Anda di halaman 1dari 3

Untuk Apa Filsafat Pendidikan?

Filsafat pendidikan yang lahir dan menjadi bagian dari rumpun konsep ilmu pendidikan sebagai ilmu
pengetahuan normatif, merupakan disiplin ilmu yang merumuskan kaidah-kaidah norma atau nilai
yang akan dijadikan ukuran tingkah laku manusia yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Dengan
sendirinya ilmu ini berkaitan pula dengan ilmu pengetahuan normatif lainnya seperti agama, filsafat,
sosiologi, kebudayaan yang menjadi sumber nilai atau norma hidup dan pendidikan yang sekaligus
akan menentukan tingkah laku perbuatan manusia dalam kehidupan dan penghidupannya. 

Selanjutnya filsafat pendidikan yang lahir dari ilmu pendidikan sebagai ilmu pengetahuan praktis
dikandung maksud bahwa tugas pendidikan sebagai aspek kebudayaan mempunyai tugas untuk
menyalurkan nilai-nilai hidup serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai norma tingkah laku
kepada subyek didik yang bersumber dari agama, filsafat dan kebudayaan yang berlaku di dalam
masyarakat atau negara.

Dari argumentasi-argumentasi yang merupakan dasar alasan lahirnya konsep dan rumusan filsafat
pendidikan yang telah disebutkan memberikan pengertian pula kepada kita bahwa ilmu ini penting
pula untuk dipelajari dan diketahui oleh pendidik atau guru, karena:

Bahwa setiap manusia atau individu harus bertindak, termasuk bertindak dalam pendidikan, secara
sadar dan terarah untuk tujuan yang pasti serta atas keputusan batinnya sendiri. Bahwa setiap
individu harus memiliki tanggung jawab, termasuk tanggung jawab dalam pendidikan, yang tinggi
rendahnya nilai kualitas tanggung jawab tersebut akan banyak ditentukan oleh sistem nilai dasar
norma yang melandasinya. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia yang hidup tentu memiliki
filsafat hidup, demikian pula manusia yang hidup dalam dunia pendidikan harus memiliki filsafat
pendidikan yang merupakan guide post, tonggak papan penunjuk jalan, sumber dasar dan tujuan
tindakan dan tanggung jawabnya dalam kegiatan pendidikan. Suatu kenyataan pula bahwa terdapat
keragaman aliran-aliran pendidikan, ke arah mana individu pendidik harus menentukan pilihannya
secara bebas dan bertanggung jawab, terbuka, kritis dengan meninjaunya dari segala segi, baik
positif maupun negatif. Pada suatu saat dimana individu pendidik telah menentukan pilihannya,
maka ia tidak netral lagi, dan menyakini serta mengamalkan aliran filsafat pendidikannya dengan
penuh rasa tanggung jawab. 

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa filsafat pendidikan merupakan tata pola pikir terhadap
permasalahan di bidang pendidikan dan pengajaran yang senantiasa mempunyai hubungan dengan
cabang-cabang ilmu pendidikan yang lain, yang kesemuanya diperlukan oleh pendidik atau guru
sebagai pengajar dalam bidang studi tertentu dan atau seorang ayah atau ibu yang mengajarkan
akidah akhlak kepada putera-puteri mereka dalam keluarga.

Mengapa Filsafat Pendidikan?

Filsafat pendidikan dalam arti luas dapat dibedakan dalam dua jenis (Mudyahardjo, R 2001), yaitu:
(1) filsafat praktek pendidikan dan (2) filsafat ilmu pendidikan. Filsafat praktek pendidikan adalah
analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya pendidikan diselenggarakan dan
dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Filsafat praktek pendidikan dapat dibedakan menjadi:
filsafat proses pendidikan (biasanya hanya disebut filsafat pendidikan) dan filsafat sosial pendidikan.
Filsafat proses pendidikan adalah analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimana seharusnya
kegiatan pendidikan dilaksanakan dalam kehidupan manusia. 

