Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Perusahaan


2.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Sime Darby adalah perusahaan besar hasil penggabungan dari tiga
perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit asal Malaysia yang terdiri atas
Golden Hope Plantation Bhd, Sime Darby Bhd dan kumpulan Guthrie
Bhd. Kumpulan Guthrie Bhd. memiliki anak perusahaan di Indonesia yang
bernama Minamas Plantation yang tersebar di Sumatera (Group Anugerah
Sumbermakmur) dan Kalimantan (Group Minamas Gemilang).
Berawal dari keinginan untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas untuk memenuhi daya saing dalam perindustrian kelapa sawit di
dunia, manajemen Minamas Plantation membentuk sebuah Lembaga
Penelitian dan Pengembangan yang mampu menciptakan inovasi-inovasi
yang diperlukan untuk mendukung operasional perkebunan sehingga
Pabrik Kelapa Sawit dapat terus konsisten dan eksis serta
berkesinambungan dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas untuk
memenuhi daya saing dalam perindustrian kelapa sawit dunia dengan tetap
mengikuti aturan-aturan yang ada. Lembaga Penelitian dan Pengembangan
tersebut diberi nama Minamas Research Centre (MRC). Minamas
Research Centre (MRC) diresmikan pada tanggal 19 Desember 2005 oleh
Gubernur Riau yaitu Bpk. H.M. Rusli Zainal, S.E., M.P.

2.1.2. Lokasi dan Tata Letak Perusahaan


Minamas Research Centre (MRC) berlokasi di Siak Teluk Estate
yang memiliki jarak tempuh sekitar 50 km dari Pekanbaru. Alamat
lengkapnya yaitu di Jl. Baru Bakal, RT-01 RW-03, Desa Tualang Timur,
Kecamatan Tualang-Perawang, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. MRC
mempunyai lahan seluas 18 ha dengan bangunan 2.024 m 2. Posisi
Minamas Research Centre (MRC) tepat berada di dalam areal PT. Aneka
Inti Persada.

4
Untuk lebih jelas, perhatikan peta lokasi MRC pada Gambar 1.1 berikut.

Sumber: Dokumentasi MRC, 2019


Gambar 1.1. Peta Lokasi Minamas Research Centre

Masuk laboratorium

Sumber: Dokumentasi MRC, 2019


Gambar 2.2. Laboratorium Minamas Research Centre
Keterangan:
1. Receptionist 6. Ruang Sr. Asst 10.Musholla
2. Ruang Administrasi Agronomi 11.Ruang Agronomi
3. Ruang Head MRC 7. Ruang SDP 12.Toilet Wanita
4. Ruang Mgr. 8. Ruang Mgr GPS & 13.Toilet Laki-laki
Agronomi GIS 14. Ruang Agronomi
5. Ruang Sr. Mgr 9. Ruang Meeting 15. Ruang Asst.
Agronomi & PMU MRC Agronomi

5
16. Ruang Agronomi
17. Ruang Agronomi
18. Pantry
19. Ruang Agronomi
20. Gudang IT
21. Store
22. Ruang Kepala

ASSEMBLY POINT
Unit Labor
23. Ruang Deputi
Kepala Labor
24. Toilet
25. Pantry
26. Ruang
Instrumentasi
27. Ruang
Penimbangan 1
28. Ruang
Penimbangan 2
29. Ruang Minor
30. Ruang Major
31. Ruang Grinding
Daun
32. Ruang Pencucian
33. Ruang Pencucian
34. Ruang
Pengekstrak Pupuk
35. Ruang Analisa
Tanah
36. Ruang Kepala
Labor

