Anda di halaman 1dari 21

STUDY KELAYAKAN

USAHA PEMBENIHAN ABALONE (Haliotis asinina)

Oleh:

NURFADILA
NIT. 16.3.05.052
TEKNOLOGI BUDIDAYA PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SUMBERDAYA MANUSIA
KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BONE
2019

1
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
STUDI KELAYAKAN USAHA

Judul : Studi Kelayakan Usaha Pembenihan Abalone (Haliotis asinina)

Nama : Nurfadila

NIT : 16.3.05.052

Laporan ini sebagai tugas kuliah Mata Kuliah Manajemen Usaha Budidaya Perikanan

Disetujui oleh:

Dosen Pengampuh I Dosen Pengampuh II

Ir. Yip Regan, MP. Muhammad Syahrir, S.Pi., M,Si.


NIP. 19620130 198903 1 003 NIP. 19690715 199003 1 004

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat Rahmat dan
Hidayah-Nya tugas ini dapat diselesaikan dengan judul “Studi Kelayakan Usaha
Pembenihan Abalone (Haliotis asinina)”.
Penyusunan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Usaha Budidaya Perikanan dan untuk mengetahui apakah usaha tersebut layak untuk
dijadikan suatu usaha. Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang
penyusun hadapi. Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
makalah ini tidak lain berkat doa kedua orang tua serta bantuan dan dorongan teman-
teman sehingga kendala-kendala yang penyusun hadapi dapat teratasi.
Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penyusun menyadari bahwa tugas ini masih
banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampuh
mata kulaih Manajemen Usaha Budidaya Air Laut penyusun meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan tugas di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca.

3
DAFTAR ISI
SAMPUL........................................................................................................ 1
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... 2
KATA PENGANTAR................................................................................... 3
DAFTAR ISI.................................................................................................. 4
DAFTAR TABEL.......................................................................................... 5
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 6
B. Gambaran Umum................................................................................ 7
1. Biodata pengusaha......................................................................... 7
2. Alamat usaha................................................................................. 7
3. Alamat pemilik.............................................................................. 7
4. Data usaha..................................................................................... 7
5. Aspek manajemen......................................................................... 8
BAB II ANALISA USAHA
A. Biaya Investasi..................................................................................... 9
B. Biaya Penyusutan Alat Tahan Lama................................................... 10
C. Biaya Operasional............................................................................... 12
D. Bunga Biaya Modal............................................................................. 14
E. Output.................................................................................................. 14
F. Input..................................................................................................... 14
G. Keuntungan.......................................................................................... 15
H. Benefit Cost Ratio............................................................................... 15
I. Break Event Point................................................................................ 15
J. Payback Period.................................................................................... 16
K. Return of Invesment/Rentabilitas........................................................ 17
L. Pertimbangan Penerimaan(R/Cratio)................................................... 17
M. Net Present Value (NVP).................................................................... 17
PENUTUP

4
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Biaya investasi........................................................................................... 9
2. Penyusutan alat tahan lama........................................................................ 10
3. Biaya tetap Pembenihan abalone............................................................... 12
4. Biaya variabel Pembenihan abalone.......................................................... 12
5. Biaya bunga modal.................................................................................... 14

