Anda di halaman 1dari 6

Masa Penjajahan Kolonial Belanda Di Indonesia

AHA BlogWeb 20:21:00 Sejarah

A. AWAL MULA DATANGNYA BELANDA KE INDONESIA

Sama seperti bangsa Eropa yang lain, Belanda pun tidak ketinggalan untuk melakukan pelayaran-
pelayaran untuk mendapatkan harta kekayaan yang bisa dibawa pulang ke Negara asalnya. Ekspedisi
Belanda ke Indonesia bermula saat Cournelis de Houtman pada tahun 1596 bersama dengan Pieter
Keyzer yang dikirim oleh para saudagar Belanda ke Lisbon, Portugal untuk mencari informasi
mengenai keberadaan “kepulauan rempah-rempah’. Setelah mendapatkan informasi, mereka
kembali lagi ke Belanda dan menyimpulkan bahwa Banten lah yang menjadi tempat yang snagat
cocok untuk membeli rempah-rempah. Pada tahun 1594, mereka mendirikan sebuah perusahaan
yang bernama Compagnie van Verre (perusahaan jarak jauh) dan pad atanggal 2 April 1595, mereka
akhirnya berangkat menuju ke Banten untuk mencari rempah-rempah dengan empat buah kapal
yang bernama Amsterdam, Hollandia, Mauritius, dan Duyfken.

Artikel Penunjang : Masa Kolonial Bangsa Eropa di Indonesia

MASA PENJAJAHAN KOLONIAL BELANDA DI INDONESIA

Setelah menempuh perjalanan selama satu tahun lebih, rombongan Cournelis de Houtman akhirnya
tiba di Banten pada tanggal 27 Juni 1596. Mereka mendarat di dengan hanya menyisakan awak kapal
sebanyak 249 orang dari jumlah awak yang berangkat pada pelayaran awal. Mereka pada awalnya
mendapat sambutan hangat dari masyarakat setempat. Namun, dengan sikap dan cara berdagang
Belanda yang kasar dan memonopoli, mereka pun akhirnya diusir dari Banten oleh rakyat Banten
dibantu oleh Portugis yang sebelumnya telah menguasai perdagangan di Banten.

Berselang dua tahun kemudian, Belanda mencoba datang kembali ke Banten dengan pimpinannya
Jacob van Neck. Para pedagang Belanda disambut dengan baik oleh penguasa Banten pada saat itu
karena rombongan Jacob van Neck ini telah belajar dari kesalahan Corneulis de Houtman. Belanda
datang kembali ke Indonesia tetap dengan tujuan awalnya yaitu untuk berdagang rempah-rempah.
Namun, setelah mendapatkan keuntungan yang besar, Belanda mulai menunjukkan sikap
arogansinya kembali dan mulai melakukan monopoli perdagangan di wilayah Banten. Dari sinilah
Belanda mulai melakukan penjajahan atas Indonesia.

B. PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN VOC DI INDONESIA

Dengan bertambah baiknya hubungan perdagangan dengan Indonesia, maka hal ini membuat
perekonomian Belanda terus naik. Akan tetapi, hal ini membuat perselisihan antara pedagang-
pedagang Belanda sendiri dan antara pedagang Belanda dan pedagang lokal. Lalu, pada tanggal 20
Maret 1602, Belanda mendirikan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie) atas usulan dari Olden
Berneveldt. Kantor induk VOC berada di Batavia (Jakarta) pada saat ini dan diketuai oleh Francois
Wittert dengan kewenangan yang diberikan oleh kerajaan Belanda untuk menjalankan roda
perdagangan di wilayah Asia.. Adapun tujuan didirikannya VOC oleh Belanda adalah :