6
2.1.3. Gambaran Umum Perusahaan

Minamas Research Center (MRC) merupakan institusi penelitian


perkebunan swasta yang berada di bawah PT. Anugerah Sumbermakmur dengan
companies Minamas Plantation yang merupakan member dari group Sime Darby
Malaysia. Minamas Research Centre (MRC) mempunyai tenaga kerja sebanyak
30 orang Staff Riset dengan didukung lebih dari 126 personil. Tujuan dari
Minamas Research Centre adalah melaksanakan riset dan pengembangan dalam
bidang kelapa sawit serta menyiapkan keahlian teknis yang bersifat strategis
dalam rangka peningkatan hasil dan keuntungan perusahaan. Dalam aktifitasnya,
Minamas Research Centre memiliki kegiatan utama yaitu riset atas proteksi hasil
panen, riset pembibitan, Statistic Data Processing, Analytical Laboratory Service,
Planting Material Unit dan Tecnical Traning. Tujuan masa depan Minamas
Research Centre adalah penelitian atas produk hilir dari kelapa sawit. Dimana
produk hilir merupakan produk yang diolah setengah jadi menjadi produk jadi
sehingga produk yang dihasilkan dapat dipakai dan dinikmati konsumen seperti
minyak goreng, margarin, gliserol dan sebagainya.
Dalam ruang lingkupnya, Minamas Research Centre (MRC) terbagi
menjadi beberapa divisi, antara lain:
1. Statistic & Data Processing
Statistic & Data Processing merupakan suatu departement pengolahan
dan pemrosesan data-data yang diperlukan operasional perkebunan kelapa sawit.
Data tersebut meliputi pemetaan lokasi, survey tanah, desain, dan perencanaan
serta bimbingan teknis replanting untuk eksperimen dan data kebun yang perlu di
dokumentasikan.
2. Agronomy Services
Tujuan dari divisi Agronomy Services yaitu untuk melakukan penelitian-
penelitian yang terkait langsung dengan teknis perkebunan kelapa sawit dan
bertanggung jawab terhadap rekomendasi pemupukan, Leaf Sampling Unit (LSU)
serta memberikan dukungan teknis kepada unit operasional yang membutuhkan.

3. Crop Protection
Crop Protection mempunyai fungsi sebagai pusat penelitian berbagai
jenis hama dan penyakit yang terdapat pada tanaman kelapa sawit serta
memberikan dukungan teknis pengendaliannya untuk mengurangi losses karena
adanya penyakit secara penuh, baik secara biologi maupun kimiawi.
4. Laboratory Services
Fungsi dari Laboratory Services yaitu untuk memberikan jasa analisa dan
dukungan teknis untuk kegiatan operasional di Minamas Plantation. Sampel-
sampel yang dianalisa diantaranya:
a. Sampel CPO untuk mengetahui kualitas mutunya.
b. Sampel limbah untuk mengetahui apakah limbah tersebut telah aman
digunakan kembali sebagai pengganti pupuk di kebun.
c. Sampel jaringan tanaman meliputi daun dan batang untuk menentukan unsur
hara yang terkandung pada tanaman kelapa sawit ditambah dengan untuk
digunakan dalam pembuatan rekomendasi pupuk.
d. Sampel pupuk untuk mengetahui apakah unsur – unsur yang terdapat dalam
pupuk tersebut telah memenuhi persyaratan yang telah disetujui antara pihak
penyalur dan Minamas.
e. Sampel tanah untuk mengetahui jenis tanah dan tingkat kesuburan.

5. Plant Breeding Research


Plant Breading Reasearch bertanggung jawab untuk menyediakan atau
menghasilkan bibit tanaman kelapa sawit yang unggul dan berkualitas tinggi
sebagai perencanaan pada proses replanting (penanaman kembali).
6. R&D Services
R&D Services atau Research & Departement Services bertujuan untuk
menyediakan jasa konsultasi teknis dengan mendukung seluruh kebun di
Minamas. Selain itu juga memberikan rekomendasi teknis untuk mengurangi
faktor-faktor yang menghambat panen hasil usaha.