5
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia khususnya dan dunia umumnya telah
memberikan dampak bagi peningkatan kebutuhan produk perikanan di masa yang
akan datang, selain itu juga karena adanya kecenderungan perubahan pola konsumsi
dari produk peternakan menjadi produk perikanan. Pemilihan akan produk perikanan
memperhatikan kandungan protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Salah satu sumber
protein yang penting selain dari daratan yaitu tentunya dari laut. Kebanyakan
sekarang para pembudidaya khususnya pembudidaya laut hanya mengarah kepada
ikan dan mutiara, sementara di perairan Indonesia masih banyak biota-biota laut yang
dapat dikembangkan dan memiliki nilai ekonomis tinggi seperti kerang abalon jenis
Haliotis asinina.
H. asinina dapat dipilih dan dijadikantarget utama untuk dikembangkan sebagai
spesies unggulan dan ideal untuk kegiatan akuakultur oleh industri di Indonesia
dengan beberapa alasan (Susanto dkk, 2008) yaitu : nilai jual tinggi dan permintaan
pasar internasional yang tinggi karena rendah lemak dan kolestrol sehingga membuka
kesempatan yang besar bagi industri akuakultur abalon, potensi induk abalon H.
asinina di Indonesia cukup besar karena dapat mencapai cangkang 13cm dan berat
badan 300 g –350g, pertumbuhan cepat di iklim tropis dibandingkan di Negara-
negarayang memiliki empat musim, merupakan hewan herbivora sehingga
membutuhkan biaya pakan yang rendah. Indonesia memiliki daerah pesisir dengan
pantai berkarang yang sangat panjang dan kualitas air yang baik sangat potensial
sebagai tempat pembenihan dan budidaya.
Dengan alasan bahwa abalon memiliki banyak keunggulan seperti yang
dijelaskan diatas maka peluang usaha budidaya abalone sangat besar. Selama ini
untuk memenuhi permintaan pasar tersebut kebanyakan para pembudidaya Indonesia
mengambil atau menangkap dari alam sehingga populasi abalon semakin berkurang.

6
Pengembangan usaha budidaya abalone baik pembinahan maupun pembesaran
dengan demikian sangat penting guna dapat mengambil peluang memenuhi
permintaan pasar dunia. Akan tetapi permasalahan yang timbul yaitu kebanyakan
para pembudidaya masih kurang berminat untuk melakukan pembenihan dan
budidaya abalon, dikarenakan masih tingginya tingkat kematian pada fase larva dan
pada saat dilepaskan dari tempat menempelnya. Untuk mengatasi hal tersebut perlu
dilakukan perencanaan yang benar-benar bagus dan melakukan kegiatan-kegiatan
budidaya sesuai dengan standar budidaya abalon yang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya.

B. Gambaran Umum
1. Biodata pengusaha
Nama : Nurfadila
TTL : Camba, 13 Maret 1998
2. Alamat Usaha
Usaha yang akan dijalankan bertempat di:
Kelurahan : Bonto Marannu
Kecamatan : Bontoa
Kabupaten : Maros
Provinsi : Sulawesi Selatan
3. Alamat Pemilik
Desa : Rompegading
Kecamatan : Cenrana
Kabupaten : Maros
Provinsi : Sulawesi Selatan
4. Data Usaha
a. Sektor usaha
Usaha yang direncanakan yaitu usaha yang bergerak di bidang Pembenihan
Abalone (Haliotis asinina).
b. Jenis produksi

7
Jenis produk yang akan dihasilkan yaitu berupa benih Abalone (Haliotis
asinina).
c. Tahun mulai produksi
Tahun mulai produksi yakni pada tahun 2019
5. Aspek manajemen
a. Riwayat pengelola perusahaan
Pengelola perusahaan merupakan taruna Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
Program Studi Teknik Budidaya Perikanan tingkat perdana. Telah menyelesaikan
pendidikan tingkat menengah atas di SMAS Ummul Mukminin Makassar pada tahun
2016.
b. Susunan organisasi
Ketua : Nurfadila
Wakil Ketua : Ary Alfian
Sekertaris : Firda Wandasari
Bendahara : A. Yuspita Dwi Rezky

