Disusun oleh :
Adifa Wanda (
Julia Rohmatika (302019007)
Laesita Wisa K (302019015)
Riscka Amelia Sopiani (302019022)
Dewi Larassati (302019023)
Ocky Verenita Prameswari (302019033)
Yusri Rosrinda Widjaya (302019039)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan jiwa
”Asuhan Keperawatan pada Tn. R (35 tahun) dengan Masalah Keperawatan
Ketidakberdayaan” dengan baik.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW
beserta para keluarga, sahabat dan orang-orang yang berjuang di jalan Allah SWT hingga akh
ir zaman. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumul kiyamah kelak. Aamiin.
Selesainya penulisan makalah ini adalah berkat dukungan dari semua pihak, untuk itu
penulis menyampaikan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang terl
ibat dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat dan informasi bagi kita semua khususny
a dapat memberikan informasi mengenai masalah Ketidakberdayaan pada Tn. R
Dengan sepenuh hati penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki k
ekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi k
esempurnaan makalah ini.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................6
A. Aspek Pengkajian..................................................................................................................6
B. Respon dan Perilaku Terkait Ketidakberdayaan....................................................................9
C. Faktor Predisposisi..............................................................................................................10
D. Faktor Presipitasi.................................................................................................................12
E. Penilaian Terhadap Stresor Ketidak Berdayaan..................................................................13
F. Asuhan Keperawatan Gangguan Ketidakberdayaan............................................................15
BAB III PENUTUP................................................................................................................32
A. Kesimpulan..........................................................................................................................32
B. Saran....................................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................33
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi kehidupan di era modern semakin kompleks. Proses modernisasi sampai saat
ini masih tampak dimonopoli oleh masyarakat perkotaan (urban community), terutama di
kota-kota negara yang sedang berkembang, seperti halnya di Indonesia. Modernisasi
sebagai proses perubahan sosial tidak dapat dihindari oleh masyarakat manapun,
khususnya masyarakat perkotaan. Modernisasi memiliki dampak positif dan negatif.
Dampak positifnya, masyarakat memiliki teknologi modern sehingga dapat
mensejahterakan kehidupan manusia. Sementara dampak negatif dari modernisasi antara
lain, dikarenakan perubahan yang cepat, maka tidak setiap orang dapat mengikuti
perubahan sosial tersebut. Akibatnya meningkatkan beban psikologis, sosiologis, maupun
beban ekonomi (Soeroso, 2008).
Stresor kehidupan semakin meningkat. Individu diharuskan untuk menghadapi stresor
tersebut dengan kemampuan koping yang dimiliki. Ketika terjadi ketidakadekuatan
koping yang adaptif, maka dapat mengarah pada perilaku yang menyimpang (Widianti,
2007). Keperawatan merupakan ilmu yang memberikan fokus perhatian utama terhadap
kondisi homeostasis individu dalam kondisi seimbang. Stres merupakan salah satu reaksi
atau respon psikologis manusia saat dihadapkan pada hal-hal yang dirasa telah melampaui
batas atau dianggap sulit untuk dihadapi. Seseorang yang mengalami stres dapat
berdampak positif atau negatif (Agolla & Ongori, 2009)
Koping individu tidak efektif didefinisikan sebagai kerusakan perilaku adaptif dan
kemampuan menyelesaikan masalah seseorang dalam menghadapi tuntutan peran dalam
kehidupan (Townsend, 2010). Koping yang tidak efektif dapat mengarahkan kepada suatu
kondisi ketidakberdayaan. Ketika individu terus mencoba menggunakan berbagai sumber
koping yang dimiliki dan dapat ia digunakan, Tetapi tidak menghasilkan suatu hasil yang
mengarah kepada tujuan penggunaan koping. Maka, dapat berakibat pada kelelahan
menggunakan sumber adaptasi, sehingga menempatkan individu dalam kondisi
ketidakberdayaan. Pada ketidakberdayaan, klien mungkin mengetahui solusi terhadap
masalahnya, tetapi percaya bahwa hal tersebut di luar kendalinya untuk mencapai solusi
tersebut. Jika ketidakberdayaan berlangsung lama, dapat mengarah ke keputusasaan.
4
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka ada beberapa masalah
yang dapat penulis rumuskan. Adapun rumusan dalam makalah ini sebagai berikut.
1. Bagaimana pengkajian pada masalah keperawatan ketidakberdayaan ?
2. Bagaimana respon dan perilaku terkait ketidakberdayaan ?
3. Apa saja factor predisposisi ?
4. Apa saja factor presipitasi ?
5. Bagaimana penilaian terhadap stressor yang berhubungan dengan
ketidakberdayaan ?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
ketidakberdayaan ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek Pengkajian
1. Pengkajian menurut Direja (2011) pada pengkajian data-data yang ditampilkan
pada pasien ketidakberdayaan :
a. Mengatakan secara verbal ketidakmampuan mengendalikan atau mempengaruhi
situasi
b. Mengatakan tidak dapat menghasilkan sesuatu
c. Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri
d. Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat kkesempatan diberikan
e. Segan mengekspresikan perasaan yang sebenarnya
f. Apatis pasif
g. Ekspresi muka murung
h. Bicara dan gerakan lambat
i. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
j. Tidur berlebihan
k. Menghindari orang lain.
2. Diagnosa keperawatan
Menurut PPNI (2016) rumusan diagnosa ketidakberdayaan yaitu :
P : ketidakberdayaan
E : Program perawatan/pengobatan yang kompleks atau jangka panjang
S : pasien mengatakan .
Diagnose keperawatan : ketidakberdayaan
3. Intervensi keperawatan
Menurut Muhith (2015), rencana asuhan keperawatan gangguan ketidakberdayaan
yaitu :
Tujuan Umum : Pasien dapat melakukan cara pengambilan keputusan yang efektif
untuk mengendalikan situasi kehidupannya dengan demikian menurunkan perasaan
rendah diri.
TUK 1 : Pasien dapat menjalin dan membina hubungan terapeutik dengan perawat
Intervensi :
Intervensi :
6
a. Lakukan pendekatan yang hangat, menerima pasien apa adanya dan bersifat
empati
b. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri
(misalnya rasa marah, frustasi, dan simpati
c. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya suportif
d. Beri waktu untuk pasien berespon
Intervensi :
Intervensi :
4. Implementasi keperawatan
Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah pada tahap perencanaan.
7
a. Pengertian : Terapi Realitas adalah suatu sistem yang difokuskan pada tingkah
laku sekarang. Terapis berfungsi sebagai guru dan model serta
mengonfrontasikan klien dengan cara-cara yang bisa membantu klien
menghadapi kenyataan
b. Tujuan Terapi : Menolong individu agar mampu mengurus diri sendiri, supaya
dapat menentukan dan melaksanakan perilaku dalam bentuk nyata, Mendorong
konseli agar berani bertanggung jawab serta memikul segala resiko yang ada,
sesuai dengan kemampuan dan keinginannya dalam perkembangan dan
pertumbuhannya.
Persiapan
1) Menyiapkan tempat yang nyaman untuk dilakukan terapi.
2) Mempersiapkan klien, membuat kontrak waktu dan tempat.
3) Menjelaskan tujuan terapi yang akan dilakukan.
4) Menjelaskan tahapan-tahapan pelaksanaan
Pelaksanaan
1) Pra Interaksi
a) Menyiapkan diri secara fisik dan psikologis (tidak ada konflik internal
yang dapat mempengaruhi proses terapi)
b) Menyiapkan lingkungan yang tenang, nyaman, dan aman
2) Interaksi
Orientasi
Kerja
8
c) Mengarahkan pasien untuk menunjukan potensi diri
d) Menjelaskan kepada pasien mengenai konsekuensi perilakunya
e) Melatih pasien untuk membuat rencana kegiatan
Terminasi
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahapan terakhir dari proses keperawatan
untuk mengukur respons klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke
arah pencapaian tujuan (Potter dan Perry, 2006). Evaluasi dari pemberian terapi
realita yakni klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi
ketidakberdayaan dengan data objektif subjek penelitian mengatakan mampu
melaksanakan aktivitas sebelumnya, merasa dianggap, menyatakan keyakiinan peran,
menyatakan dapat mengontrol diri dan merasa tidak tertekan dan data objektif dapat
melaksanakan aktivitas secara mandiri dan mampu berpartisipasi dalam perawatan..
1. Respon fisik
2. Respon perilaku
9
Akan mencerminkan baik emosi dan perubahan fisiologis yang dialami oleh individu,
serta analisis kognitif tentang situasi stres. Caplan menggambarkan empat fase interdi
gitating atau aspek dari respon individu untuk peristiwa stres.
Konseptualisasi respon perilaku individu dalam fase ini mungkin akan membantu unt
uk perawat.
3. Respon sosial
C. Faktor Predisposisi
1. Biologis
a. Tidak ada riwayat keturanan (salah satu atau kedua orang tua menderita
gangguan jiwa)
b. Gaya hidup (tidak merokok, obat-obatan, zat adiktif) dan pengalaman zat
terlarang
c. Menderita penyakit kronis (riwayat melakukan general check up,tanggal
terakhir periksa)
d. Ada riwayat menderita penyakit jantung,paru-paru yang menggangu
pelaksanaan aktivitas harian pasien
10
e. Ada riwayat sakit panas lama saat perkembangaan balita sampai kejang kejang
atau pernah mengalami riwayat trauma kepala yang menimbulkan lesi pada
lobus frontal,temporal,limbic.
f. Riwayat penderita penyakit yang secara progresif menimbulkan
ketidakmampuan misalkan: multiple sclerosis,kanker terminal atau aids.
2. Psikologis
a. Pengalaman perubahan gaya hidup akibat lingkungan tempat tinggal
b. Ketidakmampuan mengambil keputusan dan mempunyai kemampuan komunikasi
verbal yang kurang atau kurang dapat mengekspresikan perasaan terkait dengan
penyakitnya atau kondisi dirinya
c. Ketidakmampuan menjalankan peran akibat penyakit secara progresif
menimbulkan ketidakmampuan,misalnya: multiple scelerosis,kanker terminal atau
aids
d. Kurang puas dengan kehidupan (tujuan hidup yang salah dicapai)
e. Merasa frustasi dengan kesehataanya sekarang dan kehidupannya yang sekarang
f. Pola asuh orang tua pada saat klien anak hingga remaja yang terlalu otoriter atau
terlalu melindungi /menyayangi
g. Motivasi : penerimaan umpan balik negative yang konsisten selama tahap
perkembangaan balita hingga remaja,kurang minat dalam mengembangkan hobi
dan aktifitas sehari hari
h. Pengalamaan aniaya fisik ,baik sebagai pelaku,korban maupun sebagai saksi
i. Self control : tidak mampu mengontrol perasaan dan emosi,mudah cemas,rasa
takut akan tidak diakui,gaya hidup tidak berdaya
j. Kepribadian :mudah marah,pasif cenderung tertutup
3. Social budaya
a. Usia 30-an meninggal berpotensi mengalami ketidak-berdayaan
b. Jenis kelamin laki-laki atau perempuan mempunyai kecenderungan yang sama
untuk mengalami ketidakberdayaan tergantung peran yang dijalankan dalam
kehidupannya
c. Pendidikan rendah
d. Kehilangan kemampuan melakukan aktifitas akibat proses penuaan misalnya
pensiun deficit memori,deficit motoric,status financial atau orang terdekat yang
berlangsung lebih dari 6 bulan
11
e. Adanya norma individu atau masyarakat yang menghargai control(misalnya
control lokus internal
f. Dalam kehidupan social cenderung ketergantungaan dengan orang lain,tidak bisa
berpartisipasi dalam social kemasyarkatan secara aktif enggan bergaul dan
kadang menghindar dari orang lain
g. Pengalamaan social,kurang aktif dalam kegiataan dimasyarakat
h. Kurang terlibat dalam kegiataan politik dalam secara aktif maupun pasif
D. Faktor Presipitasi
Faktor prestisipasi dapat menstimulasi klien jartuh kepada kondisi ketidak
berdayaan dipengaruhi oleh kondisi ekternal dan internal.kondisi internal dimana
pasien kurang dapat menerima perubahaan fisik dan pskilogis yang terjadi. kondisi
external biasanya keluarga dan masyarakat tidak mendukung atau mengakui
keberaadaan yang sekarang terkait dengan perubahaan fisik dan peran nya.sedangkan
durasi stressor terjadi kurang lebih 6 bulan terakhir,dan waktu terjadinya dapat
bersamaan ,silih berganti atau hampir bersamaan dengan jumlah stressor lebih dari
satu dan mempunyai kualiatas yang berat .hal tersebut dapat mengstimulasi tidak
keberdayaan bahkan memperberat kondisi ketidak berdayaan yang dialami oleh klien.
Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan faktor presiptasi timbulnya
ketidakberdayaan adalah sebagai berikut:
1. Biologis
a. Menderita suatu penyakit dan harus dilakukan terapi tertentu, Program pengobatan
yang terkait dengan penyakitnya (misalnya jangka panjang, sulit dan kompeks)
(proses intoksifikasi dan rehabilitasi).
b. Kambuh dari penyakit kronis dalam 6bulan terakhir
c. Dalam enam bulan terakhir mengalami infeksi otak yang menimbulkan kejang atau
trauma kepala yang menimbulkan lesi pada lobus frontal, temporal dan limbic
d. Terdapat gangguan sistem endokrin
e. Penggunaan alkhohol, obat-obatan, kafein, dan tembakau
f. Mengalami gangguan tidur atau istirahat
g. Kurang mampu menyesuaikan diri terhadap budaya, ras, etnik dan gender
h. Adanya perubahan gaya berjalan, koordinasi dan keseimbangan
2. Psikologis
a. Perubahan gaya hidup akibat menderita penyakit kronis
12
b. Tidak dapat menjalankan pekerjaan, hobi, kesenangan dan aktivitas sosial yang
berdampak pada keputusasaan.
c. Perasaan malu dan rendah diri karena ketidakmampuan melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari akibat tremor, nyeri, kehilangan pekerjaan.
d. Konsep diri: gangguan pelaksanaan peran karena ketidakmampuan melakukan
tanggungjawab peran.
e. Kehilangan kemandirian atau perasaan ketergantungan dengan orang lain.
3. Sosial budaya
a. Kehilangan pekerjaan dan penghasilan akibat kondisi kesehatan atau
kehidupannya yang sekarang.
b. Tinggal di pelayanan kesehatan dan pisah dengan keluarga (berada dalam
lingkungan perawatan kesehatan).
c. Hambatan interaksi interpersonal akibat penyakitnya maupun penyebab yang lain
d. Kehilangan kemampuan melakukan aktivitas akibat proses penuaan (misalnya:
pensiun, defisit memori, defisit motorik, status finansial atau orang terdekat yang
berlangsung dalam 6 bulan terakhir)
e. Adanya perubahan dari status kuratif menjadi status paliatif.
f. Kurang dapat menjalankan kegiatan agama dan keyakinannya dan
ketidakmampuan berpartisipasi dalam kegiatan sosial di masyarakat.
Respon atau penilaian terhadap stressor adalah proses evaluasi menyeluruh yang dilak
ukan individu terhadap sumber stress dengan tujuan untuk melihat kejadian yang dialami
( Stuart, 2013)
13
Pada klien ketidakberdayaan bila mereka berpikir bahwa suatu situasi merupakan anc
aman dan menimbulkan stress maka dirinya akan berperilaku tidak mampu mengontrol si
tuasi dan menarik diri dari situasi tersebut.
Respon kognitif yang dilakukan sebagian besar klien ketidakberdayaan adalah memili
ki pemikiran dan penalaran yang negative, cara berpikir yang tidak rasional dan logis aki
bat terganggunya fungsi tubuh ( Asbring, 2001 ). Pemikiran dan penalaran negative seper
ti merasa tidak layak, tidak ada harapan, merasa ekonomi dan ketidakberdayaan teranca
m.
Respon efektif terhadap stressor yang muncul pada klien ketidakberdayaan adala
h merasa tertekan, bersalah, marah, iritabilitas, takut dan cemas. Secara teori disebutkan
bahwa respon yang ditunjukan klien secara efektif adalah jengkel, marah, tidak nyaman,
mudah tersinggung, tidak berdaya, sedih, apatis, ansietas, frustasi, bahkan defresi ( Stan
mark, 2004). Respon afektif dapat disimpulkan bahwa respon afektif yang ditemukan pa
da klien dengan ketidakberdayaan sesuai dengan teori yang ada, Respon afekttif menunju
kan suatu perasaan yang dipengaruhi oleh lamanya individu terpapar stressor penyakit kr
onis.
