Tanah Dan Proses Pembentukan Tanah
Tanah Dan Proses Pembentukan Tanah
Tanah pada dasarnya memiliki berbagai pengertian yang berbeda, dilihat dari sudut pandangnya.
Namun secara umum diartikan sebagai bahan padat dari hasil interaksi pelapukan dan aktivitas
biologis oleh suatu bahan induk atau batuan keras yang mendasarinya. Ilmu yang mempelajari
tentang tanah dinamakan dengan pedologi. Pedologi membahas mengenai faktor dan proses
terbentuknya tanah, karakteristik tanah, serta distribusi jenis-jenis tanah.
Lapisan tanah biasanya membutuhkan jangka waktu yang relatif lama dalam proses
pembentukannya. Hans Jenny (1941) menjelaskan bahwa tanah dalam proses pembentukannya
membutuhkan lima faktor, yaitu:
a. iklim,
b. organisme,
c. relief (topografi),
d. bahan induk (parent material),
e. dan waktu.
B.SIFAT TANAH
1.Sifat Fisik
a.Warna Tanah
Hasil dari pelapukan kimiawi dan organis
Faktor:
1. Unsur Fe memberi warna kuning atau merah
2. Bahan organik memberi warna cokelat atau hitam
3. Unsur mangan, sulfur, dan nitrogen memberi warna hitam
4. Kondisi lingkungan aerobik menghasilkan warna seragam
5. Kondisi lingkungan reduksi menghasilkan warna beragam
b.Struktur Tanah
Susunan dari partikel-partikel tanah
Berdampak terhadap penguapan, perpindahan air, resistensi terhadap erosi, dan tempat
akar tumbuhan
c.Tekstur Tanah
Terbentuk dari:
Mencerminkan karakter tanah -> apabila mengandung lempung maka tanahnya lebih
tahan erosi
2.Sifat Kimia
Bahan organik
Unsur hara
pH tanah -> dikatakan normal atau netral saat pH berkisar 6,6 hingga 7,5
c. Sifat Biologi
Kandungan organisme dalam tanah -> misalnya kandungan jumlah jamur, bakteri, atau
mikroorganisme lainnya
Mempengaruhi respirasi tanah
C .PROFIL TANAH
Pofil tanah diidentifikasikan sebagai dinding / penampang vertikal dari tanah yang
memperlihatkan susunan horizon (lapisan tanah) yang berguna untuk mengetahui sifat-sifat
tanah. Profil tanah tentunya berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya, contohnya
horizon tanah pada daerah tropis dan lembab. Profil tanah terdiri atas horizon O, A, E, B, C, dan
R (batuan induk). Penamaan ini ditentukan atas dasar jenis material dan penyusun lapisan tanah
tersebut.
A. Horizon O
Kadar bahan organik tinggi
Fraksi mineral sangat sedikit
Ketebalan tergantung akumulasi bahan organik
Adanya aktivitas biologi yang tinggi
B. Horizon A
Akumulasi bahan organik halus (humus) dan bahan mineral tanah
Adanya aktivitas biologi
Adanya perakaran tanaman
C. Horizon E (Eluviasi)
Adanya proses pencucian sehingga kehilangan unsur liat, Fe, Al, dan bahan organik
Didominasi oleh pasir dan debu
Warnanya lebih terang
D. Horizon B (Iluviasi)
Penimbunan unsur liat, Fe, Alm, humus, karbonat, gipsum, silika, dan seskuioksida
Warna lebih merah
Strukturnya tanah gumpal
E. Horizon C
Hasil dari pelapukan batuan induk
Mengandung banyak batuan tidak padat atau pecahan batuan
Adanya akar tanaman halus
B. Tanah Aluvial
Hasil dari proses sedimentasi
Tekstur: butiran lepas-lepas
Tingkat kesuburan bergantung bahan induk
Dimanfaatkan untuk pertanian
C. Tanah Gambut
Hasil dari bahan organik yang belum melapuk secara sempurna
Tingkat kesuburan rendah
Tingkat keasaman tinggi
D. Tanah Margalit
Bahan induk: batu gamping, pasir, dan lempung
Tingkat kesuburan tinggi
Dimanfaatkan untuk pertanian lahan kering
E. Tanah Podzolik
Bahan induk: batuan dengan mineral kuarsa yang tinggi
Memiliki kadar humus yang tinggi
Sifat fisik: mudah basah dan berwarna kuning hingga kuning – kelabu
Dimanfaatkan untuk pertanian lading
F. Tanah Regosol
Banyak mengandung batu dan kerikil yang belum melapuk sempurna
Belum terlihat horizon-horizon tanah
Tingkat kesuburan relatif kurang
G. Tanah Vulkanis
Bahan induk: material gunungapi seperti pasir dan debu vulkanis
Tingkat kesuburuan tinggi -> banyak mineral hara
Dimanfaatkan untuk sektor pertanian dan perkebunan
H. Tanah Litosol
Bahan induk: material dari aktivitas vulkanisme
Banyak mengandung pasir kasar dan kerikil yang belum melapuk
Kandungan unsur hara rendah
I. Tanah Humus
Hasil pelapukan sisa-sisa tumbuhan
Tingkat kelembapan dan kesuburan yang tinggi
Mengandung banyak bahan organic
J. Tanah Grumusol
Bahan induk: abu vulkanik dan tanah liat
Bahan organik relatif rendah
Cukup dapat dimanfaatkan untuk pertanian
E. Karusakan Tanah
Kerusakan tanah adalah menurunnya kemampuan tanah untuk dimanfaatkan akibat
pemanfatan yang tidak sesuai .
Kerusakan tanah disebababkan oleh :
a. Factor alam ( erosi, tanah longsor, maswasting, kekeringan )
b. Factor manusia ( penebangan hutan, penambangan terbuka, pencemaran tanah, )
a. Metode vegetatif
Metode ini merupakan upaya konservasi tanah dengan cara menanam vegetasi di atas
tanah dengan teknik tertentu. Metode ini efektif dalam mengontrol laju erosi,
diantarnya adalah:
1. Strip Cropping, adalah penanaman berjalur tegak lurus terhadap aliran air atau
rah angin.
2. Contour Strip Cropping, adalah penanaman berjalur sejajar dengan garis
kontur guna mengurangi dan menahan kecepatan aliran air.
3. Bufering, merupakan penutupan lahan yang memiliki kemiringan curam dengan
tanaman keras untuk menghambat laju air.
4. Windbreaks, adalah penanaman dengan vegetasi secara permanen guna
melindungi tanah dari terpaan air.
5. Crop Rotation, merupakan metode menanam lebih dari satu jenis vegetasi
dalam satu tahun untuk mencegah kerusakan
b. Metode mekanik
Metode ini merupakan upaya konservasi tanah dengan teknik pengolahan tanah yang
diharapkan mampu mengurangi laju erosi air. Cara umum yang dilakukan pada metode
ini diantarnya:
1. Contour tillage, merupakan pengolahan tanah sejajar dengan garis kontur dan
membentuk igir-igir kecil yang memperlambat aliran air dan memperbesar
infiltrasi air.
2. Terasering, merupakan pembautan teras-teras pada lahan miring guna
mengurangi sudut lahan sehingga erosi bisa dimimalisir. Cara ini biasa
dilakukan petani-petani di Indonesia.
3. Guludan, merupakan pembuatan gundukan tanah (menggunung) agar air bisa
mengalir searah dengan garis kontur.
4. Cekdam, merupakan kegiatan membendung aliran air melalui parit sehingga
material yang ter-erosi bisa tertahan dan terendapkan