Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :

DEWI RIZKI ANGGRAINI (18210043)

DOSEN

WIDARTI,SE.,MSi

PROGRAM STUDI EKONOMI MANAJEMEN

UNIVERSITAS TAMAN SISWA PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2020


BAB III

PERILAKU BIAYA

Dalam bab sebelumnya telah diuraikan berbagai jenis klasifikasi biaya untuk berbagai
tujuan. Salah satu diantaranya adalah klasifikasi biaya menurut perilakunya. Perilaku biaya
(cost behavior), dapat diartikan sebagai kecenderungan perubahan biaya sebagai respon atas
perubahan tingkat aktivitas dalam bisnis. Biaya yang diidentifikasi berubah secara
proporsional dengan perubahan volume aktivitas disebut biaya semivariabel. Sementara biaya
yang tidak berubah sampai kisaran relevan tertentu disebut biaya tetap.

Kisaran relevan (relevan range) adalah suatu kisaran tingkat aktivitas dalam mana
asumsi relatif perilaku biaya variabel dan biaya tetap dianggap valid. Misalnya, sebuah mesin
memiliki kapasitas produksi 100 unit per hari dengan total investasi Rp. 1.000.000,- Dengan
satu mesin pabrik tersebut perusahaan memiliki kisaran relevan 1 sampai 100 unit produksi.
Apabila ingin menaikkan produksi menjadi 150 unit per hari maka pabrik harus menambah I
mesin yang sama dengan tambahan investasi Rp. 1.000.000,- sehingga biaya tetap menjadi
Rp. 2.000.000 yang akan konstan untuk memenuhi kapasitas produksi 101-200 unit per hari
sebagai kisaran relevan baru.

1. POLA PERILAKU BIAYA

Telah dikemukakan diatas bahwa berdasarkan perilakunya biaya dapat dibedakan


sebagai biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (fixed cost) adalah suatu biaya yang
konstan dalam total tanpa mepertimbangkan peruabahan-perubahan tinghat aktivitas dalam
suatu relevant range tertentu. Bila suatu biaya tetap dinyatakan menurut biaya per unit, maka
biaya tersebut akan berubah secara terbalik dengan tingkat aktivitas Biaya tetap selanjutnya
dapat dikelompokkan sebagai commited fixed cost dan discretionary fixed cost.

Commited fixed cost meliputi biaya-biaya yang berhubungan dengan investasi dalam
fasilitas, peralatan, dan struktur dasar organisasi sebuah perusahaan. Biaya-biaya Ini sulit
ditelusuri hubungangannya dengan volume output, seperti unit produksi. Discretionary fixed
cost atau dikenal juga sebagai managed fixed cost meliputi biaya- biaya tetap yang timbul
darı keputusan-keputusan tahunan manajemen untuk membelanjai bidang-bidang biaya tetap
tertentu seperti iklan, dan penelitian sebagai contoh, untuk meningkatkan penjualannya dalam
satu periode tertentu manajemen memutuskan untuk meningkatkan biaya iklan sampai pada
jumlah tertentu. Begitu rencana tersebut dilaksanakan, misalnya mengikat kontrak dengan
sebuah stasiun televisi untuk iklan setahun penuh maka biayanya akan menjadi biaya tetap
yang jumlahnya ditentukan berdasarkan kebijakan.

Biaya variabel (variable cost) yaitu biaya yang secara total berubah secara
proporsional dengan perubahan dalam aktivitas. Suatu biaya variabel, konstan per unit. Biaya
variabel selanjutnya dapat dikelompokkan sebagai engineered variable cost dan
discretionary fixred cost. engineered variable cost dan true variable cost yaitu biaya yang
memiliki spesifikasi hubungan fisik yang eksplisit dengan pelaksanaan suatu aktıvitas. Biaya
ini timbul delam rangka aktivitas operasi normal perusahaan. Contoh konkrit untuk biaya ini
adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung yang berubah volumenya karena
proses perekayasaan produk.

Discretionary variable cost atau slep variable cost yaitu semacam biaya discretionary
yang memiliki pola grafis variabilitas, tetapi bukan karena alasan yang sama seperti bahan
langsung atau tenaga kerja langsung Pertambahan biaya ini mungkin lebih berhubungan
dengan otoritas manajemen dalam membelanjainya.