Respon fisiologis dapat dirasakan oleh individu atau ditemukan berdasarkan hasil
pemeriksaan/ pengamatan. Sebagian besar klien ketidakberdayaan merasakan sulit tidur,
sedangkan hasil pemeriksaan/ pengamatan ditemukan perubahan tekanan darah, muka te
gang, perubahan denyut jantung, dan pernafasan.( Boyd dan NIhart)
Respon perilaku menggambarkan respon emosi dan fisiologis dari hasil analisis k
ognitif ketika mengahadapi kondisi yang menuh stress. Sebagian besar klien ketidakberd
ayaan berperilaku tergantung pada orang lain, pasif, tidak ada pertahanan pada praktik pe
rawatan diri, tidak memantau kemajuan pengobatan dan berpartisipasi dalam perawatan,
perilaku kekerasan, tidak mampu beraktivitas, menarik diri dan gelisah ( Carpenito,2009
NANSA,2013)
Respon social merupakan tanda dan gejala yang muncul terkait dengan kemampu
an individu dalam melakukan kegiatan social. Sebagian besar klien ketidakberdayaan me
nunjukan respon social menarik diri, dan tidak mamapu bersosialisasi. Secara teori respo
n social yang mucul pada penyakit kronis adalah menolak hubungan dengan orang lain,
melanggar batas jarak personal saat berinteraksi, terbatasnya pemenuhan peran dan kegia
tan social.
14
F. Asuhan Keperawatan Gangguan Ketidakberdayaan
I. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. R (L) Tanggal Pengkajian : 7 Februari
2021
Umur : 35 Tahun RM No. : 234567
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam
Status Marital : Menikah
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB (Informan)
Nama : Tn. B
Umur : 30 Tahun
Hubungan dengan klien:
2. HARAPAN DAN PERSEPSI KLIEN/ KELUARGA
2.1 Keluhan Utama dan alasan pergi ke Puskesmas/ Klinik ataupun tidak pergi
Saat dikaji klien tampak murung, bicara pelan dan lambat mengatakan sedih karena
istrinya sudah 1 bulan ini meminta cerai. Klien mengatakan “sudah tidak ada lagi
yang bisa saya lakukan, saya tidak bisa berbuat apa-apa, istri saya sudah kecewa
dengan saya”. Kalimat ini diucapkan secara berulang.
15
b. Identitas :
Nama klien adalah Tn. R, umur 35 tahunn, bekerja sebagai kepala cleaning
service.
c. Peran Diri:
klien tau sebagai laki-laki dan sebagai keluarga seharusnya bisa menjaga keluarga dan
memberikan nafkah
d. Ideal diri :
Klien berharap setelah keluar dari lapas bisa bekerja kembali dan memperbaiki
hubungannya dengan istri
e. Harga diri :
Klien tidak malu jika nanti ada orang yang meledek mantan narapidana atau pengguna
narkoba.
16
4. PENGKAJIAN KELUARGA
4.1 Genogram
Ket: = Laki-laki
= Perempuan
= Klien
= Garis Perkawinan
= Garis Keturunan
5. PENGKAJIAN FISIK
a. Tanda Vital : TD : 120/80mmHg N : 60x/menit S :36,5˚C P : 12x/menit
b. Ukuran : TB : 155 Kg BB : 53 Kg
c. Keluhan utama/penyakit saat ini :
Saat dikaji klien tampak murung, bicara pelan dan lambat mengatakan sedih karena
istrinya sudah 1 bulan ini meminta cerai. Klien mengatakan “sudah tidak ada lagi yang
bisa saya lakukan, saya tidak bisa berbuat apa-apa, istri saya sudah kecewa dengan
saya”. Kalimat ini diucapkan secara berulang.
17
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………
e. Riwayat Penyakit dahulu (riwayat sebelum dirawat, kapan terjadi, pengobatan
yang dijalani)
Klien tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
6. PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Nilai dan keyakinan
Klien merasa di lapas merupakan tempat klien untuk bertaubat dan menebus kesalahan.
Klien berharap Allah akan memaafkan dan mengabulkan doanya dan meluluhkan hati
istrinya sehingga tidak minta bercerai.
b. Kegiatan ibadah
Selama di lapas klien selalu melakukan ibadah sholat 5 waktu, dan mengikuti setelah
sholat subuh.
