Anda di halaman 1dari 16

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancang Bangun Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah

penelitian observasional karena pengambilan data dilakukan langsung di

lapangan dengan melakukan observasi dan wawancara kepada obyek

penelitian di lapangan untuk mendapatkan data tanpa melakukan

intervensi kepada obyek penelitian (Notoatmodjo, 2012).

Menurut segi waktu, penelitian ini termasuk penelitian dengan

desain cross sectional yang menekankan pada waktu pengukuran dan

observasi data dari variabel independent dan dependent pada suatu waktu

tertentu saja dan secara serempak di dalam populasi tunggal (Syahrul dan

Setyabekti, 2014).

4.2 Populasi Penelitian

Populasi adalah kumpulan individu atau secara praktis merupakan

kumpulan semua unit sampling yang terdaftar di kerangka sampling (Kuntoro,

2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga yang

bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Jambon Kabupaten Ponorogo. Ibu

rumah tangga dianggap lebih paham dalam mengurus rumah tangga, baik dari segi

kesehatan keluarga maupun kebersihan di dalam rumah. Berdasarkan data yang

48
SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
49

diperoleh dari Puskesmas Jambon Kabupaten Ponorogo tahun 2015, jumlah KK

sebanyak 14.026 ibu rumah tangga.

4.3 Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

4.3.1 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang digunakan untuk

perhitungan statistik dan diambil secara random atau acak sehingga memberi

jaminan atas keterwakilan semua individu dalam populasi yang dimaksudkan

untuk generalisasi (Kuntoro, 2007).

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian ibu rumah tangga yang

bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas Jambon Kabupaten Ponorogo.

4.3.2 Besar sampel

Penentuan besar sampel dalam penelitian ini dihitung

menggunakan rumus (Notoatmodjo, 2003) :

1. N
𝑛𝑛 =
1 + N (d2 )

1 x 14.026
𝑛𝑛 =
1 + 14.026 (0,12 )

= 100 ibu rumah tangga.

Keterangan:

n = Besar sampel

N = Besar populasi

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
50

d = Derajad ketetapan (0,1)

Berdasarkan perhitungan di atas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah sebanyak 100 ibu rumah tangga.

4.3.3 Cara pengambilan sampel

Penarikan sampel yang digunakan adalah systematik random sampling

yaitu pengambilan sampel pada unsur pertama saja secara acak, sedangkan unsur

lainnya dipilih secara sistematik menurut pola tertentu untuk mendapatkan

interval. Berikut rumusnya:


𝑁𝑁
K=
𝑛𝑛

Keterangan:

K = Kelipatan

n = Jumlah sampel

N = Total populasi

Dengan demikian setiap kelipatan 140 ditarik sebagai sampel dengan ketentuan

pertama diambil secara acak.

4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.4.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Jambon

Kabupaten Ponorogo dengan pertimbangan bahwa cakupan kepemilikan jamban

sehat di wilayah kerja Puskesmas Jambon masih rendah yaitu sebesar 32,27%.

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
51

4.4.2 Waktu penelitian

Waktu pengumpulan data dilakukan pada bulan November 2015 sampai Februari

2016.

4.5 Variabel Penelitian, Cara Pengukuran dan Definisi Operasional

4.5.1 Variabel penelitian

Variabel yang diteliti adalah :

1. Variabel bebas

Variabel bebas atau independent variable dalam penelitian ini antara lain

karakteristik individu yang terdiri dari umur, tingkat pendidikan, status

ekonomi, jumlah anggota keluarga, pengetahuan tentang BAB di jamban dan

sikap tentang BAB di jamban. Variabel bebas lainnya yaitu faktor lingkungan

sosial yang terdiri dari dukungan sosial, sanksi sosial dan pembinaan petugas.

2. Variabel terikat

Variabel terikat atau dependent variable dalam penelitian ini adalah perilaku

Buang Air Besar (BAB) sembarangan.

