Anda di halaman 1dari 18

Sistem Sosial Dan Politik Indonesia

Pengaruh Media Massa Dalam Politik Indonesia

Disusun Oleh :

Nama : Lolyta Dwi Anjani

NIM : 0801513061

Kelas : HI 13 B

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

UNIVERSITAS AL-AZHAR INDONESIA


TAHUN AJARAN 2014/2015

1
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Media massa (Mass Media) singkatan dari media komunikasi massa


(Mass Communucation Media), yaitu sarana, channel, atau media untuk
berkomunikasi kepada publik.1 Dimasa modern ini bukan hal yang baru lagi
bagi masayarakat dunia menggunakan media massa. Bahkan kehidupan
masyarakat masa kini terutama masyarakat perkotaan tidak bisa dilepaskan
dari peran media massa. Peran media massa dalam kehidupa sosial menurut
berbagai literatur tidak diragukan lagi.2 Media massa pada saat ini sudah
berkembang dengan pesat, banyaknya pengaruh yang dapat dirasakan dari
keberadaan media massa terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Saat ini
sudah banyak perubahan yang terjadi dalam diri masyarakat Indonesia yang
dipengaruhi oleh media massa.
Kebebasan media massa saat ini tidak serta merta terjadi begitu saja.
Di Indonesia sendiri terjadi fase dimana media massa mengalami
keterpurukan atas intimidasi yang dilakukan pemerintah Indonesia.
Kebebasan yang sangat amat terbatas, yang membuat media di Indonesia tidak
bisa dengan gamblang memberitakan segalahal kepada masyarakat. Politik di
Indonesia saat ini juga dipengaruhi oleh peran media massa. Kini media
massa memainkan peran yang sangat penting dalam proses politik.3 Hubungan
antar media dan politk dapat dilihat sebagai suatu hal yang sangat menarik,
terutama ketergantungan antara sumber berita dengan pihak yang
1
ASM Romli, “Pengertian Media Massa”, diakses pada 28 September 2014, dalam
(http://komunikasi.uingd.ac.id/pengertian-media-massa/).
2
Henry Subiakto & Rachmah Ida, Komunikasi Politik, Media, & Demokrasi, (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2012), 105.
3
Roni Tabroni, Komunikasi Politik Pada Era Multimedi,. (Bandung: Simbiosis Rekatama Media,
2012), 96.

2
memberitakan.4 Pada dasarnya media massa dijadikan alat sebagai
komunikasi politik. Komunikasi ini berupa penyampaian informasi, ide,
emosi, keterampilan, dan lain-lain, melalui penggunaan simbol kata, gambar,
angka, grafik, dan sebagainya.5
Hubungan antara media dengan politisi atau pemerintah sudah berjalan
sekian lama, dan hubungan itu bisa dikatakan tidak bisa dipisahkan antara
keduanya, bukan saja wartawan membutuhkan politisi atau pejabat
pemerintah sebagai sumber informasi (maker of news), tetapi juga para politisi
maupun pejabat pemerintah memerlukan media untuk menyampaikan pikiran-
pikirannya maupun kebijakan yang mereka ambil untuk kepentingan orang
banyak.6 Namun, di sisi lain hubungan it cukup rawan jika para pekerja media
tidak hati-hati menjalankan tugas kewartawanannya secara profesional sebab
hal itu bisa menimbulkan delik hukum.7
Perkembangan teknologi komunikasi, globalisasi, libealisasi, dan
komersialisasi telah memunculkan pergeseran.8 Media massa tumbuh tidak
hanya menjadi kekuatan pengontrol kekuasaan tetapi telah menjadi kekuatan
politik, ekonomi dan budaya.9 Pergesran ini terjadi karena adanya para elit
politik yang ingin merauk keuntungan materil dari perusahaan media dan juga
adanya kebutuhan non-materil yang berusaha dia penuhi. Dengan adanya
para penguasa elit politik dalam media membuat segala pemberitaan media itu
sendiri bisa dikategorikan sebagai settingan dari para pemiliknya.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana politik memberi pengaruh terhadap media massa di Indonesia ?