7. PENGKAJIAN SEKSUAL
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………..
………………………
8. PENGETAHUAN dan ASPEK MEDIS
1. Pengetahuan tentang Penyakit yang dideritanya :
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………
…………
18
meminta cerai stressor
- Klien mengatakan ↓
sudah tidak ada lagi Sumber terhadap
yang bisa klien stressor
lakukan ↓
- Klien mengatakan Mekanisme koping
bahwa klien sudah ↓
tidak bisa berbuat Rentang respon koping
apa-apa ↓
- Klien mengatakan Adaptif
bahwa istrinya sudah ↓
sangat kecewa Ketidak berdayaan
- Klien berharap Allah
meluluhkan hati
istrinya sehingga
tidak minta cerai
DO:
- TD : 120/80mmHg
- N : 60x/menit
- S :36,5˚C
- P : 12x/menit
- Klien tampak murung
- Bicara klien pelan dan
lambat
- Klien tampak jarang
bergabung dengan
teman-temannya
19
- Klien tampak ↑
menyendiri Faktor presipitasi :
- Klien tampak jarang Stressor psikologis,
bergabung bersama stressor sosial budaya,
teman-temannya stressor biologis dan
- Sebelum di tangkap, lingkungan sosial
ketika klien
memiliki masalah
atau merasa bosan
klien memilih
menggunakan
narkoba
20
keputu diharapkan : a dalam uat
san - Perasa pencap perenc
yang a aian anaan
efektif diasing hidup - Memb
untuk kan Terapeutik : iasaka
menge menur - Libatka n
ndalik un (5) n pasien
an - Perasa pasien dalam
situasi an secara mera
kehidu terteka aktif wat
panny n dalam diriny
a (depre perawa a
denga si) tan sendir
n menur - Berikan i
demiki un (5) kesemp - Kelom
an - Pengas atan pok
menur ingan kepada pendu
unkan menur pasien kung
perasa un (5) dan adalah
an keluarg sumbe
rendah a r kuat
diri terlibat untuk
Tujuan dengan pasien
Khusus: dukung dan
1. pasien an orang
dapat kelomp yang
menjalin dan ok berma
membina - Ciptaka kna
hubungan n bagi
terapeutik lingkun pasien
dengan gan .
perawat yang - Memb
2. pasien memud eri
dapat ahkan rasa
mengenali mempr nyama
dan aktikan n
mengekspresi kebutu pasien
kan emosinya han dan
3. pasien spiritua terpen
dapat l uhinya
meodifikasi Edukasi : kebut
pola kognitif - Anjurka uhan
yang n spritu
21
negative mempe al
rtahank pasien
an denga
hubung n
an muda
- Anjurka h
n - Menin
mempe gkatka
rtahank n
an proses
hubung penye
an mbuh
terapeu an dan
tik kema
dengan mpua
orang n
lain koping
- Latih emosi
cara onal
menge pasien
mbangk - Merefl
an esikan
spiritua diri
l diri pasien
terhad
ap
makna
hidup.
22
Khusus: diharapkan : n perenc
- Pasien - Meliha -Identify anaan
dapat t peruba - Untuk
mengi bagian han Menge
dentifi tubuh citra tahui
kasi memb tubuh apaka
citra aik (5) yang h
tubuhn - Verbali mengak pasien
ya sasi ibatkan bisa
- Pasien kecaca isolasi meliha
dapat tan social t
memge bagian - Monitor bagian
identifi tubuh apakah tubuh
kasi memb pasien yang
potensi aik (5) bisa menga
(aspek melihat lami
positif) bagian perub
- Pasien tubuh ahan
dapat yang - Memb
melak beruba ina
ukan h hubun
cara Terapeutik : gan
untuk - Diskusi saling
menin kan percay
gkatka peruba a
n citra han antara
tubuh tubuh pasien
- Pasien dan dan
dapat fungsin peraw
berinte ya at
raksi - Diskusi - Untuk
denga kan memb
n perbeda antu
orang an pasien
lain penamp dalam
ilan mene
fisik mukan
terhada peneri
p harga maan
diri diri
- Diskusi - Ntuk
kan meing
cara katkan
23
menge kemba
mbangk li
an harga
harapan diri
citra pasien
tubuh ,
secara sehing
realistis ga
- Diskusi pasien
kan dapat
perseps menca
i pasien pai
dan aktuali
keluarg sasi
a diri
tentang yang
peruab maksi
haan mal
citra dan
tubuh menya
Edukasi : dari
- Anjurka potens
n i diri
mengun yang
gkapka dimili
n ki
gambar - Memb
an diri antu
terhada melati
p citra h
tubuh kemba
- Latih li
fungsi fungsi
tubuh tubuh
yang untuk
dimiliki mengi
ntegra
sikan
pereps
i dan
interp
estasi
stimul
24
asi
diri.