4.5.2 Cara pengukuran

1. Usia

Alat ukur : wawancara dengan kuesioner

Pada saat wawancara dilakukan, peneliti menanyakan usia responden saat ini.

Usia masa dewasa dibagi dalam 3 kategori (Tarwaka et al., 2004) :

a. ≤ 35 tahun

b. 36 – 49 tahun

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
52

c. ≥ 50 tahun

2. Tingkat pendidikan

Alat ukur : wawancara dengan kuesioner.

Pada saat wawancara dilakukan, peneliti menanyakan derajad tertinggi

jenjang pendidikan yang diselesaikan responden. Tingkat pendidikan dibagi

dalam kategori 3 kategori :

a. Rendah, bila responden tidak tamat SD/tamat SD

b. Sedang, bila responden tamat SMP/tamat SMA/SMK

c. Tinggi, bila responden tamat Akademi/Perguruan Tinggi

3. Status ekonomi

Alat ukur : wawancara dengan alat bantu kuesioner

Pada saat wawancara dilakukan, peneliti menanyakan jumlah penghasilan

keluarga dalam satu bulan berdasarkan UMK Kabupaten Ponorogo. UMK

Kabupaten Ponorogo sebesar Rp 1.150.000,00 (Lensaindonesia, 2014). Status

ekonomi dibagi dalam kategori :

a. ≤ UMK

b. ≥ UMK

4. Jumlah anggota keluarga

Alat ukur : wawancara dengan alat bantu kuesioner

Pada saat wawancara dilakukan, peneliti menanyakan jumlah anggota

keluarga responden yang tinggal dalam satu rumah. Jumlah anggota keluarga

dibagi dalam kategori :

a. ≤ 3 orang

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
53

b. 4 – 5 orang

c. ≥ 6 orang

5. Pengetahuan tentang BAB di jamban

Alat ukur : wawancara dengan alat bantu kuesioner.

Cara ukur :

Pada saat wawancara dilakukan, peneliti menanyakan terkait pengetahuan

responden tentang pengertian jamban, syarat jamban sehat, jarak

penampungan tinja dengan air bersih, kebiasaan mencuci tangan dengan

sabun, penyakit yang ditularkan dari tinja dan manfaat jamban. Kuesioner

terdiri dari 10 pertanyaan. Setiap pertanyaan yang dijawab dengan benar akan

mendapat skor 2, sehingga total skor bila jawaban responden semua benar

adalah 20. Skor jawaban responden dijumlahkan dan untuk pengkategorian

tingkat pengetahuan diketahui berdasarkan perbandingan skor yang diperoleh

dengan nilai rerata jawaban responden, sehingga dibedakan menjadi :

a. Kurang, bila rentang nilai 0 - 7

b. Cukup, bila rentang nilai 8 – 14

c. Baik, bila rentang nilai 15 – 20

6. Sikap tentang BAB di jamban

Alat ukur : wawancara dengan alat bantu kuesioner

Cara ukur :

Pada saat wawancara dilakukan, peneliti membacakan beberapa pernyataan

kepada responden dan mencatat jawaban yang diberikan. Pada kuesioner

terdapat 10 pernyataan. Setiap pernyataan dijawab dengan pilihan sangat

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
54

setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Pernyataan yang tertera

terdiri dari pernyataan yang bersifat positif dan pernyataan yang bersifat

negatif.

