Anda di halaman 1dari 24

RELEVANSI PEMAHAMAN PENGENDARA TERHADAP

PERATURAN PEMERINTAH DAN TINGKAT KECELAKAAN


DI KABUPATEN TANAH DATAR

KARYA TULIS ILMIAH

Ditulis dalam rangka mengikuti Lomba “Honda Best Student Goes To Jakarta”
Tahun 2010

Yang diselenggarakan oleh PT. ASTRA HONDA MOTOR

KHARISMA UTARI

(NIS. 13447)

Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar

Sekolah Menengah Atas (SMA) 1 Batusangkar

Jln. St. Alam Bagagarsyah No. 41 Batusangkar 27211

Telp. (0752) 71046-71319

Mei 2010
Judul: RELEVANSI PEMAHAMAN PENGENDARA TERHADAP PERATURAN
PEMERINTAH DAN TINGKAT KECELAKAAN DI KABUPATEN
TANAH DATAR

BIODATA PENULIS

1. Nama lengkap : KHARISMA UTARI

2. Tempat, Tgl lahir : Batusangkar, 17 Desember 1992


3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Alamat rumah : Jl. Inpres No. 1 Kotopanjang, Batusangkar
5. Sekolah : SMA 1 BATUSANGKAR
6. Kelas : XI IPA 1
7. NIS : 13447
8. Alamat sekolah : Jalan St. Alam Bagagarsyah No. 41 Batusangkar/
Telp. (0752) 71046 - 71319

Menyetujui, Batusangkar, 21 Mei 2010


Guru Pembimbing Penulis

RISDA, S.Pd KHARISMA UTARI


UTARI NIS. 13447
NIP. 19521504 197603 2 002
13447

Mengetahui,
Kepala SMA 1 Batusangkar

NASRUL, S.Pd
NIP. 19540725 198003 1 006
ABSTRAK

Kharisma Utari. Mei. 2010. Relevansi Pemahaman Pengendara terhadap


Peraturan Pemerintah dan Tingkat Kecelakaan di Kabupaten Tanah Datar.

Karya Tulis Ilmiah, SMA Negeri 1 Batusangkar

Pembimbing : Risda, S.Pd

Kata Kunci : Implementasi, Peraturan lalu lintas, Sikap berkendara yang sesuai
etika, Tingkat kecelakaan lalu lintas

Tujuan dari penelitian dan penulisan karya tulis ini adalah: 1) Untuk mengetahui
relevansi antara implementasi peraturan lalu lintas dan sikap yang sesuai etika dan disiplin
berkendara (variabel independen) dengan tingkat kecelakaan (variabel dependen) bagi
pengendara sepeda motor di Kabupaten Tanah Datar 2) Untuk mengetahui jenis
pelanggaran apa saja yang sering dilakukan oleh masyarakat Tanah Datar saat
mengendarai sepeda motor. Variabel dalam karya tulis ini meliputi variabel bebas yakni
Peraturan Lalu Lintas dan Sikap Berkendara Sesuai Etika, variabel terikat yakni Tingkat
Kecelakaan Lalu Lintas Sepeda Motor, dan variabel kendalinya adalah Masyarakat
Kabupaten Tanah Datar. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1) Ada relevansi antara
implementasi peraturan lalu lintas dan sikap yang sesuai etika dan disiplin berkendara
(variabel independen) dengan tingkat kecelakaan (variabel dependen) bagi pengendara
sepeda motor di Kabupaten Tanah Datar, dimana keduanya berpengaruh positif dan
korelasi antara keduanya juga bersifat korelasi positif 2) Jenis-jenis pelanggaran yang
sering dilakukan oleh pengendara sepeda motor di Kabupaten Tanah Datar ialah tidak
membawa surat-surat iin berendara, melanggar rambu-rambu lalu lintas, dan tidak
menggunakan perlengkapan berkendara yang baik dan benar.
KATA PENGANTAR
Kecelakaan lalu lintas pada umumnya terjadi karena berbagai faktor penyebab.
Faktor manusia dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, yaitu kemampuan mengenali perasaan
kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
Kecerdasan emosi ini sangat mempengaruhi kehidupan seseorang secara keseluruhan
mulai dari kehidupan keluarga, pekerjaan, sampai interaksi lingkungan sosial, termasuk
dalam penyerapan dan penerapan norma-norma lalu lintas serta rasa tanggung jawab
terhadap nyawa diri sendiri maupun orang lain di jalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara pemahaman pengendara terhadap aturan lalu lintas dengan
perilaku melanggar pada pengendara sepeda motor. Hasil penelitian tersebut dibuat dalam
bentuk karya tulis dengan judul “Relevansi Pemahaman Pengendara terhadap Peraturan
Pemerintah dan Tingkat Kecelakaan di Kabupaten Tanah Datar”.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan penuh penghargaan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya.
2. KANITLAKA BRIPKA Solihin dan BRIPKA Mudasir (SATPOLANTAS
Batusangkar), yang telah memberikan sejumlah informasi berkaitan dengan penulisan
karya tulis ini.
3. Bapak dan Ibu guru Pembimbing Kelompok Ilmiah Remaja SMA 1 Batusangkar, yang
telah memberikan saran dan arahan dalam penulisan karya tulis ini.
4. Orang tua tercinta,yang telah menjadi motivator baik secara formil maupun materil
dalam penulisan karya tulis ini.
5. Dealer resmi Honda (Libra Motor) yang telah memberikan data dan informasi berkaitan
penulisan karya tulis ini.
Kritik maupun saran sangat penulis nantikan. Semoga menjadi ajang silaturahmi di
kemudian hari.

