\
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT JENDERAL
Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon : (021) 5201590 (Hunting)
g
GERMAS
Yth.
1. Para Kepala Dinas Kesehatan Daerah Provinsi
2. Para Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
di seluruh lndonesia
SURAT EDARAN
NO M O R HK.02.02Alt t 1 0459I 2021
TENTANG
MITIGASI DAMPAK PEMBERITAAN KEJADIAN IKUTAN PASCA VAKSINASI
covtD-19
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal tl April2021
JENDERAL
KESEHATAN,
t v
SEXRETARIS
* JENDERAL
( PRIMADI
Tembusan:
1. Menteri Kesehatan
2. Plt. DireKur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit
-7
LAMPIRAN
SURAT EDARAN
NOMOR HK.O2.02tiltt 10459t2021
TENTANG
MITIGASI DAMPAK PEMBERITAAN
KEJADIAN IKUTAN PASCA VAKSINASI
covtD-19
A. CONTOH FORMATI
Jakarta, 4 Marel2021
Kepala Dinas Kesehatan Kotamobagu, Sulawesi Utara, dr. Tanty Korompot
mengklarifikasi kabar adanya Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mengalami
pembengkakan kaki usai divaksinasi COVID-19.
Pada saat skrining, ASN tersebut dalam keadaan sehat dan dapat dilakukan
vaksinasi.
Atas kejadian tersebut, lanjutnya, tim dari Dinas Kesehatan melakukan investigasi
di rumah yang bersangkutan, hasilnya terjadi pembengkakan di area lutut kaki kiri
dan sekitar kaki kiri ini terdapat banyak bekas luka. Esok harinya yang bersangkutan
dijemput oleh tim Dinas Kesehatan untuk mendapatkan perawatan di RSU D
Kotamobagu kemudian yang bersangkutan diperiksa lebih lanjut lagi.
-8-
Pasien kemudian mendapatkan pengobatan dan perawatan dari dokter spesialis
penyakit dalam serta dokter spesialis bedah. Pada tanggal 3 April 2021 yang
bersangkutan meminta pulang atas permintaan sendiri atau pulang paksa dari
RSUD Kotamobagu meskipun pengobatan dan perawatan belum tuntas.
B. CONTOH FORMAT II
Sebanyak 1,1 Juta vaksin AstraZeneca yang tiba di lndonesia bantuan dari COVAX
facility, telah didistribusikan ke enam provinsi, yakni Bali, Jawa Timur, Nusa
Tenggara Timur (NTT), Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Maluku. Terdapat
empat orang yang diobservasi setelah mendapat vaksinasi AstraZeneca di Sulawesi
Utara yang beberapa lalu membuat otoritas setempat menerbitkan penghentian
sementara vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca.
Menanggapi hal tersebut, Prof. Dr. dr. Hindra lrawan Satari, Ketua Komisi Nasional
Kejadian lkutan Pasca lmunisasi (Komnas KlPl) menyampaikan telah mendapatkan
laporan dari Komda KlPl Sulawesi Utara.
"Kami sudah menerima Komda KlPl Sulawesi Utara, tentang adanya subjek yang
menggigil, demam, dan pegal, sehingga terbit surat Kepala Dinas Kesehatan
Sulawesi Utara untuk pemberhentian vaksin, setelah Komda KlPl mengkaji dan
menginvestigasi bersama Badan POM, Kemenkes, WHO, dan UNICEF, ternyata
reaksinya termasuk ringan," terangnya dalam konferensi pers yang diselenggarakan
KPCPEN dan ditayangkan FMB9ID_lKP, Selasa (30/3).
dr. Siti Nadia Tarmidzi, Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi dari Kemenkes,
menambahkan bahwa dalam memilih jenis vaksin yang akan digunakan dalam
program vaksinasi nasional, pemerintah senantiasa mendengarkan saran dan
masukan dari para ahli, termasuk dari lndonesian Technical Advisory Group on
lmmunization (lTAGl) dan World Health (WHO).