menguasai pelabuhan-pelabuhan penting dan juga kerajaan-kerajaan di Indonesia

melakukan monopoli perdagangan

mengatasi persaingan antara pedagang Belanda dan pedagang Eropa yang lain

PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN VOC

Sejak saat itu, VOC berusaha melakukan monopoli perdagangan di Indonesia. Mereka tidak segan-
segan menggunakan cara kekerasan dalam melakukan perdagangan. Pengancaman terhadap rakyat-
rakyat petani rempah-rempah juga sering dilakukan. Para petani tidak diperbolehkan untuk menjual
rempah-rempah mereka selain kepada Belanda yang membelinya dengan harga murah. Oleh karena
itu, Belanda diharuskan untuk berhadapan dengan rakyat yang tidak tahan lagi dengan sistem yang
dilakukan oleh Belanda. Belanda banyak mendapat perlawanan dari kerajaan-kerajaan yang
berkuasa.

VOC pun mulai mengalami kebangkrutan dan akhirnya mengalami kebangkrutan pada tahun 1799.
Sebab-sebab kebangkrutan yang dialami oleh VOC meliputi :

Pegawai VOC banyak yang tidak terlalu cakap dalam mengendalikan monopoli perdagangan, selain
itu mereka juga banyak yang melakukan korupsi.

Hutang VOC yang semakin menumpuk dikarenakan peperangan dengan Inggris dan juga rakyat
Indonesia sendiri.

Para penguasa semakin merosot moralnya akibat sistem monopoli yang dilakukan.

Prajurit VOC banyak yang tewas dalam peperangan.

Aturan pringan dan penyerahan wajib yang dilakukan untuk mengisi kas VOC tidak berjalan
sebagaimana mestinya.

Artikel Penunjang : VOC : Pengertian, Sejarah, Tujuan, Pembentukan

C. PENJAJAHAN OLEH PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA


Setelah perusahaan dagang Belanda yang bernama VOC bangkrut dan juga setelah Belanda kalah
perang dalam pertenpuran Eropa, mereka dapat dikuasai oleh Perancis. Pada saat itu, Perancis
dipimpin oleh Napoleon Bonaparte. Napoleon pun menunjuk Sir Herman William Daendels sebagai
Gubernur Jenderal bagi Indonesia. Daendels diberi tugas untuk mengatur pemerintahan di Indonesia
dan mempertahankan Indonesia dari serangan Inggris. Langkah-langkah yang ditempuh oleh
Daendels adalah :

PENJAJAHAN OLEH KOLONIAL BELANDA

a. Di Bidang Militer

Menarik orang-orang Indonesia menjadi prajurit

Membangun pabrik-pabrik pembuatan senjata, seperti di Semarang dan Surabaya

Membangun benteng-benteng sebagai tempat pertahanan

Menerapkan Preanger Stelsel, yaitu kewajiban bagi rakyat untuk menanam kopi

b. Di Bidang Keuangan

Menjual tanah Negara kepada pengusaha swasta China (Hou Ti Ko)

Menarik hasil perkebunan kopi setinggi-tingginya

Menerapkan kebijakan Verpliechte Liverantie, yaitu rakyat wajib menjual hasil bumi kepada
Belanda dengan harga yang telah ditetapkan

Menerapkan kebijakan Contingenten, yaitu berupa pajak hasil bumi

c. Di Bidang Perhubungan

Membangun jalan raya dari Anyer sampai ke Panarukan, dengan menetapkan system kerja
paksa/kerja rodi bagi masyarakat Indonesia

d. Di Bidang Politik

Pulau Jawa dibagi menjadi 9 wilayah yang disebut kerasidenan, dengan dipimpin oleh seorang
residen

Mendirikan pengadilan
Bupati di seluruh Jawa dijadikan pegawai Belanda

Menghukum pegawai yang curang, korupsi, dan memperbaiki gaji pegawai

Tindakan-tindakan yang diambil oleh Daendels terbukti menyengsarakan rakyat Indonesia. Maka
oleh rakyat Indonesia, Daendels disebut dengan sebutan “Gubernur Tangan Besi”. Namun, langkah
Daendels untuk menjual tanah kepada pengusaha swasta China mendapat penolakan dari Napoleon
Bonaparte. Lalu, Daendels ditarik kembali dan digantikan oleh Jan Willem Jansens.

