Oleh:
Adriana Eltresno
4518103015
UNIVERSITAS BOSOWA
2020
TEORI BILANGAN
A. STRATEGI PEMBUKTIAN
Teknik pembuktian ada 3 yakni:
1. Pembuktian Langsung
Misalkan P dan Q merupakan pernyataan-pernyataan. Pernyataan bahwa P apat
mengambil pernyataan P sebagai pernyataan yang diketahui dan pernyataan Q yang akan
dibuktikan.
Contoh:
Jika n suatu bilangan bulat genap maka n2 suatu bilangan bulat genap!
Bukti:
Bilangan bulat genap = 2,4,6,8,10,…
= 2k
k ={1,2,3…}
Maka n = 2k
→ 4.4 = 16
Jadi, misalkan n bulat genap, yaitu n = 2k, maka karena k bilngan bulat, maka n bilngan
bulat.
Contoh:
2+4+…+2n = n (1+N)!
Pembuktian
u/ n = 1 → 2 = 1 (1+1) → 2 = 2 (terbukti)
maka, diasumsikan n = k
2+4+…+2k = k (1 + k)
Maka
n = k+1
= k + k2+ 2k + 1
= k2 + 3 k + 1
= n (n+1) → terbukti
KETERBAGIAN
Jika a dan b adalah bilangan bulat a ≠ 0, dikatakan a membagi ( habis) b jika terdapat
bilngan bulat c sedemikian hingga b = ac. Bilanagn a disebut pembagi atau factor dari b dan
dinotasikan a│b . Sebaliknya a tidak membagi habis b diberi notasi a⸡b .
Misalnya:
a│b = 27/3 = 9 => u/ a⸡b = 28/3 = 9(hasil bagi), sisa 1, yang dibagi 28, pembagi 3
maka b= a.c = 27 = 3.9
Sifat-sifat ketebagian:
KETERBAGIAN OLEH 2n
Suatu bilangan habis dibagi oleh 2 n jika n digit terakhir bilangan tersebut habis dibagi
oleh 2n.
Ket:
2 n = 21 = 2 23 = 8 25 = 32 dstnya.
Sehingga bias ditarik suatu kesimpulan bahwa:
a. Suatu bilangan bulat habis dibagi 2 jika 2 digit terakhir itu habis dibagi 2.
b. Suatu bilnagn habis dibagi 4 jika 2 digit bilangan terakhir habis dibagi 4,
c. Suatu bilngan habis dibagi 8 jika 3 digit bilngan terakhir habis dibagi 8.
d. Suatu bilngan habis dibagi 6 jika jumlah semua digit bilngan habis dibagi 3 dan digit
satuannya genap.
e. Suatu bilangan habis dibagi 12 jika bilngan yang dibentuk dua digit terakhir habis dibagi
4 dan jumlah digitnya hais dibagi 3.
Contoh:
a) 2 b) 4 c) 8 d)6 e) 12
Penyelesaian:
a) 2
Bilangan 456777788777332 habis dibagi 2 → digit bilangan terakhirnya habis dibagi 2.
b) 4
Bilangan 456777788777332 habis dibagi 4→ 2 digit terakhirnya yaitu 32 habis dibagi 4.
c) 8
Bilangan 456777788777332 tiak habis dibagi 8 → 3 digit terakhirnya yaitu 332 tidak
habis dibagi 8.
d) 6
Bilangan 4+5+6+7+7+7+7+8+8+7+7+7+3+3+2 = 88
→ tidak habis dibagi 3
e) 12
Bilangan 456777788777332 dua digit terakhirnya habis dibagi 4 yakni 32 : 4 = 8 dan
jumlah digitnya tidak habis dibagi 3.
KETERBAGIAN OLEH 3,9, dan 11
Misalkan bilangan a:
Contoh:
Penyelesaian:
1) a. 3
Jumlah bilangan 9+1+2+3+3+3+3+4+5+6+7+8+9 = 63, maka 63/3 = 21.Jadi jumlah
bilangannya habis dibagi 3.
b. 9
Jadi nilai a dan b paa bilngan 6 angka a1989b adalah a=3 dan b=6.