Batusangkar, Mei 2010

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………………… i

Lembar Pengesahan……………………………………………………………….. ii

Abstrak……………………………………………………………………..……….iii

Kata pengantar…………………………………………………………………….. iv

Daftar isi…………………………………………………………………………… vi

Daftar Tabel ………….…………………………………………………………… vii

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………….…………………………………… 1

1.2 Batasan Masalah……………………………………………………..… 2

1.3 Rumusan Masalah………………………………………………………2

1.4 Tujuan Penelitian……………………………………………...………. 2

1.5 Manfaat Penelitian…………………………………………….……… 3

Bab II KAJIAN TEORI

2.1 Safety Riding………………………………………………….……….. 4

2.2 Penanganan Kasus Kecelakaan LLAJ di Indonesia…………………… 4

2.3 Aturan Hukum dan Etika Berkendara dalam Kegiatan Lalu Lintas…… 5

2.4 Kecelakaan Lalu Lintas…………………………………………………6

2.5 Kerangka Berfikir…………………………………………..…………. 6

Bab III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian………………………………………………………... 7

3.2Alat dan Bahan………………………………………………………… 7

3.3 Metode Pengumpulan Data……………………………..………………7

3.4 Teknis Pengumpulan Data……………………………………………. 7

3.5 Analisa Data…………………….……………………………………. 7

3.6 Waktu dan Tempat Penelitian………………….………………………..8

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian………………………………………………….…….. 9

4.3 Pembahasan……………………………………………………………. 13

Bab V PENUTUP

5.1 Simpulan……………………………………………………………… 15

5.2 Saran ……………………………………………………….………….. 15

Daftar pustaka

Lampiran
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Pelanggaran Lalu Lintas Kabupaten Tanah Datar Menurut Jenis
Pelanggaran……………………………………………………………………11

Tabel 1.2 Data jumlah sepeda motor di Kabupaten Tanah Datar……………..12

Tabel 1.3 Data Kecelakaan LAKA LANTAS Kabupaten Tanah Datar Tahun
2008 sampai 2009………………………..……………………………………12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas
sehari-hari. Tidak dapat disangkal bahwa transportasi memegang peranan penting dalam
berbagai aspek kehidupan manusia dan pembangunan. Transportasi diibaratkan sebagai
urat nadi kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, pertahanan, keamanan dan politik. Ini
menjadi perwujudan wawasan nusantara, memperkokoh ketahanan dan mempererat
hubungan antar bangsa.
Kegiatan transportasi tidak terlepas dari alat-alat transportasi, yang selalu
berkembang seiring perkembangan zaman. Salah satu dampak semakin mahalnya harga
BBM dan kemacetan yang sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia adalah semakin
meningkatnya jumlah masyarakat yang mengalihkan sarana transportasinya dari mobil
pribadi ke sepeda motor. 
Di Batusangkar, alat transportasi didominasi oleh sepeda motor HONDA. Terbukti
dengan sebagian besar kendaraan sepeda motor yang digunakan masyarakat merupakan
sepeda motor HONDA. Penggunaan sepeda motor HONDA di Batusangkar dinilai sangat
cocok dengan kondisi wilayah yang tidak datar. Disamping itu, sepeda motor HONDA
mudah didapatkan baik melalui pembelian cash di dealer resminya, maupun secara kredit
dengan DP yang ringan. Suku cadang sepeda motor HONDA pun sangat mudah didapat.
Produk-produk HONDA juga hemat bensin dan ramah lingkungan. Keunggulan-
keunggulan ini menyebabkan produk HONDA sangat terkenal di kalangan masyarakat
Tanah Datar.
Sayangnya, jumlah peminat sepeda motor yang tinggi tersebut sering kali tidak
diimbangi oleh kesadaran pihak-pihak yang berkompeten. Masih banyak kecelakaan lalu
lintas yang secara langsung maupun tidak, melibatkan sepeda motor sebagai
penyebab atau sebagai korban.
Masalah keamanan dan keselamatan berkendara sepeda motor, sebenarnya tidak
bisa hanya didasarkan pada hal yang terlihat oleh fisik semata, seperti pemilihan dan
pemakaian helm yang baik dan berkualitas, gaya mengemudi yang tidak ugal-ugalan,
kondisi kendaraan itu sendiri dan sebagainya. Tetapi harus diingat hal penting lain yang
memegang peranan, yakni patuh pada peraturan lalu lintas.
Sangat disayangkan, tidak semua pengendara memahami peraturan lalu lintas. Hal
ini terlihat dari tingginya tingkat pelanggaran tata tertib dan aturan berkendara. Tingginya
tingkat kecelakaan lalu lintas, disebabkan oleh pengendara yang melanggar etika dan
disiplin berkendara. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
mengenai implementasi peraturan, etika dan disiplin berkendara, tingkat pelanggaran dan
hubungannya dengan tingkat kecelakaan pengendara sepeda motor di Batusangkar, dengan
harapan penelitian ini dapat menghilangkan keraguan dan menggugah pikiran para
pengendara di Batusangkar untuk menaati setiap peraturan yang diterapkan, serta dapat
memberikan keuntungan bagi pengendara dan masyarakat.

1.2 Batasan Masalah


Penulisan karya tulis laporan penelitian ini dibatasi pada pembahasan yang
difokuskan pada jenis kendaraan roda dua, yakni sepeda motor. Wilayah atau daerah yang
diteliti juga dibatasi pada wilayah Kabupaten Tanah Datar.