Mixed cost atau semivariable cost yaitu biaya yang didalamnya terdiri dari clemen-
clemen biaya tetap dan biaya variabcl. Biaya ini pada umumnya terdapat dalam komponen
biaya tidak langsung Karakteristik perilakunya tidak konstan seperti dua kelompok biaya
yang diuraikan diatas. Dalam keadaaan tertenlu jumlah biaya semivariabel akan menjadi
lebih tinggi dalam satu tingkat aktivitas, akan tetapi dalam kcadaan lain bisa terjadi biayanya
akan lebih rendah pada tingkat aktivitas yang sama untuk itu diperlukan cara tersendiri untuk
mengidentifikasi perilakunya.

2. ANALISIS BIAYA CAMPURAN

Agar dapat dimanfaatkan dengan cara vang lebih baik, informasi biaya semivanabel
sebaiknya dipisahkan lebih dahulu unsur-unsur biaya variabel dari unsur- unsur biaya
tetapnya. Apabila pemisahan inı tıdak dilakukan maka alternatif keputusan yang dihasilkan
juga kurang memuaskan akurasınya terutama bila jumlah biaya semivariabel ini cukup
signifikan dibanding total biaya secara keseluruhan. Pemisahan unsur biaya tetap dan biaya
variabel dari biaya semivariabel dapat dilakukan dengan menggunakan metode titik tertinggi
dan terendah, analisis regresi kuadrat terkecil, metode diagram pencar, dan metode analisis
rekening.

Metode titik tertinggi dan terendah (high-low method) yaitu suatu metode pemisahan
biaya campuran kedalam elemen-elemen biaya tetap dan biaya variabelnya dengan
mendasarkan analisis pada selisih biaya antara tingkat aktivitas lertinggi dan yang terendah.
Analisis regresi kuadrat terkecil (least squares regression analysis) yaitu suatu metode yang
dapat digunakan dalam pemisahan biaya campuran ke dalam elemen-elemen biaya tetap dan
variabelnya dengan mencocokkan suatu kuadrat garis regresi yang meminimumkan jumlah
kesalahan.

Metode diagram pencar (scattergraph method) yaitu suatu metode pemisahan biaya
campuran ke dalam elemen-elemen biaya tetap dan variablenya. Dengan metode ini sebuah
garis regresi ditarik diantara pancaran titik-titik yang di plot secara sederhana berdasarkan
pengamatan visual. Cara lain yang dapat digunakan adalah metode biaya berjaga. Cara ini
iebih praktis digunakan untuk menaksir jumlah biaya yang masih harus dipenuhi oleh
perusahaan bila terjadi penghentian kegiatan normal untuk sementara.

3. PERHITUNGAN METODE TITIK TERTINGGI DAN TERENDAH

Metode titik tertinggi dan terendah merupakan cara perhitungan yang relatif lebih
sederhana dalam memisahkan biaya tetap dan biaya variabel dari suatu kelompok biaya semi
variabel. Secara umum perhitungannya dapat dilakukan dengan cara :
● Memilih jumlah biaya yang paling tinggi dari data yang tersedia,

● Memilih jumlah biaya yang paling rendah dari dara yang tersedia,

● Menghitung selisih jumlah dan selish biaya dan dua titik tertinggi dan terendah,

● Memasukkan selisih tersebut ke dalam formula untuk menghitung komponen biaya


tetap dan biaya variabel.

Sebagai ilustrası, misalkan PT JAKASAIN adalah sebuah pabrik sepatu yang menggunakan
mesin jahit Merk ZAI. Berikut adalah data biaya pemeliharaan mesin PT JAKASAIN selama
bulan Januari sampai dengan Juli 2014.

Dari data biaya pemeliharaan mesin PT JAKASAIN dihalaman berikut dapat dihitung elemen
biaya tetap dan variabel biaya dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Bulan Jam Kerja Biaya

Januari 450 Rp. 4.150

Februari 650 5.200

Maret 630 4.450

April 720 4.940

Mei 750 5.530

Juni 820 6.740

Juli 570 4.340

Langkah 1 : Tentukan titik - titik tertinggi dan terendah untuk data biaya dan volume
aktivitas kemudian disusun dalam model sebagai berikut :

Aktivitas Biaya

Titik tertinggi (Juni) 820 Jam Rp. 6.740

Titik terendah (Januari) 450 Jam 4.150

Selisih yang diobservasi 370 Jam 2.590


Langkah 2 : masukkan hasil perhitungan dari langkah I ke dalam formula berikut untuk
menghitung elemen biaya variabel per jam pemeliharaan.