Di masa Jansens, kekuasaan Belanda di Indonesia sudah sangat memudar. Oleh pemerintahan
Inggris, hal ini dimanfaatkan untuk menyerang kekuasaan Belanda, ditambah dengan sikap Jansens
yang lemah dan kurang cakap. Akhirnya, Belanda terpaksa menyerah kepada Inggris, dan
menandatangani Perjanjian Kapitulasi tuntang pada tahun 1811. Sejak saat itu, Indonesia sudah
diambil alih oleh pemerintahan Inggris.

Saat Inggris menjadi penguasa di Indonesia, Gubernur Jenderal yang berkuasa adalah Lord Minto
yang bermarkas di India, sedangkan Thomas Stanford Raffless diangkat menjadi Letnan Gubernur
yang memimpin tanah Jawa. Kekuasaan Inggris di Indonesia tidak berlangsung lama, dikarenakan
telah diadakannya Kongres Wina dengan hasil Inggris harus mengembalikan wilayah Hindia-Belanda
kembali ke pemerintah Belanda. Lalu, Belanda secara resmi mulai berkuasa kembali di Indonesia
mulai tanggal 16 Agustus 1816.

Setelah tahun 1830, Belanda menerapkan sistem tanam paksa (cuulturstelsel) pada masyarakat
Indonesia sebagai bagian rencana untuk memperkuat perekonomian Belanda. Sistem ini memaksa
para petani untuk menanam hasil-hasil perkebunan yang memang diminati oleh pasar dunia, seperti
teh, kopi, dan lainnya. Par apetani diminta untuk menjual hasil perkebunan dengan harga murah ke
Belanda, dan Belanda dengan itu memperoleh keuntungan yang sangat banyak dari hasil kegiatan
ekspor ke luar.

Akibat semakin banyaknya suara-suara di Belanda yang menolak sistem tanam paksa yang
diberlakukan di Hindia-Belanda dengan alasan kemanusiaan, politik di Belanda pada saat itu yang
dimenangkan oleh kelompok Liberal akhirnya menghapus sistem tanam paksa tersebut. Sebagai
gantinya, mereka menerapkan sistem pintu terbuka, dimana dalam sistem ini pihak-pihak asing bisa
menanamkan modal di Indonesia. Kenyataannya, sistem ini juga tidak dapat membuat rakyat
Indonesia terlepas dari belenggu kemiskinan. Akibatnya, timbullah berbagai perlawanan yang
dipelopori oleh pejuang-pejuang daerah untuk mengusir Belanda keluar dari daerahnya. Diantara
sekian banyak perlawanan, diantaranya adalah perlawanan rakyat Aceh, perang Diponogoro, perang
Banjar, perang Bali, perang Paderi, Gerakan Protes Petani, dan lain sebagainya.
D. PEMBERLAKUAN POLITIK ETIS SEBAGAI FONDASI AWAL INDONESIA

Pada tahun 1901, Belanda menerapkan sistem yang disebut dengan politik etis (Ethische Politiek)
yang mengakui bahwa orang Belanda memiliki hutang budi kepada rakyat Nusantara. Tujuan dari
diberlakukannya politik etis ini adalah meningkatkan standar kehidupan penduduk pribumi. Cara-
cara seperti intervensi Negara secara langsung dalam roda ekonomi, promosi dengan slogan irigasi,
pendidikan, dan emigrasi diterapkan. Namun, sistem ini tidak memberikan kesuksesan yang berarti.

