survey method. The results showed that competencies
that still needed to be improved were English, computers, teamwork, written communication,
oral communication, community empowerment, and leadership. Improving the quality of
education in the Management study program can be done through improving the quality of
education, research, and community service, as well as cooperation with industry.

Keywords: competence of graduates; higher education quality assurance; tracer study

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai kompetensi yang dimiliki
lulusan, mengetahui gambaran mengenai kompetensi tuntutan industri, mengetahui gambaran
mengenai kesenjangan kompetensi yang dimiliki lulusan dengan tuntutan dunia kerja/industri,
dan menentukan strategi penjaminan mutu perguruan tinggi didasarkan pada hasil studi
pelacakan lulusan (tracer study). Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Unit
analisis adalah lulusan Program Studi Manajemen Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan Indonesia. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling dengan sampel 100 orang lulusan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
survei deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi yang masih harus
ditingkatkan adalah bahasa Inggris, komputer, kerjasama tim, komunikasi tertulis, komunikasi
lisan, pemberdayaan masyarakat, dan kepemimpinan. Peningkatan kualitas pendidikan di
program studi Manajemen dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas pada pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, serta kerjasama dengan industri.

Kata Kunci: kompetensi lulusan; penjaminan mutu perguruan tinggi; studi pelacakan lulusan
Corresponding author: Email : rofi.rofaida@upi.edu
History of article : Received: Desember 2018, Revised : Februari 2019, Published: April 2019

1
Journal IMAGE | Volume 8, Number 1, April 2019, page 1-8

PENDAHULUAN program studi ini cukup tinggi, selalu termasuk


Visi Universitas Pendidikan Indonesia kedalam tiga besar di UPI dalam jumlah
untuk menjadi Universitas Pelopor dan Unggul pendaftar (UPI, 2017). Gambaran ini di satu
(a leading and outstanding university) sisi menjadi sesuatu yang menggembirakan
menuntut universitas untuk senantiasa namun di sisi lain menjadi tantangan bagi
menanggapi perkembangan ilmu pengetahuan, Program Studi Manajemen didasarkan pada
teknologi, seni, budaya, dan tuntutan pemikiran bahwa di kota Bandung tercatat
masyarakat dengan peningkatan sistem lebih dari 50 universitas atau sekolah tinggi
penyelenggaraan pendidikan. Perubahan baik negeri maupun swasta menyelenggarakan
perguruan tinggi menjadi universitas dan jurusan / program studi sejenis. Tanggung
statusnya menjadi UPI BHMN memberikan jawab moralnya adalah melaksanakan program
keleluasaan untuk mengelola perguruan tinggi pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan
secara otonomi. Disisi lain hal ini merupakan yang memiliki daya saing tinggi di pasar
tantangan bagi UPI untuk menghasilkan tenaga kerja.