4
Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2009), 147.
5
Subiakto, 14, Op.cit.
6
Cangara, 127-128, Op.cit.
7
Ibid, 47.
8
Subiakto, 104, Op.cit.
9
Ibid.

3
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, tujuan penulisan makalah
ini untuk mengetahui seberapa penting peran media massa dalam politik di
Indonesia, dan juga mengetahui dampak dari penggunaan media massa
sebagai alat untuk berpolitik.

1.4 Manfaat Penulisan


 Secara akademis : makalah ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang peran media massa dalam perpolitikan di
Indonesia
 Secara praktis: makalah ini diharapkan bisa memberikan pemahaman
mengenai peran media massa dalam politik Indonesia

1.5 Sistematika penulisan


 Bab I : Pendahluan

Bab ini berisi uraian singkat mengenai alasan pemilihan judul,


rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.

 Bab II : Kerangka Pemikiran


Dalam bab ini menjelaskan mengenai pengaruh politik yang
paling kuat terhadap media massa.
 Bab III : Isi

Dalam bab ini membahas mengenai bagaimana media massa


bisa mempengaruhi politik di Indonesia. Dan juga membahas
bagaimana peran media massa dan kemajuan media massa di
Indonesia

 Bab IV: Kesimpulan

4
Bab ini berisi mengenai kesimpulan penulisa atas semua
penjelasan yang telah di paparkan dalam bab sebelumnya.

5
BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN

Media massa saat ini sudah dijadikan sebagai alat komunikasi politik.
Dimana banyaknya para politisi yang menggunakan media massa sebagai alat
kekuassan. Perkembangan teknologi kominikasi, liberalisasi, dan
komersialisasi telah memunculkan pergeseran.10 Pergeseran tersebut
dipengaruhi beberapa hal, namun hal yang sangat dominan dimana media
massa dijadikan alat kekuasaan yaitu dengan kepemilikan media massa oleh
para politisi atau elit-elit politik.

Dengan menggunakan Manifacturing Consent, tokoh kritis Chomsky


ini melihat media menjadi alat kepentingan politik, ekonomi, militer, dan
kultur kalangan eksekutif.11 Saat ini sudah mulai banyaknya kepemilikan
media di dunia bahkan Indonesi yang pemiliknya merupakan elit politik. Para
pemiliknya mencoba untuk mengontrol pemberitaan dan informasi melalui
perusaahn media yang mereka miliki demi kepentinganya.

Gejala ini sangat kentara dan nyata terlihat pada model pemberitaan
atau program current issue di televisi swasta, yang mengkhususkan pada
berita.12 Pemberitaan tentang si pemilik media yang sedang bersaing dalam
pemilihan umun, pasti akan diberitakan positif. Beda halnya dengan rival
politiknya, yang bisanya diberitakan secara biasa bahkan tak kadang dijelek-
jelekan oleh warta bertita. Dari hal tersebut terlihat perbedaan yang sangat
menonjol, dan media massa saat ini sudah tidak bersikap netral dalam
pemberitaan yang disampaikannya.

Para pemilik modal media berusaha untuk menyebarkan lebih banyak


lagi jejaring medianya agar kekuassannya bisa lebih luas menjangkau

10
Subiakto, 104. Op.cit.
11
Ibid.
12
Ibid, 109

6
khalayak.13 Kepemilikan media massa oleh para elit politik pada akhinrya
mengancam demokrasi sitem politik. Adanya kepetingan dan ideologi
pemiilik sedikit banyak mempengaruhi terhadap cara media mengupas
fenomena dan realitas sosial politik yang terjadi.14 Maka demi memuaskan
kepentingan para pemilik media massa, saat ini media massa sudah mulai
kehilangan esensi dan fungsi media massa yang sesungguhnya.

