Anda di halaman 1dari 11

TUGAS AKIDAH AKHLAK

MATERI: KISAH TELADAN RASUL ULUL AZMI


D
I
S
U
S
U
N

OLEH:
MUHAMMAD NAFIS (kel 6)
X MIA 7
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MEULABOH
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................. 1
B. Rumusan Masalah..... .................................................. 1
C. Tujuan ......................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................. 3
A. Rasul-Rasul yang Ulul Azmi......................................... 2
B. Pengertian Iman Kepada Allah ................................... 4
BAB III PENUTUP......................................................... 8
A. Kesimpulan................................................................. 8
B. Saran........................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rukun iman yang ke empat adalah Iman kepada rasul-rasul Allah SWT.Rasul Adalah
seseorang laki-laki yang diutus dan di tugaskan Allah SWT untuk Menyampaikan ajaran Allah
SWT. Rasul-rasul Allah yang diceritakan dalam Al-Qur an sebanyak 25 orang. Adapun yang
tergolong rasul ulul azmi ada 5 rasul yang memiliki keteguhan hati dan kesabaran yang luar
biasa dalam menyampaikan dakwah. Salah satunya adalah Nabi Nuh a.s
Sekianlamanya kaum Nuh a.s. menyembah berhala, mereka menjadi-kannya sebagai
sesembahan yang diharapkan darinya kebaikan dan memohon perlindungan kepadanya dari
segala kejahatan, menyerahkan segala urusan dalam kehidupan ini kepadanya. Mereka berdo‟a
kepada berhala-berhala itu.
Oleh karena itu Allah mengutus Nabi Nuh a.s., seorang yang jelas ucapan-nya, cerdas
dan lembut, Allah telah memberikan kekuatan kepadanya untuk berdebat dan kemampuan
mengemukakan argumentasi untuk mematahkan semua alasan yang disampaikan oleh
kaumnya
Demikianlah Nabi Nuh a.s. menyeru, memaparkan argumentasi dan bukti-bukti akan
kebenaran risalah yang disebarnya sehingga berimanlah kepadanya sebagian kecil dari
kaumnya. Dengan kesabarannya dalam berdakwah, Nabi Nuh a.s. diberi gelar ulul azmi. Dan
ulul azmi biasanya

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud Ulul Azmi?
b. Apa saja sifat-sifat Ulul Azmi?
c. Bagaiman kisah para nabi yang diberi gelar Ulul Azmi?
d. Apa perilaku, sikap, dan pelajaran yang dapat dipetik dari kisah para nabi ulul
azmi?

C. Tujuan penulisan
Tujuan penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
Akidah Akhlak, untuk mengetahui kisah para nabi Ulul Azmi, meneladani sifat yang baik dan
perilaku terpuji yang terdapat pada para nabi Ulul Azmi, menganalisi kisah keteguhan Nabi-nabi
Ulul Azmi dan dapat menceritakan kisah para rasul Ulul Azmi.

1
BAB II
PEMBAHASAN
a. Rasul Rasul Ulul azmi
a. pengertian Ulul azmi
Ulul Azmi adalah gelar yang diberikan kepada para rasul yang memiliki kedudukan tinggi
atau istimewa yang diperoleh dari kesabaran dan ketabahan yang luar biasa saat menyebarkan
agama Allah SWT

b. Dalil Al-Qur'an
Qs Asy-Syura: ayat9
c. Pengertian mukjizat
Mukjizat adalah suatu kejadian yang luar biasa yang dialami oleh para nabi dan rasul
atas izin Allah SWT dan tidak bisa ditiru oleh siapapun. Mukjizat Nabi Nuh a.s. adalah beliau
dapat membuat sebuah kapal besar yang dapat ditumpangi oleh semua orang yang beriman
dari kaumnya beserta hewan-hewan yang hidup di zaman itu