lulusan yang memiliki kualitas lebih baik Permasalahan yang dihadapi oleh
dalam suatu proses penyelenggaraan program studi non kependidikan di UPI,
pendidikan dan manajemen pendidikan yang khususnya program studi Manajemen adalah
lebih berkualitas, transparan, dan efisien. Ini sebagai berikut :
menjadi mutlak untuk dilakukan karena 1. Tingkat persaingan di pasar tenaga kerja
tantangan lain yang dihadapi oleh seluruh antara lulusan manajemen UPI dengan
perguruan tinggi di Indonesia, termasuk UPI lulusan universitas lain sangat tinggi,
adalah dampak yang ditimbulkan dari karena banyak universitas atau sekolah
globalisasi sektor pendidikan dan ketenaga tinggi yang menyelenggarakan
kerjaan. Globalisasi memungkinkan kompetisi jurusan/program studi yang sama.
tidak dibatasi oleh batas geografis dan 2. Promosi yang diselenggarakan oleh
sosiokultural antar negara. Kompetisi yang program studi dan UPI kepada masyarakat
terjadi adalah (1). kompetisi antar institusi maupun industri sangat minim, sehingga
pendidikan, dan (2). kompetisi lulusan di pasar kalangan industri (perusahaan swasta,
tenaga kerja BUMN, dan instansi pemerintah) belum
Kompetisi antar institusi pendidikan mengetahui bahwa lulusan UPI dapat
memberikan arti bahwa UPI berkompetisi bekerja di sektor non kependidikan
tidak hanya dengan perguruan tinggi negeri 3. Tingkat kepercayaan industri terhadap
dan swasta nasional tetapi juga dengan lulusan harus ditingkatkan.
perguruan tinggi asing yang mulai masuk ke Pemecahan masalah-masalah di atas
Indonesia. Keberadaan Monash University pada dasarnya dapat dilakukan melalui
yang berafiliasi dengan perguruan tinggi peningkatan kualitas penyelenggaraan
Indonesia, hanya salah satu contoh pendidikan seperti kurikulum yang sesuai
meningkatnya kompetitisi di bidang dengan tuntutan industri/pasar tenaga kerja,
pendidikan perguruan tinggi. Di pasar tenaga sarana dan prasarana pendidikan yang
kerja, lulusan UPI menghadapi kompetisi yang memadai dan aspek lainnya. Salah satu
cukup ‘keras’ dengan lulusan dari perguruan sumber informasi untuk mengetahui
tinggi lain baik perguruan tinggi dalam negeri sejauhmana kualitas penyelenggaraan
maupun luar negeri. pendidikan yang dilakukan adalah melalui
Khusus untuk program studi non kualitas lulusan yang dihasilkan, daya saing
kependidikan yang ada di Fakultas Ekonomi lulusan UPI dengan universitas lain, dan daya
dan Bisnis (FPEB) Universitas Pendidikan serap industri terhadap lulusan. Salah satu
Indonesia (UPI), yaitu program studi instrument yang dapat digunakan adalah
Manajemen merupakan program studi yang melalui studi pelacakan alumni (tracer study).
memiliki potensi keberlangsungan Tujuan penelitian ini adalah untuk
(sustainibility) yang cukup tinggi. Sejak mengetahui gambaran mengenai kompetensi
dibuka pada tahun 2002 sampai tahun 2017, yang dimiliki lulusan,meng metahui gambaran
animo calon mahasiswa untuk mendaftar ke mengenai kompetensi tuntutan dunia
2
Journal IMAGE | Volume 8, Number 1, April 2019, page 1-8

