Perusahaan seharusnya rugi, dikarnakan beban usaha yang diterima lebih besar dibandingkan
dengan pendapatan usaha yang diterima yakni sebesar USD 4,57 miliar, sedangkat pendapatan
perusahaan sendiri hanya USD 4.37 milliar.
dibandingkan dengan perusahaan lain, jika pendapatan lebih kecil dibanding beban usaha, maka
perusahaan tersebut tidak akan menghasilkan laba bersih. Hal ini dapat dilihat pada laporan keuangan
PT Airasia Indonesia Tbk.
Selain kejanggalan tersebut, kejanggalan yang lainnya adalah piutang usaha yang diterima
oleh PT Garuda indoensia airlines dari PT Mahata Aero Teknologi sebesar USD 239,94 juta
dimasukkan kedalam pos pendapatan.
Aspek investasi
Pada aspek investasi perusahaan mempunyai aset keuangan yang dapat dijual atau dapat
diinvestasikan selain kepada entitas anak dan asosiasi, nilai wajar dari aset keuangan tersebut di
nyatakan dalam mata uang asing. Jika ada penurunan dan kenaikan dari nilai aset keuangan tersebut
maka akan dimasukkan kedalam cadangan investasi.
Aspek permodalan
Dari segi aspek permodalan perusahaan berusaha untuk mecapat struktur modal yang optimal
dalam mencapai tujuan usaha, mempertahankan rasio modal yang sehat dan kredit yang kuat. Oleh karna
itu perusahaan melakukan beberapa pinjaman untuk mengatur dan menyeimbangkan hal tersebut.
Aspek penggunaan laba
Laba yang dihasilkan oleh perusahaan digunakan untuk dibagi ke entitas induk dan pemilik
saham. Selain itu menurut undang undang perseroan terbatas dinyatakan bahwa perusahaan wajib
menyisihkan jumlah tertentu dari laba bersih yang dihasilkan sebagai cadangan. Penyisihan Saldo laba
yang dicadangkan tersebut dilakukan minimal sampai cadangan mencapai 20% dari modal ditempatkan
yang di setor penuh.
Saldo laba yang dicadangkan oleh perusahan hanya mencapai 0.46% dari modal ditempatkan
disetor penuh, dengan kata lain penggunaan laba dari yang perusahaan hasilkan belum memenuhi dan
sesuai dari yang di sebutkan di undang undang perseroan terbatas, sehingga perusahaan harus terus
membagi dan menggunakan laba tersebut sebagai cadangan sehingga bisa mencapai persentase yang
telah ditentukan.
2. berita tentang PT Garuda Indonesia Airlines :
a) tempo.co : https://bisnis.tempo.co/read/1198995/laporan-keuangan-garuda-indonesia-
disebut-tidak-sesuai-standar/full&view=ok
“Laporan Keuangan Garuda Indonesia disebut-tidak sesuai standar”
“ TEMPO.CO, Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Garuda Indonesia
Tbk mengumumkan perampingan jajaran komisarisnya. Terhitung empat nama dari tujuh komisaris
lawas di perseroan tidak lagi menjabat di posisi lama.
“Dilakukan pemberhentian dengan hormat kepada Agus Santoso sebagai Komisaris Utama,
Dony Oskaria, Muzaffar Ismail dan Luky Alfirman sebagai Komisaris,” tulis Garuda dalam siaran
tertulisnya, Rabu, 23 April 2019.
Berlatar keluarnya empat nama lawas, Garuda Indonesia mengangkat dua nama untuk mengisi
kekosongan. Di antaranya Eddy Porwanto Poo sebagai Komisaris Independen dan Sahala Lumban Gaol
sebagai Komisaris Utama. Dengan posisi baru ini, Garuda Indonesia kini hanya memiliki lima komisaris
setelah sebelumnya pada posisi yang sama diisi tujuh orang.
Sebelum perampingan komisaris diumumkan dalam RUPST, beredar surat dari dua komisaris
lama soal keberatan mereka terhadap laporan keuangan tahunan Garuda Indonesia 2018. Komisaris yang
menyatakan tak sepakat dengan pembukuan tersebut adalah Chairal Tanjung dan Donny Oskaria—
keduanya dari PT Trans Airways dan Finegold Resources Ltd selaku pemilik 28,08 persen saham
Garuda Indonesia.