8
II. ANALISA USAHA

A. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai kegiatan itu
berlangsung sampai kegiatan tersebut mulai berjalan. Biaya invesatasi untuk
Pembenihan abalone dapat dilihat pada tabel 1.
No NamaAlat Jumlah Satuan Harga Satuan(Rp) Total Harga
Perlengkapan Unit Pembenihan
 1. Induk 100 ekor Rp 10.000 Rp 1.000.000
 2. Bak Fiber 10 buah Rp 3.000.000 Rp 30.000.000
3.  BakTandon 1 buah Rp 7.000.000 Rp 7.000.000
 4. Hi Blow 1 unit Rp 6.000.000 Rp 6.000.000
 5. Sand Filter 2 unit Rp 2.000.000 Rp 4.000.000
Keranjang
 6. Pemeliharaan 15 buah Rp 150.000 Rp 1.500.000
7. Shelter 7 buah Rp 15.000 Rp 105.000
 8. Instalasi Aerasi 16 unit Rp 16.000 Rp 160.000
 9. Egg Colector 2 unit Rp 250.000 Rp 500.000
 10. Alat Siphon 2 buah Rp 850.000 Rp 170.000
 11. Gayung 1 Liter 2 buah Rp 5.000 Rp 10.000
 12. Rearing Plate 150 unit Rp 40.000 Rp 6.000.000
 13. Selang 1/2 Inci 3   Rp 10.000 Rp 30.000
 14. Jangka Sorong 1 buah Rp 200.000 Rp 200.000
 15. Mikroskop 1 buah Rp 15.000.000 Rp 15.000.000
 16. Timbangan Digital 1 buah Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
 17. Timbangan Duduk 1 buah Rp 500.000 Rp 500.000
 18. Spatula 2 buah Rp 5.000 Rp 10.000
 19. Haemacytometer 1 buah Rp 800.000 Rp 800.000
 20. SedwigckRafter       Rp 2.000.000
Kaca
 21. Preparat+Cover       Rp 200.000
Instalsi Pendukung
 22. Pompa Air Laut 1 unit Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
 23. Pompa Air Tawar 1 unit Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
 24. Genzet 1 unit Rp 10.000.000 Rp 10.000.000
 25. Alat Kualitas Air 1 set Rp 8.000.000 Rp 8.000.000

9
Perlengkapan Kultur Pakan Alami
 26. Instalasi Aerasi 30 unit Rp 20.000 Rp 600.000
 27. Hi Blow 1 unit Rp 5.000.000 Rp 5.000.000
 28. Uv 1 unit Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
 29. Toples 20 Liter 10 buah Rp 65.000 Rp 650.000
 30. Toples 5 Liter 5 buah Rp 25.000 Rp 125.000
 31. Tube 5 Ml 10 buah Rp 20.000 Rp 200.000
 32. GelasUkur 1 buah Rp 50.000 Rp 50.000
 33. Kompor Gas 1   Rp 400.000 Rp 400.000
 34. Panci 1   Rp 150.000 Rp 150.000
 35. Drum Plastic 1   Rp 150.000 Rp 150.000
 36. Botol Kaca 5   Rp 10.000 Rp 50.000
 37. Pipet Volumetric 2   Rp 40.000 Rp 80.000
 38. Ac 1   Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
 39. Pipet Tetes 3   Rp 8.000 Rp 24.000
 40. Petri Disk 1   Rp 35.000 Rp 35.000
Alat kualitas air
 41. DO Meter 1   Rp 8.000.000 Rp 8.000.000
 42. Refraktometer 1   Rp 1.500.000 Rp 1.500.000
 43. pH meter 1   Rp 450.000 Rp 450.000
Thermometer
Rp 150.000 Rp 150.000
 44. digital 1  
Peralatan panen
 45. ember panen 3 buah Rp 25.000 Rp 75.000

B. Biaya Penyusutan Alat Tahan Lama


Karung masuk biaya variabel
Biaya penyusutan alat tahan lama dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Penyusutan alat tahan lama
Jue
(thn Penyusutan/
No. NamaAlat Harga (Rp.) ) Nilaisisa (Rp) siklus penyusutan/ bln
 1. Induk Rp 1.000.000 3 Rp 100.000 Rp 100.000 Rp 25.000
Bangunan
 2. bak fiber Rp 30.000.000 20 Rp15.000.000 Rp 250.000 Rp 62.500
 3. Bak tendon Rp 10.000.000 20 Rp 1.000.000 Rp 150.000 Rp 37.500
Hatchery
 4. (10x20m) Rp 50.000.000        
Perlengkapan Pembenihan
 5. Hi blow Rp 6.000.000 5 Rp 2.000.000 Rp 266.666 Rp 66.666