kerja/industri,mengetahui gambaran mengenai organisasi dapat menghantarkan produk (baik


kesenjangan kompetensi yang dimiliki lulusan barang dan jasa) yang sesuai dengan
dengan tuntutan dunia kerja/industri, dan ekspektasi/harapan konsumen. Perbaikan-
menentukan strategi penyelenggaraan perbaikan selalu dilakukan melalui employee
pendidikan didasarkan pada hasil studi fulfillment (pemberdayaan karyawan yang
pelacakan lulusan (tracer study). berkualitas), quality principles (proses
Kontribusi yang diberikan dari hasil produksi yang berkualitas), dan organizational
penelitian ini adalah menjadi base line study practices (manajemen organisai yang efektif).
dalam menentukan kebijakan/strategi Perguruan tinggi adalah perusahaan
peningaktan kualitas penyelenggaraan jasa. Terdapat 7 dimensi pengukuran dalam
pendidikan di Program Studi Manajemen UPI, kualitas jasa yaitu: Time and timeliness
menjadi informasi bagi stake holder (ketepatan waktu penghantaran jasa),
(masyarakat dan dunia kerja) dalam Completeness (kelengkapan layanan jasa yang
pengambilan keputusan penggunaan lulusan diberikan), Courtessy (sikap dan tingkat
program studi Manajemen, dan medorong keramahan SDM dalam memberikan layanan),
dilakukan penelitian lanjutan untuk program Consistency (konsistensi kualitas layanan yang
studi lain di lingkungan UPI diberikan untuk setiap konsumen pada waktu
yang berbeda, Accessibility and convinience
KAJIAN PUSTAKA (kemudahan dalam memperoleh layanan jasa),
Kualitas Penyelenggaraan Pendidikan pada Accuracy (kualitas layanan jasa yang
Perguruan Tinggi diberikan), Responsiveness (Tingkat
American Society for Quality dalam responsifitas perusahaan dalam memberikan
Russel dan Taylor (2013) mendefinisikan pelayanan, termasuk dalam menangani
kualitas sebagai : The characteristics of a permasalahan kualitas yang di bawah standar).
product or service that bear on its ability to (Russel &Taylor, 2013; Supranto, 2006).
satisfy stated or implied needs. Kualitas adalah Riset yang dilakukan Abdullah, F, et al (2011)
totalitas karakteristik produk baik barang menggunakan instrument SERVQUAL untuk
maupun jasa yang menunjukkan mengukur kualitas jasa pada sektor perbankan.
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan Mengacu kepada hasil penelitian Tan & Kek
konsumen baik yang dinyatakan secara (2004) menyatakan bahwa, Pentingnya
eksplisit maupun yang bersifat implisit. menggunakan Servqual sebagai instrument
Kualitas produk yang dihasilkan (barang atau untuk mengukur kualtias jasa pendidikan yang
jasa) merupakan faktor yang strategis dalam diberikan oleh perguruan tinggi. Survey
menentukan kinerja perusahaan, terutama dilakukan kepada lulusan untuk menilai
kinerja finansial (O’Neill, Peter, et al, 2016). efektifitas dan kualitas jasa pendidikan,
Pentingnya kualitas produk membutuhkan memberikan feedback, dan memberikan
pengelolaan/manajemen kualitas yang akan motivasi kepada perguruan tinggi
menentukan bagaiman aktifitas bisnis di dalam Penerapan prinsip kualitas di atas
perusahaan untuk menghasilkan produk yang adalah bahwa sebagai perusahaan jasa,
memiliki kualitas tinggi (Talib, Faisal , et al, perguruan tinggi harus dapat memberikan
2013). Kualitas menjadi keunggulan bersaing layanan pendidikan sesuai dengan harapan
perusahaan (competitive advantage) melalui pengguna layanan pendidikan. Perbaikan
pemenuhan kepuasan konsumen. Pada secara terus menerus harus dilakukan karena
pendekatan ini riset pasar diperlukan untuk harapan pengguna juga akan berkembang
mengetahui kebutuhan dan keinginan secara dinamis. Penilaian terhadap kualitas
konsumen. Rangkaian proses ini layanan pendidikan dapat dilakukan melalui
menghasilkan kepuasan konsumen yang pengukuran terhadap tujuh dimensi di atas.
berujung pada keunggulan bersaing Untuk memberikan informasi
perusahaan. Konsumen yang puas dan pada mengenai kualitas layanan pendidikan kepada
akhirnya akan menjadi loyal akan masyarakat, perguruan tinggi memerlukan
menghasilkan organisasi yang efektif dan penilaian dan pengakuan dari lembaga
memiliki keunggulan bersaing. Pada titik ini sertifikasi misalnya dalam bentuk Akreditasi
3
Journal IMAGE | Volume 8, Number 1, April 2019, page 1-8