13
Ibid, 140
14
Subiakto, “Pengertian Media Massa,” 153. Op.cit.

7
BAB III

ISI

3.1 Media Massa Sebagai Sarana Komunikasi Politik

Komunikasi politik merupakan proses belajar, proses menerima, dan


proses improvisasi kebiasaan-kebiasaan dan aturan-aturan, struktur-struktur,
serta faktor-faktor lingkungan yang membentuk kehidupan politik.15 Perlunya
komunikasi politik untuk menyampaikan pesan-pesan dan pemikiran-
pemikiran para politisi kepada khalayak. Komunikasi politik sebagai salah
satu fungsi politik dalam sistem politik.16 Adanya media massa yang
berkembang saat ini di masyarakat, dijadikan sarana sabagai alat komunikasi
politik. Ketika komunikasi membahas mengenai masalah-masalah berkaitan
dengan politik, peran media massa sendiri pun tidak bisa diabaikan. Sebagai
sarana penyampain pesan politik, media massa dianggap cukup efektif untuk
mepengaruhi masyarakat dalam berprilaku politik.

Tujuan media massa sendiri dijadikan sebagai sarana komunikasi


politik yaitu untuk menciptakan citra politik, pendapat umum dan partisipasi
politik.17 Pembentukan citra politik oleh media massa terbentuk melalui proses
pembelajaran politik, atau sosialisasi yang terus-menerus, melalui komunikasi
politik, baik yang berlangsung secara antarperson, maupun yang berlangsung
melalui media massa.18 Citra politik seseorang akan membantu dalam
pemahaman, penilaian, dan pengidentifikasian peristiwa, gagasan, tujuan
pemimpin politik.19 Pendapat umum akan terbentuk dengan sendirinya dari
proses pencitraan politik di media massa. Pendapat umum sering diposisikan
sebagai kekuatan keempat, setelah tiga kekuatan dan kekuataan lainnya dalam

15
Tabroni, 16, Op.cit.
16
Anwar Arifin, Komunikasi Politik ( Jakarta: PT Balai Pustaka, 2003), 12.
17
Tabroni, 25, Op.cit.
18
Arifin, 108, Op.cit.
19
Ibid, 27.

8
trias politika dari Montesqueu, yaitu legistalif, eksekutif, dan yudikatif.
Dengan adanya proses pembentukan citra politik dan pendapat umum dari
media massa, semuanya berakhir dengan tujuan akan menarik partisipasi
politik masyarakat yang tinggi dalam menentukan kehidupan politiknya
dimasa depan.

Sangat mudah mebaca fenomena media massa yang kemudian menjadi


saluran dalam setiap komunikasi politik, bahkan media massa telah menjadi
aktor utama dalam bidang politik.20 Fenomena tersebut dapat dilihat dengan
mulai banyaknya kampanye-kampanye yang menggunakan sarana-sarana
media massa seperti penggunaan media sosia (fecebook, twitter), televisi, surat
kabar, dll. Selain itu tidak hanya kampanye saja, namun sosialisasi kebijakan
pemerintah yang baru bisa dengan mudah diketahui masyarakat berkat
bantuan media massa.

3.2 Pengaruh Politik Terhadap Media Massa

Kebebasan media massa saat ini, memberika banyak pengaruh kepada


politik. Namun tidak hanya media massa itu sendiri yang memberikan
pengaruh kepada politik, tapi politik juga memilik pengaruh terhadap media
massa. Pengaruh pemerintahan terhadap media, yakni studi tentang peraturan,
hukum, pengendalian ekonomi, aturan-aturan pengumpulan berita, dan
penyensoran.21 Dalam kebijakan ini, pemerintah memilki wewenang untuk
membatasi dan memilih berita mana yang layak untuk disiarkan atau
diterbitkan kepada masyarakat. Selain itu adanya pengaruh politik bisa dilihat
dari pemberitaan yang dimuat di media massa itu sendiri, saat ini hampir
seluruh bentuk media massa membahas masalah politik baik dalam maupun
luar negeri.