25
koping un (1) usan
yang - Diskusi sendir
lebih kan i
efektif kelebih - Memb
- Klien an dan antu
dapat kekura meni
menge ngan mbang
tahui dari ankan
manfa setiap keput
at dari solusi usan
koping pasien
yang ia - Fasiltasi dalam
gunak melihat menga
an situasi mbil
secara keput
realistik usan
- Memb
- Motivas antu
i pasien
mengun untuk
gkapka meliha
n tujuan t
perawa situasi
tan secara
yang realist
diharap ik
kan - Menin
gkatka
- Fasilitas n
i kadar
pengam peraw
bilan atan
keputus diri
an pasien
secara - Memb
kolabor antu
atif pasien
menga
- Hormat mbil
i hak keput
pasien usan
untuk secara
meneri bersa
26
ma atau ma
menola - Untuk
k memb
informa uat
si pasien
tidak
- Fasilitas meras
i a
menjela tertek
skan an.
keputus - Memb
an antu
kepada pasien
orang dalam
lain,jika menjel
perlu askan
keput
- Fasilitas usan
i kepad
hubung a
an keluar
antara ga
pasien, maup
keluarg un
a, dan orang
tenaga lain
kesehat terhad
an ap
lainnya keput
usan
Edukasi yang
- Informa diamb
sikan ilnya
alternat - Supay
if solusi a
secara pasien
jelas bisa
menga
- Berikan mbil
informa keput
si yang usan/
diminta solusi
pasien denga
27
n pasti
Kolaborasi - Supay
- Kolabor a
asi pasien
dengan mema
tenaga hami
kesehat inform
an lain asi
dalam yang
menfasi ingin
litasi dia
pengam ketahu
bilan i
keputus - Untuk
an menca
pai
tujuan
yang
sama
dan
mener
apkan
keseh
atan,
kesela
matan
pasien
dalam
penga
mbila
n
keput
usan,
28
Lampiran
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMAT PENGKAJIAN PSIKOSOSIA
29
3.3 Hubungan sosial
1. siapkah orang yang paling berarti bagi anda?
2. Jika memiliki masalah, kepada siapa pertama kali anda bercerita?
3. Bagaimana peran anda dalam kegiatan kelompok atau masyarakat?
4. jika ada hambatan dalam berhubungan atau bersosialisasi dengan orang
lain, kira-kira apa yang menyebabkannya?
3.4 Sosial Budaya
1. Apa keyakinan/budaya klien sesuai/berbeda dengan lingkungan dimana
klien tinggal?
2. Apakah klien tinggal dengan kelompok keagamaan?
3. Apakah ada orang-orang yang klien jadikan teman dekat?
4. Apakah sumber keuangan klien cukup untuk hidup?
5. Apakah kemampuan klien berbahasa cukup untuk berkomunikasi
dengan orang-orang sekitar?
3.5 Gaya hidup
1. Dimana klien tinggal?
2. Bagaimana kondisi rumah?
3. Dengan siapa klien tinggal?
4. Bagaimana klien menghabiskan waktunya setiap hari?
5. Bagaimana klien menghabiskan waktu luang?
6. Saat apa yang paling mneyenangkan klien setiap hari?
7. Apa yang klien kerjakan setiap hari sebagai upaya rekreasi?
8. Apa tujuan masa depan untuk klien sendiri?
3.6 Mekanisme koping
1. Bagaimana klien mengatasi situasi yang sangat menekan?
2. Bagaimana hasil penerapan cara tersebut?
3. Apa usaha klien menerapkan masalahnya saat ini?
4. Pengkajian keluarga
1. Gambarkan dan jelaskan genogram keluarga (minimal 3 generasi)
2. Usia, jenis kelamin, saudara, perkawinan, kematian, penyakit, pendidikan,
pekerjaan
3. Pola asuh seperti apa yang biasa dilakukan dalam keluarga?
a. Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan
hubungan klien dan keluarga,
= Perempuan = Laki-laki
= Hamil
30
5. Pengkajian Fisik
5.1 Masalah-masalah kesehatan
1. Penyakit sebelum dirawat: kapan terjadi, apa hasilnya, apakah kondisinya
kronis?