Perguruan Tinggi oleh BAN PT dan serifikasi Perguruan tinggi (SNPT) dan Peraturan
ISO oleh badan sertifikasi independen. Presiden No 8 tahun 2012 tentang Kerangka
Kualitas pada perguruan tinggi secara Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI), bahwa
eksplisit didefinisikan sebagai Standards of all proses pembelajaran perguruan tinggi
criteria which fulfill the expectations of the menggunakan satu atau lebih pendekatan,
university and stakeholders. Kualitas pada model, strategi, metode pembelajaran untuk
perguruan tinggi adalah keseluruhan standar memfasilitasi pemenuhan capaian
yang menjadi ekspektasi/harapan universitas pembelajaran lulusan yang berorientasi pada
dan stakeholders. Kualitas memberikan arti : kemampuan Abad 21 dan KKNI level 6.
(1) memenuhi standard kinerja yang Hedwid & Polla (2006) menjelaskan
ditetapkan, (2).memenuhi tujuan yang telah bahwa penyelenggaraan pendidikan di
ditentukan (fitness for purpose), (3). tanpa perguruan tinggi yang merupakan tridharma
kesalahan (zero defect), (4).Excellency, PT, ditentukan oleh visi, misi, sasaran mutu,
kesempurnaan, dan (5). memenuhi kepuasan dan kompetensi yang ditetapkan. Infrastruktur,
stakeholders sumberdaya manusia, dan nilai budaya
Penjaminan kualitas di perguruan menjadi faktor pendukung. Pada akhirnya
tinggi, dikenal dengan istilah Sistem masukan dari alumni, industri, dan masyarakat
Penjaminan Mutu. Sistem Penjaminan Mutu akan menentukan perbaikan-perbaikan untuk
merupakan sebuah perwujudan peningkatan meningkatkan kualitas secara
proses perguruan tinggi yang berkualitas, berkesinambungan (continuously quality
namun secara umum definisinya adalah: improvement).
1) Sistem Penjaminan Mutu adalah suatu
sistem manajemen untuk mengarahkan Kompetensi Lulusan Perguruan Tinggi
dan mengendalikan suatu Kompetensi mengarah kepada
organisasi/institusi dalam penetapan karakteristik dan perilaku yang dibutuhkan
kebijakan, sasaran, rencana dan individu untuk dapat melakukan pekerjaan dan
proses/prosedur mutu serta pencapaiannya usahanya secara memuaskan. Karakteristik
secara berkelanjutan (continous mengacu kepada pengetahuan serta
improvement). keterampilan yang individu miliki serta individu
2) Sistem Penjaminan Mutu adalah suatu butuhkan untuk membuat mereka mampu dalam
sistem manajemen yang menjamin melakukan tugas serta tanggungjawab dengan
kesesuaian antara proses dengan output efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas
yang dihasilkan yang akan memberikan usaha yang telah dilakukan. (Spencer &
kepuasan stakeholders. Spencer, 2003; Robbins, 2013). Suatu
3) Sistem Penjaminan Mutu merupakan kompetensi haruslah merupakan kecakapan
sistem manajemen yang terdiri dari serta kemampuan yang sifatnya lebih
struktur organisasi, tanggung jawab, (dibandingkan pesaing) atau di atas rata-rata
proses-proses, prosedur dan sumber daya yang dimiliki seseorang dalam menghasilkan
yang digunakan untuk mencapai standar kinerja yang memuaskan.Kompetensi berkaitan
yang ditentukan berdasarkan persyaratan dengan pengetahuan, keahlian, kemampuan, dan
dan kebutuhan stakeholders dan karakteristik personal yang secara langsung
organisasi mempengaruhi kinerja secara individu, kinerja
4) Sistem Penjaminan Mutu adalah Sistem kepada stakeholders dan kepada kinerja bisnis
manajemen yang mengikutsertakan (Ulrich,2017). The IRS Handbook on
seluruh karyawan dari tingkatan Competencies: Law and Practise (2001),
organisasi, dengan penerapan konsep membagi kompetensi menjadi dua, yaitu :
pengendalian kualitas dan metode statistik technical competencies, sering disebut sebagai
untuk mencapai kepuasan pelanggan dan hard competencies atau job related
yang mengerjakannya competencies, yaitu pengetahuan (knowledge)
Sistem penjaminan mutu adalah dan keterampilan (skill). Kedua adalah
aktualisasi dari Undang Undang Nomor 44 behavioral competencies, sering disebut soft
tahun 2015 tentang Standar Nasional competencies, adalah kompetensi yang
4
Journal IMAGE | Volume 8, Number 1, April 2019, page 1-8