ALGORITMA PEMBAGIAN
∃!q, r ∈ B ∋ b = qa + r, 0 ≤ r < a
→33=8.4+1
→r= 1
→q= 8
Bukti
b – na, n ∈ B
…, b – 5a, b-4a, b-3a, b-2a, b-a, b, b+a, …
Ambil himpunan S yang anggotanya adalah suku-suku yang tiak negative, yaitu:
S = {b-na│(b-na) ≥ 0, n ∈ B}
r = b-qa, q ∈ B ↔ b = qa + r
r≥a↔r–a≥0
r-a = (b-qa) – a
Maka r-a<r sehingga (r-a) merupakan anggota S yang lebih kecil dari r.
Andaikan q dan r tidak tunggal, yaitu q1, q2, r1, r2 ∈ B dan memenuhi:
b = q1a + r1, 0 ≤ r1 < a
Sehingga:
q1a + r1 = q2a + r2
Contoh:
Penyelesaian:
1. 2│n ( n+1), ∀n ∈ B
Maka:
2. 3 2n – 1 habis dibagi 8, ∀n ∈ B
u/ n = k → 3 2k – 1 = 8k
= 3 2k = 8k + 1
= 9k = 8k + 1 (terbukti)
= 3 2k . 32 -1
= 9k.9-1
= 72k + 9-1
= 72k+8 (terbukti)
BILANGAN BULAT
Bilangan bulat terdiri atas bilangan negative (Z -), bilangan nol (0) dan bilngan positif (Z+)
dilambangkan Z = n.
1. Misalkan a dan b adalah dua buah bilngan bulat dengan syarat a ≠ 0. Kita menyatakan
bahwa a habis membagi b ( a divides b) jika terdapat bilngan bulat c sedemikian b = a.c
Ket: a│b => a membagi habis b, b = a.c
Misalnya 2│6
Maka b = a.c => 6= 2.3
2. Notasi a│b jika b = ac,c, Z dan a ≠ 0.
(Z = himpunan bil.bulat). kadang-kadang pernyataan “a habis membagi b” ditulis juga “ b
kelipatan a”.
Misalnya => 6 = 2.3 (6 kelipatan 2) berarti 2,4,6,8,10,..
Definisi urutan bilangan bulat untuk a – b ∈ Z, a < b berarti b-a>0 atau b-a bilngan bulat positif.
Jadi a – b } b – a > 0
a < b} b – a = positif
Definisi:
Suatu bilangan bulat b dikatakan dapat dibagi oleh bilngan bulat a ≠ b jika ada suatu bilangan
bulat c sedemikian hibgga b = ac. Dinotasikan a│b. Notasi a < b diartikan b tidak dapat dibagi
oleh a. jika a│b dikatakan a pembagi dari b, atau a factor dari b atau b kelipatan a.
Teorema
Untuk bilangan bulat a, b, c berlaku:
1) a│0, 1│a, a│a
Contohnya:
a│0 => 0/a = 0
1│a => a/1 = a
a│a => a/a = 1
2) a│1 jika dan hanya jika a = ± 1 ( 1 dan -1)
Bukti:
1│1} habis
1│-1} habis
3) Jika a│ b dan c│ d maka ac│ bd
Contoh:
2│4 dan 3 9
2.3│4.9
6 │36 (habis)
4) Jika a│b dan b│c maka a c
Contoh:
2│4 dan 4│8
2│8 (habis
5) a │b dan b│ a jika dan hanya jika a = ± b (b dan –b)
Bukti:
b│ b } habis
b │-b} habis
6) Jika a│ b dan b ≠ 0 then │a│ ≤│ b│
a<b
7) Jika a│b dan a│ c maka a │(bx dan by) untuk sebarang x,y ∈ z
Maka
2 │4 } 2 │4.4 + 6.5
2 │6} 2 │16 + 30
2 │46 (habis)
Bukti :
6) a│b => ∃ c ∈ z ∋ b = ac.
Karena b ≠ 0, maka b = ac
Diperoleh │b│ = │ac│ = │a │c│
Karena c ≠ 0, maka c ≥ 1, akibatnya │b│ = │a││ c│ ≥│ a│
7) a│b , a│c => ∃ r.s ∈ z ∋ b = ar dan c = as.
∀x,y ∈ z berlaku bx + cy = ar x +asy = a(rx+sy)
karena rx+sy ∈ z, berarti a│(bx+cy)
sifat (7) dapat diperluas menjadi :
jika a│bk untuk k = 1,2,..,n, maka a│(b1 x1 + b2 x2 + …+ bnxn) ∀ n1,n2,…,nk ∈ z.