Surat itu ditulis pada 2 April 2019. Dalam layang ini, keduanya menengarai ada kejanggalan soal
laporan keuangan yang dicatatkan Garuda Indonesia. Menurut Chairal dan Dony, yang sama-sama
meneken surat itu, perseroan dianggap tak sejalan dengan Standar Akuntansi Keuangan Negara Nomor
23. Menurut keduanya, Garuda Indonesia telah mencatatkan pendapatan yang masih berbentuk piutang.
Piutang yang dimaksud berasal dari perjanjian kerja sama antara PT Mahata Aero Teknologi dan PT
Citilink Indonesia selaku anak usaha Garuda Indonesia. “
"Hari ini kita ketemu IAPI yang melakukan monitoring terhadap auditor. Kemudian hari ini juga
ke OJK koordinasi. Setelah semua dokumen telah disampaikan kita akan ambil sikap hal apa yang akan
di-follow up atas hasil monitoring kita," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (3/5/2019).
Setelah itu, BEI akan meminta penjelasan juga kepada Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai
pembuat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). BEI juga fokus menghimpun dokumen-
dokumen untuk memperkuat monitoring.
Ketika semua proses berjalan, BEI akan menentukan hasil monitoringnya. BEI selaku wasit
pasar modal bisa meminta manajemen Garuda Indonesia mengubah penyajian laporan keuangan hingga
memberikan sanksi. Hal itu jika ditemukan kesalahan dalam penyajiannya.”
Selain itu, BPK juga audit kewajaran dari transaksi. "Kami akan turunkan tim pemeriksa untuk
mengaudit transaksi dan kewajarannya,” ujar Anggota BPK, Achsanul Qasasi saat dihubungi
Liputan6.com, lewat pesan singkat, Jumat (10/5/2019).
BPK juga akan konfirmasi mengenai transaksi dengan PT Mahata Aero Teknologi Senin depan.
"Kami juga akan melakukan konfirmasi kepada Mahata," kata dia.
Akan tetapi, Achsanul belum dapat menjelaskan detil untuk permintaan klarifikasi dan
penjelasannya.
Sebelumnya laporan keuangan PT Garuda Indonesia Tbk untuk tahun buku 2018 menuai
polemik lantaran dua komisaris tolak teken laporan tahunan 2018. Hal ini lantaran kontrak kerja
sama antara Mahata dengan Garuda Indonesia selama 15 tahun senilai USD 241 juta dicatat
sebagai pendapatan sehingga perseroan mencetak laba pada 2018. “
Dari 3 analisis konten diatas dapat di kaitkan dengan analisis kejanggalan laporan keuangan pada
soal nomor 1. PT Garuda Indonesia menerbitkan laporan keuangannya pada tanggal 31 desember 2018,
laporan keuangan ini mempunyai beberapa kejanggalan, diantaranya adalah perusahaan seharusnya rugi
dikarnakan perusahaan mempunyai beban usaha lebih banyak dan besar dibandingkan dengan
pendapatan yang dihasilkan, tetapi pada laporan keuangan, perusahaan masih dapat mencetak laba
bersih atau keuntungan. Kejanggalan ini menyebabkan BEI turun tangan untuk memeriksa laporan
keuangan yang dibuat oleh perusahaan, jika benar terjadi maka perusahaan wajib mengganti atau
memperbaiki laporan keuangan tersebut.
kerjanggalan yang selanjutnya terletak pada piutang usaha yang seharusnya tidak masuk pada
pos pendapatan, tetapi pada laporan keuangan, perusahaan memasukan piutang ini kepada pendapatan.
Sesuai dengan data yang ada pada soal nomor 1, perusahaan menerima piutang usaha dari PT Mahata
Aero Teknologi sebesar USD 241 juta, hal ini melanggar PSAK NO 23 yaitu “ pengakuan pendapatan
yaitu penjualan barang, penjualan jasa dan pendapatan atas bunga, royalti dan dividen dimana
seluruhnya menyatakan kriteria pengakuan pendapatan yaitu Pendapatan dapat diukur secara handal,
adanya manfaat ekonomis yang akan mengalir kepada entitas dan adanya transfer of risk. Dikutip dari
tempo.co , hal inilah yang membuat 2 komisaris perusahaan tidak sepakat untuk menandatangani
pembukuan tersebut sehingga komisaris perusahaan menerbitkan surat pernytaan keberatan atas
pembukuan tersebut. hal itu membuat perusahann mengadakan rapat umum pemegang saham sehingga
mengganti komisaris utama.
Daftar Pustaka
https://bisnis.tempo.co/read/1198995/laporan-keuangan-garuda-indonesia-disebut-
tidak-sesuai-standar/full&view=ok.
https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4534710/jika-terbukti-janggal-garuda-
wajib-ubah-laporan-keuangannya?_ga=2.32270586.596363584.1557725404-
1217221504.1557725404.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3962968/bpk-turunkan-tim-pemeriksa-audit-
laporan-keuangan-garuda .
Kieso, W,K. 2018. Pengantar akuntansi 1 berbasis IFRS. Jakarta: Salemba Empat.