Untuk setiap pernyataan yang bersifat positif mendapatkan skor bila

menjawab sebagai berikut :

a. Sangat tidak setuju : 1

b. Tidak setuju :2

c. Setuju :3

d. Sangat setuju :4

Untuk setiap pernyataan yang bersifat negatif mendapatkan skor bila

menjawab sebagai berikut :

a. Sangat setuju :1

b. Setuju :2

c. Tidak setuju :3

d. Sangat tidak setuju : 4

Skor total bila responden menjawab sesuai dengan pilihan jawaban yang

tepat adalah 40. Skor jawaban responden akan dijumlahkan dan untuk

pengkategorian sikap diketahui berdasarkan perbandingan skor yang

diperoleh dengan nilai rerata jawaban responden, sehingga dibedakan

menjadi :

a. Kurang, bila rentang nilai 0 – 12

b. Cukup, bila rentang nilai 13 – 27

c. Baik, bila rentang nilai 28 – 40

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
55

7. Dukungan sosial

Alat ukur : wawancara dengan alat bantu kuesioner

Cara ukur :

Pada saat wawancara dilakukan, peneliti menanyakan dukungan sosial dari

masyarakat di lingkungan tempat tinggal terkait perilaku buang air besar

sembarangan. Pengukuran variabel dukungan sosial dikategorikan menjadi 3

kategori :

a. Tidak pernah, bila masyarakat maupun aparat desa tidak pernah memberi

nasehat/teguran terkait perilaku buang air besar sembarangan di

lingkungan tempat tinggal.

b. Kurang, bila masyarakat maupun aparat desa pernah memberi

nasehat/teguran terkait perilaku buang air besar sembarangan di

lingkungan tempat tinggal tetapi nasehat/teguran tersebut jarang sehingga

dukungan sosial dirasa kurang.

c. Baik, bila masyarakat maupun aparat desa selalu memberi nasehat/teguran

terkait perilaku buang air besar sembarangan di lingkungan tempat

tinggal.

8. Sanksi sosial

Alat ukur : wawancara dengan kuesioner

Cara ukur :

Pada saat wawancara dilakukan, peneliti menanyakan sanksi sosial di

lingkungan tempat tinggal terkait perilaku buang air besar sembarangan.

Pengukuran variabel sanksi sosial dikategorikan menjadi 3 kategori :

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
56

a. Tidak pernah, bila di lingkungan tempat tinggal tidak pernah ada

larangan maupun sanksi yang diberikan terkait perilaku buang air besar

sembarangan di lingkungan tempat tinggal.

b. Kurang, bila di lingkungan tempat tinggal ada larangan maupun sanksi

yang diberikan terkait perilaku buang air besar sembarangan tetapi

larangan dan sanksi tersebut tidak dijalankan sehingga sanksi sosial

dirasa kurang.

c. Baik, bila di lingkungan tempat tinggal ada larangan maupun sanksi yang

diberikan dan dijalankan dengan baik terkait perilaku buang air besar

sembarangan di lingkungan tempat tinggal.

9. Pembinaan petugas

Alat ukur : wawancara dengan kuesioner

Cara ukur :

Pada saat wawancara dilakukan, peneliti menanyakan peran tenaga kesehatan

maupun aparat desa di lingkungan tempat tinggal terkait penyuluhan jamban

sehat maupun masalah kesehatan lingkungan. Pengukuran variabel

pembinaan petugas dikategorikan menjadi 3 kategori :

a. Tidak pernah, bila tenaga kesehatan maupun aparat desa di lingkungan

tempat tinggal tidak pernah memberikan penyuluhan jamban sehat

maupun masalah kesehatan lingkungan.

b. Kurang, bila tenaga kesehatan maupun aparat desa di lingkungan tempat

tinggal pernah memberikan penyuluhan jamban sehat maupun masalah

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
57

kesehatan lingkungan tetapi kegitan tersebut jarang dilakukan sehingga

pembinaan petugas dirasa kurang.

c. Sering, bila tenaga kesehatan maupun aparat desa di lingkungan tempat

tinggal sering memberikan penyuluhan jamban sehat maupun masalah

kesehatan lingkungan.

10. Perilaku buang air besar sembarangan

Alat ukur : wawancara dengan kuesioner

Cara ukur :

Pada saat wawancara dilakukan, peneliti menanyakan tindakan/perbuatan

nyata dalam penggunaan jamban sebagai sarana pembuangan tinja.