Pembagi Persekutuan Terbesar
Jika a, b ∈ z sebarang, maka d ∈ z dikatakan pembagi persekutuan dari a dan b jika d│ a dan
d│b.
Contoh:
1 pembagi setiap bilngan bulat , maka 1 pembagi persekutuan dari a dan b.
Himpunan pembagi persekutuan positif tiak kosong.
Setiap bilngan bulat membagi 0. Jika a = b = 0, maka setiap bilangan bulat aalah pembagi
persekutuan dari a dan b.
Diberikan a, b ∈ z, a dan b tidak keduanya 0. Pembagi persekutuan terbesar dari a dan b
adalah d ∈ N yang memenuhi:
1) d│ a dan d│b
Contohnya:
8 dan 16
2│ 8 dan 2│ 16
2 = ppb (8,16)
2) Jika c│ a dan c│b maka c ≤ d.
Dinotasikan d = ppb (a,b)
Contoh:
Pembagi positif dari -12 adalah 1,2,3,4,6,12.
Pembagi positif dari 30 adalah 1,2,3,5,6,10,15,30.
Pembagi persekutuan dari -12 an 30 adalah 1, 2,3,6,
Ppb (-12, 30) = 6
Ppb (-5, 5) = 5
5 = 1,5
5 = 1, 5
Ppb (8, 17) = 1
8 = 1, 2, 4, 8
17 = 1, 17
Ppb (-8, -36) = 4
8 = 1, 2, 4, 8
36 = 1, 2, 3, 4, 6, 9, 12, 36
ALGORITMA PEMBAGIAN
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat engan b > 0, maka ada dengan tunggal pasangan
bilangan-bilangan bulat q dan r yang memenuhi q = qb + r, dengan a ≤ r ≤ b. Selanjutnya FPB
dari a dan b dapat dicari dengan mengulang-ulang a logaritma pembagian ini.
Contoh:
1) Tentukan (4840,1512)
Jawab
4840 = 3 x 1512 + 304
1512 = 4 x 304 + 296
304 = 1 x 296 + 8
296 = 37 x 8 + 0
Jadi FPB dari (4840, 1512) = 8
BILANGAN PRIMA
Bilangan prima adalah bilangan bulat positif yang lebih besar lebih besar dari 1 dan tidak
mempunyai faktor bilangan bulat positif kecuali 1 dan bilangan bulat itu sendiri.
LEMMA 1.1
Setiap bilangan bulat positif yang lebih besar dari 1 dapat dibagi oleh suatu bilangan
prima.
Bukti :
Lemma dibuktikan dengan kontradiksi, diasumsikan bahwa ada bilangan bulat posotif
yang lebih besar dari 1 tetapi tidak punya pembagi berupa bilangan prima. Maka himpunan dari
bilangan-bilangan bulat yang lebih besar dari 1 dengan pembagi bukan bilangan prima tidak
kosong. Berdasarkan sifat wellordering himpunan tersebut mempunyai elemen tersebut disebut
n. Bilangan n bukan prima, sebab n|n dan n tidak mempunyai pembagi prima. Maka dapat ditulis
n = a.b dengan 1 < a > n. karena a < n,dan n terkecil tidak mempunyai pembagi prima, maka a
mempunyai pembagi prima disebut p. Sehingga a = k.p dengan k bingan bulat positif
Ket:
n = a.b
TEORIMA EUCLIDES
Bukti:
Ket:
Qn = n!+1 n + > 1
Misalkan:
Qn = 1! + 1 = 2
Q2 = 2! + 1 = 2.1 = 1=3
Q3 = 3! + 1 = 3.2.1 + 1 = 7
Q4 = 4! + 1 = 5.3.2.1 + 1 = 31
Q5 = 5! + 1 = 5.4.3.2.1 + 1 = 121
TEOREMA
Untuk setiap bingan komposit n,maka terdapat binlangan prima p sehingga p| n dan p ≤
√n. Jadi jika tidak ada bilangan prima p yang dapat membagi n dengan p ≤ √n, maka n adalah
bilangan prima.
Contoh :
Pembuktian :
a) 157 = n
√157 = 12,5299
p ≤ √157
p ≤ 12, 5299
11 (merupakan bilangan prima karena tidak ada bilangan prima yang habis membaginya)
b) n = 221
p ≤ √221
p ≤ 14,866
p ≤ 13 (ke bawah )
(merupakan bilangan komposit karena bisa dibagi bilangan prima (13)
c) n = 579
p ≤ √579
p ≤ 24,062
p ≤ 23 (ke bawah)
(merupakan bilangan koposit karena bisa dibagi bil.prima (3)
d) n = 237
p ≤ √237 = 11,704
p = 7 (ke bawah)
(merupakan bilangan komposit kerena bisa dibagi bilangan prima (3)
n adalah bilangan bulat positif, sehingga n dapat ditulis sebagai n = a+b atau n = c+d,
dengan a,b,c,d adalah bilangan prima.
Contoh :
a) 10 b) 24 c) 100 d) 150
Penyelesaian:
Teorema dasar aritmatika sangat penting untuk menunjukkan bilangan prima yang
dibangun dari bilangan bulat.
Di sini teorinya berbunyi teorema teori dasar aritmatika. Setiap bilangan positif yang
lebih besar dari satu dapat dituliskan dari hasil bilangan prima dengan faktor prima dalam bentuk
yang tidak turun.
Contoh :
a) 240 = 2.2.2.2.3.5 = 24 .3 . 5
b) 289 = 17. 17 = 172
c) 1010 = 7 . 11. 13
d) 10 = 2.5
ARIMETIKA MODULO
Misalkan a dan m bilangan bulat (m > 0). Operasi a mod m (dibaca ‘’a modulo m’’)
memberikan sisa jika a dibagi dengan m.
(m>0) → { 1,2,3,...}
Notasi :
a mod m = r sedemikian sehingga
a = mq + r, dengan 0 ≤ r < m.
Ket :
r = sisa
misalkan → 5 mod 2 = 1
→ 5 = 2.2 + 1
ket :
5=a
2=m
r=1
q = 2.2
m disebut modulus atau modulo, dan hasil aritmatika modulo m terletak di dalam himpunan
{ 0,1,2,... m-1}
Contoh 11
Beberapa hasil operasi dengan operator modulo :
(i) 23 mod 5 = 3 ( 23 = 5.4 + 3)
(ii) 27 mod 3 = 0 ( 27 = 3.9 + 0)
(iii) 6 mod 8 = 6 ( 6 = 8.0 + 6)
(iv) 0 mod 12 = 0 ( 0 = 12.0 + 0)
(v) -41 mod 9 = 4 ( -41 = 9(-5) + 4)
(vi) -39 mod 13 = 0 ( -39 = 13(-3) + 0)
Penjelasan untuk (v) : karena a negatif, bagi |a| dengan m mendapatkan sisa r’. Maka a mod
m = m – r’ bila r’≠ 0. Jadi |-41| mod 9 = 5, sehingga -41 mod 9 = 9 – 5 = 4
Kongruen
Misalnya 38 mod 5 = 3 dan 13 mod 5 = 3, maka dikatakan 38 = 13 (mod 5)
→ 38 mod 5 = 3 ( 38 = 5.7 + 3)
→ 13 mod 5 = 3 ( 13 = 5.2 + 3)
( dibaca : 38 kongruen dengan 13 dalam modulo 5 )
Misalkan a dan b dengan bilangan bulat dan m adalah bilangan > 0, maka a ≡ b
(mod m) jika m habis membagi a – b .