d. Kisah nabi Nuh a.s sebagai Ulul azmi


Nuh bin Lamik bin Mutuisyalkh dari keturunan Idris, lalu keturunan Nabi Syits bin Adam.
Diperkirakan hidup pada tahun 3993-3043 SM dan diangkat menjadi Nabi pada tahun 3650 SM.
Diperkirakan beliau tinggal di wilayah yang kini disebut sebagai Iraq. Para ahli sejarah banyak
menyebutkan bahwa beliau wafat di Mekkah, dan memiliki 4 anak laki-laki. Nama Nuh
disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-Qu‟ran.
Nabi Nuh diangkat sebagai ulul azmi di antaranya karena kesabarannya dalam
berdakwah yang selalu mendapat hinaan dari kaumnya. Nabi Nuh tanpa menyerah terus
menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali ke jalan yang
lurus. Hampir 1000 tahun usianya jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang.
Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan‟an termasuk penentangnya. Atas kehendak Allah
umat Nuh yang membangkang ditenggelamkan dengan gelombang air bah dan semuanya
hancur, kecuali Nuh dan pengikutnya yang beriman.
Selama 950 tahun Nabi Nuh a.s menyeru kaumnya bangsa Armenia agar bertauhid
kepada Allah swt. Dan meninggalakan berhala-berhala yang mereka sembah. Seruan Nabi Nuh
a.s itu disambut dengan cemoohan, ejekan dan hinaan. Semula Nabi Nuh a.s menghadapi
mereka dengan penuh sabar dan tabah. Tapi mereka semakin berani dan runyam serta sulit
dapat diharapkan mau beriman. Setelah beliau bersama mereka 950 tahun lamanya tidak ada
yang mau mengikuti beliau kecuali beberapa orang saja.

2
e. Nabi Muhammad Sallallahu‟Alaihiwasallam
Riwayat Nabi Muhammad S.A.W bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota kecil. Kota
itu panas dan tandus di suatu Jazirah kawasan Timur Tengah yang terkenal karena padang
pasirnya yang luas. Selain ketandusannya, wilayah itu dipenuhi dengan para penyembah
berhala, baik berhala batu maupun kayu yang tidak dapat berbuat apa-apa. Disana juga disana
terdapat sebuah bangunan berbentuk kubus hitam yang dikelilingi oleh berhala-berhala. Tidak
tanggung-tanggung, menurut beberapa riwayat jumlah berhalanya bagaikan jumlah sudut
suatu lingkaran yakni mencapai 360 buah. Kota itu tidak begitu terkenal di masa sebelum abad
ke-7 Masehi. Umumnya yang melintasi wilayah tersebut adalah para pedagang, para petualang,
dan pelarian-pelarian dari Persia maupun Rumawi. Jadi, tidak mengherankan kalau kota kecil di
Jazirah Arabia yang kelak bernama Mekkah itu merupakan tempat dimana terjadi pertemuan
berbagai jenis manusia, tempat dimana perbuatan buruk dan haram, perampokan,
pembunuhan bayi, minum minuman keras, dan yang memusnahkan segala kebajikan dan moral
berada. Saat itu masyarakat jazirah Arabia dalam situasi kemerosotan yang luar biasa. Zaman
ketika hal itu terjadi seringkali disebut sebagai zaman jahiliyyah atau ada pula yang
menyebutnya abad kegelapan.
KELAHIRAN BAGINDA NABI SAW
Nabi Muhammad S.A.W muncul disaat yang kritis dalam kehidupan umat
manusia. Ia bagaikan sebuah lentera di langit malam, bagaikan bintang yang
cemerlang pada malam yang gelap gulita. Sinarnya yang terang membuat malam
menjadi terang benderang. Namun, beliau bukan bintang yang biasa. Tapi maha
bintang yang sangat luar biasa, yang cahayanya mampu menembus lubuk hati
manusia. Bahkan matahari di siang haripun malu menampakkan sinarnya karena
bintang ini adalah maha bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya
dalam kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama
Muhammad. Menurut sejarawan, “Muhammad” yang artinya “dia yang terpuji”
tepat terlahir di kota Mekkah tanggal 12 Rabiul Awwal (17 Rabiul awwal menurut
mazhab Syiah) 570 M atau sering disebut tanggal 20 April 570 M dan meninggal 8
Juni 632 M di Madinah. Namun, Cahaya Muhammad (Nur Muhammad) sebagai
penerang umat manusia tak pernah padam walaupun 14 abad telah berlalu.
Riwayat hidupnya telah diceritakan dengan jutaan kata-kata oleh para
pemeluknya, maupun oleh para ahli sejarah non-muslim (Orientalis). Baik kata-
kata tertulis menjadi sebuah buku maupun tidak tertulis.

