Anda di halaman 1dari 2

Halo teman-teman kali ini kita akan mendiskusikan komunikasi lintas dan antar budaya.

Dalam forum ini, saya ingin kalian dapat memberikan contoh komunikasi lintas atau antar
budaya yang pernah kalian alami dan bagaimana cara mengatasi berbagai hambatan yang
kalian temukan dalam komunikasi tersebut. Apabila kalian belum pernah memiliki
pengalaman, maka kalian dapat memberikan contoh mengenai komunikasi budaya yang
berlaku di daerah kalian masing-masing.

Salam,

Komunikasi lintas budaya atau cross cultural communication adalah bidang studi komunikasi
yang memandang manusia yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda dalam
berkomunikasi. Komunikasi lintas budaya adalah studi yang berakar dari studi antropologi
budaya. Titik berat komunikasi lintas budaya adalah proses komunikasi yang terjadi dalam
berbagai macam budaya yang berbeda. Komunikasi lintas budaya merupakan “pintu
gerbang” agar dapat memahami komunikasi antar budaya atau intercultural communication.

Komunikasi lintas budaya memiliki beberapa karakteristik, yaitu :  

1. Bersifat dinamis, yaitu kontinu dan berubah.


2. Bersifat interaktif atau saling mempengaruhi.
3. Berlangsung dalam konteks fisik dan sosial.
4. Sosial.
5. Temporal.

Perbedaan budaya merupakan salah satu faktor penghambat dalam komunikasi antar budaya,
karenanya hambatan – hambatan komunikasi tersebut juga sering disebut sebagai hambatan
komunikasi antar budaya, sebagai hambatan dalam proses komunikasi yang terjadi karena
adanya perbedaan budaya antara komunikator dan komunikan.
Contoh : Komunikasi yang terjadi di dukuh Kwiran Tegalrejo adalah komunikasi lintas budaya
antara umat islam dan umat kristen. Kerukunan yang terjadi di dukuh kwiran tegalrejo dapat di lihat
dari pengadaan tradisi nyadran. Tradisi nyadran merupakan salah satu budaya untuk memberi
penghormatan kepada leluhur. Dimana tradisi nyadran sendiri berasal dari budaya hindu yang sudah
di akulturasikan oleh wali songo ke islam.

Cara mengatasi perbedaan kedua agama tersebut adalah : Dalam tradisi Nyadran warga Islam dan
Kristen dapat bekerjasama tanpa membeda-bedakan agama maupun ras. Tradisi tersebut menjadi
sarana untuk warga dari agama yang berbeda dalam bekerja sama dan bergotong royong. Kegiatan
Nyadran sendiri oleh umat Islam dianggap mampu mewujudkan rasa kebersamaan, dan bisa
bersama-sama melakukan satu kegiatan yaitu mulai dari tirakatan, usaran/musar sampai pagelaran
kesenian wayang kulit. Sedangkan umat Kristen memandang tradisi nyadran untuk menggalang
kerukunan. Karena dalam kegiatan tersebut semua warga membaur jadi satu. Jadi tidak terlihat
perbedaan antara Islam dan Kristen. Dalam kegiatan tradisi nyadran sendiri melibatkan semua
masyarakat. Jadi dari umat Islam dan Kristen dalam tradisi nyadran bisa rukun dan berbaur.

Anda mungkin juga menyukai