2.1.4. Struktur Organisasi Perusahaan


Organisasi merupakan pola hubungan antara fungsi-fungsi yang terdapat
dalam suatu perusahaan atau komunitas yang memiliki tugas dan wewenangnya
masing-masing sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pendirinya. Struktur
organisasi berbentuk bagan-bagan yang masing-masing menjelaskan tugas atau
kegiatan yang terdapat dalam organisasi tersebut untuk membantu dalam
mencapai tujuan suatu perusahaan. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan suatu
organisasi tergantung dari kegiatan operasi dalam organisasi itu sendiri,
pembagian tugas dan wewenang serta tanggung jawab masing-masing fungsi.
Di dalam Minamas Research Center (MRC) terdapat struktur organisasi
pada masing-masing divisi. Berikut merupakan tugas dan tanggung jawab masing-
masing jabatan di Laboratorium Services MRC, yaitu:
1. Pimpinan MRC
Bertanggung jawab dalam manajemen penelitian dan pengembangan
agronomi, perlindungan tanaman, pemuliaan tanaman, produksi benih, GPS dan
survei tanah dan jasa analisa laboratorium.
2. Kepala Unit Laboratorium Services MRC
Bertindak sebagai Manajer Mutu yang bertanggung jawab secara
keseluruhan terhadap implementasi sistem manajemen di laboratorium dan
memiliki akses langsung ke tingkat manajemen paling tinggi pada setiap
kebijakan yang dibuat di laboratorium. Kepala Unit Laboratorium juga
bertanggung jawab terhadap operasional dan masalah teknis dalam laboratorium
dan memastikan persyaratan ISO/IEC 17025:2005 dilakukan secara berkelanjutan.
3. Kepala Laboratorium Services MRC
Bertindak sebagai Manajer Teknis yang bertanggung jawab untuk teknis
operasional dan perlengkapan sumber daya yang dibutuhkan untuk memastikan
operasional laboratorium memenuhi mutu yang diinginkan.

4. Deputi Kepala Laboratorium Services MRC


Bertindak sebagai Deputi Manajer Teknis yang tanggung jawabnya seperti
poin 1.4.3 serta berwenang untuk melakukan inspeksi terhadap kemajuan kerja
setiap seksi yang ada di laboratorium untuk mencapai mutu yang ada.

5. Penyelia Jaminan Mutu Laboratorium Services MRC

Bertanggung jawab untuk hal-hal sebagai berikut:

a. Memastikan dokumen dan formulir ISO/IEC 17025:2005 tersedia di


laboratorium dan termutakhirkan.
b. Memelihara catatan pengujian dan status kalibrasi peralatan.
c. Memastikan bahan kimia yang digunakan sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan.
d. Memastikan alat intrumentasi dan alat ukur diverifikasi mengikuti jadwal
yang telah ditetapkan.
e. Membantu Manajer Mutu/Deputi Manager Mutu dalam melaksanakan
tugas yang diberikan.
f. Berhak untuk menghentikan suatu pekerjaan analis jika tidak mengikuti
prosedur mutu yang ada.
6. Penyelia Pengawasan Mutu Laboratorium Services MRC
Bertanggung jawab untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Pengawas operasional laboratorium dan operator laboratorium.
b. Menugaskan pengoperasian peralatan.
c. Memeriksa dan memverifikasi seluruh analisa dan monitoring data
internal sekurang-kurangnya sekali dalam dua minggu dan laporan
pengujian analisa.
d. Memelihara data inventaris persediaan bahan kimia dan peralatan
(menerima, menerbitkan dan mencatat).
e. Mengawasi aktifitas operator laboratorium.
f. Membantu tugas Deputi Kepala Laboratorium .
g. Berhak untuk menghentikan suatu pekerjaan analis jika pekerjaan yang
dilakukan tidak sesuai dengan prosedur mutu dan keselamatan dalam
kerja
7. Operator Laboratorium Services MRC
Bertanggung jawab untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Melaksanakan pengujian laboratorium untuk sampel Jaringan Tanaman,
Pupuk, Tanah, Minyak Kelapa Sawit dan Limbah.
b. Menjalankan peralatan yang ditugaskan.
c. Memelihara peralatan apa saja dalam kondisi baik dan bersih yang
digunakan selama analisa.
d. Bertanggung jawab untuk pengujian yang ditugaskan, termasuk catatan
pengujian.
e. Membantu verifikasi oven pengering, timbangan dan pengukur suhu
lingkungan bekerja.
8. Administrasi
Bertanggung jawab untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Seluruh masalah administrasi yang berhubungan dengan laboratorium
termasuk pemeliharaan dokumen dan penerimaan contoh uji.
b. Bertanggung jawab untuk pencatatan parameter uji dan perhitungan
biaya analisa.
c. Bertanggung jawab untuk mengetik dan mencetak Laporan Pengujian
Analisa dan korespondensi.
d. Melaksanakan fungsi pekerjaan lainnya sebagaimana yang tercantum
dalam perjanjian kerja dan panduan serikat pekerja di bawah instruksi
Kepala Unit Laboratorium Services MRC, Kepala Laboratorium Services
MRC dan Deputi Kepala Laboratorium Cervices MRC.
e. Administrasi berhak untuk mempertanyakan hasil analisa kepada
penyelia untuk menjaga sasaran mutu sesuai dengan jangka waktu yang
telah ditentukan.

