Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
EKONOMI MAKRO
Dosen:
Dr. Dra. Sebastiana Viphindrartin, M.Kes.
Oleh
Fatma Anisa
NIM 190810101067
EKONOMI MAKRO II - B
UNIVERSITAS JEMBER
2020
A. AGGREGATE DEMAND DAN AGGREGATE SUPPLY
1. Aggregate Demand (Permintaan Agregat)
Permintaan Agregat merupakan keseluruhan permintaan terhadap barang dan
jasa dalam kegiatan ekonomi. Di dalam kurva permintaan agregat menunjukkan
hubungan antara tingkat harga agregat dengan jumlah output yang diminta.
Sedangkan, untuk kurva permintaan agregat sendiri mempunyai slope negatif.
Untuk menjelaskan mengenai permintaan agregat terdapat dua ekonom yang
memiliki pendapat berbeda, yakni Keynes dan Pigou. Dimana menurut Keynes,
jika terjadi adanya perubahaan harga, maka jumlah uang yang beredar riil akan
ikut berubah. Hal tersebut menjadikan perubahan pada tingkat suku bunga.
Apabila ada perubahan tingkat suku bunga, maka akan berpengaruh pada investasi
yang akhirnya pendapatan nasional akan ikut terpengaruh.
Menurut Pigou, jika terjadi adanya perubahan harga dalam perekonomian
masyarakat, maka akan mempengaruhi saldo kas riil (real cash balance). Hal
tersebut akan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat yang akan berakibat
pada perubahan pendapatan nasional.
Oleh karena itu, perbedaan dari dua ekonom tersebut terletak pada perubahan
variabel ekonomi akibat perubahan harga. Keynes lebih fokus kepada perubahan
tingkat bunga, sedamgkan untuk Pigou lebih kepada perubahan konsumsi saat
adanya perubahaan harga.
Berikut Kurva Penurunan Permintaan Agregat :
a. Keynes
LM1
i
LM0
i`
io
IS
Yd Yo
Y
P`
Po
AD
Y1 Yo Y
- Keseimbangan awal berada pada tingkat pendapatan nasional (Y0), tingkat harga
P0 dan tingkat bunga io. Keseimbangana terjadi pada titik A pada kurva permintaan
agregat.
- Apabila terjadi kenaikan harga (P`) menyebabkan JUB riil menurun. Ditandai
dengan pergeseran kurva LM ke kiri (LM 1), sehingga menjadikan tingkat bunga
naik menjadi i` dan pendapatan nasional turun menjadi Y1.
- Keseimbangan baru terletak pada titik B. Jika titik A dan titik B digabungkan
dalam satu garis, maka didapatkan kurva permintaan agregat (AD).
b. Pigou
- Awalnya keseimbangan terjadi pada tingkat pendapatan nasional Y0, tingkat harga
P0, dan tingkat bunga i0. Keseimbangan terlihat pada titik C. Saat terjadi kenaikan
harga menjadi P1, menjadikan saldo kas riil turun dan akan mengurangi konsumsi.
- Dengan berkurangnya konsumsi dilihat dari pergeseran IS ke kiri menjadi IS1.
Kemudian, apabila pendapatan nasional turun menjadi Y1, didapat keseimbangan
baru pada titik D. Jika dihubungkan dari titik C dan titik D, maka didapat kurva
permintaan agregat (AD).
2. Aggregate Supply (Penawaran Agregat)
Penawaran Agregat merupakan hubungan antara tingkat harga dengan jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Perusahaan yang
menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka Panjang,
tetapi harga kaku dalam jangka pendek. Oleh karena itu, terdapat kurva penawaran
agregat jangka panjang (long run aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran
agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS.
Faktor yang menggeser kurva penawaran agregat :
a. SRAS
Bergeser ke kiri ketika biaya produksi meningkat
Bergeser ke kanan Ketika biaya produksi menurun
b. LRAS
Tingkat kekakuan pasar tenaga kerja
Perkiraan inflasi
Upaya pekerja mendorong upah riil
Perubahan biaya produksi yang tidak berkaitan dengan upah
Berikut adalah kurva penawaran agregat :
Kurva Penawaran Agregat Keynesian
B. PENDAPATAN NASIONAL
Adapun jenis-jenis pendapatan nasional, yaitu :
1. GDP (Gross Domestic Product)
GDP atau PDB (Produk Domestik Bruto) adalah pendapatan nasional yang
dihitung suatu negara dalam wilayah negara tersebut, baik dari perusahaan
nasional maupun perusahaan asing selama satu periode.
2. GNP (Gross National Product)
GNP adalah pendapatan nasional yang dihitung dari barang dan jasa yang
dihasilkan oleh warga negara baik di dalam maupun di luar negeri dalam satu
periode.
GDP + pendapatan neto faktor luar negeri
Selain itu, dapat dihitung melalui tiga pendekatan :
a) Pendekatan Pendapatan
Y=r+i+w+p
Keterangan:
Y = GDP i = Upah p = Laba
r = Sewa w = Bunga
b) Pendekatan Pengeluaran
Y = C + G + I + (X – M)
Keterangan:
Y = GDP G = Pengeluaran Pemerintah X = Ekspor
C = Konsumsi I = Investasi M = Impor
c) Pendekatan Produksi
Y = ΣP.Q
Keterangan:
P = Harga
Q = Kuantitas
3. NNP (Net National Product)
GNP - depresiasi (penyusutan)
4. NNI (Net National Income)
NNP - pajak tidak langsung
5. PI (Personal Income)
NNI - (laba ditahan + iuran jaminan sosial + asuransi) + Tr
6. DI (Disposable Income)
PI - Pajak Langsung
Karena adanya campuran tangan pemerintah, maka muncullah pajak (Tx), transfer
payment (Tr), dan pengeluaran pemerintah (G). Dalam perekonomian tiga sektor I dan
G injeksi, sedangakan S dan Tx adalah kebocoran.
Dengan demikian, keseimbangan ekonomi tiga sektor dalam keadaan berikut :
I + G = S + Tx
3. Perekonomian Terbuka (Empat Sektor)
Terdiri dari rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat luar negeri.
AE
=C++G
C
=C++G
45º
B F
A E
Investasi IS
I Y
c. Fungsi Investasi
b. Kurva IS
Pada kurva IS tersebut yang banyak berdampak ialah kebijakn moneter. Hal tersebut
dikarenakan apabila pada saat terjadinya kenaikan tingkat bunga dapat menurunkan investasi.
Penurunan investasi menyebabkan penurunan output yang dapat pula menurunkan konsumsi
dan investasi, melalui multiplier effect.
D. KESEIMBANGAN PASAR UANG (KURVA LM)
Keseimbangan pasar uang dapat terjadi saat adanya keseimbangan permintaan
uang dan penawaran uang (Md=Ms). Kurva LM menunjukkan hubungan antara
tingkat bunga dan tingkat pendapatan nasional.
Berikut pembentukan kurva LM :
Ms/P
M/P
a. Pasar Uang
b. Kurva LM
- Dimisalkan bahwa suku bunga awal pada suatu perekonomian sebesar r 1. Jika
pendapatan meningkat Y 2 maka kurva permintaan uang riil akan bergeser dari
L(r , Y ¿¿ 1)¿ ke L(r , Y ¿¿ 2) ¿ atau akan peningkatan.
- Dengan adanya peningkatan permintaan uang riil dapat menyebabkan kenaikan
pada suku bunga dan mengubah keseimbangan suku bunga di pasar uang, dari r 1
ke r 2. Kenaikan suku bunga digunakan untuk mempertahankan keseimbangan di
pasar uang, sehingga keseimbangan pasar uang bergeser dari titik A ke titik B.
- Perubahan tingkat pendapatan dari Y 1 ke Y 2 dan perubahan suku bunga dari r 1 ke
r 2 inilah yang membentuk kurva LM. Titik C dan D pada kurva LM menunjukkan
keseimbangan di pasar uang pada titik A dan B.
LIQUIDITY TRAP
Liquidity Trap adalah merupakan kondisi dimana perubahan pada penawaran
uang tidak akan mempengaruhi tingkat bunga. Liqidity trap ini merupakan daerah
keyness. Sedangkan untuk daerah klasik berada pada kurva melengkung sebelum x.
Hal tersebut mengartikan bahwa MV = PT. Yang mana merupakan dikotomi klasik,
yakni uang tidak akan mempengaruhi ekonoomi dan uang hanya akan mempengaruhi
harga.
- Jika kita liat kurva diatas, pada kondisi awal, keseimbangan tercapai pada titik X
dengan tingkat suku bunga rz dan supply for real money balance sebesar (Ms/P)’.
- Pada titik itu, apabila bank sentral menambah JUB menjadi (Ms/P)”, maka
hasilnya tidak akan memberikan dampak pada tingkat suku bunga. Oleh karena
itu, keadaan tersebut berada dalam liquidity trap.
- Saat tingkat suku bunga sebesar rz, kebijakan moneter tidak akan mampu untuk
mempengaruhi variabel ekonomi lain, seperti konsumsi dan investasi.