Misalkan
38 = 5.7 + 3→ 38- 13
13 = 5.2 + 3 → = 25/5 → habis (kongruen)
Jika a tidak kongruen dengan b dalam modulus m, maka ditulis a b (mod m)
Contoh 12
(i) 17 ≡ 2 ( mod 3) ( 3 habis membagi 17-2 = 15 )
(ii) – 7 ≡ 15 ( mod 11) ( habis membagi – 7 – 15 = - 22)
(iii) 12 __ 2 ( mod 7 ) ( 7 tak habis membagi 12 – 2 = 10 )
(iv) – 7 __ 15 ( mod 3 ) ( 3 tidak habis membagi – 7 – 15 = - 22 )
a ≡ ( mod 3) dalam bentuk “sama dengan” dapat dituliskan sebagai
a = b + km ( k adalah bilangan bulat )
Contoh 13
17 ≡ 2 ( mod 3) → 17 = 2 + 5.3
- 7 ≡ 15 ( mod 11) → - 7 = 15 + (-2) 11
a mod m = r dapat juga ditulis sebagai a ≡ r ( mod m )
Contoh 14
(i) 23 mod 5 = 3 → 23 ≡ 3 (mod 5)
(ii) 27 mod 3 = 0 → 27 ≡ 0 (mod 3)
(iii)6 mod 8 = 6 → 6 ≡ 6 (mod 8)
(iv) 0 mod 12 = 0 → 0 ≡ 0 (mod 12)
(v) – 41 mod 9 = 4 → - 41 ≡ 4 (mod 9)
(vi) – 39 mod 13 = 0 → - 39 ≡ 0 (mod 13
Teorema 4
Misalkan m adalah bilangan bulat positif
1) Jika a ≡ b ( mod m) dan c adalah sembarang bilangan bulat maka
(i) (a + c) ≡ (b + c) (mod m)
(ii) a c ≡ b c (mod m)
(iii) ap ≡ bp (mod m), p bilangan bulat tak negatif
2) Jika a ≡ b (mod m) dan c ≡ d (mod m), maka
(i) (a + c) ≡ (b + d) (mod m)
(ii) a c ≡ b d (mod m)
Bukti (hanya untuk I (ii) dan 2 (i) saja)
1. (ii) a ≡ b (mod m) berarti :
a = b + km
a – b = km
(a – b) c = c km
a c = bc + km
ac ≡bc (mod m)
2. (i) a ≡ b (mod m) => a = b + k1 m
- c ≡ d (mod m) => c = d + k2m
- ( a + c) = (b + d) + (k1 + k2) m
- a + c = (b + d) + km ( k = k1 + k2 )
( a + d) = (b + d) (mod m)
Contoh 15
Misalkan 17 ≡ 2 (mod 3) dan 10 ≡ 4 (mod 3) maka menurut teorema 4:
17 + 5 = 2 + 5 (mod 3) => 22 = 7(mod 3)
17.5 = 5.2 (mod 3) => 85 = 10 (mod 3)
17 + 10 = 2 + 4 (mod 3) => 27 = 6 (mod 3)
17 . 10 = 2. 4 (mod 3) => 170 = 8 (mod 3)
Teorema 4 tidak memasukkan operasi pembagian pada aritmatika modulo karena jika kedua
ruas dibagi dengan bilangan bulat maka kekongruenan tidak selalu dipenuhi
Contoh 16
10 ≡ 4 (mod 3) dapat dibagi dengan 2 karena 10/2 = 5 dan 4/2 = 2 dan 5 ≡ 2 (mod 3)
14 ≡ 8 (mod 6) tidak dapat dibagi dengan 2, karena 14/2 = 7 dan 8/2 =4, tetapi 7___ 4
(mod6)
(Latihan)
Jika a ≡ b (mod m) dan c ≡ d (mod m) adalah sembarang bilangan bulat maka buktikan bahwa a
c ≡ bd (mod m).
Contoh 18
Balikan dari 4 (mod 9) dalh x sedemikian sehingga 4x ≡1 (mod 9)
4x ≡ (mod 9) 4x = 1 + 9k x = (1 + 9k) /4
Untuk k = 0 x tidak bulat 1/4
k = 1 x tidak bulat 5/2
k = 2 x tidak bulat 19/4
k = 3 x = (1 + 9.3) / 4 = 7
k = -1 x = (1 + 9 . -1) /4 = 7.
Balikan dari 4 (mod 9) adalah 7 (mod 9), -2 (mod 9).
Latihan
Tentukan semua balikan dari 9 (mod 11).
Penyelesaian:
misalkan 9-1 (mod 11) = x
maka 9x = 1 (mod 11) atau 9x = 1 + 11k atau
x = (1 + 11k) /9
mencoba semua nilai k yang bulat (k = 0,-1,-2,...,1,2,...)
maka diperoleh :
x = 5, semua bilangan lain yang kongruen dengan 5 (mod 11) juga merupakan solusi, yaitu -
6,16,27,...dst.
KEKONGRUENAN LANJAR
Kekongruenan lanjar berbentuk :
ax ≡ b (mod m)
(m > 0, a dan b sembarang bilangan bulat, dan x adalah perubah bilangan bulat ).