Pengukuran variabel perilaku buang air besar sembarangan dikategorikan

menjadi 2 kategori :

a. Ya, bila responden berperilaku buang air besar sembarangan

b. Tidak, bila responden tidak berperilaku buang air besar sembarangan

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
58

4.5.3 Definisi operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi Cara
Kategori Skala
Variabel Operasional Mempero
Pengukuran Data
leh Data
Karakteristik Individu
1. Usia Lama hidup Kuesioner 1. ≤35 tahun Ordinal
responden sampai 2. 36 – 49 tahun
pada hari 3. ≥50 tahun
pengukuran dalam (Tarwaka et al.,
satuan tahun. 2004).
2. Tingkat Pendidikan formal Kuesioner 1. Rendah Ordinal
Pendidi terakhir yang 2. Sedang
kan ditempuh oleh 3. Tinggi
responden dan (Lihat halaman 52).
mendapatkan
ijazah dari tempat
menempuh
pendidikan
3. Status Jumlah Kuesioner 1. ≤ UMK Ordinal
Ekonomi penghasilan 2. ≥ UMK
perbulan keluarga (Lihat halaman 52).
untuk memenuhi
kebutuhan hidup
sehari-hari,
berdasarkan UMK
Kabupaten
Ponorogo tahun
2015 (Rp
1.150.000,00)
4. Jumlah Jumlah orang yang Kuesioner 1. ≤ 3 orang Ordinal
Anggota tinggal dalam satu 2. 4 – 5 orang
Keluarga rumah dengan 3. ≥ 6 orang
responden (Lihat halaman 52).
5. Pengeta Pemahaman Kuesioner 1. Kurang Ordinal
huan responden terhadap 2. Cukup
tentang perilaku BAB 3. Baik
BAB di (Lihat halaman 53).
Jamban
6. Sikap Respon responden Kuesioner 1. Kurang Ordinal
tentang terhadap perilaku 2. Cukup
BAB di BAB 3. Baik
Jamban (Lihat halaman 54).

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
59

Definisi Cara
Kategori Skala
Variabel Operasional Mempero
Pengukuran Data
leh Data
Lingkungan Sosial
1. Dukunga Pernyataan Kuesioner 1. Tidak pernah Nominal
n Sosial responden tentang dan 2. Kurang
ada atau tidaknya observasi 3. Baik
motivasi maupun (Lihat halaman
nasehat dari 55).
masyarakat sekitar,
kerabat maupun
aparat desa untuk
BAB di jamban
2. Sanksi Pernyataan Kuesioner 1. Tidak pernah Nominal
Sosial responden tentang dan 2. Kurang
ada atau tidaknya observasi 3. Baik
teguran dari (Lihat halaman
masyarakat, 56).
kerabat maupun
aparat desa ketika
terdapat
masyarakat BAB
sembarangan
3. Pembina Pernyataan Kuesioner 1. Tidak pernah Nominal
an responden ada atau 2. Kurang
Petugas tidaknya 3. Sering
penyuluhan tentang (Lihat halaman
jamban sehat dan 56).
kesehatan
lingkungan yang
diberikan baik dari
tenaga kesehatan,
kader dan
fasilitator.
Perilaku BABS
Analisis Tindakan/perbuata Kuesioner 1. Ya Nominal
Perilaku n responden dalam 2. Tidak
BABS membuang tinja. (Lihat halaman
57).

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
60

4.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

4.6.1 Teknik pengumpulan data

Data merupakan informasi yang diperoleh melalui perhitungan atau

percobaan (Kuntoro, 2007). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara :

1. Data primer

Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara kepada

responden. Pertama peneliti akan memperkenalkan diri, tujuan, keuntungan

dan juga efek dilakukannya penelitian ini terhadap responden. Jika responden

menyetujui untuk diwawancarai, responden akan diminta untuk

menandatangani informed consent atau pernyataan kesediaan untuk ikut

dalam penelitian ini.

