Anda di halaman 1dari 5

Nama : Widya Febrilla

Npm : 197210223

Kelas : 3/A Administrasi Bisnis

Matkul : Islam dan Keilmuan

1. Jelaskanlah siapa-siapa saja tokoh muslim yang terlibat dalam pakar sains dan tulis dan
apa ilmu-ilmu yang dikuasainya.
Jawaban :
1. Al-Battani
Lahir pada tahun 858 Masehi,ia merupakan ilmuan muslim dalam bidang
Astronomi ia merupakan pencipta alat ukur gata gravitasi dan alat ukur
garis lintang dan busur bumi pada globe dengan ketelitian hingga 3
desimal. Ia juga astronom yang pertama yang dapat mengukur jarak bumi
denga matahari,mengukur keliling bumi dan menerangkan bahwa bumi
berputar pada porosnya.
2. Al-Farghani
Ia merupakan ilmuan dalam bidang astronomi yang pertama melakukan
riset ilmiah di zaman al-Makmun. Karya ilmiah dalam bidang astronomi
yaitu : Asas-asas ilmu bintang,Pengantar keilmu perbintangan,Dan kira al-
ushul al-Tsalatsin.
3. Nashiruddin al-Thusi
Ia merupakan ilmuan dalam bidang astronomi.
4. Ibn al-Haitsam
Ia merupakan ilmuan muslim dalam bidang fisika. Ia merupakan tokoh
besar optic yang karya-karyanya dipelajari di universitas-universitas eropa
sampai abad 18M.
5. Al-Biruni
Lahir pada tahun 973 Masehi. Ia merupakan ilmuan dalam bidang fisika.
Ia menulis lebih dari 200 buah karya ilmiah tentang berbagai eksperimen.
6. Ibnu sina/Avicenna
Lahir pada tahun 986 Masehi. Ia merupakan ilmuan muslim dalam bidang
kedokteran dan filsuf. Ia pernah menulis buku tentang fungsi organ tubuh,
meneliti penyakit TBC,diabetes dan penyakit lainnya. Ia juga merupakan
ilmu akhirat. Ia telah menyelesaikan hafalan al-qur’an pada umur 10
tahun. Ia mempelajari dan mendalami ilmu kesehatan,psikologi,geologi
dan filsafat.
7. Jabir Ibnu Hayyan/Gabert
Lahir pada tahun 712 Masehi. Gabert merupakan penemuan ilmu kimia. Ia
menemukan hukum perbandingan tetap terhadap reaksi kimia. Jabert dianggap
penemu metode evaporatin,filtration,sublimation,calnation,melting,distillation
dan crystallization yang sangat terkenal.
8. Abu Bakar Muhammad bin Zakaria Ar-Razi.
Lahir pada tahun 864 Masehi. Ar-razi disebut sebagai bapaj ilmunologi karena
telah menemukan penyakit alergi asma,cacar dan ilmu imunologi ( ilmu
kedoketran ). Ia juga mendalami ilmu sains seperti farmasi dan matematika, ia
juga menggeluti bidang kimia dan dikenal sebagai pembuat alat-alat kimis
seperti mortar,spatula dan tabung reaksi,
9. Ibnu sina/Avicenna
Lahir pada tahun 986 Masehi. Ia merupakan ilmuan muslim dalam bidang
kedokteran dan filsuf. Ia pernah menulis buku tentang fungsi organ tubuh,
meneliti penyakit TBC,diabetes dan penyakit lainnya. Ia juga merupakan ilmu
akhirat. Ia telah menyelesaikan hafalan al-qur’an pada umur 10 tahun. Ia
mempelajari dan mendalami ilmu kesehatan,psikologi,geologi dan filsafat.
10. Abul Qasim Khalaf ibn Al-Abbas
Lahir pada tahun 983 Masehi, ia merupan ilmuan muslim dalam bidang
kedokteran khususnya gigi dan kelahiran anak, ia juga menciptakan penemuan
mengenai obat-obatan. Abul qasim pernah menciptkan alat bedah sendiri
dengan teknik pengoperasian yang maju saat itu.
11. Nafis
Lahir pada tahun 1208 M. ia merupakan ilmuan di bidang
kedokteran,logika,bahasa dan ilmu-ilmu islam lainnya. Di bidang kedokteran
ibn nafis dianggap sebagai seorang dokter dan fisiologi muslim yang telah
menemukan pembuluh kapiler paru-paru sejak abad ke-13.
2. Jelaskanlah tradisi yang dilakukan umat islam yang bertujuan menggali ilmu
pengetahuan.
Jawaban :
1. Tradisi Rihlah Ilmiah