Pemecahan : ax = b + km x = b + km / a
( Cobakan untuk k = 0,1,2,.. dan k = -1, -2,... yang menghasilkan x sebagai bilangan bulat )
Contoh 19
Tentukan solusi 4x ≡ 3 (mod 9) dan 2x ≡ 3 (mod 4)
(i) 4x ≡ 3 (mod 9)
k = 0 x = (3 + 0. 9)/4 = ¾ (bukan solusi)
k = 1 x = (3 + 1. 9)/4 = 3
k = 2 x = ( 3 + 2. 9)/4 (tidak menghasilkan solusi)
k = 5 x = ( 3 + 5 . 9)/4 = 123
...
k = -1 x = (3 – 1. 9) /4 = -6/4) (bukan solusi)
k = -2 x = (3 – 2 . 9) /4 = -15/4 (bukan solusi)
k = -3 x = (3 – 3. 9) /4 = -6
...
k = -6 x = (3 – 6 .9) /4 = -15
Nilai – nilai x yang memenuhi 3,12... dan -6,-15
CARA LAIN MENGHITUNG SOLUSI ax ≡ b (mod m)
KRIPTOLOGI
Karakter Cipher
Dari zaman kuno, pesan sekarang rahasia telah dikirim. Klasik, kebutuhan untuk
komunakasi rahasia telah terjadi di dalam urusan diplomasi dan militer. Sekarang, dengan
komunikasi elektronik yang masuk ke digunakan secara luas, kerahasiaan telah menjadi isu
penting. Baru – baru ini dengan munculnya perbankan elektronik, kerahasiaan telah menjadi
diperlukan bahkan untuk transaksi keuangan. Oleh karena itu, ada banyak kepentingan dalam
teknik pembuatan pesan dimengerti untuk semua orang kecuali penerima yang dimaksud.
Sebelum membahas sistem kerahasiaan khusus, kami menyajikan beberapa terminologi.
Disiplin yang ditunjukkan untuk sistem kerahasiaan disebut kriptologi. Kriptolografi merupakan
bagian dari kriptologi yang berhubungan dengan desain dan implementasi sistem kerahasiaan
sedangkan kriptonalisis bertujuan melanggar sistem ini. Sebuah pesan yang akan diubah menjadi
bentuk rahasia disebut plaintext. Cipher adalah metode untuk mengubah pesan palintext menjadi
ciphertext dengan mengubah huruf dari plaintext dengan menggunakan tranformasi. Kuncinya
menentukan tranformasi tertentu dari satu set transformasi mungkin. Proses mengubah plaintext
menjadi ciphertext disebut enskrpsi atau enciphering sedangkan proses kebalikan dari mengubah
ciphertext kembali ke plaintext oleh penerima yang dituju, memiliki pengetahuan tentang metote
melakukan hal ini, disebut deskripsi atau mengartikan. Ini, tentu saja bebeda dari proses
seseorang selain penerima yang dimaksudkan digunakan untuk membuat pesan dipahami melalui
pembacaan sandi.
Sebuah cipher, yang digunakan oleh Julius caesar, didasarkan pada subtitusi dimana
setiap huruf digantikan dengan huruf 3 bagian bawah abjad, dengan tiga huruf terakhir begeser
ke tiga huruf pertama dan alfabet. Untuk menggambarkan chipher ini menggunakan aritmetika
modular, biarkan P menjadi setara numerik surat dalam plaintext dan c secara numerik dari huruf
cipherteks yang sesuai.
Tabel 1
Korespondensi antara plaintext dan chipertext
C ≡ P + 3 (mod 26), 0 ≤ C ≤ 25 )
Plaintext A B C D E F G H I J K L M
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ciphertext 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
D E F G H I J K L M N O P
Plaintext N O P Q R S T U V W X Y Z
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Ciphertext 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 0 1 2
Q R S T U V W X Y Z A B C
Contoh:
Contoh lain:
Plaintext A B C D E F G H I J K L M
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Ciphertext 10 17 24 5 12 19 0 7 14 21 2 9 16
K R Y F M T A H O V C J Q
Plaintext N O P Q R S T U V W X Y Z
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Ciphertext 23 4 11 18 25 6 13 20 1 8 15 22 3
X E S S Z G N U B I P W D