ditentukan oleh perilaku atau sikap mental. tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial,
Young & Chapman (2010) meneliti mengenai untuk mengembangkan teori, untuk
Kompetensi generik yang harus dimiliki memastikan kebenaran data, dan meneliti
lulusan. sejarah perkembangan. Objek penelitian
adalah variabel yang akan diteliti yaitu
gambaran mengenai kompetensi yang dimiliki
Studi Pelacakan Alumni (Tracer Study) lulusan, kompetensi tuntutan dunia
Studi pelacakan jejak alumni atau kerja/industri, mengetahui gambaran mengenai
Tracer Study merupakan survey lulusan yang kesenjangan kompetensi yang dimiliki lulusan
dilakukan perguruan tinggi untuk memperoleh dengan tuntutan dunia kerja/industri, dan
gambaran beberapa faktor seperti : menentukan strategi penyelenggaraan
1. Memperoleh gambaran mengenai pendidikan didasarkan pada hasil studi
kompetensi yang dimiliki lulusan baik pelacakan lulusan (tracer study)
comparative competency advantage Pengukuran variabel penelitian
maupun competitive competency dilakukan melalui pengukuran indikator-
advantage indikatornya. Jenis data yang dikumpulkan
2. Memperoleh gambaran mengenai terdiri dari data pribadi (jenis kelamin, usia,
kompetensi tuntutan dunia kerja/industri dan riwayat pekerjaan), technical competency,
3. Memperoleh gambaran mengenai dan behavioral competency. Indikator
kesenjangan kompetensi yang dimiliki technical competency dan behavioral
lulusan dengan tuntutan dunia competency. Indikator technical competencies
terdiri dari penguasaan pengetahuan umum,
kerja/industri
penguasaan pengetahuan teoritis dan praktis
4. Menjadi masukan dalam pengembangan
sesuai bidang studi, penguasaan bahasa
strategi penyelenggaraan pendidikan Inggris, penguasaan computer, penguasaan
(pengembangan kurikulum, strategi metode penelitian, dan teknologi informasi.
pembelajran, dan aspek lain) pada level Behavioral competency meliputi integritas,
program studi, fakultas, dan universitas kemampuan bekerjasama dalam tim,
5. Menjadi informasi bagi stakeholder kemampuan komunikasi secara tertulis,
(industri dan masyarakat) mengenai kemampuan komunikasi secara lisan,
kompetensi lulusan pemberdayaan masyarakat, kepemimpinan,
6. Menjadi salah satu sarana untuk pencitraan dan manajemen organisasi.
program studi dan universitas Penelitian yang dilakukan adalah
7. Menjadi salah satu indikator penjaminan penelitian kualitatif.. Unit analisis adalah
mutu perguruan tinggi/akreditasi dan lulusan Program Studi Manajemen Fakultas
Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas
akuntabilitas institusi pendidikan
Pendidikan Indonesia. Metode penelitian yang
Peran tracer study semakin penting
digunakan adalah metode survei deskriptif
karena dapat memberikan informasi penting
Metode survei menggunakan kuesioner
untuk pengembangan perguruan tinggi,
sebagai alat pengumpulan data yang utama.
berperan sebagai alat evaluasi relevansi antara
Metode pengumpulan data adalah observasi
pendidikan tinggi dan dunia kerja dan dapat
lapangan, kuesioner, dan waaancara. Hasil
menjadi masukan yang berguna bagi lulusan
penelitian kemudian dianalisis secara
untuk meningkatkan kompetensi. Bagi
deskriptif. Ukuran sampel adalah sebanyak
stakeholders hasil tracer study dapat menjadi
100 oang lulusan.
dasar pertimbangan dalam pemilihan
perguruan tinggi yang diinginkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil tracer study dapat
METODE PENELITIAN
diidentifikasikan bahwa lulusan terdiri dari
Penelitian yang dilakukan adalah
pria sebanyak 45% dan wanita sebanyak 55%,
penelitian kualitatif. Penelitian ini lebih
rentang usia 26 sampai 32 tahun, dengan rata –
menekankan pada mengetahui makna yang
rata telah bekerja di dua perusahaan yang
5
Journal IMAGE | Volume 8, Number 1, April 2019, page 1-8