Rihlah dari bahasa Arab, rahala yarhalu,rihlah yang berarti travel,journey ( perjalanan)
;trip ( perjalanan ) tour ( jalan-jalan ) dan travelogue ( perjalanan ). Kata rihlah dalam Al-qur’an
surat Al-Quraisy ( 106 ) ayat 2 yang berbunyi : ilaafihim rihlata al-syitaa’I wa al-shai’f : yaitu
kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.Selanjutnya kata ilmiah secara
harfiah bersifat ilmu pengetahuan Dengan demikian, rihlah ilmiah secara harfiah berarti
melakukan perjalanan, atau bepergian menuju sebuah tempat tertentu guna mendapatkan ilmu
engetahuan. Perjalanan guna menuntut ilmu pengetahuan tersebut telah menjadi tradisi yang
amat kuat di kalangan para ulama, ilmuwan, dan intelektual. Berkaitan dengan rihlah ilmiah ini
Abdurrahman Mas'ud mengatakan sebagai berikut.
2. Tradisi Berijtihad

Secara harfiah, ijtihad artinya mencurahkan tenaga, memeras pikiran, berusaha sungguh-
sungguh, bekerja semaksimal mungkin. Dalam pengertian istilah, ijtihad adalah suatu pekerjaan
yang mempergunakan segala kesanggupan daya rohaniah untuk mengeluarkan hokum syara’,
menyusun suatu pendapat dari suatu masalah hokum berdasar Al-quran dan al-sunnah. Orang
yang melakukan ijtihad dinamakan mujtahid dan persoalan yang dipertimbangkannya disebut
mujtahad fih atau produk hukum. Tradisi ijtihad adalah merupakan penopang risalah islam yang
abadi. Ijtihad ini bukan saja diperkenankan, melainkan diperintahkan. Tradisi ijtihad ini erat
kaitannya dengan lahirnya gerakan intelektual yang menopang kebudayaan dan peradaban. Hal
yang demikian terjadi, karena dengan ijtihad seseorang diberikan kebebbasan untuk
mengeksplorasi cita, rasa, dan karsnya, terutama intelektualnya dengan berdasarkan Al-quran
dan al-sunnah dalam melahirkan produk hukum atau lainnya., sikap saling menghargai,
menghormati, dan larangan bertaklid.

3. Tradisi Menghafal

Menghapal adalah suatu kegiatan merekam dan mengingat (memorizing) bahan pelajaran
sesuai dengan teks atau tulisan yang terdapat dalam buku atau manuskrip. Untuk memudahkan
hal ini, di kalangan ulama ada upaya menyusun pelajaran sedemikian rupa, yakni disusun secara
sistematis berdasarkan urutan alphabet, seperti dengan huruf alfabetis, angka, istilah, tema dan
lain sebagainya. Selain itu, para ulama biasanya menyusun sebuah sebuah ringkasan atau matan
dari sebuah kitab yang di susun yang selanjutnya menjadi landasan bagi pemahaman kitab-kitab
yang lebih besar.