9. Pembersih Laboratorium
Bertanggung jawab untuk hal-hal sebagai berikut:
a. Menjaga kebersihan laboratorium, termasuk membersihkan alat-alat
gelas.
b. Membantu Operator Laboratorium Services MRC melaksanakan
pekerjaan manual yang diinstruksikan.

Untuk mengetahui lebih jelas struktur organisasi Minamas Research


Centre (MRC) dapat dilihat pada Gambar 1.3 berikut.

Minamas Research Centre

Pimpinan MRC
(Dr. Shahrakbah Yacob)

Laboratorium Services

Kepala Unit Laboratorium


(Dikdik Salahudin)

Kepala Laboratorium Kepala Jaminan Mutu


(Marjon Dravel) Lab
QS & QC (Aris Rukhayadi)

Penyelia Pengawasan Penyelia Pengawasan Penyelia Jaminan Data


Mutu Laboratorium Mutu Laboratorium Mutu Laboratorium & Management/Admin
(Sri Andila) (Abdul Rohman) OE 1. Awaluddin Rambe
(Nindi Erlia Sari) 2. Atikah

Pupuk
Tanah 1. Jurniati Minyak Kelapa Jaringan
Operational Excellence
1. Armin Pane 2. Romilah Sawit Tanaman
1. Nindi Erlia Sari
3. Sri Andila 1. Bobby Ruslin 1. Abdul Rohman
4. Rahmy Mustika Ridwan 2. Darunzen
5. Angga 3. Budi
Suprianto Kurniawan
6. Afdanila 4. Ferdinand AH
7. Fatah Fatihari
8. Novita Rifki
Training
Air Limbah
Pestisida 1. Nadia Elen
N
1. Sri Andila

Pembersih Laboratorium Pembersih Laboratorium


1. Fatimah 1. Susilawati
2. Juni Lestari 2. Tria Nurhasanah

Gambar 1.3. Struktur Organisasi Laboratorium Services MRC

2.1.5. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi dari Minamas Research Centre (MRC) antara lain:

a. Memastikan benih berkualitas untuk kebun Minamas.


b. Menjamin kebutuhan benih dan mengurangi ketergantungan terhadap
produsen benih luar.
c. Bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit.
d. Menghasilkan persilangan DxP sebagai benih kelapa sawit unggul untuk
mengembangkan industri kelapa sawit di Indonesia.
2. Minamas Research Centre (MRC) mempunyai beberapa misi, yaitu:
a. Impor material breeding dari Malaysia.
b. Mendatangkan persilangan yang spesifik di Minamas.
c. Kolaborasi dengan PPKS.
d. Menjadikan MRC sebagai produsen benih ke-14 di Indonesia.