10
 6. sand filter Rp 4.000.000 15 Rp 400.000 Rp 80.000 Rp 20.000
Keranjang
 7. pemeliharaan Rp 1.500.000 8 Rp 150.000 Rp 56.250 Rp 14.062
 8. Shelter Rp 105.000 5 Rp 20.000 Rp 5.666 Rp 1.416
 9. Instalasi aerasi Rp 150.000 5 Rp 400.000 Rp 16.666 Rp 4.166
 10
. egg colector Rp 500.000 2 Rp 250.000 Rp 41.666 Rp 10.416
 11
. alat siphon Rp 170.000 5 Rp 50.000 Rp 8.000 Rp 2.000
 12
. gayung 1 liter Rp 10.000 2 Rp 2.000 Rp 1.333 Rp 333
 13
. rearing plate Rp 6.000.000 5 Rp 1.500.000 Rp 300.000 Rp 75.000
 14
. selang 1/2 inci Rp 30.000 3 Rp 9.000 Rp 2.333 Rp 583
 15
. Jangka sorong Rp 200.000 3 Rp 50.000 Rp 16.666 Rp 4.166
 16
. Mikroskop Rp 15.000.000 5 Rp 4.000.000 Rp 733.333 Rp 183.333
 17 timbangan
. digital Rp 1.000.000 4 Rp 200.000 Rp 66.666 Rp 16.666
 18 Timbangan
. duduk Rp 500.000 3 Rp 150.000 Rp 38.888 Rp 9.722
 19
. Spatula Rp 10.000 5 Rp 2.000 Rp 533 Rp 133
 20
. haemacytometer Rp 800.000 5 Rp 200.000 Rp 40.000 Rp 10.000
 21
. Sedwigck rafter Rp 2.000.000 5 Rp 300.000 Rp 113.333 Rp 28.333
 22 Kaca
. preparat+cover Rp 200.000 2 Rp 50.000 Rp 25.000 Rp 6.250
 23
. pompa air laut Rp 4.000.000 5 Rp 1.500.000 Rp 166.666 Rp 41.666
 24
. pompa air tawar Rp 2.000.000 5 Rp 1.000.000 Rp 66.666 Rp 16.666
 25
. genzet Rp 10.000.000 10 Rp 2.000.000 Rp 266.666 Rp 66.666
 26
. ember panen Rp 75.000 10 Rp 21.000 Rp 1.800 Rp450
sub total investasi Rp 54.250.000     Rp 2.314.805 Rp 578.701
Perlengkapan kultur pakan alami
 No NamaAlat jumlah Harga (Rp.) Jue Nilaisisa (Rp) Penyusutan/ penyusutan/
(thn siklus bln