selisih biaya
Biaya Variabel=
selisih aktivitas

Rp .2.590
Biaya Variabel= = Rp. 7/jam pemeliharaan.
370

Langkah 3 : Masukkan hasil perhitungan dari langkah 2 untuk menghitung elemen biaya
tetap per bulan pada titik tertinggi atau titik terendah dengan formula sebagai berikut :

Elemen Biava Tetap = Total Baya - Elemen Biaya variable

Sehingga elemen biaya tetapnya menjadi :

= 6.740 (7 x 820)

= Rp. 1.000,- Per bulan

Formula selanjutnya dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan linier y = Rp. 1.000 + Rp.
7(x) yang berarti bahwa biaya tetap pemeliharaan mesin setiap bulan Rp. 1.000 dan biaya
variabelnya Rp. 7 setiap jam pemeliharaan. Bila diimplementasikan dalam titik tertinggi
misalnya, formula biaya tersebut akan menghasilkan perhitungan y = Rp 1.000 + Rp 7 (820
jam) = Rp. 5.740. jumlah terşebut sama dengan total biaya pemeliharaan bulan Juli pada
tingkat volume aktivitas 820 jam. Atau pada tiitik terendah, formula biaya tersebut akan
menghasilkan perhitungan y = Rp. 1.000 + Rp 7 (450 jam) = Rp. 4.150. jumlah tersebut sama
dengan total biaya pemeliharaan bulan Januari pada tingkat volume aktivitas 450 jam.

Dalam rangka perencanaan, bila manajemen ingin mediksi biaya pemeliharaan untuk
bulan Agustus 1999, maka dengan menetapkan patokan jumlah jam pemeliharaan saja
selanjutnya proyeksi biaya pun dapat diprediksi. Misalkan manajemen mematok jam
pemeliharaan sampai maksimum 830 jam, maka dengan menggunakan total biaya
pemeliharaan berkisar Rp 6.810 dengan perhitungan total biaya y = biaya tetap, Rp. 1.000 +
biaya variabel per jam, Rp. 7 (estimasi aktivitas, 830 jam)

Untuk keperluan analisis sederhana metode titik tertinggi terendah lebih mudah
penggunaannya karena analisisnya dapat dibuat dengan cara yang mudah. Metode ini antara
lain sangat berguna dalam membantu dalam memberikan gambaran sederhana dalam
pengujian secara cepat atas penaksiran perubahan biaya. Hasil perhitungan dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil memiliki akurası yang lebih tinggi karena
mempergunakan semua data volume aktivitas dan data biaya tertinggi dan terendah tidak
sebaik metode yang pertama karena dalam analisisnya hanya digunakan dua data yang
tertinggi dan yang terendah saja. Semakin banyak data yang harus dianalisis maka hasil
perhitungan dengan metode ini semakin tidak mewakili. Apalagi bila terdapat data dengan
fluktuasi yang tajam dari waktu ke waktu.

4. METODE BIAYA TERJAGA

Metode biaya terjaga praktis digunakan untuk menaksir biaya tetap dan biaya variabel
bila sebuah perusahaan menutup kegiatannya untuk sementara. Istilah biaya berjaga
digunakan untuk mewakili biaya tetap yang akan terjadi selama masa transisi tersebut.
metode ini disebut biaya berjaga karena dimaksudkan untuk menghitung cadangan dana yang
harus disiapkan untuk baerjaga-jaga selama tenggang waktu tanpa kegiatan normal. Selisih
total biaya pada saat perusahaan menjalankan kegiatan operasi komersilnya dengan biaya
yang diperkirakan akan terjadi pada saat kegiatan kegiatan komersil dihentikan
diperhitungkan sebagai biaya variabel. Biaya variabel ini selanjutnya dapat dibebankan pada
setiap unit produksi atau satuan aktivitas dari total biaya variabel. Hasil pembagian tersebut
merupakan biaya produksi variabel per unit produksi ata persatuan aktivitas.