2.1.6. Sistem Manajemen

Sistem manajemen yang terdapat dalam Minamas Research Centre adalah


sebagai berikut:
1. Sistem Mutu ISO/IEC 17025:2005
Untuk memastikan hasil analisa yang dikeluarkan laboratorium services
MRC mengikuti berbagai agenda unjuk kemampuan laboratorium diantaranya
menjadi peserta proficiency testing di organisasi Wegeningen Evaluating
Programme Analytical Laboratory (WEPAL). WEPAL terbagi menjadi 2, yaitu
WEPAL-International Soil Exchange (WEPAL-ISE) untuk jenis contoh uji tanah
dan WEPAL-International Plant Exchange (WEPAL-IPE) untuk jenis contoh uji
jaringan tanaman. Selain itu MRC juga dilengkapi dengan Agriculture Laboratory
Association Of Malaysia (AgLAM) dengan tipe contoh uji AgLAM-ISE, AgLAM-
IPE dan AgLAM Firtilizer. Sedangkan contoh uji Minyak Kelapa Sawit,
Laboratorium Services MRC terlibat dalam Round Robin Cross Check yang
dilaksanakan oleh Laboratorium Sime Darby Malaysia. Untuk unjuk kemampuan
analisa limbah dilakukan cross check dengan laboratorium yang sudah
diakreditasi ISO/IEC 17025:2005 yang ada di Pekanbaru. Laboratorium Services
MRC telah mendapatkan sertifikat ISO (International Organization of
Standarization) ISO/IEC 17025:2005 pada tanggal 22 Oktober 2014 dengan
nomor akreditasi LP-851-IDN. Di samping terlibat dalam cross check, proficiency
testing dan Round Robin cross check tersebut, managemen Laboratorium Services
MRC selalu memastikan alat-alat yang digunakan dalam menganalisa di
laboratorium serta memberikan kontribusi terhadap data hasil analisa selalu
dikalibrasi setiap sekali setahun dan diverifikasi sekali dalam 3 bulan.

2. Sistem Keselamatan Kerja


Keselamatan kerja merupakan hal penting bagi perlindungan tenaga kerja
yang berkaitan dengan alat kerja, mesin, bahan dan proses pengolahan, tempat
kerja, lingkungannya serta cara pengerjaannya.
Tujuan keselamatan kerja :
a. Melindungi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi
b. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di lingkungan kerja
c. Memelihara sumber produksi dan dipergunakan secara aman di
lingkungan kerja
Untuk pelaksanaan program keselamatan kerja, disediakan perlengakapan
pakaian seragam kerja untuk tiap-tiap karyawan. Selain itu perusahaan juga
menyediakan alat-alat pelindung diri yang disesuaikan dengan kondisi dan jenis
pekerjaan. Peralatan Safety (Safety Equipment) harus dipakai oleh setiap karyawan
yang berada di laboratorium. Perlengkapan safety yang harus dipakai antara lain:
a. Jas Laboratorium, yaitu pakaian untuk melindungi badan dari bahan-bahan
kimia.
b. Safety Shoes, yaitu sepatu yang fungsinya untuk melindungi kaki dari
bahan-bahan kimia atau alat-alat berat.
c. Disposal Hand Glove, yaitu sarung tangan untuk melindungi tangan dari
bahan-bahan yang berbahaya.
d. Safety Goggle, yaitu kacamata safety untuk melindungi mata dari percikan
bahan-bahan kimia.
e. Safety Helmet, yaitu alat pelindung kepala
f. Masker, yaitu penutup hidung dan mulut untuk menyaring udara yang
dihisap.
Adapun tindakan pencegahan yang dilakukan oleh perusahaan antara lain :
a. Penyediaan alat pencegah kebakaran dan kebocoran.
b. Pemberian penerangan, latihan dan pembinaan agar setiap pekerja yang
ada di tempat dapat mengetahui cara melakukan pencegahan jika terjadi
kecelakaan, kebakaran, peledakan dan kebocoran pipa yang berisi zat
berbahaya.
c. Pemberian penerangan mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan.

Untuk mengurangi angka kecelakaan dalam bekerja maka Laboratorium


Services MRC menerapkan kebijakan managemen untuk melakukan pengontrolan
kondisi melalui sistem SIME CARD (Spot, Interfence, Modified and Execute)
dimana setiap karyawan sampai level manager diberi kartu SIME CARD untuk
diisi setiap bulan dan dikumpulkan setiap akhir bulan. Isian yang yang ada dalam
daftar SIME CARD tersebut adalah kodisi aman, tindakan aman, kondisi tidak
aman dan tindakan tidak aman. Sehingga dari SIME CARD yang terkumpul dapat
dilakukan sesuai evaluasi aktifitas dan lingkungan yang tidak aman untuk
mengurangi tingkat kecelakaan. Sehingga MRC secara umum dan laboratorium
secara khususnya telah mendapatkan penghargaan Nihil Kecelakaan Kerja tahun
2013 dan disahkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia yaitu Drs. H.A. Muhaimin Iskandar, M.Si. Berdasarkan komitmen
Perusahaan dalam menjamin keselamatan kerja, maka Laboratorium Services
dilengkapi dengan perangkat alat keselamatan seperti Emergency Shower, Eye
Wash, Fire Extinguisher, Fire Blanket, First Aids Box dan Fume Cupboard.