20
Arifin, 96
21
Ibid, 11.

9
Kebutuhan masyarakat akan informasi dalam berbagai hal, terutama
masalah politik dalam negerinya, membuat media massa berusaha untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, sehingga tidak jarang media tunduk pada
politik demi memuaskan kebutuhan masayarat yang nantinya menjadi nilai
komersial untuk media itu sendiri. Sistem media mempunyai korelasi terhadap
sistem sosial politik, yang berlaku di negara di mana media beroprasi, maka
kendali politik dan ekonomi (baca: pasar) selalu menjadi faktor signifikan
yang berpengaruh terhadap operasi media.22

Kepemilikan media massa saat ini, tidak hanya dimiliki oleh pelaku
bisnis semata, namun lebih dari itu. Para politisi yang memilki modal dan
kekuassan mencoba untuk menjadi pemilik media massa demi memenuhi dan
memperlancar kebutuhan politiknya. Adanya kongkalinkong media di era
kapitalis liberal, gejalanya terlihat ketika bisnis media mulai diatur oleh
tokoh-tokoh yang punya kekuatan politik dan uang.23 Adanya pengaturan
dalam isi dari media itu sendiri, demi memuaskan kepentingan pemiliknya. Di
Indonesia sendiri sudah mulai marak media yang kepemilikannya berasal dari
elit politik.

Berikut ini daftar nama politisi yang memiliki perusahaan media


massa.

Tabel 1

Daftar Politisi Yang Memiliki Perusahaan Media Massa

Nama Politisi Jabatan di Partai atau Perusahaan Media


Pemerintahan Massa
Hary Politisi partai Hanura CEO MNC Grup:
Tanoesoedibjo Statsiun tv swasta RCTI,
MNCTV dan GlobalTV
Portal berita online
Okezone.com
22
Henry Subiakto, 132, Op.cit
23
Ibid, 104

10
Koran Seputar Indonesia

Aburizal Bakri Ketua umum partai Golkar PT Visi Media Asia Tbk
atau disebut VIVA
stasiun televisi ANTV
TVOne dan Sport One
portal berita online
VIVA.co.id
Surya Paloh Ketua Umum Partai Nasdem Pemilik Media Grup
Harian Media Indonesia,
Lampung Post
Statsiuan tv swasta
MetroTV
Chairul Manta menteri perekeonomian Pemilik CT Corp dengan
Tanjung (periode 2009-2014) Trans Corp sebagai
Ketua Komite Ekonomi perusahaan medianya,
Nasional (KEN) memiliki TransTV,
Trans7 dan Portal Berita
Detik.com
Dahlan Iskan Mantan menteri BUMN Jawa Post Grup
(periode 2009-2014) Harian Radar dan
RadarTV
(Sumber: https://akuindonesiana.wordpress.com/2014/03/26/daftar-media-tv-dan-online-di-indonesia-yang-berpihak-dan-sembunyikan-kebenaran/)

3.3 Media Massa Dalam Pemilu 2014

Peranan media massa dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat


modern semakin besar, dilihat dari usaha pengguna media massa untuk mempercepat
proses perubahan sosial di negara-negara berkembang, ataupun juga penggunanya
untuk kampanye politik, advertensi, dan propaganda.24 Pada pemilu presiden 2014
yang lalu, media massa dijadikan alat untuk saling bekompetisi.