"Hal itu dilakukan karena pemerintah hanya ingin menyediakan jenis vaksin yang
aman dan efektif untuk seluruh masyarakat indonesia," tegas dr. Siti Nadia.
-9-
Medical Speclalbf WHO lndonesia Dr. Vinod Bura mengatakan vaksin memainkan
peran penting dan jadi alat berguna untuk melawan pandemi. Jutaan vaksin sudah
diamankan dan diberikan kepada orang-orang di seluruh dunia.
"lndonesia sudah menerima vaksin Astrazeneca yang mendapatkan standar
keamanan tertinggi yang juga disetujui Badan POM yang menjamin keamanan dan
khasiatnya,' katanya.
Ketua ITAGI Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan atas dasar tersebut,
vaksin AstraZeneca bisa digunakan baik untuk golongan usia 18 tahun ke atas
maupun kepada lanjut usia (lansia).
"Vaksin ini bisa diberikan pada usia 18 tahun dan juga untuk lansia, vaksin ini sangat
baik untuk lansia, sangat aman, dan dapat menghasilkan lmunogenisitas yang
sangat tinggi," tuturnya.
Di samping itu, Communication for Developmenf UNICEF lndonesia Rizky lka Safitri
menyatakan fasilitas COVAX yang dinaungi WHO, aliansi vaksin (GAVI), dan koalisi
inovasi kesiapsiagaan pandemi (CEPI) adalah bentuk solidaritas global untuk
penanganan pandemi COVID-1 9.
Fasilitas COVAX bertujuan memberikan akses pada vaksin COVID-19 secara adil
dan merata bagi semua negara anggota terlepas status kemajuan pembangunan
dan ekonominya.
"Setiap negara anggota COVAX akan mendapatkan vaksin yang aman dan efektif
untuk 20 persen populasi negaranya untuk mengurangi tingkat kematian, melindungi
sistem kesehatan dan memastikan layanan kesehatan esensial dapat terus
diberikan kepada masyarakat," ucapnya.
Prof. Dr. dr. Hindra lrawan Satari, Spa(K), MTropPaed selaku Ketua Komnas
Kejadian lkutan Pasca lmunisasi (KlPl) mengatakan bahwa kekebalan tubuh tidak
langsung tercipta pasca penyuntikan pertama, kalaupun ada sangatlah rendah.
Kekebalan baru akan tercipta sepenuhnya dalam kurun waktu 28 hari pasca
penyuntikan kedua.
-10-
"Meskipun sudah divaksinasi, dalam dua minggu kedepan sangat amat rawan
terpapar," tuturnya.
Vaksin COVID-19 yang digunakan untuk vaksinasi dipastikan aman dan berkhasiat.
Sebab, dalam proses pengujiannya telah sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh WHO.
"Dengan hasil pengujiannya di fase 1, fase 2 dan fase 3, kita hasilnya ringan,"
tambah Prof. Hindra
Hal ini merujuk pada uji klinis yang dilakukan oleh Tim Riset Uji Klinik Vaksin COVID-
'19 Universitas Padjajaran, yang melaporkan bahwa efek samping yang ditimbulkan
dari vaksinasi COVID-19 bersifat ringan dan mudah diatasi seperti reaksi lokal
berupa nyeri, kemerahan atau gatal-gatal.
'Vaksinasi itu tidak menjamin 100 persen (tidak akan tertular), namun sebagai upaya
tambahan untuk mengurangi risiko terpapar/terinfeksi," katanya.
Senada dengan Prof Hindra, dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid, Juru Bicara Vaksinasi
COVID-19 Kementerian Kesehatan yang juga Direktur Pencegahan Penyakit
Menular Langsung mengingatkan agar meskipun sudah divaksinasi COVID-19 tetap
disiplin protokol kesehatan, karena seseorang masih berisiko terpapar virus COVID-
19.
_ 11 -
"Bagi seluruh masyarakat saya berpesan, dengan adanya vaksinasi kita juga masih
punya kewajiban menjalankan protokol kesehatan" ucapnya.
IS JENDERAL
KESEHATAN,
I
*
./
PRIMADI