11
)
 27
. instalasiaerasi 38 Rp 600.000 5 Rp 150.000 Rp 10.000 Rp 2.500
 28
. Hi blow 1 Rp 5.000.000 5 Rp 1.000.000 Rp 66.666 Rp 1.666
 29
. UV 1 Rp 2.500.000 5 Rp 500.000 Rp 33.333 Rp 8.333
 30
. toples 20 liter 10 Rp 650.000 10 Rp 65.000 Rp 2.166 Rp 541
 31
10
. toples 5 liter 5 Rp 125.000 Rp 75.000 Rp 2.500 Rp 625
 32
10
. tube 5 ml 10 Rp 200.000 Rp 100.000 Rp 3.333 Rp 833
 33
3
. gelasukur 1 Rp 50.000 Rp 15.000 Rp 1.666 Rp 416
 34
5
. kompor gas 1 Rp 400.000 Rp 100.000 Rp 6.666 Rp 1.666
 35
Panci 1 3
. Rp 150.000 Rp 75.000 Rp 8.333 Rp 2.083
 36
Drum plastic 1 5
. Rp 150.000 Rp 50.000 Rp 3.333 Rp 833
 37
Botolkaca 5 5
. Rp 50.000 Rp 10.000 Rp 666 Rp 166
 38
Pipet volumetric 2 5
. Rp 80.000 Rp 20.000 Rp 1.333 Rp 333
 39
AC 1 5
. Rp 2.000.000 Rp 700.000 Rp 46.666 Rp11.666
 40
Pipettetes 3 2
. Rp 24.000 Rp 6.000 Rp 1.000 Rp 250
 41
Petri disk 1 3
. Rp 35.000 Rp 15.000 Rp 1.666 Rp 416
sub totalinvestasi Rp 12.014.000 sub total penyusutan Rp 89.333 Rp 47.333
alatkualitas air
 42
DO Meter Rp 8.000.000
. 1 5 Rp 1.600.000 Rp 106.666 Rp 26.666
 43
Refraktometer Rp 1.500.000
. 1 3 Rp 500.000 Rp 55.555 Rp 13.888
 44
pH pen Rp 450.000
. 1 3 Rp 150.000 Rp 16.666 Rp 4.166
 45 Thermometer
Rp 150.000
. digital 1 3 Rp 50.000 Rp 5.555 Rp 1.388
sub total investasi Rp 10.100.000 sub total penyusutan Rp 184.444 Rp46.111
total investasi Rp 76.364.000      

12
C. Biaya Operasional
Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama produksi itu
berlangsung. Biaya operasional dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Biaya tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa
produksi, uraian biaya tetap dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.Biaya tetap pada budidaya Pembenihan abalone
 No total total harga/
. Uraian jumlah satuan hargasatuan harga/bulan tahun

1. Gaji pegawai 3 orang Rp1.500.000 Rp 4.500.000 Rp54.000.000


2. Pemeliharaan dan
  perawatan mesin     Rp 300.000 Rp Rp 3.600.000
3. listrik       Rp 700.000 Rp 8.400.000
  jumlah Rp 66.000.000

2. Biaya variable
Biaya variabel merupakan biaya yang habis dalam satu kali produksi. Uraian data
variable pada kegiatan budidaya Pembenihan abalone dapat dilihat pada tabel 4.
No
. uraian jumlah satuan Harga satuan total harga jumlah
1. solar 98 liter Rp 8.000 Rp784.000 Rp 784.000
  sub total  
pakan
2. Rumput laut 900 kg Rp 3.000 Rp2.700.000  
3. Bibit fitoplankton 3 liter Rp 100.000 Rp 300.000  
  sub total Rp3.000.000
Peralatan kultur pakan alami
4. Lampu fluorescen 18 buah Rp 60.000 Rp1.080.000  
5. tabung gas 12 buah Rp 25.000 Rp300.000  
  sub total Rp 1.380.000
PUPUK
6. NaNO3 1200 Gr Rp 1.537 Rp 1.844.400  
7. Na2EDTA 217,2 Gr Rp 15.791 Rp 1.257.935  
8. NaH2PO4H2O 168 Gr Rp 1.694 Rp 84.659  

13
9. NaHCO3 151,2 Gr Rp 1.320 Rp 199.584  
10. Clewat 32 1.200 gr Rp 1.650 Rp 1.980.000  
11. Silikat solution 6.000 ml Rp 430 Rp 2.584.080  
  sub total Rp 8.150.658
BAHAN KIMIA
12. Thio-sulfat 5.400 gr 300 1.620.000  
13. Chlorin 14.400 ml 15,75 226.800  
14. Alkohol 12 liter 42.000 504.000  
15. Kaporit 18.000 gr 40 720.000  
  sub total 3.070.800
PERALATAN PACKING
16. Karet 10 Bks 25.000 250.000  
17. Styrefoarm 22 buah 50.000 1.100.000  
18. Plastikpacking 10   10.000 100.000  
19. Oksigen 3 buah 100.000 300.000  
20. Solasi 10 roll 10.000 100.000  
  sub total 1.850.000
Total biaya variabel/tahun 18.235.459