Kehadiran para pemilik media dalam partai politik, sudah pasti akan
memaikan perannya sebagai pemilik media dan politisi dengan cara mengontrol isi
pemberitaan demi memuaskan kepentingan sang pemilik. Hal ini terjadi di pemilihan
presiden 2014. Dimana ada dua kandidat presiden yaitu Jokowi Dodo-Jusuf Kalla,

24
Henry Subiakto, 94, Op.cit

11
dan Prabowo-Hatta Rajasa. Kedua kandidat tersebut, memiliki tim kualisi yang salah
satu anggotanya merupakan pemilik media massa. Di kualisi Indonesia Hebat yaitu
kubu Jokowi-Jusuf Kalla yaitu adanya Surya Paloh yang diketahui sebagai pemilik
Media Grop, sedangkan di kubu Prabowo-Hatta Rajasa ada Aburizal Bakrie yang
bergabung di kualisi Merah Putih dan beliau adalah pemilik perusahaan media PT
Visi Media Asia Tbk dan juga Harry Tanoesudibjo sebagai CEO MNC Grup.25

Dari dua perusahaan media tersebut, sangat telihat berbeda dalam


penyampaian berita. Pemilik yang sedang getol memobilisasi dukungan politik, bisa
muncul setiap saat bak pahlawan di medianya, berbeda halnya dengan lawan
politiknya cenderung dicerca habis dengan mengabaikan imparsialitas.26 Dalam hasil
pemilihan presinden 2014 yang lalu, kedua kubu saling mengklaim bahwa kubunya
sebagai pemenang berdasarkan hasil dari beberapa lembaga survei.

Sujud Syukur Warnai Keenangan Prabowo-Hatta


Dalam artikel tersebut
menunjukan kemenangan pemilihan
presiden 2014 dimenangkan oleh
Prabo-Hatta. Portal berita online

Foto: (Heru/Okezone)
tersebut merupakan milik dari salah
satu anggota kualisi Prabowo-Hatta
Rabu, 9 Juli 2014 - 16:31 wib | Arief Setyadi – Okezone
yaitu Hary Tanoesudibjo. Pemberitaan
Sujud Syukur Warnai Kemenangan Prabowo-Hatta tersebut muncul setelah adanya
JAKARTA - Tarian kemenangan dan sujud syukur tampak deklarasi dari kubu lawan yaitu Jokowi-
di rumah yang pernah ditinggali oleh orang tua Prabowo
Subianto, Soemitro Djodjohadikusumo sore ini, setelah
Jusuf Kalla bahwa mereka adalah
capres-cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pemenang pemilhan presiden 2014.
Sumber pemilu.okezone.com

Dalam artikel tersebut terlihat bahwa kubu Prabowo-Hatta mencoba untuk


menarik simpati dari para pendukungnya. Kemudahaan dalam membuat pemberitaan

25
Saskia Yuli, Koalisi Pemilik Media Dalam Pilpres 2014, diakses pada 21 Desembern 2014, dalam
(http://news.detik.com/read/2014/05/21/112917/2588071/103/koalisi-pemilik-media-dalam-pilpres-
2014).
26
Henry Subiakto, 109, Op.cit

12
semacam ini juga karena adanya keterlibatan pemilik perusahaan media yang ikut
bergabung dalam koalisinya. Adanya iklan-iklan dan pemberitaan yang dibuat oleh
koalisi Prabowo-Hatta seakan-akan menggambarkan bhwa Prabowo-Hatta adalah
pasangan yang paling tepat untuk menjadi Presiden Indonesia.

Berbanding terbalik dengan pemberitaan dari portal berita online milik Surya
Paloh (Metrotvnews.com) yang merupakan anggota kualisi Jukowi-JK yang melansir
bahwa kemenangan pemilu presiden 2014 ada di pihak Jokowi-JK. Artikel ini
sebenarnya lebih dahulu muncul sebelum Jokowi-JK Pemenang Pemilu Menurut Netizen

artikel sebelumnya yang menyatakan

Prabowo-Hatta pemenang pilpres 2014.