1.3 Rumusan Masalah


Dalam penelitian ini penulis mencoba untuk menjawab beberapa masalah dengan
melaksanakan penelitian yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Adakah relevansi antara implementasi peraturan lalu lintas dan sikap yang sesuai etika
dan disiplin berkendara dengan tingkat kecelakaan bagi pengendara sepeda motor di
Kabupaten Tanah Datar?
2. Jenis pelanggaran apa saja yang sering dilakukan oleh masyarakat Tanah Datar saat
mengendarai sepeda motor?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui relevansi antara implementasi peraturan lalu lintas dan sikap yang
sesuai etika dan disiplin berkendara (variabel independen) dengan tingkat kecelakaan
(variabel dependen) bagi pengendara sepeda motor di Kabupaten Tanah Datar.
2. Untuk mengetahui jenis pelanggaran apa saja yang sering dilakukan oleh masyarakat
Tanah Datar saat mengendarai sepeda motor.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi pengendara, sebagai bahan informasi mengenai akibat yang
ditimbulkan dari sikap yang tidak paham dan tidak taat aturan.
2. Bagi masyarakat, dapat menjadi media untuk memotivasi dan
membudayakan tertib berlalu lintas dalam berkendara, khususnya sepeda motor,
sehingga dapat meminimalisir permasalahan sehingga diharapkan membantu pihak-
pihak terkait dalam melaksanakan tugasnya.
3. Bagi produsen, dapat menjadi wahana masukkan berkaitan dengan
pertimbangan dalam kepedulian produsen terhadap sikap konsumen yang kurang
mengedepankan aspek ketaatazasan dan kepedulian dalam konteks mengurangi tingkat
kecelakaan.
4. Bagi penulis, dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang
cara melakukan penelitian yang baik dan penulisan laporan penelitian yang sistematis.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Safety Riding
Safey riding merupakan cara berkendara yang aman dan nyaman baik bagi
pengendara itu sendiri maupun terhadap pengendara lain.
Poin-poin Safety Riding:
 Kelengkapan kendaraan bermotor standar.
 Kaca spion wajib ada 2 buah di kiri dan kanan.
 Lampu depan, lampu rem, riting kiri-kanan, klakson yang berfungsi.
 STNK dan SIM selalu siap (tidak expired).
 Plat nomor depan belakang
 Memakai perlengkapan Safety Riding yang relatif paling aman apabila tanpa disengaja
terjebak dalam situasi terburuk atau kecelakaan, seperti: helmet full face or half face,
sarung tangan, jaket, sepatu tertutup (menutup tumit, bukan sepatu sandal, apalagi
sandal jepit), knee protector (pelindung lutut), elbow protector (pelindung
lengan/siku), rompi pelindung dada, dan penutup hidung.
 Mematuhi peraturan lalu lintas dan paham dengan rambu-rambu lalu lintas.
 Hindari berkendara agresif. Sabar dan sopan dalam berkendara. Timbulkan simpati
atau kekaguman pemakai jalan lain terhadap perilaku berkendara kita. Tidak gampang
terprovokasi dengan pemakai jalan lain, tidak arogan.
 Mengerti posisi sesama pengendara atau pemakai jalan bahwa jalan raya digunakan
untuk bersama. Sebisa mungkin menghindari perilaku-perilaku seperti mengklakson
berlebihan, ataupun menggunakan aksesoris yang dapat mengganggu pemakai jalan
lain.

2.2 Penanganan Kasus Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Indonesia
Menurut UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan BAB
XIV, Kecelakaan Lalu Lintas Pasal 227 dikatakan: “Dalam hal terjadi Kecelakaan
Lalu Lintas, petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib melakukan
pananganan Kecelakaan Lalu Lintas dengan cara:
a. Mendatangi tempat kejadian dengan segera;
b. Menolong korban;
c. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara;
d. Mengolah tingkat kejadian perkara;
e. Mengatur kelancaran arus Lalu Lintas;
f. Mengamankan barang bukti; dan
g. Melakukan penyidikan perkara.”
Yang dimaksud dengan “menolong korban” adalah upaya yang dilakukan untuk
membantu meringankan beban penderitaan korban akibat Kecelakaan Lalu Lintas,
antara lain memberikan pertolongan pertama di tempat kejadian dan membawa korban
ke rumah sakit.

2.3 Aturan Hukum dan Etika Berkendara dalam Kegiatan Lalu Lintas
Yang dimaksud dengan aturan hukum dalam lalu lintas adalah segala sesuatu
yang ditujukan untuk mengatur ketertiban dalam lalu lintas guna meniadakan segala
gangguan dalam rangka menciptakan kondisi lalu lintas yang aman, lancar, dan
terkendali yang dalam hal ini dikeluarkan negara atau badan yang berwenang yang
tertulis. Dalam contohnya adalah UU No. 22 Tahun 2009, Perda, dan lain sebagainya.
Yang dimaksud dengan etika berkendara adalah suatu aturan yang bersumber
dari masyarakat yang umumnya tidak tertulis namun telah menjadi kesepakatan
bersama yang sesuai dengan budaya masyarakat yang positif. Contoh etika berkendara
antara lain:
a. Tidak egois ketika berkendara di jalanan.
b. Selalu mengutamakan kepentingan umum.
c. Memperhatikan dan mengutamakan pejalan kaki.
d. Selalu menjaga jarak.
e. Selalu waspada.
f. Mengatur dan menyesuaikan kecepatan.
2.4 Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor
tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini dapat
mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau binatang.
Faktor manusia (Human Error)
Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan.
Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu
lintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti
aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula
pura-pura tidak tahu. Selain itu manusia sebagai pengguna jalan raya sering sekali lalai
bahkan ugal-ugalan dalam mengendarai kendaraan, tidak sedikit angka kecelakaan lalu
lintas diakibatkan karena membawa kendaraan dalam keadaan mabuk, mengantuk, dan
mudah terpancing oleh ulah pengguna jalan lainnya yang mungkin dapat memancing
gairah untuk balapan.