3
b. Pengertian iman kepada Allah
Iman kepada Allah adalah mengakui adanya Allah yang maha pencipta semua mahkluk,
pada hakikatnya iman kepada Allah bagi manusia sudah terjadi ketika manusia sudah terjadi
ketika manusia iyu dilahirkan, manusia membutuhkan perlindungan atau pertolongan yang
sifatnya mutlak
Zat Allah adalah sesuatu yang ghaib, akal manusia tidak mungkin dapat memilarkan zat
Allah, oleh sebab itu mengenai adanya Allah, kita harus puas dengan apa yang di jelaskan Allah
melalui firman-firmannya dan bukti-bukti berupa adanya alam semesta ini, akal pikiran manusia
dapat di gunakan untuk memikirkan dan merenungkan alam ciptaan tuhan, dengan di dukung
oleh keterangan – keterangan ayat-ayat Al-Quran dan sunnah Rasullah , akan bertrambah subur
iman seseorang kedudukan dan keteguhan iman sangat besar artinya dalam kehidupan
seseorang. Iman yang teguh akan membuahkan sikap ihklas dan bersyukur dengan demikian
seseorah yang teguh imannya senantiasa akan meras tenteram

a.Dasar beriman kepada allah


Jika di perhatikan proses pengamatan manusia, mula-mula panca indera
menerima rangsangan dari luar , kesan dan rangsangan itu disalurkan ke otak,
otak menerima dan menyadari rangsangan itu, lalu meminta pertimbangan
kepada hati, hasil pertimbangan dilaporkan kembali ke otak, melalui saraf, otak
mengintruksikan anggota tubuh untuk berbuat
Semua kesan / rangsangan dari luar tentang alam ini dipertimbangkan oleh
hati, hati yang memberi pertimbangan atau berkeyakinan untuk berbicara
berbuat, adanya alam semesta ini dan zat yang menciptakannya, yakni Allah di
yakini oleh hati. Keyakinan ini di ikuti dengan ucapan pengakuan akan adanya
Allah serta dibarengi pula dengan perbuatan berupa amal ibadah kepadanya,
pengakuan hati merupakan dasar iman. Perlu di ingat bahwa hanya pengakuan
tidak akan ada artinya tanpa ucapan lisan dan pengalamananggota badan, sebab
pengakuan hati, pengucapan lisan dan pengalaman anggota badan merupakan
satu kesatuan yang tak dapat di pisahkan.Namun demikian untuk mencapai iman
yang benar tidak cukup adanyan dengan pengakuan hati,pengucapan lisan dan
mengamalkan angota badan tetapi juga harus di padukan dengan tuntunan oleh
Allah (Alquran)serta hadis rasullulah

4
b. Cara beriman kepada Allah
 Bersifat ijamli
Caraberiman bersifat ini,maksudnya mempercayai Allah secara umum atau secara garis
Allah,kita percaya akan allah itu ada dan allah maha pencipta,maha pengatur,maha pengusa
hanya Allah yang pantas di sembah oleh manusia dan meminta pertolongan dan tempat
manusia akan kembali.
 Bersifat tafsili
Cara beriman dengan tafsili yaitu mempercaiyai Allah secara terperenci,mempercai
dengan sepenuh hati bahwa Allah mempunyai sifat wajib,dan Allah,mempunyai sifat mustahil
yang jumlahnya sama dan memiliki sifat jaiz dalam hal kutrat dan iradatnya.

c. Aspek-Aspek yang mencakup iman kepada Allah SWT


1. Iman akan adanya Allah
Kebesaran Allah ini dapat dibuktikan oleh fitrah, akal, syara‟ (Al-Quran dan Hadis)
danperasaan, hal ini sebagaimana terperinci di dalam poin-poin berikut ini :
a) Dalil kebesaran Allah berdasarkan fitrah
Semua mahkluk di ciptakan oleh Allah dalam keadaan beriman kepada penciptanya,
tanpa melalui proses berputar. Seseorang tidak akan berpaling dari fitrah ini kecuali jika ada
sesuatu yang memalingkan hatinya dari fitrah tersebut.
b) Dalil kebesaran Allah beedasarkan akal
Semua makhluk baik yang pada zaman dulu pmaupun yang kan dating pasti
membutuhkan pencipta yang menciptakannya. Sedang mereka tidak mungkin ada dengan
sendirinya atau mungkin ada secara kebetulan.Allah telah menyebutkan dalil „aqli (aqal) dan
bukti yang qath‟I (pasti) pada surah at-thur yang artinya : “ apakah mereka diciptakan tanpa
sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan diri mereka sendiri”. Maksudnya ialah bahwa
mereka tidak mungkin diciptakan tanpa ada yang menciptakannya. Dan tidak mungkin mereka
menciptakan dirinya sendiri sehingga tidak ada yang lain kecuali Allah lah yang
menciptakannya.
c) Mengimani Allah sebagai rabbi
Maksudnya ialah mengimani bahwa Allah satu-satunya Rabbi, dimana tidak ada sesuatu
ataupun penolong baginya dalam masalah ini. Yang dimaksud dengan rabi adalah zat yang
menciptakan, menguasai dan memerintah, yaitu tidak ada pencipta selain Allah, tidak ada raja
kecuali Allah dan hak memerintah hanya miliknya semata.
d) Mengimani Allah sebagai illah
Maksudnya adalah mengimani bahwa Allah adalah satu-satunya Illah yang sebenarnya
dan tidak ada sekutu baginya. Yang dimaksud dengan Illah ialah Al-ma‟luuh atau Al-Ma‟buud
yang berarti zat yang disembah oleh manusia dengan maksud untuk mencintai dan
mengangungkannya.