Dalam artikel mencoba untuk meyakinkan  
Foto: Desi Angriani
kepada publik atas kemenangan Jokowi- Minggu-06 Juli 2014 21:53 wib
Metrotvnews.com, Jakarta: Pasangan Jokowi-JK akan
Jusuf Kalla secara quick count dan juga berhasil memenangkan Pemilu Presiden 2014 dengan
elektabilitas sebesar 53,8%. Sementara rival mereka,
percaya hasil dari KPU nanti akan sama Prabowo-Hatta, mendapat elektabilitas sebesar 46,2%.
dengan hasil quick count dari kubu Jokowi- Angka tersebut merupakan hasil pemantauan PoliticaWave
pada periode 8 Juni hingga 5 Juli 2014. PoliticaWave
Jusuf Kalla. Keterlibatan Surya Paloh yang mencatat 5.977.879 percakapan dan 1.592.323netizen yang
melakukan percakapan terkait kedua pasangan capres dan
merupakan pemilik perusahaan media cawapres.

massa dalam kualisi Jokowi-Jusuf Kalla Sumber : Metrotvnews.com


menciptakan kemudahan untuk mengontrol
segala pemberitaan terhadap Jokowi-Jusuf Kalla. Pemberitaan yang dilakukan oleh
koalisi Jokowo-JK lebih kepad sering munculnya pemberitaan kegiatan positif
mengenai kedua calon pasangan Presiden ini. Dari pemberitaan-pemberitaan itu,
masyarakat disuguhkan untuk berfikir bahwa Jokowi-JK adalah sosok calon Presiden
Indonesia yang tepat, dengan meilihat segala pemberitaan yang ada di televisi atau
media cetak bahkan media online yang koalisi Jokowi-JK beritakan.

Dari dua artikel tersebut dapat terlihat bahwa para pemilik media mencoba
untuk mengontrol pemikiran masyarakat tentang siapa yang menjadi pemenang dalam
pemilihan presiden 2014, dengan dasar pemberitaan tersebut. Padahal pemberitaan-

13
pemberitaan tersebut hanyalah hasil perhitungan cepat, dan bukan hasil resmi yang
dari KPU. Dengan pemberitaan-pemberitaan yang sebenarnya belum pasti
kebenarannya, hanya akan memicu konflik diantara para pendukung masing-masing
calon presiden. Sampai saat ini konflik antara kedua pendukung Prabowo dan Jokowi
masing sering terjadi. Sulit untuk mengharapkan pemilu yang independen ketika
media tidak menjalankan fungsinya dalam mendidik masyarakat dan menjaga
netralitas.27 Seperti penjelasan dalam bab dua tadi bahwa para elit politik yang
memiliki perusahaan media massa mencoba untuk menjadikan media massa sebagai
alat untuk meraih kekuasaan dalam politik dengan menciptakan pemberitaan yang
mendukung segala tindakannya.

27
Andylala Waluyo, Media Berpotensi Picu Konflik Dalam Pemilu 2014, diakses pada 19 November
2014, dalam (http://www.voaindonesia.com/content/media-picu-konflik-dalam-pemilu-/1861611.html)

14
BAB IV

KESIMPULAN

Dari pembahasan dari yang penulis sudah paparkan, bahwa kemajuan


teknologi menjadi salah satu faktor dimana media massa dijadikan alat sebagai
komunikasi politik untuk menciptakan citra politik, pendapat umum, dan juga
partisipasi politik. Komunikasi politik tersebut diharapkan bisa menjembatani anatar
pemerintah dan juga masyarakat agar bisa terjadi komunikasi diantara dua pihak
tersebut. Terlebih lagi untuk mendapatkan simpati masyarakat demi mendapatkan
kemenangan dalam politik. Bentuk-bentuk media massa yang dijadikan sebagai alat
komunikasi politik antara lain koran, televisi, radio, media online (website, facebook,
twitter).