2.5 Kerangka Berfikir

TEKNOLOGI TRANSPORTASI

SEPEDA MOTOR

UU No. 22 Tahun 2009


tentang lalu lintas dan
Sikap pengendara
angkutan jalan
yang taat aturan
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN
MENGURANGI TINGKAT
KECELAKAAN LALU LINTAS
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini berdasarkan tujuannya merupakan penelitian deskriptif.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana pemahaman masyarakat
khususnya pengendara mengenai peraturan pemerintah tentang lalu lintas dan
angkutan jalan, serta hubungannya dengan tingkat kecelakaan.

3.2 Alat dan Bahan


Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan alat dan bahan seperti alat-
alat tulis yang mendukung proses penelitian, serta angket yang disebarkan kepada para
responden.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
wawancara dan dokumentasi, yaitu dengan mewawancarai Manager Libra Motor dan
Kepala Satuan Polisi Lalu Lintas Batusangkar, serta mengumpulkan data yang ada
pada arsip Libra Motor dan SAMSAT Kabupaten Tanah Datar.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik pengumpulan data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan interview responden, sedangkan
data sekunder diperoleh melalui observasi peneliti secara mandiri.

3.5 Analisa Data


Analisa data dalam penelitian ini dimulai sejak awal sampai berakhirnya
pengumpulan data dan direkapitulasi secara menyeluruh. Data yang berupa angka-
angka dan kata-kata atau kalimat dari sumber diolah menjadi kalimat-kalimat yang
mudah dipahami dan dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif, hasilnya kemudian
dijelaskan secara deskriptif. Teknik analisa kualitatif mengacu pada model analisis
Miles dan Huberman (1992) yang dilakukan dalam 3 komponen berurutan: reduksi
data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Sedangkan teknik analisa kuantitatif
dilakukan dengan cara pengumpulan data dari responden.
Dalam penelitian ini, reduksi data meliputi penyeleksian data melalui ringkasan
dan penggolongan data kedalam pola yang lebih luas. Penyajian data dilakukan untuk
mengorganisir data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil
reduksi data.
Penarikan kesimpulan merupakan suatu upaya interpretasi terhadap data, mencatat
keteraturan dan penggolongan data. Data yang telah terkumpul disajikan secara
sistematis, sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang relevan.

3.6 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan dari hari Jum’at, 07 Mei 2010 sampai dengan hari Sabtu,
22 Mei 2010 dengan rincian sebagai berikut:
1. Tanggal 07 Mei 2010, merumuskan langkah kerja penelitian.
2. Tanggal 08 Mei 2010, menyiapkan angket.
3. Tanggal 09 Mei 2010, menyebar angket kepada para responden.
4. Tanggal 12 Mei 2010, mengadakan wawancara dengan Bapak Media yang
menjabat sebagai Manager Libra Motor Batusangkar, untuk mengumpulkan data
mengenai penjualan motor Honda dan memperoleh informasi mengenai safety
riding.
5. Tanggal 13 s/d 16 Mei 2010, mengadakan wawancara dengan KANITLAKA
Brigadir Muhammad Sholihin.
6. Tanggal 17 Mei 2010, merekapitulasi dan menganalisa angket.
7. Tanggal 18 s/d 21 Mei 2010, menyelesaikan laporan penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Dari 150 angket yang disebarkan, keseluruhan angket dapat dikumpulkan
kembali. Hasil dari angket tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:

Responden
No. Pilihan Jawaban
Jumlah Jawaban Frekuensi (%)
A Sepeda 6 4
1. B Sepeda Motor 111 74
C Mobil 33 22
A Ya 104 69,3
2. B Tidak 2 1,3
C Sedikit 44 29,3
A Selalu 84 56
B Sering 25 16,6
3.
C Kadang-kadang 36 24
D Tidak Pernah 5 3,3
A Selalu 2 1,3
4.
B Kadang-kadang 148 98,6
A Sering 5 3,3
B Kadang-kadang 42 28
5.
C Jarang 72 48
D Tidak pernah 31 20,6
A Pernah 92 61,3
6.
B Tidak Pernah 58 38,6
A Perlu 124 82,6
7. B Tidak Perlu 26 17,3
C Kadang-kadang - 0
A Paham 42 28
8. B Sedikit 92 61,3
C Tidak Sama Sekali 16 10,6
A Ya 46 30,6
9.
B Tidak 104 69,3
10. A Biasa-biasa Saja 6 4
B Lebih memperhatikan 144 96
A Setuju 117 78
11. B Kurang Setuju 28 18,6
C Tidak setuju 5 3,3
A Setuju 122 81,3
12. B Kurang Setuju 27 18
C Tidak Setuju 1 0,6
Total Responden: 150

Dari pengambilan data pada sampel (responden) dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Bahwa sepeda motor adalah kendaraan yang paling banyak digunakan responden
untuk mempermudah mobilitas mereka. Terlihat dari persentase sebesar 74%, yang
hampir mencapai tiga per empat dari keseluruhan jumlah responden.
2. Mayoritas responden atau sebanyak 69,3% mengetahui dengan baik tentang
aturan-aturan dalam berkendara sepeda motor. Namun, yang tidak tahu dan yang
sedikit memahami aturan dalam berkendara jumlahnya menunjukkan angka yang
cukup berarti atau sebanyak 30,6%.
3. Sebagian besar responden (43,9%) mengaku bahwa mereka tidak selalu
menerapkan aturan lalu lintas dalam berkendara sepeda motor, dan yang lainnya
sebanyak 56% mengaku menaati aturan berkendara secara konsekuen.
4. Hampir seluruh responden (sebanyak 98,6%) mengakui bahwa ketika berkendara
sepeda motor, terkadang mereka melakukan pelanggaran lalu lintas, baik diketahui
oleh pihak yang berwajib (POLANTAS) maupun tidak.
5. Mayoritas responden mengaku bahwa mereka telah melanggar aturan lalu lintas
pada waktu mengendarai sepeda motor yakni sebanyak 79,3% dengan tingkat
dominasi frekuensi jarang sebesar 48%.
6. Sebagian besar responden atau sebanyak 61,3% mengatakan bahwa mereka pernah
mengalami kecelakaan lalu lintas dalam berkendara sepeda motor.
7. Mayoritas responden menyatakan bahwa perlu adanya suatu aturan yang
menyangkut penggunaan sepeda motor dalam berkendara, yakni sebanyak 82,3
dan tak satu pun responden yang menyatakan tidak perlu.
8. Sebanyak 10,6% dari responden mengaku bahwa mereka tidak mengerti sama
sekali dengan undang-undang yang mengatur etika dalam berkendara dengan
sepeda motor. Lebih dari separuh responden mengatakan bahwa mereka hanya
mengetahui sedikit, dan hanya 28% yang menyatakan bahwa mereka paham
dengan peraturan tersebut.
9. Sebagian besar responden (69,3%) menyatakan bahwa berkendara yang aman dan
nyaman tidak cukup hanya dengan menggunakan helm SNI.
10. Hampir seluruh responden mengaku bahwa mereka akan lebih memperhatikan
sikap terhadap kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat ketidakdisiplinan
pengendara sepeda motor, dan hanya 4% yang hanya bersikap biasa-biasa saja.
11. Sekitar tiga per empat dari jumlah keseluruhan responden menyatakan bahwa
mereka setuju jika safety riding dijadikan kurikulum di sekolah.
12. Mayoritas responden (81,3%) setuju bahwasanya faktor kesalahan manusia
(human error) adalah penyebab utama tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas yang
sebagian besarnya adalah pengguna sepeda motor.

