KTI Honda Best Students - Relevansi Pemahaman Pengendara Terhadap Peraturan Pemerintah Dan Tingkat Kecelakaan Di Kabupaten Tanah Datar
KTI Honda Best Students - Relevansi Pemahaman Pengendara Terhadap Peraturan Pemerintah Dan Tingkat Kecelakaan Di Kabupaten Tanah Datar
Ditulis dalam rangka mengikuti Lomba “Honda Best Student Goes To Jakarta”
Tahun 2010
KHARISMA UTARI
(NIS. 13447)
Mei 2010
Judul: RELEVANSI PEMAHAMAN PENGENDARA TERHADAP PERATURAN
PEMERINTAH DAN TINGKAT KECELAKAAN DI KABUPATEN
TANAH DATAR
BIODATA PENULIS
Mengetahui,
Kepala SMA 1 Batusangkar
NASRUL, S.Pd
NIP. 19540725 198003 1 006
ABSTRAK
Kata Kunci : Implementasi, Peraturan lalu lintas, Sikap berkendara yang sesuai
etika, Tingkat kecelakaan lalu lintas
Tujuan dari penelitian dan penulisan karya tulis ini adalah: 1) Untuk mengetahui
relevansi antara implementasi peraturan lalu lintas dan sikap yang sesuai etika dan disiplin
berkendara (variabel independen) dengan tingkat kecelakaan (variabel dependen) bagi
pengendara sepeda motor di Kabupaten Tanah Datar 2) Untuk mengetahui jenis
pelanggaran apa saja yang sering dilakukan oleh masyarakat Tanah Datar saat
mengendarai sepeda motor. Variabel dalam karya tulis ini meliputi variabel bebas yakni
Peraturan Lalu Lintas dan Sikap Berkendara Sesuai Etika, variabel terikat yakni Tingkat
Kecelakaan Lalu Lintas Sepeda Motor, dan variabel kendalinya adalah Masyarakat
Kabupaten Tanah Datar. Kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1) Ada relevansi antara
implementasi peraturan lalu lintas dan sikap yang sesuai etika dan disiplin berkendara
(variabel independen) dengan tingkat kecelakaan (variabel dependen) bagi pengendara
sepeda motor di Kabupaten Tanah Datar, dimana keduanya berpengaruh positif dan
korelasi antara keduanya juga bersifat korelasi positif 2) Jenis-jenis pelanggaran yang
sering dilakukan oleh pengendara sepeda motor di Kabupaten Tanah Datar ialah tidak
membawa surat-surat iin berendara, melanggar rambu-rambu lalu lintas, dan tidak
menggunakan perlengkapan berkendara yang baik dan benar.
KATA PENGANTAR
Kecelakaan lalu lintas pada umumnya terjadi karena berbagai faktor penyebab.
Faktor manusia dipengaruhi oleh kecerdasan emosi, yaitu kemampuan mengenali perasaan
kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri, dan kemampuan
mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
Kecerdasan emosi ini sangat mempengaruhi kehidupan seseorang secara keseluruhan
mulai dari kehidupan keluarga, pekerjaan, sampai interaksi lingkungan sosial, termasuk
dalam penyerapan dan penerapan norma-norma lalu lintas serta rasa tanggung jawab
terhadap nyawa diri sendiri maupun orang lain di jalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara pemahaman pengendara terhadap aturan lalu lintas dengan
perilaku melanggar pada pengendara sepeda motor. Hasil penelitian tersebut dibuat dalam
bentuk karya tulis dengan judul “Relevansi Pemahaman Pengendara terhadap Peraturan
Pemerintah dan Tingkat Kecelakaan di Kabupaten Tanah Datar”.
Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan dan penuh penghargaan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat-Nya.
2. KANITLAKA BRIPKA Solihin dan BRIPKA Mudasir (SATPOLANTAS
Batusangkar), yang telah memberikan sejumlah informasi berkaitan dengan penulisan
karya tulis ini.
3. Bapak dan Ibu guru Pembimbing Kelompok Ilmiah Remaja SMA 1 Batusangkar, yang
telah memberikan saran dan arahan dalam penulisan karya tulis ini.
4. Orang tua tercinta,yang telah menjadi motivator baik secara formil maupun materil
dalam penulisan karya tulis ini.
5. Dealer resmi Honda (Libra Motor) yang telah memberikan data dan informasi berkaitan
penulisan karya tulis ini.
Kritik maupun saran sangat penulis nantikan. Semoga menjadi ajang silaturahmi di
kemudian hari.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………… i
Lembar Pengesahan……………………………………………………………….. ii
Abstrak……………………………………………………………………..……….iii
Kata pengantar…………………………………………………………………….. iv
Daftar isi…………………………………………………………………………… vi
Bab I Pendahuluan
2.3 Aturan Hukum dan Etika Berkendara dalam Kegiatan Lalu Lintas…… 5
4.3 Pembahasan……………………………………………………………. 13
Bab V PENUTUP
5.1 Simpulan……………………………………………………………… 15
Daftar pustaka
Lampiran
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Pelanggaran Lalu Lintas Kabupaten Tanah Datar Menurut Jenis
Pelanggaran……………………………………………………………………11
Tabel 1.3 Data Kecelakaan LAKA LANTAS Kabupaten Tanah Datar Tahun
2008 sampai 2009………………………..……………………………………12
BAB I
PENDAHULUAN
2.2 Penanganan Kasus Kecelakaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Indonesia
Menurut UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan BAB
XIV, Kecelakaan Lalu Lintas Pasal 227 dikatakan: “Dalam hal terjadi Kecelakaan
Lalu Lintas, petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib melakukan
pananganan Kecelakaan Lalu Lintas dengan cara:
a. Mendatangi tempat kejadian dengan segera;
b. Menolong korban;
c. Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara;
d. Mengolah tingkat kejadian perkara;
e. Mengatur kelancaran arus Lalu Lintas;
f. Mengamankan barang bukti; dan
g. Melakukan penyidikan perkara.”
Yang dimaksud dengan “menolong korban” adalah upaya yang dilakukan untuk
membantu meringankan beban penderitaan korban akibat Kecelakaan Lalu Lintas,
antara lain memberikan pertolongan pertama di tempat kejadian dan membawa korban
ke rumah sakit.
2.3 Aturan Hukum dan Etika Berkendara dalam Kegiatan Lalu Lintas
Yang dimaksud dengan aturan hukum dalam lalu lintas adalah segala sesuatu
yang ditujukan untuk mengatur ketertiban dalam lalu lintas guna meniadakan segala
gangguan dalam rangka menciptakan kondisi lalu lintas yang aman, lancar, dan
terkendali yang dalam hal ini dikeluarkan negara atau badan yang berwenang yang
tertulis. Dalam contohnya adalah UU No. 22 Tahun 2009, Perda, dan lain sebagainya.
Yang dimaksud dengan etika berkendara adalah suatu aturan yang bersumber
dari masyarakat yang umumnya tidak tertulis namun telah menjadi kesepakatan
bersama yang sesuai dengan budaya masyarakat yang positif. Contoh etika berkendara
antara lain:
a. Tidak egois ketika berkendara di jalanan.
b. Selalu mengutamakan kepentingan umum.
c. Memperhatikan dan mengutamakan pejalan kaki.
d. Selalu menjaga jarak.
e. Selalu waspada.
f. Mengatur dan menyesuaikan kecepatan.
2.4 Kecelakaan Lalu Lintas
Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian di mana sebuah kendaraan bermotor
tabrakan dengan benda lain dan menyebabkan kerusakan. Kadang kecelakaan ini dapat
mengakibatkan luka-luka atau kematian manusia atau binatang.
Faktor manusia (Human Error)
Faktor manusia merupakan faktor yang paling dominan dalam kecelakaan.
Hampir semua kejadian kecelakaan didahului dengan pelanggaran rambu-rambu lalu
lintas. Pelanggaran dapat terjadi karena sengaja melanggar, ketidaktahuan terhadap arti
aturan yang berlaku ataupun tidak melihat ketentuan yang diberlakukan atau pula
pura-pura tidak tahu. Selain itu manusia sebagai pengguna jalan raya sering sekali lalai
bahkan ugal-ugalan dalam mengendarai kendaraan, tidak sedikit angka kecelakaan lalu
lintas diakibatkan karena membawa kendaraan dalam keadaan mabuk, mengantuk, dan
mudah terpancing oleh ulah pengguna jalan lainnya yang mungkin dapat memancing
gairah untuk balapan.
TEKNOLOGI TRANSPORTASI
SEPEDA MOTOR
METODOLOGI PENELITIAN
MENGURANGI TINGKAT
KECELAKAAN LALU LINTAS
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini berdasarkan tujuannya merupakan penelitian deskriptif.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana pemahaman masyarakat
khususnya pengendara mengenai peraturan pemerintah tentang lalu lintas dan
angkutan jalan, serta hubungannya dengan tingkat kecelakaan.
Responden
No. Pilihan Jawaban
Jumlah Jawaban Frekuensi (%)
A Sepeda 6 4
1. B Sepeda Motor 111 74
C Mobil 33 22
A Ya 104 69,3
2. B Tidak 2 1,3
C Sedikit 44 29,3
A Selalu 84 56
B Sering 25 16,6
3.
C Kadang-kadang 36 24
D Tidak Pernah 5 3,3
A Selalu 2 1,3
4.
B Kadang-kadang 148 98,6
A Sering 5 3,3
B Kadang-kadang 42 28
5.