Jika responden menyetujui, kemudian peneliti akan melakukan

wawancara yaitu pengumpulan data primer dengan cara tanya jawab dengan

bertatap muka secara langsung kepada responden. Wawancara tersebut

menggunakan alat bantu berupa kuesioner yang digunakan untuk

mendapatkan data mengenai beberapa faktor yang berhubungan terhadap

perilaku BAB sembarangan. Kuesioner merupakan cara pengumpulan data

dengan cara mengajukan pertanyaan yang sudah disiapkan oleh peneliti untuk

ditanyakan kepada responden yang diteliti yang berisi beberapa pertanyaan

mengenai data diri responden, karakteristik individu, lingkungan sosial dan

perilaku buang air besar.

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
61

Selain itu, peneliti melakukan observasi untuk mengetahui kondisi

tempat penelitian dan lingkungan sosial secara langsung. Observasi dilakukan

tanpa sepengetahuan responden selama penelitian berlangsung.

2. Data sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini berupa data hasil pencatatan dan

pelaporan, data demografi maupun profil kesehatan dari Puskesmas Jambon

Kabupaten Ponorogo dan studi kepustakaan.

4.6.2 Instrumen pengumpulan data

Pengumpulan data menggunakan instrumen daftar pertanyaan wawancara

dengan alat bantu kuesioner yang ditujukan kepada responden yang berisi

beberapa pertanyaan untuk mendapatkan data mengenai data diri responden,

karakteristik individu, lingkungan sosial dan perilaku buang air besar.

4.7 Teknik Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis univariat

Analisis ini dimaksudkan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan dalam

bentuk tabel maupun narasi untuk mengevaluasi besarnya proporsi pada

setiap faktor risiko yang ditemukan pada variabel yang diteliti dan dari

bentuk tabel ditabulasi silang untuk melihat ada atau tidaknya hubungan

antara kedua kelompok penelitian.

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
62

2. Analisis bivariat

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui dugaan adanya hubungan dari

variabel bebas dengan variabel terikat. Skala data veriabel terikat berupa

nominal, kemudian ditabulasi silang.

3. Analisis multivariat

Untuk mengetahui peran variabel bebas yang lebih erat dengan variabel

terikat yang dilakukan secara bersama dengan menggunakan uji regresi

logistik ganda dengan metode enter pada tingkat kemaknaan 95%

(Kleinbaum, 2002). Tahapan analisis multivariat adalah sebagai berikut :

a. Pemilihan variabel kandidat

Dilakukan dengan cara memilih variabel yang telah dilakukan uji

bivariat, variabel yang menghasilkan nilai p < 0,25 selanjutnya dipilih

untuk dianalisis secara multivariat

b. Pemilihan variabel model

Dari semua variabel terpilih dengan p < 0,05 kemudian dilakukan

analisis bersama, pemilihan variabel dilakukan secara hirearki terhadap

semua variabel bebas yang terpilih. Semua variabel yang tidak signifikan

dikeluarkan, selanjutnya dipertimbangkan variabel yang signifikan

dengan nilai p < 0,05 sampai memperoleh model terbaik

c. Perhitungan persamaan regresi logistik

Hasil analisis logistik ganda selanjutnya dianalisis bersama ke dalam

persamaan sebagai berikut:


1
P=
1+𝑒𝑒 −𝑔𝑔(𝑥𝑥)

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS


ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
63

Untuk multivariate case:

g(x) = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + ... + β i X i

Keterangan:

P = Peluang terjadinya efek

e = Hubungan natural (nilai e : 2,7182818)

α = Konstanta

β = Koefisien regresi

X = Variabel bebas

Pengambilan keputusan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat, ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika p > 0,05 berarti tidak terdapat hubungan variabel bebas terhadap

variabel terikat

2) Jika p < 0,05 berarti terdapat hubungan variabel bebas terhadap

variabel terikat

SKRIPSI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ... EMA SURYANINGTIAS

Anda mungkin juga menyukai