4. Tradisi Meneliti

Selanjutnya penelitian burhani secara harafiah berarti penelitian yang didasarkan pada
data-data, fakta-fakta, dan bukti-bukti yang menyatakan tentang keberadaan sesuatu, yang
berupa manuskrip, dokumen, undang-undang, peraturan, naskah perajian, surat-surat, dan lain
sebagainya. Melalui penelitian ini dapat dihasilkan ilmu-ilmu social dengan berbagai cabangnya,
seperti sosiologi, antropologi, sejarah, politik dan lain sebagainya. Tradisi penelitian buthani ini
telah dimiliki dan dipraktikan olek ulama pada masa lalu, sebagaimana yang terlihat pada
sejumlah ulama ilmu-ilmu social.

5. Tradisi Membaca, Menulis, Mensyarah dan Mentahqiq

Tradisi meneliti, membaca, dan menulis ini, antara lain dapat dipahami dari ayat (QS Al-
A’lak, [96]:1-5). Melalui tradisi membaca dan menulis inilah maka lahir berbagai karya tulis,
mulai dari manuskrip yang kemudian dicetak menjadi buku membahas berbagai bidang ilmu
agama, ilmu umum, bahasa, sastra, seni,dll. Tradisi ini dipelihara baik oleh para ulama,
khususnya dikalangan Syi’ah.

6. Tradisi Mengoleksi Buku dan Membangun Perpustakaan

Tradisi ini lahir sebagai ekspresi dari kecintaan kepada ilmu pengetahuan. Demikian
cintanya, mereka tidak segan-segan untuk melalkukan perjalanan ke berbagai Negara guna
memburu dan mendapatkan buku, memberikan upah yang tinggi kepada para penulis buku,
menghormati, memuliakan, dan memafasilitasi ulama dan ilmuqan agar mau menulis buku.

7. Tradisi Munazarah (Berdebat)

Tradisi munazarah atau berdebat adalah merupakan dalah satu kegemaran yg muncul di
kalangan para ulama dan ilmuwan. Tradisi ini dilakukan dalam upaya saling menguji tingkat
kedalaman, keluasan, ketajaman dan daya analisis, dan kercedasan seorang ulama, serta dalam
rangkasa saling tukar menukar informasi, dan memecahkan berbagai masalah yang dihadapi.
Tradisi munazarah ini terjadi sebagai akibat dari rasa saling ingin tau, ingin memperluas
wawasan menghargai perbedaan pendapat, serta perasaan bahwa ilmu pengetahuan yang
dimilikinya masih kurang.

8. Tradisi wakaf dan membangun lembaga pendidikan

Seiring dengan semakin meningkatnya tingkat kemakmuran masyarakat, dan berkembangnya


berbagai tradisi ilmiah sebagaumana tersebut diatas bermunculan pula tradisi mewakafkan tanah,
rumah, buku, dan sebagainya. Adanya orang orang yang berkecukupan dan berlimpahan harta
benda yang dijiwai semangat pengorbanan, kecintaan pada ilmu, dan ingin mendapatkan pahala
dan ampunan tuhan, serta tidak adanya keturunan yang dapat memelihara dan mengelola
hartanya itu, maka membuka lahirnya tradisu mewakafkan harta benda.
9. Tradisi membaca kitab kuning

Tradusi membaca kitab kuning atau kitab gundul sudah cukup melembaga pada berbagai
lembaga pendidikan islam, baik dalam maupun luar negri, khususnya timur. Dinamakan kitab
kuning karena kertas kitab itu berwarna kuning, dan dinamakan kitab gundul karena teks dalam
kitab ini tidak disertai tanda baca. Cara membacanya mulai dari kanan ke kiri, dimulai dengan
membaca kata kata dan kalimatnya berdasarkan susunan tata bahasa arab, kemudian memberikan
arti kata demi kata dibawah baris teks kitab tersebut, dengan menggunakan pena yang lancip dan
tinta cina. Kitab tersebut antara lain berbicara tentang tafshir, hadist, fikih, kalam, tasawuf,
tajwid, qiraat, sejarah nabi, sastra, mantiq, dan astronomi.

Anda mungkin juga menyukai