Dengan diterapkannya politik etis di Indonesia secar atidak langsung berdampak pada lahirnya
gerakan-gerakan nasionalisme di Indonesia. Hal ini dilatarbelakangi karena penduduk pribumi mulai
mendapatkan pendidikan yang layak seperti halnya kaum Belanda, walaupun hanya penduduk
pribumi golongan bangsawan saja yang memperolehnya. Politik etis memberikan pondasi kepada
kaum bangsawan pribumi untuk memahami ide-ide politik barat mengenai kebebasan dan
demokrasi. Hal ini mulai menanamkan rasa nasionalisme sebagai orang Indonesia.

Dimulai sejak tahun 1908 pada saat para pelajar di Batavia mendirikan asosiasi pelajar yang bernama
Budi Utomo. Lalu dilanjutkan dengan pendirian Sarekat Islam yang merupakan partai politik pertama
berbasis massa di Indonesia. Setelah itu, berturut-turut muncul beragam gerakan seperti
Muhammadiyah, Asosiasi Sosial Demokrat Hindia, PNI, PKI, dan lain-lain.

Peristiwa penting lain yang dianggap sangat berjasa dalam mengembangkan ide-ide kebangsaan
adalah peristiwa “Sumpah Pemuda” yang dideklarasikan pada tahun 1928 yang dihadiri oleh
berbagai macam gerakan pemuda di Indonesia, sehingga menghasilkan tig aideologi yang tergabung
menjadi satu tanah air yang disebut dengan Indonesia. Di saat ini pula, lagu Indonesia Raya
dikumandangkan untuk pertama kalinya.

E. BERAKHIRNYA PENJAJAHAN BELANDA DI INDONESIA

1. Munculnya Gerakan Nasionalis

Oleh karena munculnya geraka-gerakan nasionalis yang dikumandangkan oleh para pemuda
Indonesia, membuat pemerintah Belanda mulai melakukan tindakan pembersihan terhadap geraka-
gerakan tersebut. Puncaknya, tokoh-tokoh nasionalis seperti Soekarno dan Mohd.Hatta ditangkap
dan dipenjarakan. Hal ini tentunya membuat perlawan yang dipelopori oleh pemuda semakin
meningkat. Pertempuran terjadi dimana-mana dengan tentara Belanda. Para pemuda mulai
mendirikan tentara nasional Indonesia.

Artikel Penunjang : Peristiwa Proklamasi dan Pembentukan NKRI


BERAKHIRNYA MASA PENJAJAHAN BELANDA DI INDONESIA

2. Perang Dunia II

Perang Dunia ke II juga menjadi salah satu factor runtuhnya kekuasaan Belanda di Indonesia. Pada
tahun 1940 pada wal terjadinya perang, wilayah Belanda berhasil diduduki oleh Jerman. Pihak
Belanda mengumumkan keadaan siaga dan kemudian mulai mengalihkan kegiatan ekspor untuk
Jepang ke Amerika Serikat dan Inggris. Jepang akhirnya memulai penaklukan Asia pada tahun 1941.
Jepang juga memberikan bantuan kepada rakyat di Sumatera untuk mengadakan perlawanan
terhadap Belanda.

Artikel Penunjang : Sejarah Perang Dunia ke 2

3. Invasi Jepang ke Indonesia

Pada tanggal 27 Februari 1942, tentara Jepang berhasil mengalahkan armada gabungan dari Negara
Amerika, Inggris, Belanda, dan Australia. Lalu, di bawah komando dari Jenderal Hitashi Imamura,
Jepang mulai menginjakkan kaki di tanah Jawa. Pihak Jepang secara terus-menerus menyerang
Belanda dan mengultimatum Belanda agar segera menyerah. Akhirnya setelah beberap akali
mengalami kekalahan dalam pertempuran melawan Jepang, Tjarda van Stakenborgh selaku
Gubernur Jenderal Hindia Belanda menyerah dan ditangkap oleh Jepang. Dengan ini, maka
kekuasaan Indonesia diambil alih oleh Jepang. Dan dnegan ini pula, Indonesia telah terlepas dari
belenggu penjajahan colonial Belanda dan mulai memasuki penjajahan Jepang.

Anda mungkin juga menyukai