Misalkan karena krisis ekonomi PT. CIPTNUSA mempertimbangkan penghentian


kegiatan produksinya untuk sementara. Pada bulan Mei 2014 volume produksinya 50.000
jam mesin dengan total biaya Rp 6.800.000, apabila tidak ada yang diperhitungkan maka
biaya yang akan terjadi berjumlah Rp 1.300.000,- tiap bulan Selısıh antara total biaya pada
saat berlangsung kegiatan produksi normal dengan biaya berjaga merupakan total biaya
variabel atau perhitungan sebagai berikut :

Biaya yang dikeluarkan pada saat aktivitas 50.000 jam mesin Rp. 6.800.000,-

Biaya berjaga sebagai biaya tetap.......................................... 1.300.000,-

Selisih atau total biaya variabel ............................................. Rp. 5.500.000,-

Dengan demikian biaya variabel per jam dapat dihitung dengan cara membagikan jumlah jam
mesin produksi dari total biaya variabel sebagai berikut :

Biaya variabel per jam = Rp. 5.500.000 / 50.000 jam

= Rp. 110,- per jam

Formula biaya produksi selanjutnya dapat dinyatakan sebagai persamaan linier y= a+bx atau
y = Rp. 1.300.000 + Rp. 110 x yang berarti bahwa biaya tetap produksi setiap bulan
Rp.1.300.000,- dan biaya variabelnya Rp. 110 setiap jam.

5. METODE DIAGRAM PENCAR

Cara lain yang cukup sederhana adalah metode diagram pencar yang dapat digunakan
untuk melihat kecendrungan perubahan biaya tetap dan biaya variabel dengan cara
menempatkan titik-titik perpotongan biaya dengan volume jam kegiatan dalam satu grafik
yang terdiri dari sumbu x dan sumbu y. Garis x menujukkan volume aktivitas dan sumbu y
menunjukkan jumlah biaya. Diantara titik-titik perpotongan biaya dan volume aktivitas
tersebut selanjutnya ditarik sebuah garis regresi yang lurus dari kanan ke kiri. Kemiringan
garis regresi ini menunjukkan tren perubahan biaya sejalan dengan perubahan aktivitas.
Sebagai contoh, dari kasus biaya pemeliharaan mesin PT. JAKASAIN diatas dapat dibuat
analisis perilaku biaya dengan menggunakan metode diagram pencar seperti berikut ini.

Gambar 2

Diagram Pencar

Kisaran Relevan

7000 Titik Tertinggi

6000 Biaya
variabel :
5000 Titik Impas 6,0087P
erjam
4000

3000

2000 Biaya
Tetap
1000 Rp.
0 1.110
perbu
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 lan

Misalkan pada peraga diatas regresi berpotongan dengan titik Rp. 1.110 pada garis biaya
variabei permeliharaan pada titik yang dilalui garis regresi (tingkat aktivitas 4.590 jam dan
biaya Rp. 35.350) menjadi Rp. 6,0087 per jam yang dapat dihitung dengan prosedur sebagai
berikut :

Total biaya pemeliharaan untuk 4.590 jam.................................. Rp. 35.350

Dikurangi: elemen biaya tetap, Rp. 1.110....................................... Rp. 7.770

Elemen biaya variabel.................................................................... Rp, 27.580

Elemen biaya variabel per jam (Rp.27.580, biaya

Variabel 4.590 jam pemeliharaan).................................................... Rp. 6,0087


Dengan demikian persaman regresinya menjadi Y = 7.770 Rp 6,0087 (x) Atau pada setiap
jumlah biaya pemeliharaan bulanan terdapat Rp 1110 biaya tetap dan Rp. 6,0087 biaya
variabel per jam. Sehingga total biaya variabel setiap bulan akan sama dengan nilai x
dikalikan Rp. 6,0087

6. ANALISIS REGRESI KUADRAT TERKECIL

Pada umumnya analisis regresı dimula dari asumsi bahwa terdapat hubungan linier
antara variabel terikat dan variabel bebasnya Asumsi ini juga dapat diterapkan dalam
hubungan perilaku biaya dengan faktor yang menyebabkan terjadinya biaya bersangkutan.
Analis regresi juga membuat asumsı tentang sifat dan distribusi "error term" dalam estiması
aubungan antara biaya overhcad dan jam mesin. Atas dasar asumsi tersebut maka dianggap
bahwa fluktuasi biaya sebagai variabel terkait (y) akan ditentukan secara linieroleh perubahan
volume aktivitas (x) sebagai variabel bebasnya.

Metode regresi kuadrat terkecil untuk mengestiması suatu hubungan linier didasarkan
pada persamaan untuk sebuah garis lurus y = a+bx. Selanjutnya untuk menghitung nilai
vertical intercept (a) dan kemencengan (b) yang meminimumkan jumlah squared error
digunakan rumus sebagai berikut :

b =    n ∑(xy)  -  ∑x  ∑ y


                     n (∑x) 2 -   (∑x)2 Persamaan 1

a  =     (∑y )-  b(∑x)  


                                           
n Persamaan 2

Dengan menggunakan data biaya pemeliharaan mesin PT JAKASAIN selama bulan


Januari sampai dengan Juli 2014 diatas dengan menggunakan formula dari Persamaan 1:

b =    n ∑(xy)  -  ∑x  ∑ y


                      n (∑x)2 -   (∑x)2

Dan persamaan 2 :

a  =     (∑y) -  b(∑x)  


                                           
n
Dimana : x = Tingkat aktivitas (variabel bebas)

y = Total biaya campuran (variabel terikat)

a = Total biaya tetap (intercept garis vertikal)

b = Biaya variabel/unit aktivitas (kemiringan garis)

n = Jumlah observasi

∑= Penjumlahann observasi

Maka nilai konstanta a (biaya tetap per bulan) dan b sebagai koefisien x (biaya variabel per
jam kerja) secara berturut-turut dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1: Hitung ∑x, ∑y, ∑xy, ∑x2 dan n

Jam Total

Bulan Kerja (x) Biaya (y) xy x2

Januari 450 4.150 1.863.000 202.500

Februari 650 5.100 3.380.000 422.500

Maret 630 4.450 2.803.500 396.600

April 720 4.940 3.556.800 518.400

Mei 750 5.530 4.147.500 562.500

Juni 820 6.740 5.526.800 672.400

Juli 570 4.340 2.473.800 324.900

∑ 4.590 35.350 23.751.400 3.099.800

Dari tabel ini dapat diketahui: ∑x = 4.590 jam

∑y = Rp. 35.350

∑xy = Rp. 23.751.400

∑x2 kuadrat = 3.099.800

n = 7 bulan

Langkah 2: Masukkan nilai yang diperoleh dari perhitungan dalam langkah 1 ke dalam
formula untuk kemiringan (b) sehingga persamaan I diatas menjadi:
b  =     7(23.751.400) -  4.590(Rp.35.350)  
                                           
7(3.098.800) – (4.590) 2

a  =     166.259.800 -  162.256.500 


                                  
21.698.600 - 21.068.100

a  =     4.003.300  
                                
630.500

dengan demikian dapat diketahui bahwa dari deretan biaya pemeliharaan mesin bulan
Januari sampai dengan Juli 1998 terdapat elemen biaya pemeliharaan variabel sebesar Rp.
6,35 per jam pemeliharaan.

Langkah 3: Masukkan nilai-nilai ∑x, ∑y, ∑xy, ∑x2 dan n yang dihitung dalam langkah 1 dan
nilai b yang dihitung dalam langkah 2 ke dalam formula untuk intercept (a).

Dengan demikian persamaan 2 diatas menjadi:

a  =     (35.350) – Rp. 6,35(4.590) = 886,14

dengan demikian biaya tetap untuk pemeliharaan berjumlah Rp 886,14 per bulan Formula
biaya untuk pemeliharaan dapat dinyatakan sebagai persamaan linier sebagai y = a+bx, atau y
= Rp. 886,14 + Rp 6,35x yang berartı bahwa biaya tetap pemeliharaan mesin setiap bulan Rp.
886,14 dan biaya variabelnya Rp 6,35 setiap jam.

Bila diterapkan pada tingkat volume aktıvitas 820 jam rincian biaya pemeliharaan menjadi y
= 886,14 + 6,35 (820) = 6.093,14. Atau pada tingkat volume aktivitas 450 jam pemeliharaan
maka biaya pemeliharaan menjadi Y = 886,14 + 6,35 (450) = 3.743,64 selisih perhitungan
tersebut dengan total biaya dalam tabel diatas disebabkan standar error. Penyimpangan dalam
implementasinya mungkin saja terjadi karena bagaimanapun juga hasil-hasil perhitungan
tersebut sepenuhnya merupakan hasil estimasi. Dalam pelaksanaannya faktor yang dapat
mempengaruhinya schingga perilaku biaya juga tidak sepenuhnya mengikuti pola perilaku
sebagaimana estimasinya. Namun demikian penaksiran-penaksiran dengan metode-metode
yang diuraikan diatas dapat diterima sebagai kebenaran matematis secara ilmiah. Manajemen
dapat menggunakan hasil-hasil pehitungan tersebut sebagai dasar perencanaan dan
pengambilan keputusan lainnya dalam menjalankan tugas-tugas manajerial yang dibebankan
dan menjadi tanggung jawab.

Anda mungkin juga menyukai