TINJAUAN PUSTAKA
adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
adanya kerusakan jaringan, baik yang bersifat aktual maupun potensial, atau yang
jaringan. Nyeri secara alamiah memberikan sinyal dan respon kepada tubuh untuk
berhenti melakukan kegiatan yang dapat memperburuk kondisi tubuh dan cara ini
(Dharmady, 2004).
nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang bersifat normal dan
terjadi akibat dari adanya lesi atau kerusakan pada jaringan. Nyeri dapat dikatakan
bersifat akut apabila waktu terjadinya kurang dari 6 bulan. Nyeri kronis adalah
nyeri yang terjadi dalam kurun waktu lebih dari 6 bulan. Nyeri kronis bersifat
6
7
Nyeri terjadi akibat dari adanya rangsangan pada tubuh yang melewati
saraf bebas nosiseptor. Proses rangsangan tersebut akan dibawa dalam bentuk
impuls saraf melalui serabut A delta yang bertanggung jawab terhadap nyeri yang
bersifat cepat dan tajam, serta serabut tipe C yang bertanggung jawab atas nyeri
nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik. Nyeri nosiseptif adalah nyeri yang terjadi
bahan kimiawi seperti histamin dan bradikinin yang bertanggung jawab terhadap
proses timbulnya reaksi inflamasi. Nyeri neuropatik merupakan nyeri yang berasal
dari kerusakan jaringan saraf akibat dari adanya suatu penyakit atau trauma.
Disebut nyeri neuropatik perifer apabila nyeri tersebut disebabkan oleh lesi pada
saraf tepi dan disebut nyeri sentral apabila disebabkan oleh lesi pada otak, batang
kerusakan jaringan pada daerah dermis, pembuluh darah, fascia, otot, tendon,
otot punggung bawah, tendon, dan ligamen yang dapat timbul apabila melakukan
aktivitas sehari-hari secara berlebihan, seperti duduk dan berdiri dalam waktu
yang lama atau mengangkat beban berat dengan cara yang tidak ergonomis. Nyeri
yang terjadi pada nyeri punggung bawah miogenik bersifat tumpul, intensitas
nyeri bervariasi, dan sering kali menjadi kronik. Nyeri punggung bawah miogenik
dapat terlokalisir atau dapat meluas ke sekitar glutea. Nyeri tidak disertai dengan
adanya nyeri tekan pada regio lumbal dan terdapat spasme pada otot-otot
punggung bawah sehingga terjadi penurunan stabilitas pada otot abdominal dan
mobilitas lumbal terjadi akibat adanya nyeri dan spasme otot sehingga dapat
gravitasi pada posisi anatomis terletak pada garis median 2,5 cm di depan
korpus vertebra S1-S2. Apabila posisi tubuh dalam keadaaan yang salah
Akibatnya, akan terjadi sprain pada ligamen maupun strain pada otot
disebabkan oleh kontraksi otot, spasme otot, defisiensi otot, dan otot yang
hipersensitif.
beban yang lebih berat. Rasa nyeri timbul akibat dari adanya iskemik
b. Spasme otot memberi gejala yang khas yaitu dengan adanya kontraksi
otot yang disertai dengan nyeri yang hebat. Setiap gerakan dapat
mekanisme kerja otot yang berlebihan, efek tirah baring lama, atau
adanya rangsangan mekanik, yaitu akibat dari penggunaan otot yang melebihi
terjadi pada saat tubuh dalam posisi statik atau posisi yang salah dalam waktu
lama. Hal ini menyebabkan otot-otot di daerah punggung akan berkontraksi secara
otot, akibatnya otot akan lebih sensitif. Setiap gerakan pada otot akan
menimbulkan nyeri dan menambah spasme otot. Adanya spasme otot akan
Tanda dan gejala dari nyeri punggung bawah miogenik adalah adanya
nyeri otot atau yang dikenal sebagai nyeri miogenik, yaitu nyeri yang bersifat
tidak wajar serta tidak sesuai dengan distribusi saraf dan menimbulkan reaksi
nyeri yang berlebih. Nyeri miogenik yang khas ditandai dengan adanya nyeri
tekan pada daerah yang bersangkutan (trigger point), adanya keterbatan gerak
(loss of range of motion), dan adanya spasme pada otot punggung bawah
(Soedomo, 2002).
vertebra serta terdiri atas 5 ruas tulang dengan 5 pasang facet joints. Vertebra
lumbal merupakan regio pada vertebra yang menerima stress mekanikal paling
besar dan merupakan regio yang paling besar menerima berat atau beban tubuh.
3) Lamina tebal.
belakang.