berbeda. Lulusan bekerja di lembaga Indikator Skor Skor Gap


pemerintahan (7,368%), BUMN/BUMD Kompetensi Kemam Kebutu
puan han
(27,368%), sektor swasta (53,684%), dan
Pengetahuan 2,6 2,6 0
sisanya (11,579%) sebagai seorang praktis sesuai
wirausaha/entrepreneur. Gambaran ini bidang studi
menunjukkan bahwa lulusan program studi Bahasa Inggris* 3 3,7 -0,7
Manajemen diperlukan dan bisa memasuki Komputer* 3,1 3,9 -0,8
berbagai sektor bisnis termasuk berwirausaha. Metode 2,8 2,6 0,2
penelitian
Persaingan untuk memperoleh pekerjaan tentu Teknologi 3,5 3,4 0,1
akan semaikn tinggi sehingga strategi informasi
pendidikan untuk tahun yang akan datang Integritas 3,4 3,3 0,1
adalah menciptakan lulusan sebagai ‘job Kerjasama tim* 3,5 4 -0,5
creator’ bukan sebagai ‘job seeker’. Sehingga Komunikasi 3,3 3,6 -0,3
lulusan akan berperan dalam penciptaan tertulis*
Komunikasi 3,4 3,7 -0,3
lapangan kerja bukan hanya untuk dirinya lisan*
sendiri tetapi juga untuk masyarakat luas. Pemberdayaan 2,8 3,2 -0,4
Kurikulum harus diarahkan dan diperkuat masyarakat*
untuk mengembangkan ide ide kreatif Kepemimpinan * 3,2 3,6 -0,4
mahasiswa dan memperkuat kompetensi Manajemen 3,4 3,4 0
kewirausahaan. organisasi
Lulusan yang bekerja sebagin besar
berada pada posisi tenaga teknis/operasional Skor kemampuan menunjukkan
sebanyak 60% dan menempati posisi sebagai kemampuan yang saat ini dimiliki lulusan
staf (40%). Lulusan berpendapat bahwa saat ini sedangkan skor kebutuhan menunjukkan skor
lulusan program studi Manajemen sangat yang seharusnya dimiliki oleh lulusan. Gap
mampu bersaing di pasar tenaga kerja (55%) adalah ketidaksesuaian antara skor kemampuan
dan mampu untuk bersaing (45%). Hampir dengan skor kebutuhan. Indikator kompetensi
seluruh lulusan (94,50%) bekerja sesuai dengan perlu mendapatkan perhatian atau perlu
keahliannya dengan rata-rata masa tunggu dari ditingkatkan jika skor kemampuan kurang dari
mulai lulus sampai memperoleh pekerjaan skor kebutuhan (deviasi negatif). Dari Tabel 1
adalah tiga bulan. Gambaran ini menjadia dapat diidentifikasikan bahwa indikator yang
masukan bagi program studi Manajemen untuk masih perlu ditingkatkan adalah Bahasa Inggris,
lebih meningkatkan technical competency komputer, kerjasama tim, komunikasi tertulis,
untuk mempersiapkan lulusan jika menempati komunikasi lisan, pemberdayaan masyarakat,
posisi teknis dan manajerial serta behavioral dan kepemimpinan.
competency untuk mempersiapkan lulusan Beberapa strategi yang perlu dilakukan
menempati posisi staf dan manajerial. oleh program studi Manajemen untuk
Hasil penelitian berkaitan dengan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan
kompetensi teknis dan kompetensi perilaku untuk meningkatkan kompetensi lulusan adalah
dapat diringkas seperti dapat dilihat pada sebagai berikut :
Tabel 1. 1. Meningkatkan kualitas dan akuntabilitas
penyelenggaraan tridharma perguruan
Tabel 1. Technical Competency dan Behavioral tinggi melalui pemenuhan standar-standar
Competency Lulusan Program Studi Manajemen penjaminan mutu perguruan tinggi.
Universitas Pendidikan Indonesia 2. Pengembangan kurikulum secara terus
Indikator Skor Skor Gap menerus sesuai dengan perkembangan
Kompetensi Kemam Kebutu ilmu dan teknologi serta tuntutan
puan han industri/dunia usaha
Pengetahuan 3,2 3,1 0,1
umum 3. Melakukanbenchmarking penyelenggaraan
Pengetahuan 2,7 2,7 0 kegiatan perguruan tinggi ke universitas
teoriti sesuai berkualitas di dalam dan luar negeri
bidang studi
6
Journal IMAGE | Volume 8, Number 1, April 2019, page 1-8