Pengumpulan informasi dari pihak-pihak yang berkompeten (POLANTAS


Kabupaten Tanah Datar dan SAMSAT Kabupaten Tanah Datar) diperoleh data-data
sebagai berikut:
Tabel 1.1 Data Pelanggaran Lalu Lintas Kabupaten Tanah Datar Menurut Jenis
Pelanggaran

Pelanggaran
Bulan
Jumlah Marka Surat-surat Kelengkapan
Januari-2009 634 102 167 175
Februari 679 110 166 196
Maret 513 108 92 119
April 420 76 103 107
Mei 522 91 165 83
Juni 512 89 147 70
Juli 560 125 181 51
Agustus 477 97 134 60
September 431 96 97 69
Oktober 525 69 190 61
November 308 69 82 47
Desember 205 73 27 37
Januari-2010 146 51 28 15
Februari 899 20 21 105
Maret 956 475 202 43
April 706 280 145 34
Sumber: SAMSAT Kabupaten. Tanah Datar

Tabel 1.2 Data jumlah sepeda motor di Kabupaten Tanah Datar


TAHUN JUMLAH SEPEDA MOTOR
2003 18.700 SEPEDA MOTOR
2004 19.127 SEPEDA MOTOR
2005 19.815 SEPEDA MOTOR
2006 20.521 SEPEDA MOTOR
2007 21.033 SEPEDA MOTOR
2008 21.810 SEPEDA MOTOR

Sumber: SAMSAT Kabupaten. Tanah Datar

Tabel 1.3 Data Kecelakaan LAKA LANTAS Kabupaten Tanah Datar Tahun 2008 sampai
2009
Luka Luka Penyebab Rugi Materil
Bulan/Tahun Jumlah Meningga Berat Ringan Selesai
l
Tahun 2008 114 31 6 181 Manusia Rp.189.600.000,- 91
Januari 2009 11 7 2 20 Manusia Rp.12.900.000,- 6
Februari 7 0 0 15 Manusia Rp.11.150,- 6
Maret 9 2 0 16 Manusia Rp.23.700,- 8
April 6 2 0 7 Manusia Rp.1.950,- 4
Mei 4 1 0 6 Manusia Rp.3.000,- 3
Juni 3 4 0 1 Manusia Rp.10.600,- 0
Juli 2 0 1 1 Manusia Rp.25.100,- 0
Agustus 4 2 3 3 Manusia Rp.2.250,- 0
September 6 7 1 3 Manusia Rp.3.050,- 4
Oktober 0 0 0 0 Manusia Rp.0,- 2
November 2 2 0 3 Manusia Rp.1.100,- 0
Desember 0 0 0 0 Manusia Rp.0,- 0

4.2 Pembahasan
Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa membutuhkan interaksi dengan
manusia lainnya. Interaksi tersebut dapat berwujud mobilitas dari suatu individu.
Dengan adanya mobilitas, terciptalah suatu hal-hal baru untuk mendukung kelancaran
mobilitas tersebut. Berawal dari keinginan manusia yang selalu menginginkan sesuatu
yang instan, maka terciptalah suatu alat sebagai perwujudan keinginan untuk
memudahkan mobilitas, berupa alat transportasi. Dengan adanya alat transportasi,
proses kegiatan manusia yang semakin kompleks menciptakan suatu kebutuhan akan
sesuatu yang dapat menjaga kenyamanan mobilitas dan transportasi sesuai keinginan
manusia. Sesuatu itu kemudian diwujudkan dalam bentuk beragam, seperti desain
teknologi, pemberlakuan aturan dalam transportasi, etika, dan sebagainya. Dalam hal
teknologi, sebagai contoh, produsen motor HONDA. HONDA sebagai produsen
sepeda motor yang memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, selalu
berinovasi menciptakan sepeda motor yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Hal
ini terbukti dengan diciptkannya sepeda motor HONDA yang didesain nyaman
digunakan, tahan dari gangguan kerusakan, dan dirancang dengan sedemikian rupa,
dengan pertimbangan aspek keamanan berkendara sehingga melancarkan mobilitas
pengendara. Dalam hal aturan, pemakaian helm SNI dan pembuatan marka jalan
diterapkan demi terwujudnya ketertiban lalu lintas bila dilaksanakan secara konsekuen.
Etika berkendara semestinya dijadikan suatu alat control tersendiri dari pribadi
pengendara, karena bersifat memberikan sugesti bagi pengendara, dank arena etika
adalah norma dari masyarakat dimana pengendara itu sendiri adalah bagian dari
masyarakat pula.