2. Penyakit saat ini: serangan dan gambarannya, keterbatasan pengobatan
medis
3. Pengobatan saat ini : oabat yang dibawa dan diadapt di rumah sakit
5.2 Kebiasaan –kebiasaan kesehatan saat ini
1. Penampilan diri: sikap tubuh, kerapihan kebiasaan kebersihan diri
2. Merokok: apakah merokok, berapa banyak sehari
3. Minuman keras: apakah minum minuman keras, berapa sehari, jenisnya
apa
4. Pola tidur: pola tidur, kesulitan saat akan tidur/bangun terlalu pagi,
apakh merasa segar setelah bangun
5. Pola makan; jenis makanan, kesulitan makan, waktu makan, dengan siapa
6. Pola eliminasi: berapa kali/hari BAB dab BAK, apa warna dan baunya,
apakah ada kesulitan
7. Orientasi terhadap lingkungan (waktu/tempat/orang), kemampuan
konsentrasi & ingatan
8. Aktifitas (ritualistic, menarik diri)
9. Tingkat energi (malas, aktif , hiperaktif)
6. Pengkajian Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang , pandangan dan keyakinan terhadap
gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya dan agama yang dianut.
Pandangan masayarakat setempat tentang gangguan jiwa.
b. Kegiatan ibadah : Tanyakan kegiatan ibadah di rumah secara individu dan
kelompok, pendapat klein tentang kegitan ibadah
Masalah Keperawatan : Masalah keperawatan ditulis sesuai data
7. Pengkajian Seksual
1. Bagaimana klien merasa sebagai laki-laki/perempuan?
2. Apakah klien mengharapkan merasa sebagai jenis kelamin yang berbeda?
3. Apakah masalah yang mengakibatkan gangguan dalam kehidupan seksual?
4. Apakah klien mengalami kecemasan/ kepuasan dalam kehidupan seksual?
5. Bagaimana klien mengekspresikan keinginan seksualnya?
6. Apakah klien mengalami kesulitan dalam melakukan tindakan seksual?
Jelaskan
7. Apakah pasangan klien sesama jenis kelamin/berlawanan?
8. PENGETAHUAN
Kaji pengetahuan klien tentang penyakit yang dideritanya.
31
II. ANALISA DATA
NO DATA Etiology MASALAH
1. DS : ………… ……………………
DO : ……….
2. DS : …………………….
DO : ………………….
dst ………………………
atan Evaluasi
32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Spiritualitas Merupakan sesuatu yang di percayai oleh seseorang dalam hubungan
nya dengan kekuatan yang lebih tinggi (Tuhan), yg menimbulkan suatu kebutuhan serta
kecintaan terhadap adanya Tuhan dan permohonan maaf atas segala kesalahan yg pernah
diperbuat. Keyakinan spiritual sangat penting bagi perawat karena dapat mempengaruhi t
ingkat kesehatan dan perilaku klien.
Distres Spiritual adalah suatu keadaan ketika individu atau kelompok mengalami
atau beresiko mengalami mengalami gangguan gangguan dalam kepercayaan kepercayaa
n atau sistem nilai yang memberikannya memberikannya kekuatan, harapan dan arti kehi
dupan.
B. Saran
Penulis menyarankan sebelum kita mendiagnosa pasien dengan gangguan psikosial
kebudayaan kita perlu memahami distres spiritual yang dialami klien dan bersikap empati d
an mencoba memahami apa yang dialami klien agar asuhan keperawatan yang kita berikan
lebih efektif.
33
DAFTAR PUSTAKA
Niman.S.2014.Efek logo terapiri dan fisikoedukasi Keluarga Terhadap Ketidakberdayaan
Klien Pnyakit Kronis Di Rumah
34