5
e. Sifat sifat Allah
Sifat sifat sifat yang baik bagi Allah
a) Pengertian sifat wajib
Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada Zat Allah sebagai
kesempurnaan baginya. Allah adalah Khaliq zat yang memiliki sifat yang tidak
mungkin sama dengan sifat yang dimiliki oleh mahluknya. Zat Allah tidak bisa
dibayangkan bagaimana bentuknya, rupa dan ciri-cirinya begitu juga sifat-sifatnya.
Tidak bisa disamakan dengan sifat-sifat mahluk.Sifat-sifat wajib bagi Allah itu
diyakini melalui akal (wajib „Aqli) dan berdasarkan dalil naqli (Al-Quran dan
Hadist).
b) Pembagian sifat sifat wajib bagi allah
Menurutpara ulama ilmu kalam sifat-sifat wajib bagi Allah terdiri dari atas
20 sifat, dari 20 sifat itu dikelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut :
a. Sifat nafsiyah
Yaitu sifat yang berhubungan dengan zat Allah. Sifat Nafsiyah ini ada satu,
yaitu wujud.
b. Sifat shalbiyah
Yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya. Sifat shalbiyah ini ada
lima, yaitu : Qidam, Baqa, Mukhalafatuhu lilhawadist, Qiyamuhu Binafsihi,
Wahdaniyah.
c. Sifat Ma'ani
Yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Yang termasuk sifat
maani ada tujuh, yaitu : Qudrah, Iradah, „ilmu, Hayat, Sama‟, Bashar, kalam.
d. Sifat Ma’anawiyah
Sifat ma‟nawiyah adalah kezaliman dari sifat ma‟ani, sifat ma‟nawiyah
tidak dapat berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma‟ani tentu ada sifat
ma‟nawiyah. Jumlah sifat ma‟nawiyah sama dengan jumlah sifat ma‟ani, yaitu :
Qadiran, Muridan, „Aliman, Hayyan, Sami‟an, Bashiran, Mutakalliman.
f. Manfaat beriman kepada Allah
Manfaat besar yang dapat kita petik karena beriman kepada Allah
diantaranya :

6
1. menguatkan Tauhid kepada Allah sehingga seseorang yang telah
beriman kepada Allah tidak akan mengagungkan dirinya kepada
sesuaatu selain Allah, baik dengan cara berharap ataupun takut
kepadanya, dan ia tidak akan menyembah selain Allah.
2. Sesorang akan mencintai Allah secara sempurna dan akan
mengagungkannya sesuai dengan nama-namanya yang baik dan sifat
yang mulia.
3. mewujudkan penghambaaan diri kepada Allah yaitu dengan
melakukan apa yang diperintahkannya dan menjauhi apa yang
dilarangya.

Adapun fungsi beriman kepada Allah yang ketentuannya dalam


sikap dan kepribadian manusia sebagai berikut :

1. Menyadari kelemahan diri di depan Allah


2. Menyadari bahwa segala sesuatu yang dinikmati dalam kehidupan ini
berasal dari Allah SWT.
3. Menyadari bahwa dirinya pasti akan kembali kepada Allah dan
dimintai pertanggung jawaban atas segala perbuatan yang pernah
dilakukan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut pengertian secara bahasa, kata iman adalah percaya
atau membenarkan. Menurut ilmu tauhid, iman berarti kepercayaan
yang diyakini kebenarannya dalam hati, diikrarkan secara lisan,
dandirealisasikan dalam perbuatan.
Menunjukan Tanda-Tanda adanya Allah SWT
1. Meyakinkan hati bahwa Allah itu ada
2. Mengamati dan Memikirkan Ciptaan Allah
3. Menunjukan adanya Allah melalui Dalil Naqli

B. Saran
Diharapkan melalui makalah presentasi ini, para pembaca
khususnya mahasiswa dapat mengikuti kaidah-kaidah presentasi
,pidato, ringkasan dan resensi yang baik.

Anda mungkin juga menyukai