Dalam penyajian berita di media dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya
oleh politik. pemerintah yang merupakan salah satu unsur dalam politik, memiliki
wewenang untuk membembatasi dan memilih berita mana yang layak untuk di
siarkan atau diterbitkan kepada masyarakat memalui Lembaga Sensor. Adanya
kebutuhan masayarakat akan informasi dalam kehidupannya sehar-hari, terutama dala

Namun hadirnya media massa sebagai alat komunikasi politik tidak jarang
dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan kekusaan. Saat ini tidak jarang lagi ditemui
para elit politik yang memiliki perusahaan media. Para pemilik media yang berasal
dari ranah politik, mencampurkan kepentingan politiknya kedalam perusahaan media
yang mereka miliki. Demi untuk mendapatkan perhatian dan kepercayaan dari para
masyarakat, para elit politik mencoba mengontrol pemeberitaan serta tayangan dari
perusahaan medianya. Terkadang tidak jarang adanya intimidasi atau menjelek-
jelekan elit politik lain dalam pemberitaan di media massa yang dimiliki oleh elit
politik, hanya untuk membuat citra lawanya buruk dan mendapatkan simpati dari
masyarakat.

15
Adanya peran politik yang mempengaruhi dalam media massa, dapat dilihat
dari kasus yang sudah paparkan di bab pembahasan. Dari kasus tersebut terlihat
bahwa saat ini media massa sangat terpengaruh oleh politik dari sisi isi pemberitaan
dan informasi media itu sendiri. Dari banyaknya kasus lain yang menggunakan media
massa sebagai alat komunikasi politik, sebaiknya para elit politik bisa menjadikannya
sebagai saranan yang benar-benar efektif dan efisien dalam pengguanaanya. Serta
masayarakat dituntuk untuk lebih bisa menyaring segala pemberitaan yang
diberitakan oleh media massa, karena banyak sekali pemberitaan yang dibuat hanya
untuk kepentingan salah satu pihak yang merugikan pihak yang lainnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Subiakto, Henry & Rachmah Ida, Komunikasi Politik, Media, & Demokrasi, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup, 2012)

Tabroni, Roni, Komunikasi Politik Pada Era Multimedi, (Bandung: Simbiosis


Rekatama Media, 2012)

Cangara, Hafied, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. (Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada, 2009)

Arifin, Anwar, Komunikasi Politik ( Jakarta: PT Balai Pustaka, 2003)

Website:

Romli, ASM “Pengertian Media Massa”, diakses pada 28 September 2014, dalam
(http://komunikasi.uingd.ac.id/pengertian-media-massa/)

Daftar Media TV dan Online Di Indonesia Yang Berpihak dan


Sembunyikan Kebenaran, diakses pada 28 September 2014, dalam
(https://akuindonesiana.wordpress.com/2014/03/26/daftar-media-tv-dan-
online-di-indonesia-yang-berpihak-dan-sembunyikan-kebenaran/)

Yuli, Saskia “Koalisi Pemilik Media Dalam Pilpres 2014”, diakses pada 21
Desember 2014, dalam
(http://news.detik.com/read/2014/05/21/112917/2588071/103/koalisi-pemilik-
media-dalam-pilpres-2014).

Waluyo, Andylala, “Media Berpotensi Picu Konflik Dalam Pemilu 2014”,


diakses pada 19 November 2014, dalam

17
(http://www.voaindonesia.com/content/media-picu-konflik-dalam-
pemilu-/1861611.html)

Metronews.com, “Jokowi-JK Pemenang Pemilu Menurut Netizen”, diakses pada 17


November 2014, dalam
(http://pemilu.metrotvnews.com/read/2014/07/06/262014/jokowi-jk-pemenang-
pemilu-menurut-netizen)

Setyadi, Arif, “Sujud Syukur Warnai Keenangan Prabowo-Hatta”, diakses


pada 17 November 2014, dalam
(http://pemilu.okezone.com/read/2014/07/09/567/1010595/sujud-syukur-
warnai-kemenangan-prabowo-hatta)

18

Anda mungkin juga menyukai