Sehubungan dengan kondisi diatas, penulis melirik pada kondisi nyata di


masyarakat yang dalam hal ini terfokus di wilayah Kabupaten Tanah Datar. Dari hasil
penelitian terlihat bahwa tingkat pengetahuan dan pemahaman akan aturan dalam
berkendara atau berlalu lintas oleh masyarakat Kabupaten Tanah Datar sudah cukup
baik. Namun masih disayangkan, persentase masyarakat yang tidak tahu dan hanya
tahu sedikit akan aturan dalam berkendara masih cukup besar. Hal ini berarti masih
perlu adanya sosialisasi aturan-aturan hukum secara komprehensif guna
meminimalisasi ketidaktahuan masyarakat akan peraturan yang ada. Hal yang cukup
menarik, terlihat bahwa mayoritas masyarakat pengendara telah mengetahui dan
memahami aturan dalam berlalu lintas, namun mereka tidak menerapkan aturan
tersebut secara konsisten dalam keseharian mereka ketika berkendara. Mereka
mengakui bahwa mereka menerapkan peraturan lalu lintas secara konsekuen bila tidak
ada pengawasan dari POLANTAS ataupun hanya kadang-kadang. Ini menunjukkan
bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan penerapan peraturan masih relatif rendah.
Tingkat kesadaran yang relatif rendah ini terlihat dari tingkat kesadaran menaati aturan
secara penuh dan konsekuen didominasi oleh jawaban kadang-kadang (24%) yang
hampir mencapai seperempat dari keseluruhan jumlah responden.

Dari fakta bahwa sebagian besar responden masih memiliki tingkat kesadaran yang
relatif rendah, akhirnya berdampak pada tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi.
Mayoritas responden mengakui bahwa pernah mengakui
BAB V

PENUTUP
5.1 SIMPULAN
1. Ada relevansi antara implementasi peraturan lalu lintas dan sikap yang sesuai etika
dan disiplin berkendara (variabel independen) dengan tingkat kecelakaan (variabel
dependen) bagi pengendara sepeda motor di Kabupaten Tanah Datar, dimana
keduanya berpengaruh positif dan korelasi antara keduanya juga bersifat korelasi
positif.
2. Jenis-jenis pelanggaran yang sering dilakukan oleh pengendara sepeda motor di
Kabupaten Tanah Datar ialah tidak membawa surat-surat iin berendara, melanggar
rambu-rambu lalu lintas, dan tidak menggunakan perlengkapan berkendara yang
baik dan benar.

5.2 SARAN
Saran yang diberikan dari penelitian yang telah dilakukan adalah:
1. Diharapkan pihak-pihak yang terkait dapat menerapkan program modifikasi
perilaku keselamatan dan kesehatan kerja yaitu Behavior Based Safety demi
pengendalian tingkat kecelakaan yang terjadi akibat perilaku yang buruk,
2. Perlu adanya peningkatan sosialisasi aturan dalam berlalu lintas kepada
masyarakat luas, serta menginformasikan peraturan khusus mengenai tata tertib
dan prosedur mengendara dengan jauh lebih baik lagi dan menyeluruh, sehingga
tidak ada pengendara yang tidak mengetahui aturan-aturan berlalu lintas.
3. Perlu adanya pengefektifan penegakkan aturan hukum yang konsekuen dari aparat
yang berwenang.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009. Laporan Bulanan Pelaksanaan Tilang Polres Tanah Datar 2009.

(Lembaran Negara)

Anonymous. 2005. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

angkutan Jalan

Nadra. 2007. Penuntun Penulisan Karya Ilmiah. Padang: Andalas University Press

http://www.google.com, Budayakan Memakai Helm SNI, diakses pada 17 Mei 2010

http://www.wikipedia.com, Kerugian Akibat Kecelakaan Lalu Lintas, diakses pada 07

Mei 2010

Anda mungkin juga menyukai