4. Mengoptimalkan peran dosen PA dalam stakeholders hasil tracer study dapat menjadi
memberikan layanan/bantuan tutorial dasar pertimbangan dalam pemilihan
akademik, bimbingan karir, konseling perguruan tinggi yang diinginkan. Kompetensi
pribadi, dan sosial
lulusan yang harus ditingkatkan adalah bahasa
5. Mengembangkan sistem baku untuk
meningkatkan keterkaitan program studi Inggris, komputer, kerjasama tim, komunikasi
dengan mahasiswa melalui Ikatan tertulis, komunikasi lisan, pemberdayaan
Mahasiswa Manajemen (IMAGE) dalam masyarakat, dan kepemimpinan. Peningkatan
kegiatan penelitian dan pengabdian pada kualitas pendidikan di program studi
masyarakat Mnajemen dapat dilakukan melalui
6. Meningkatkan kualitas program peningkatan kualitas pada pendidikan,
pengembangan profesionalisme dosen
penelitian, dan pengabdian kepada
melalui keikutsertaan secara aktif dalam :
seminar, pelatihan, worskshop, dan studi masyarakat, serta kerjasama dengan industri.
lanjut
7. Mendorong dosen untuk menyusun karya DAFTAR PUSTAKA
ilmiah dalam bentuk buku dan tulisan Abdullah,F., Suhaimi, R., Saban, G. & Hamali,
dalam jurnal baik jurnal nasional maupun J. (2011). Bank Service Quality (BSQ)
jurnal internasional yang terakreditasi Index: An Indicator of Service
8. Membangun kelompok-kelompok Performance. International Journal of
kajian/research berdasarkan Quality & Reliability Management, 28
keahlian/kompetensi (5). 542-555.
9. Menambah kuantitas dan kualitas tenaga Hedwig, Rinda & Polla, Geradus. (2006).
pendukung melalui sistem seleksi yang Model Sistem Penjaminan Mutu dan
akuntabel dan transparan, serta pelatihan Proses Penerapannya di Perguruan
berbasis kebutuhan program studi Tinggi. Graha Ilmu.
10. Mengembangkan sistem pembelajaran https://tucana-global.com/2017/10/27/dave-
melalui ICT (e-learning) ulrich-the-2017-hr-competency-study-
11. Mengembangan web/situs program studi what-it-means-for-you/
12. Membengun career development centre O’Neill, Peter, Sohal, Amrik, Teng, Chih Wei
Mengembangkan sistem kemitraan (2016). Quality Management
dalam tridharma perguruan tinggi dengan Approaches and Their Impact on
institusi akademik, industri, dan pemerintah Firms’ Financial Performance-An
baik dalam maupun luar negeri serta Australian Study. International Journal
melakukan review secara berkala tentang of Production Economics, 171 (3).381-
pelaksanaan kerjasama tersebut 393.
https://doi.org/10.1016/j.ijpe.2015.07.0
KESIMPULAN DAN SARAN 15
Lulusan program studi Manajemen Peraturan Presiden No 8 /2012 tentang
harus memiliki technical competency dan Kerangka Kualifikasi Nasional
behavioral competency sesuai dengan yang Indonesia (KKNI)
dibutuhkan oleh industri/dunia kerja. Publikasi Universitas Pendidikan Indonesi.
Informasi ini dapat diperoleh melalui tracer (2017)
Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A.
study. Peran tracer study semakin penting (2013). Organizational Behavior.13
karena dapat memberikan informasi penting Ed. Pearson Education, Inc.Nnew
untuk pengembangan perguruan tinggi, Jersey.
berperan sebagai alat evaluasi relevansi antara Russel, Roberta.S & Taylor III, Bernard W.
pendidikan tinggi dan dunia kerja dan dapat (2013). Operations Management:
menjadi masukan yang berguna bagi lulusan Creating Value Along the Supply
Chain, John Wiley & Sons.
untuk meningkatkan kompetensi. Bagi
7
Journal IMAGE | Volume 8, Number 1, April 2019, page 1-8

Spencer & Spencer. (2003). Competence at


Work : Model for Superior
Performance. John Wiley & Sons, Inc.
New York.
Supranto, J. (2006). Pengukuran Tingkat
Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan
Pangsa Pasar. Penerbit Rineka Cipta.
Jakarta.
Talib, F., Rahman, Z. & Qureshi, M. (2013).
An Empirical Investigation of
Relationship Between Total Quality
Management Practices and Quality
Performance in Indian Service
Companies. International Journal of
Quality & Reliability Management, 30
(3), 280-
318. https://doi.org/10.1108/02656711
311299845
Tan, Kay C, & Kek, Sei W. (2010). Service
Quality in Higher Education Using an
Enhanced SERVQUAL Approach.
Journal Quality in Higher Education,
10 (1).
https://doi.org/10.1080/135383224200
0195032
The IRS Handbook on Competencies : Law and
Practise (2001)
Undang Undang Nomor 44/2015 tentang
Standar Nasional Perguruan Tinggi
(SNPT)
Young, Jolee and Chapman, Elaine. (2010).
Generic competency frameworks: A
brief historical overview
[online]. Education Research and
Perspectives, 37 (1). Vol. 37, No. 1,

8
Journal IMAGE | Volume 8, Number 1, April 2019, page 1-8

9
Journal IMAGE | Volume 8, Number 1, April 2019, page 1-8

10
Journal IMAGE | Volume 8, Number 1, April 2019, page 1-8

11

Anda mungkin juga menyukai