12
Susunan anatomi dan fungsi pada regio lumbal terbagi dalam 5 bagian
sebagai berikut :
1. Thoracolumbal junction
extension luas. Pada gerak lumbar spine memaksa Th12 hingga Th10 untuk
mengikutinya.
2. Lumbar spine
Vertebra lumbal bentuknya lebih tebal dan besar serta membentuk kurva
lordosis pada puncak L3 dan beban tubuh yang diterima sangat besar
dalam bentuk kompresi maupun gerakan. Facet, diskus, ligamen, otot, dan
3. Lumbosacral joint
luas, sementara sakrum bersifat rigid (kaku). Hal ini menyebabkan berat
badan paling besar diterima oleh regio lumbal dan yang menerima beban
4. Diskus intervertebralis.
vertebra atau sering dikenal dengan symphisis joint. Diskus juga dapat
memungkinkan gerak yang luas pada vertebra. Setiap diskus terdiri atas 2
komponen yaitu :
saraf.
o
serabutnya saling menyilang secara vertikal sekitar 30 satu sama
yang beragam.
atas dan processus articularis superior dari vertebra bawah. Sekitar 30%
berada di lumbal. Berikut adalah sistem ligamen yang ada pada vertebra lumbal :
saat gerakan ekstensi lumbal dan merupakan ligamen yang tebal dan kuat.
15
serabut saraf afferent nyeri sehingga bersifat sensitif dan banyak memiliki
sirkulasi darah.
2011).
lumbal agar dapat tegak. Berikut adalah sistem otot yang ada pada vertebra
lumbal.
16
1. Otot erector spine, merupakan kelompok otot yang luas dan letaknya
sebagai stabilisator vertebra lumbal saat tubuh dalam keadaan tegak dan
3. Deep lateral muscle, merupakan group otot intrinsik yang berperan pada
saat gerakan lateral fleksi dan rotasi lumbal. Kelompok otot ini terdiri dari
Sepatu hak adalah sepatu yang memiliki bagian tumit lebih tinggi
dibandingkan dengan seluruh telapak kaki. Semua sepatu yang didisain dengan
bagian tumit atau hak lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tengah telapak
kaki atau ujung jari kaki maka sepatu tersebut dikategorikan sebagai sepatu hak.
Sepatu yang dirancang memiliki sole tinggi, tetapi pada bagian tumit rata dengan
17
seluruh permukaan telapak kaki maka sepatu tersebut tidak dimasukkan ke dalam
Beragamnya ukuran tinggi hak sepatu membuat sepatu hak dibagi dalam
beberapa subkategori, antara lain : low heels, medium heels, dan high heels.
Sepatu yang memiliki hak berukuran di atas 8,9 cm dapat dikategorikan sebagai
high heels, untuk ukuran tinggi hak sepatu di bawah 6,4 cm dikategorikan sebagai
low heels, sedangkan untuk tinggi hak sepatu dengan ukuran antara 6,4-8,9 cm
Sepatu hak kategori low heels dan medium heel sebagian besar merupakan
sepatu berjenis kitten heels, sedangkan sepatu hak kategori high heels pada
umumnya adalah sepatu berjenis stiletto. Sepatu kitten heels adalah jenis sepatu
dengan ukuran hak yang tidak terlalu tinggi dan merupakan jenis sepatu yang
Stiletto adalah jenis sepatu hak kategori high heels yang sering dianggap
saat menggunakan sepatu stiletto membuat wanita terlihat lebih atraktif dan
sensual. Hal ini akan menambah rasa percaya diri seseorang saat memakainya.
18
2.4 Hubungan antara Tinggi Hak Sepatu dengan Keluhan Nyeri Punggung
Bawah Miogenik
penampilan mereka. Akan tetapi, tinggi hak sepatu yang digunakan oleh wanita
hak sepatu yang digunakan maka akan mempengaruhi postur tubuh terutama
Saat menggunakan sepatu hak, tubuh akan berusaha untuk tetap menjaga
Hal ini akan memaksa tulang belakang, khususnya vertebra lumbal untuk
otot erector spine, yaitu otot yang berperan sebagai stabilisator vertebra lumbal
saat tubuh dalam keadaan tegak dan merupakan penggerak utama pada gerakan
Semakin tinggi hak sepatu yang digunakan maka akan semakin besar pula
kontraksi otot-otot pada vertebra lumbal terutama otot erector spine. Kontraksi
otot yang terus-menerus dalam waktu yang lama akan memicu terjadinya
jaringan injury. Hal ini akan menimbulkan iskemia dan inflamasi pada jaringan
tersebut akan mensensitisasi nosiseptor yang ada di dalam otot. Semakin sering
dan semakin kuat nosiseptor tersebut terstimulasi maka akan semakin kuat reflek
bawah miogenik.