Jadi biaya operasional Pembenihan abalone yaitu:


Biaya opersaional = Biaya tetap + Biaya Variabel
Per Periode = Rp. 24.688.583+ Rp 6.078.486
= Rp.30.767.069
Per Tahun = Rp74.065.750 + Rp. 18.235.459
= Rp. 92.301.208

D. Bunga Biaya Modal


No Jenis Biaya Jumlah Suku Bunga/Tahun Bunga/Priode
Bunga/Tahun
(Rp)

1 Biaya Rp 3.188.583 10% 318.858,3 106.268,1


Penyusustan

2 Biaya Tetap Rp.24.688.583 10% 2.468.858,3 822.952,8

3 Biaya Rp. 6.078.486 10% 607.848,6 202.606,2


Variabel

14
Total 3.395.565,2 1.131.845,1

E. Output
Out put merupakan semuah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan produksi. Out
dapat dihitng dengan cara sebagai berikut.
Out put : Biaya penyusutan + biaya tetap + Biaya variabel + bunga biaya

Output/priode = Rp3.188.583,33 +Rp.24.688.583,-+Rp. 6.078.486 + Rp. 1.131.845,1

= Rp. 35.087.497,43
F. Input
Hasil panen
1. Ukuran benih 1-1,5 cm 900
2. Total hasil panen = 22.098 ekor/ siklus
3. Total hasil panen per tahun = 66.294 ekor
4. Dijual dengan harga Rp 3.000/ekor
5. Jadi hasil yang diperoleh = Rp. 66.294.000,-/ siklus
6. Hasil yang diperoleh = Rp. 198.882.000/ tahun

Keterangan:
a. Lama pemeliharaan dan persiapan sampai panen = 4 bulan
b. Satu tahun diperoleh 3 siklus

G. Keuntungan

Keuntungan adalah selisih antara pendapatan total dengan biaya total. Bila dalam
suatu usaha , pendapatan lebih besar dibanding dengan biaya yang digunakan maka
nilai laba akan plus, berarti usaha tersebut memperoleh keuntungan. Keuntungan
dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

Keuntungan = Input – Output


= Rp. 66.294.000,- – Rp. 35.087.497,43,-

15
= Rp. 31.206.502,57,-
H. Benefit Cost Ratio

Benefit cost ratio ( b / c ) adalah nilai kelayakan suatu usaha.  Yang fungsinya
untuk mengetahui sesuatu harus diproduksi pada periode berikutnya. B/C ratio dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut:

B/C ratio = Hasil Penjualan : Modal Produksi

= Rp. 66.294.000,- : Rp. 35.087.497,43,-

= 1,8

Artinya, usaha budidaya rumput laut layak karena setiap kita mengeluarkan Rp.1
akan diperoleh hasil Rp.1,8.

I. Break Event Point

Break even point adalah suatu nilai dimana hasil penjualan produksi sama
dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan. Pada saat itu
pengusaha mengalami impas, tidak untung dan tidak rugi.

Suatu usaha dikatakan layak, jika nilai BEP produksi lebih besar dari jumlah unit
yang sedang diproduksi saat ini dan BEP harga harus lebih rendah daripada harga
yang berlaku saat ini, dimana BEP produksi dan BE  harga dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

Total Biaya
BEP Produksi=
Harga Produksi

Total Biaya
BEP Harga=
Total Produksi

BEP Produksi=Rp . 35.087 .497,43 ,− ¿ ¿


Rp .3 .000 ,−¿ ¿

= 11.695

16
Artinya dengan total biaya sebanyak Rp. 35.087.497,43,- dan harga jual Rp
3.000, maka untuk mencapai titik impas jumlah rumput laut kering yang dijual adalah
sebanyak 11.695 ekor. sedangkan n

BEP Harga=Rp . 35.087 .497,43 ,− ¿ ¿


22.098

= Rp. 1.587,-

Artinya dengan jumlah produksi sebanyak 11.695 ekor dan total biaya sebanyak
Rp. 35.087.497,43 maka untuk mencapai titik impas harga jual benih paling minimal
Rp. 1.587,-.