3. Sistem Menjaga Kebersihan Lingkungan Kerja


Minamas Research Centre (MRC) berusaha untuk berkomitmen dalam
menerapkan sistem mutu 5R dan didukung oleh 5S dalam lingkungan perusahaan.
5R yang dimaksud yaitu Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin. Sedangkan 5S
yaitu: Seiri (Pemilihan), Seiton (Penataan), Seiso (Pembersihan), Seiketsu
(Pemantapan) dan Shitsuke (Pembiasaan). Pada tanggal 22 Desember 2016, sistem
mutu 5S telah diresmikan di Minamas Research Centre dan diharapkan sudah
dapat mengimplementasikan 5S secara sempurna.

4. Sistem Pelaporan Hasil yang Ramah Lingkungan


Untuk meningkatkan keefektifan sistem manajemen di laboratorium, maka
majemen laboratorium menerapkan penggunaan software yang terkoneksi ke
instrumen seperti timbangan analitik, AAS dan UV-VIS. Software ini dikenal
dengan nama LIMS (Laboratory Information Management System). Sistem ini
merupakan hak cipta dari negara USA dan diperkenalkan oleh CSE-EIS Malaysia
sebagai konsultan proyek. Dimana diharapkan dengan implementasi sistem ini
maka akan terjadi keterbukaan informasi perihal pencapaian kerja analisis dan
sistem pelaporan hasil analisa bisa mengurangi penggunaan kertas (paperless).

2.2. Tinjauan Umum Metoda


2.2.1. Boron
Boron adalah unsur alami yang banyak ditemukan di alam dikombinasikan
dengan oksigen dan unsur lainnya, unsur-unsur pembentuk yang berbeda senyawa
yang disebut borat. Borat didistribusikan secara luas di alam, terdapat di lautan,
batuan sedimen, batubara, serpih dan beberapa tanah. Rata-rata konsentrasi boron
dalam batuan bervariasi dari 5 mg / kg pada basal sampai 100 mg / kg pada
serpih. Di laut, konsentrasi boron adalah sekitar 4,5 mg / liter. Boron dalam tanah
terutama sebagai asam borat (H3BO3) dan kadarnya berkisar antara 7-80 ppm.
Boron dalam tanah umumnya berupa ion borat hidrat B(OH). Boron yang tersedia
untuk tanaman hanya sekitar 5% dari kadar total boron dalam tanah. Boron
ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman melalui proses aliran masa
dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam bentuk senyawa organik. Boron
juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung melalui proses substitusi
isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+ . Mineral dalam tanah yang mengandung
boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)O20 yang mengandung 3%-
4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan asam dan sedimen yang telah
mengalami metomorfosis (Achmad, 2004).