Filsafat proses pendidikan biasanya membahas tiga masalah pokok, yaitu:

Apakah sebenarnya pendidikan itu? Apakah tujuan pendidikan itu sebenarnya, dan dengan cara
apakah tujuan pendidikan itu dapat dicapai? (Henderson, 1959) 

Filsafat sosial pendidikan merupakan analisis kritis dan komprehensif tentang bagaimanaseharusnya
pendidikan diselenggarakan dalam tatanan manusia idaman. Filsafat sosial pendidikan, terkait
dengan tiga masalah pokok, antara lain: hakekat kesamaan pendidikan dan pendidikan, hakekat
kemerdekaandan pendidikan, dan hakekat demokrasi dan pendidikan. 

Secara konsepsional filsafat ilmu pendidikan didefinisikan sebagai analisis kritis komprehensif
tentang pendidikan sebagai salah satu bentuk teori pendidikan yang dihasilkan melalui riset, baik
kualitatif maupun kuantitatif. Objek filsafat ilmu pendidikan dapat dibedakan dalam empat kategori,
yaitu:

Ontologi ilmu pendidikan, membahas tentang hakekat substansi dan pola organisasi ilmu
pendidikan. Epistemologi ilmu pendidikan, membahas tentang hakekat objek formal dan material
ilmu pendidikan. Metodologi ilmu pendidikan, membahas tentang hakekat cara-cara kerja dalam
menyusun ilmu pendidikan, dan Aksiologi ilmu pendidikan, membahas tentang hakekat nilai
kegunaan teoritis dan praktis ilmu pendidikan 

Menurut Waini Rasyidin (2007 : 120) bahwa Pendidikan bukan sekedar program bimbingan,
pengajaran dan/atau latihan ilmu pendidikan, ilmu pendidikan bukan juga sekedar ilmu mengajar ,
ilmu bimbingandan atau teknik latihan seperti yang selama ini dibina oleh pihak pimpinan dan
birokrasi jajaran pendidikan nasional di pusat provinsi dan daerah . Pendidikan mencakup mendidik
dan mengajar dalam bentuk mikro di lingkungan relasi kesetaraan manusia yang berinteraksi tatap
muka tertentu, yaitu antaraorang-orang yang mempunyai kualitas relasi pribadi dan sekurangnya
mengenal satu relasi antar manusia sebagai relasi antar subjek dalam lingkup makro. Kualitas
hubungan pribadi menjadi landasan dari kualitas mengajar dan mendidik sehingga dalam linkup
makriopemeliharaan kualitas memerlukan alat banntu sarana pengajaran pendidikan.kualitas
mendidik atas dasar relasi interensani antara pendidik dan terdidik sebagai sesama subjek
pendidikan dipelajari oleh ilmu paedagogik sebagai ilmu dasar dari ilmu pendidikan dalam arti luas. 

Bagaimana Filsafat Pendidikan itu?


Merupakan terapan dari filsafat umum, maka selama membahas filsafat pendidikan akan berangkat
dari filsafat. Filsafat pendidikan pada dasarnya menggunakan cara kerja filsafat dan akan
menggunakan hasil-hasil dari filsafat, yaitu berupa hasil pemikiran manusia tentang realitas,
pengetahuan, dan nilai.

Dalam filsafat terdapat berbagai mazhab/aliran-aliran, seperti materialisme, idealisme, realisme,


pragmatisme, dan lain-lain. Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, sedangkan
filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai
aliran, sekurang-kurnagnya sebanyak aliran filsafat itu sendiri.

Brubacher (1950) mengelompokkan filsafat pendidikan pada dua kelompok besar, yaitu:

Filsafat pendidikan “progresif” Didukung oleh filsafat pragmatisme dari John Dewey, dan romantic
naturalism dari Roousseau.Filsafat pendidikan “ Konservatif”. Didasari oleh filsafat idealisme,
realisme humanisme (humanisme rasional), dan supernaturalisme atau realisme religius.Filsafat-
filsafat tersebut melahirkan filsafat pendidikan esensialisme, perenialisme dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai