Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KE
1
N
UA
AC
2
A
GK
0
N
RA
KE
2
DINAS PEKERJAAN UMUM
DAN PENATAAN RUANG
BIDANG BINA MARGA
Rp. 80.000.000,00
1
KERANGKA ACUAN KERJA
1
2 MAKSUD DAN : Maksud
TUJUAN Membantu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Sumedang dalam rangka melaksanakan
perencanaan teknis jalan pada Ruas Jalan Kabupaten.
Tujuan
Tersedianya perencanaan teknis terinci yang berwawasan
lingkungan, berkeselamatan, sesuai dengan standar dan
prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu pekerjaan
perencanaan, dan meningkatkan pelayanan jalan.
2
b) Menyediakan dokumen perencanaan teknis detail
konstruksi, seperti Spesifikasi, Analisa Harga Satuan,
Rencana Anggaran Biaya, Rencana Jadwal
Pelaksanaan, Daftar Kuantitas Volume dan Backup
Perhitungan serta Gambar Perencanaan Konstruksi;
8 DATA DAN :
a) Laporan dan data data teknis hasil inventori
PRASARANA
PENUNJANG b) Staf Pengawas/Pendamping
DARI PPK
Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas
3
atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau
pendamping (Counterpart) atau Project Officer (PO)
10 PENDEKATAN :
A. PERSIAPAN PELAKSANAAN DESAIN
DAN
METODOLOGI 1) Tujuan
Tenaga Ahli harus berusaha untuk mendapat informasi
umum mengenai kondisi jalan yang akan didesain,
sehingga dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan
dalam pelaksanaan survey pada setiap ruas jalan yang
bersangkutan.
2) Lingkup Pekerjaan
Kegiatan pekerjaan ini meliputi :
5
seperti kondisi lapangan aktual yang ada dan sasaran
penanganan yang hendak dicapai. Konsultan Perencana
dengan persetujuan Pengguna Jasa harus menghindarkan
suatu kondisi bahwa informasi terlalu berlebihan atau
terlalu minimal. Jenis-jenis survey atau investigasi yang
harus dilaksanakan tersebut bergantung kepada jenis
pekerjaan penanganan yang akan dikerjakan oleh
Kontraktor Pelaksana Konstruksi kelak. Sebagai acuan
dasar, apabila tidak ditentukan lain oleh Pengguna Jasa
pada saat review hasil Survey Pendahuluan, jenis-jenis
survey dan investigasi yang harus dilaksanakan oleh
Konsultan Perencana adalah sebagaimana di bawah ini.
1) Tujuan
Sasaran Survey Pendahuluan dan Detail Kondisi adalah :
(a) Pengumpulan informasi menyangkut ruas jalan dan
jembatan serta bangunan struktur yang ada, termasuk
data sekunder dari berbagai sumber yang relevan,
untuk maksud menetapkan survey detail berikutnya
yang diperlukan.
(b) Pencatatan kondisi perkerasan secara umum dan
prakiraan penyebab kerusakan yang telah dan
mungkin akan terjadi Perkiraan secara umum tentang
penanganan yang diperlukan, baik pada perkerasan
maupun pada pekerjaan-pekerjaan lainnya di luar
perkerasan, seperti bahu jalan, lajur pedestrian,
drainase, perbaikan lereng timbunan dan galian,
perbaikan geometri jalan, jembatan dan bangunan-
6
bangunan struktur lainnya, dan peningkatan
keselamatan jalan
(c) Identifikasi lebar ruang milik jalan, dan perkiraan
kebutuhan pembebasan lahan.
(d) Penyiapan koordinasi dengan institusi-institusi yang
berkaitan seperti Unit Pelaksana Teknis Dinas PUPR,
Kepala Desa, Perangkat Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, Forum Delegasi Masyarakat,
atau Lembaga Pemerintahan Lainnya.
(e) Identifikasi lokasi-lokasi yang memerlukan penanganan
khusus untuk peningkatan keselamatan jalan.
2) Lingkup Pekerjaan
Sebelum Survey Pendahuluan dilaksanakan, terlebih
dahulu Tim Survey harus menyiapkan dan mempelajari
data pendukung, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada
antara lain :
(a) As built drawing di lokasi yang bersangkutan dari
pekerjaan penanganan sebelumnya (jika ada);
(b) Peta-peta dasar yang relevan;
7
Penggambaran poligon harus dibuat dengan
skala 1:1.000 untuk jalan dan 1:500 untuk
jembatan.
Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm.
Interval garis kontur maksimal 10 meter.
Sistem koordinat proyeksi yang digunakan
adalah sebagai Sistem koordinat proyeksi
Universal Transverse Mercator (UTM)
Koordinat grid terluar (dari gambar) harus
dicantumkan harga absis (X) dan ordinat (Y)-
nya.
Pada setiap lembar gambar dan atau setiap 1
meter panjang gambar harus dicantumkan
petunjuk arah Utara.
Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai
X,Y,Z-nya dan diberi tanda khusus.
(c) Mengidentifikasi nilai kondisi perkerasan jalan. Kondisi
perkerasan jalan dilakukan secara visual. Untuk nilai
kekasaran jalan IRI (International Roughness Index);
(d) Menentukan titik koordinat awal proyek (Sta. 0+000)
dan akhir proyek yang tepat untuk mendapatkan
overlaping yang baik dan memenuhi syarat geometrik
pada penentuan titik awal dan titik akhir pekerjaan,
diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik
awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan seperti
disajikan dalam Gambar berikut:
8
(e) Mengidentifikasi bangunan pelengkap jalan (jenis
konstruksi, dimensi, kondisi serta mengusulkan
penanganan yang diperlukan. (lihat format survei
inventarisasi jalan);
(f) Mengidentifikasi data histori penanganan jalan, tata
guna lahan dan utilitas yang diperkirakan terkena
dampak pekerjaan;
(g) Mengidentifikasi kebutuhan pekerjaan seperti lokasi:
galian/timbunan, sumber material, gorong- gorong dan
jembatan (oprit jembatan), persimpangan yang bisa
terlihat dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta tabelaris
di lapangan dari identifikasi kondisi lapangan secara
stationing dari awal sampai dengan akhir proyek;
(h) Jika terdapat masalah-masalah geoteknik, bahaya,
resiko-resiko, yang mempengaruhi keamanan/
kestabilan proyek seperti tanda - tanda/gejala – gejala
erosi maka dilengkapi dengan sketsa lokasi, foto –
foto, serta lakukan pengambilan data karakteristik
tanah, pengujian DCP, Test Pit, atau pengujian lainnya
serta membuat rekomendasi untuk mengantisipasi
lokasi yang mengalami masalah;
(i) Semua kegiatan ini harus disertai dokumentasi baik
berupa catatan-catatan khusus/ formulir survei, sketsa,
foto dan video serta dikonfirmasikan kepada anggota
tim yang saling terkait dengan pekerjaan ini.
9
3) Keluaran
Laporan lokasi survey dan cakupan yang diperlukan dalam
perencanaan teknis. Diagram Strip Longitudinal, mulai
dari titik awal ruas sampai dengan titik akhir ruas, yang
memuat gambaran :
a) Komponen melintang jalan secara umum meliputi titik
koordinat awal dan akhir ruas jalan, panjang jalan,
lebar perkerasan, lebar bahu jalan serta kondisi
medan.
b) Kondisi perkerasan, termasuk jenis-jenis kerusakan
yang terjadi
c) Lokasi dan kondisi dari struktur jembatan
d) Lokasi dan kondisi dari bangunan pelengkap lainnya
e) Lokasi yang membutuhkan perbaikan/peningkatan
f) Informasi dalam bentuk tabel atau daftar, yang lebih
memerinci hal-hal tersebut dalam diagram strip
longitudinal tersebut dalam butir berikut :
(1) Gambar-gambar atau peta-peta yang menunjukkan:
Sketsa alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal
Batas ruang milik jalan
Lokasi deposit material jalan yang diperkirakan
dapat dimanfaatkan, seperti quarry pasir, batu, atau
bahan timbunan
Kondisi alam tertentu yang dapat atau akan
mempengaruhi konstruksi jalan, seperti misalnya
sungai, danau, laut, lembah, jurang, bukit, gunung,
dan sebagainya yang disampaikan dalam peta
ikhtisar dengan kontur.
Lokasi bangunan-bangunan tertentu sepanjang
ruas jalan yang diperkirakan dapat atau akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan konstruksi
maupun pelayanan lalu lintas jalan
10
(2) Foto-foto lapangan, sesuai dengan keperluan.
c) Pemboran Mesin
Pengeboran adalah suatu proses pembuatan lubang
vertikal/miring/horisontal pada tanah/batuan dengan atau
tanpa menggunakan alat/mesin untuk keperluan deskripsi
tanah/batuan, biasanya dapat dilakukan bersama-sama
dengan Pengujian lapangan dan pengambilan contoh
tanah/batuan. Pemboran dilakukan dengan acuan SNI 03-
12
2436-1991 sedangkan cara mendeskripsikan contoh tanah
mengacu pada SNI 03-4148-1996. Metode pemboran
kering diterapkan dalam pekerjaan ini untuk mendapat
deskripsi tanah yang tepat. Pemboran antara pekerjaan ini
menggunakan Single Tube Core Barrels berdiameter 76
mm dan panjang 100 cm, dan Double Tube Core Barrels
dengan diameter core dalam. Thin Walled digunakan
dalam pengambilan contoh tanah tak terganggu. Dalam
pekerjaan ini juga dilakukan standard Penetration Test
(SPT) yang mengacu pada SNI 03-4153-1996.
(1) Pendalaman dilakukan dengan menggunakan
sistem putar (rotary drilling) dengan diameter mata
bor minimum 75 mm.
(2) Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan
kecepatan maksimum 1 putaran per detik.
(3) Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm
per detik
(4) Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah
deposit yang lunak dilakukan dengan menggunakan
bentonite (drilling mud) atau casing dengan
diameter minimum 100 mm
(5) Apabila drilling mud digunakan, harus menjamin
bahwa tidak terjadi tekanan yang berlebih pada
tanah
(6) Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah
mencapai 2 m atau lebih. Posisi dasar casing
minimal berjarak 50 cm dari posisi pengambilan
sampel berikutnya.
Jenis pengujian laboratorium yang diperlukan dalam
rangka penyelidikan tanah terinci, antara lain :
(1) Indeks properties tanah
(2) Uji Triaxial UU, CU, CD (Disesuaikan dengan
kebutuhan analisis)
(3) Uji kuat tekan bebas (Unconfined Compression
13
Test)
(4) Uji geser langsung
(5) Uji konsolidasi
d) Pemboran Tangan
Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu pada ASTM
D 4719
g) Survei DCP
Untuk mendapatkan nilai CBR lapisan tanah dasar yang
dilakukan pada jalan yang belum beraspal, seperti jalan
tanah, jalan kerikil atau jalan aspal yang telah rusak
sehingga tampak lapisan pondasinya. Pemeriksaan nilai
struktural jalan, yang dilakukan dengan alat Dynamic Cone
Penetrometer (DCP). Survei dilaksanakan mengacu
kepada SNI 03–1743–1989.
Prosedur Pelaksanaan Survei adalah sebagai berikut:
Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada
permukaan lapisan tanah dasar.
(1) Dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan
yang ada, seperti : sirtu, lapisan telford, lapisan
pasir dan sebagainya.
(2) Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm.
dari permukaan lapisan tanah dasar, kecuali bila
dijumpai lapisan tanah yang sangat keras.
(3) Selama pemeriksaan dicatat kondisi-kondisi khusus
yang perlu diperhatikan seperti : timbunan, kondisi
drainase dan sebagainya.
(4) Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini dicatat
dalam Formulir pengambilan data DCP.
C. PERENCANAAN TEKNIS
1) Tujuan
2) Lingkup Pekerjaan
16
peta, serta menarik beberapa Alternatif rencana As
Jalan/AIinyemen Horizontal dengan dilakukan
pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai dengan kondisi
medan yang memenuhi Standar Perencanaan
Geometrik Jalan dan dibahas.
17
3) Persyaratan
4) Penggambaran
18
(h) Standar Jalan dan Jembatan
19
Jalan Raya Sipil
2 Surveyor SMK/SMA - 2 3 0,50 0,50
3 Operator SMK/SMA - 2 1 1 1
Komputer CAD
4 Tenaga SMK/SMA - 2 1 1 1
Administrasi
20
2) Laporan Survei Penyelidikan Tanah (jika diperlukan)
c) Laporan Akhir
21
22