2.2.2. Spektrofotometri UV-Vis


Spektrofotometri UV-Visibel adalah teknik analisis spektroskopik yang
memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm)
dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.
Spektrofotometri UV-Visibel melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada
molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV- Visibel lebih banyak
dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif (Mulja,1995).
Prinsip kerja dari spektrofotometer UV- Visibel diawali dengan adanya
pemisahan berkas cahaya sumber oleh diffraction grating, kemudian berkas
cahaya tersebut diseleksi oleh kisi agar didapatkan intensitas tertentu. Berkas
cahaya ini akan diserap oleh sample cuvette kemudian dideteksi oleh detektor.
Sebelum dilakukan pengukuran terhadap larutan uji, terlebih dahulu diujikan
sample cuvette yang berisi pelarut dari larutan uji. Pada pengujian ini akan
didapatkan intensitas awal yang merupakan intensitas cahaya yang melewati
cuvette pelarut. Proses yang sama dilakukan pengujian terhadap larutan uji dan
akan didapatkan intensitas cahaya yang melewati larutan uji (Skoog et al., 2000).
Spektrofotometer UV-Visibel dapat melakukan penentuan terhadap
sampel yang berupa larutan, gas, atau uap. Untuk sampel yang berupa larutan
perlu diperhatikan pelarut yang dipakai antaralain (Mulja, 1995) : 1. Pelarut yang
dipakai tidak mengandung sistem ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur
molekulnya dan tidak berwarna. 2. Tidak terjadi interaksi dengan molekul
senyawa yang dianalisis. 3. Kemurniannya harus tinggi atau derajat untuk analisis.
Pada percobaan ini spektrofotometer yang digunakan adalah
spektrofotometer sinar tampak. Bagian-bagian dari spektrofotometer: 1. Sumber
sinar Sumber sinar yang baik untuk pengukuran absorban seharusnya
memancarkan spektrum yang kontinyu dan berintensitas tinggi serta merata di
daerah panjang gelombang yang dikehendaki. Untuk sinar tampak menggunakan
lampu wolfram. 2. Monokromator Monokromator berfungsi untuk merubah sinar
polikromatis menjadi sinar monokromatis. Unsur yang terpenting dari
monokromator adalah sistem celah dan unsur dispersif. Spektrofotometer daerah
tampak menggunakan prisma gelas. 3. Kuvet Spektrofotometer pada umumnya
melibatkan larutan, dengan demikian wadah sampel merupakan sel untuk
menempatkan cairan di dalam sinar spektrofotometer. Sel harus diisi sedemikian
rupa sehingga berkas cahaya lewat larutan sampai dengan seluruh miniskus diatas
sinar. 4. Detektor Detektor merupakan alat yang mampu mendeteksi dan sekaligus
merubah energi sinar menjadi sinyal listrik. 5. Amplifier Alat penguat arus, sinyal
listrik yang dihasilkan sangat lemah sekali, sehingga dengan adanya amplifier
sinyal listrik dapat diukur.
Prinsip kerja alat spektrofotometer, yaitu suatu sumber cahaya
dipancarkan melalui monokromator yang akan menguraikan sinar yang masuk
dari sumber cahaya tersebut menjadi pita-pita panjang gelombang yang diinginkan
untuk pengukuran suatu zat tertentu. Setiap gugus kromofor mempunyai panjang
gelombang maksimum yang berbeda. Dari monokromator tadi cahaya atau energi
radiasi diteruskan dan 17 diserap oleh suatu larutan yang akan diperiksa didalam
kuvet. Jumlah cahaya yang diserap oleh larutan akan menghasilkan sinyal elekrik
pada detektor, yang mana sinyal elektrik ini sebanding dengan cahaya yang
diserap oleh larutan tersebut. Besarnya sinyal elektrik yang dialirkan ke rekorder
untuk mencatat hasil sebagai angka.
2.2.3. Hukum Lambert-Beer
Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan cahaya
yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan dengan hukum
Lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi: “Jumlah radiasi cahaya tampak
(ultraviolet, inframerah dan sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh
suatu larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal
larutan”.
Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk
menghitung banyaknya cahaya yang hamburkan:

atau

dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:

dimana IO merupakan intensitas cahaya datang dan It adalah intensitas cahaya


setelah melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:
A= a . b . c atau A = ε . b . c
dimana:
A = absorbansi
b / l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam ppm).
(Mustikaningrum, 2015)
Hukum Lambert-Beer tersebut merupakan hukum dasar dan prinsip dari
pengukuran menggunakan Spektrofotometer. Yaitu, nilai konsetrasi akan
berbanding lurus nilai Absorbansi yang diperoleh. Akan tetapi, persamaan
tersebut masih berlaku apabila kurva yang digunakan berada dalam linearitas yang
baik. Karena Hukum Lambert-Beer akan mulai menyimpang ketika konsentrasi
dari sampel terlalu pekat.
Gambar 2.1 Hubungan konsentrasi dan absorbasi pada penerapan
Hukum Lambert-Beer

Dari grafik terlihat ketika konsentrasi semakin besar, maka akan terjadi
penyimpangan terhadap absorbansi, yaitu penyimpangan positif ataupun
penyimpangan negatif.

Anda mungkin juga menyukai