J. Payback Period
Payback period dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
Payback period = Total Investasi : Laba

= Rp76.364.000: Rp. 31.206.502,57

= 2,44

Dari hasil perhitungan di atas mengatakan bahwa ivesatasi sebesar


Rp.76.364.000,- memerlukan 2,44 kali priode usaha untuk mengembalikan seluruh
modal dan investasi.

K. Return of Invesment/ Rentabilitas ( ROI)

Return of invesment (roi) merupakan nilai keuntungan yang diperoleh pengusaha


dari setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam periode waktu tertentu. Analisis
roi dihitung untuk mengukur sampai seberapa besar kemampuannya dalam
mengembaliakan modal yang telah ditanam. Dengan demikian dapat digunakan untuk
mengukur efisiensi penggunaan modal dalam perusahaan tersebut.  Rentabilitas dapat
dihitung dengan cara sebagai berikut:

17
Laba /Keuntungan
Rentabilitas= x 100 %
Biaya Operasional

Rentabilitas=Rp. 31.206 .502,57 ,− ¿ ¿


Rp35.087 .497,43 ,−¿ x 100 % ¿

= 88,9%

Efesiensi penggunaan modal digunakan untuk mengetahui persentase


kemungkinan pengembalian keuntungan dari investasi yang ditanamkan yaitu 88,9%.

L. Pertimbangan Penerimaan (R/C ratio)


Analisa ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara rasio pendapatan
yang diperoleh terhadap total biaya yang dikeluarkan. R/C ratio dapat dihitung
dengan cara sebagai berikut:
R/C ratio = Penerimaan : Total Biaya Pengeluaran

= Rp. 35.087.497,43,- : Rp. 31.206.502,57,-

= Rp 1,8

Artinya, setiap pengeluaran Rp.1,- dapat menghasilkan keuntungan sebanyak


Rp. 1,8,-.

M. Net Present Value (NVP)


NPV merupakan nilai sekarang dari suatu usaha dikurangi dengan biaya sekarang
pada tahun tertentu. Seleksi formal terhadap NPV adalah bila nilai NPV bernilai
positif berarti usaha tersebut layak dan sudah melebihi Social Opportunity Cost of
Capital sehingga usaha ini diprioritaskan pelaksanaannya, bila NPV bernilai 0 berarti
usaha tersebut masih layak dan dapat mengembalikan persis sebesar Social
Opportunity Cost of Capital, dan bila nilai NPV bernilai negatif maka sebaiknya
usaha tersebut jangan diteruskan.
NPV menghitung nilai sekarang dari aliran kas yaitu merupakan selisih antara
Present Value (PV) manfaat dan Present Value (PV) biaya. Jadi jika nilai NPVnya
positif (lebih dari 0) artinya nilai bersih sekarang menggambarkan keuntungan dan
layak diaksanakan, namun bila nilai NPVnya sama dengan 0 artinya usaha tersebut

18
tidak untung dan tidak rugi (marginal), sehingga usaha diteruskan atau tidak terserah
kepada pengambil keputusan, sedangkan bila nilai NPVnya negatif (kurang dari 0)
artinya usahatersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan.

I. PENUTUP
Demikian proposal perencenaan kegiatan usaha Pembenihan abalone.
Berdasarkan dari analisa usaha yang telah dihitung bahwa usaha budidaya rumput
laut layak untuk dijalankan dengan mempertimbangkan harga jual.

19
DAFTAR PUSTAKA

Virgiastuti, Dewi. 2015. Manajemen produksi benih Abalone (Haliotis asinina)


di balai perikanan budidaya laut Lombok sekotong barat, NTB. STP Jakartaa.
Laporan praktek akhir.

20
21

Anda mungkin juga menyukai