C Jarang 72 48
D Tidak pernah 31 20,6
A Pernah 92 61,3
6.
B Tidak Pernah 58 38,6
A Perlu 124 82,6
7. B Tidak Perlu 26 17,3
C Kadang-kadang - 0
A Paham 42 28
8. B Sedikit 92 61,3
C Tidak Sama Sekali 16 10,6
A Ya 46 30,6
9.
B Tidak 104 69,3
10. A Biasa-biasa Saja 6 4
B Lebih memperhatikan 144 96
A Setuju 117 78
11. B Kurang Setuju 28 18,6
C Tidak setuju 5 3,3
A Setuju 122 81,3
12. B Kurang Setuju 27 18
C Tidak Setuju 1 0,6
Total Responden: 150
Dari pengambilan data pada sampel (responden) dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Bahwa sepeda motor adalah kendaraan yang paling banyak digunakan responden
untuk mempermudah mobilitas mereka. Terlihat dari persentase sebesar 74%, yang
hampir mencapai tiga per empat dari keseluruhan jumlah responden.
2. Mayoritas responden atau sebanyak 69,3% mengetahui dengan baik tentang
aturan-aturan dalam berkendara sepeda motor. Namun, yang tidak tahu dan yang
sedikit memahami aturan dalam berkendara jumlahnya menunjukkan angka yang
cukup berarti atau sebanyak 30,6%.
3. Sebagian besar responden (43,9%) mengaku bahwa mereka tidak selalu
menerapkan aturan lalu lintas dalam berkendara sepeda motor, dan yang lainnya
sebanyak 56% mengaku menaati aturan berkendara secara konsekuen.
4. Hampir seluruh responden (sebanyak 98,6%) mengakui bahwa ketika berkendara
sepeda motor, terkadang mereka melakukan pelanggaran lalu lintas, baik diketahui
oleh pihak yang berwajib (POLANTAS) maupun tidak.
5. Mayoritas responden mengaku bahwa mereka telah melanggar aturan lalu lintas
pada waktu mengendarai sepeda motor yakni sebanyak 79,3% dengan tingkat
dominasi frekuensi jarang sebesar 48%.
6. Sebagian besar responden atau sebanyak 61,3% mengatakan bahwa mereka pernah
mengalami kecelakaan lalu lintas dalam berkendara sepeda motor.
7. Mayoritas responden menyatakan bahwa perlu adanya suatu aturan yang
menyangkut penggunaan sepeda motor dalam berkendara, yakni sebanyak 82,3
dan tak satu pun responden yang menyatakan tidak perlu.
8. Sebanyak 10,6% dari responden mengaku bahwa mereka tidak mengerti sama
sekali dengan undang-undang yang mengatur etika dalam berkendara dengan
sepeda motor. Lebih dari separuh responden mengatakan bahwa mereka hanya
mengetahui sedikit, dan hanya 28% yang menyatakan bahwa mereka paham
dengan peraturan tersebut.
9. Sebagian besar responden (69,3%) menyatakan bahwa berkendara yang aman dan
nyaman tidak cukup hanya dengan menggunakan helm SNI.
10. Hampir seluruh responden mengaku bahwa mereka akan lebih memperhatikan
sikap terhadap kecelakaan lalu lintas yang terjadi akibat ketidakdisiplinan
pengendara sepeda motor, dan hanya 4% yang hanya bersikap biasa-biasa saja.
11. Sekitar tiga per empat dari jumlah keseluruhan responden menyatakan bahwa
mereka setuju jika safety riding dijadikan kurikulum di sekolah.
12. Mayoritas responden (81,3%) setuju bahwasanya faktor kesalahan manusia
(human error) adalah penyebab utama tingginya tingkat kecelakaan lalu lintas yang
sebagian besarnya adalah pengguna sepeda motor.
Pelanggaran
Bulan
Jumlah Marka Surat-surat Kelengkapan
Januari-2009 634 102 167 175
Februari 679 110 166 196
Maret 513 108 92 119
April 420 76 103 107
Mei 522 91 165 83
Juni 512 89 147 70
Juli 560 125 181 51
Agustus 477 97 134 60
September 431 96 97 69
Oktober 525 69 190 61
November 308 69 82 47
Desember 205 73 27 37
Januari-2010 146 51 28 15
Februari 899 20 21 105
Maret 956 475 202 43
April 706 280 145 34
Sumber: SAMSAT Kabupaten. Tanah Datar
Tabel 1.3 Data Kecelakaan LAKA LANTAS Kabupaten Tanah Datar Tahun 2008 sampai
2009
Luka Luka Penyebab Rugi Materil
Bulan/Tahun Jumlah Meningga Berat Ringan Selesai
l
Tahun 2008 114 31 6 181 Manusia Rp.189.600.000,- 91
Januari 2009 11 7 2 20 Manusia Rp.12.900.000,- 6
Februari 7 0 0 15 Manusia Rp.11.150,- 6
Maret 9 2 0 16 Manusia Rp.23.700,- 8
April 6 2 0 7 Manusia Rp.1.950,- 4
Mei 4 1 0 6 Manusia Rp.3.000,- 3
Juni 3 4 0 1 Manusia Rp.10.600,- 0
Juli 2 0 1 1 Manusia Rp.25.100,- 0
Agustus 4 2 3 3 Manusia Rp.2.250,- 0
September 6 7 1 3 Manusia Rp.3.050,- 4
Oktober 0 0 0 0 Manusia Rp.0,- 2
November 2 2 0 3 Manusia Rp.1.100,- 0
Desember 0 0 0 0 Manusia Rp.0,- 0
4.2 Pembahasan
Manusia sebagai makhluk sosial, senantiasa membutuhkan interaksi dengan
manusia lainnya. Interaksi tersebut dapat berwujud mobilitas dari suatu individu.
Dengan adanya mobilitas, terciptalah suatu hal-hal baru untuk mendukung kelancaran
mobilitas tersebut. Berawal dari keinginan manusia yang selalu menginginkan sesuatu
yang instan, maka terciptalah suatu alat sebagai perwujudan keinginan untuk
memudahkan mobilitas, berupa alat transportasi. Dengan adanya alat transportasi,
proses kegiatan manusia yang semakin kompleks menciptakan suatu kebutuhan akan
sesuatu yang dapat menjaga kenyamanan mobilitas dan transportasi sesuai keinginan
manusia. Sesuatu itu kemudian diwujudkan dalam bentuk beragam, seperti desain
teknologi, pemberlakuan aturan dalam transportasi, etika, dan sebagainya. Dalam hal
teknologi, sebagai contoh, produsen motor HONDA. HONDA sebagai produsen
sepeda motor yang memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, selalu
berinovasi menciptakan sepeda motor yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Hal
ini terbukti dengan diciptkannya sepeda motor HONDA yang didesain nyaman
digunakan, tahan dari gangguan kerusakan, dan dirancang dengan sedemikian rupa,
dengan pertimbangan aspek keamanan berkendara sehingga melancarkan mobilitas
pengendara. Dalam hal aturan, pemakaian helm SNI dan pembuatan marka jalan
diterapkan demi terwujudnya ketertiban lalu lintas bila dilaksanakan secara konsekuen.
Etika berkendara semestinya dijadikan suatu alat control tersendiri dari pribadi
pengendara, karena bersifat memberikan sugesti bagi pengendara, dank arena etika
adalah norma dari masyarakat dimana pengendara itu sendiri adalah bagian dari
masyarakat pula.
Dari fakta bahwa sebagian besar responden masih memiliki tingkat kesadaran yang
relatif rendah, akhirnya berdampak pada tingkat kecelakaan lalu lintas yang tinggi.
Mayoritas responden mengakui bahwa pernah mengakui
BAB V
PENUTUP
5.1 SIMPULAN
1. Ada relevansi antara implementasi peraturan lalu lintas dan sikap yang sesuai etika
dan disiplin berkendara (variabel independen) dengan tingkat kecelakaan (variabel
dependen) bagi pengendara sepeda motor di Kabupaten Tanah Datar, dimana
keduanya berpengaruh positif dan korelasi antara keduanya juga bersifat korelasi
positif.
2. Jenis-jenis pelanggaran yang sering dilakukan oleh pengendara sepeda motor di
Kabupaten Tanah Datar ialah tidak membawa surat-surat iin berendara, melanggar
rambu-rambu lalu lintas, dan tidak menggunakan perlengkapan berkendara yang
baik dan benar.
5.2 SARAN
Saran yang diberikan dari penelitian yang telah dilakukan adalah:
1. Diharapkan pihak-pihak yang terkait dapat menerapkan program modifikasi
perilaku keselamatan dan kesehatan kerja yaitu Behavior Based Safety demi
pengendalian tingkat kecelakaan yang terjadi akibat perilaku yang buruk,
2. Perlu adanya peningkatan sosialisasi aturan dalam berlalu lintas kepada
masyarakat luas, serta menginformasikan peraturan khusus mengenai tata tertib
dan prosedur mengendara dengan jauh lebih baik lagi dan menyeluruh, sehingga
tidak ada pengendara yang tidak mengetahui aturan-aturan berlalu lintas.
3. Perlu adanya pengefektifan penegakkan aturan hukum yang konsekuen dari aparat
yang berwenang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2009. Laporan Bulanan Pelaksanaan Tilang Polres Tanah Datar 2009.
(Lembaran Negara)
Anonymous. 2005. Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
angkutan Jalan
Nadra. 2007. Penuntun Penulisan Karya Ilmiah. Padang: Andalas University Press
Mei 2010