Anda di halaman 1dari 3

KASUS IKTERUS

Bayi W umur 3 hari dirawat di RS karena lahir dengan sectio caesarea atas indikasi gawat janin
dengan APGAR : 1’ = 8 ; 5’= 9 (usia gestasi 37 minggu); BBL: 2130 gr dan PBL: 48 cm. Saat
dilakukan pengkajian fisik, kulit bayi W tampak kuning di bagian wajah hingga dada, dalam
Kramer’s Rule masuk kedalam grade 2. Tanda-tanda vital HR 144 x/menit; RR 47 x/menit; da
suhu tubuh 36,7oC. Antropometri : BB = 2100 gr, LLA = 6 cm dan LK = 31 cm. Menurut ibu bayi
W, Bayi W malas menyusu dan sucking reflex lemah. Setelah dilakukan tes laboratorium
diketahui kadar bilirubin Bayi W adalah 19 mg/dL. Ibu W mengatakan ingin bayinya segera
pulang karena ingin segera menyelenggarakan prosesi aqiqah sebagaimana dianjurkan oleh
agama islam yang dianutnya. Akan tetapi, Ibu Bayi W juga mengatakan dirinya kurang paham
tentang perawatan bayinya ketika kuning kembali di rumah dan hanya tahu kalau bayi kuning
harus sering-sering di jemur bayi harus memakai gurita untuk bayi kerena takut koin yang
menempel di pusar bayi copot dan takut pusarnya bodong.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ikterus
Ikterus adalah arna kuning yang sering dijumpai pada bayi baru lahir dalam
batas normal pada hari kedua sampai hari ketiga dan menghilang pada hari kesepuluh.
(Prof. dr. Ida Bagus Gede Manuaba, SpOG, 1998 : 325)
Ikterus adalah keadaan transisional normal yang mempengaruhi hingga 50%
bayi aterm yang mengalami peningkatan progresif pada kadar bilirubin tak
terkonjugasi dan ikterus pada hari ketiga. ( Myles, 2009)
Ikterus terjadi apabila terdapat akumulasi bilirubin dalam darah. Pada
sebagian neonatus, ikterus di temukan di minggu pertama kehidupannya.
Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan
80% bayi kurang bulan.
B. Metabolisme Bilirubin
Sebagian besar produksi bilirubin berasal dari eritrosit yang rusak. Heme
dikonversi menjadi bilirubin indirek (tak terkongjugasi) kemudian berikatan dengan
albumin dibawa ke hepar. Di dalm hepar, dikonjugasika oleh asam glukuronat pada
reaksi yang dikatalisasi oleh glukuronil transferase. Bilirubin direk (terkonjugasi)
disekresikan ke traktus bilier untuk diekresikan melalui traktus gastrointestinal. Pada
bayi baru lahir yang ususnya bebas dari bakteri, pembentuka sterkobilin tidak terjadi.
Sebagai gantinya, usus bayi banyak mengandung beta glukuronidase yang
menghidrolisis bilirubin glukoronid menjadi bilirubin indirek dan akan di reabsorpsi
kembali melalui sirkulasi enterrohepatik ke aliran darah.
C. Klasifikasi Ikterus
Tabel. Derajat ikterus pada neonatus menurut kramer

Bagian tubuh yang kuning Rata-rata serum bilirubin indirek


Kepala dan leher 100
Pusat-leher 150
Pusat-paha 200
Lengan + tungkai 250
Tangan + kaki >250
(Mansjoer, Arief. 2000. Hlm. 540)

Jenis-jenis ikterus :

1. Ikterus fisiologik
Dijumpai pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Ikterus ini biasanya
timbul pada hari kedu lalu menghilang setelah sepuluh hari atau pada akhir
minggu kedua. Ikterus muncul pada hari kedua atau ke ketiga, dan tampak jelas
pada hari 5-6 da menghilang hari ke 10. Bayi tampak biasa, minum baik, BB naik
biasa. Kadar bilirubin pada bayi aterm tidak lebih dari 12 mg/dl. Pada BBLR 10
mg/dl, dan akan hilang pada hari ke-14. Penyebab ikterus fisiologis diantaranya
karena kekurangan protein Y dan enzim glukoronil transferase yang cukup
jumlahnya.
2. Ikterus patologik
Ikterus yang patlogik timbul segera dala 24 jam pertama, dengan bilirium serum
meningkat lebih dari 5 mg% per hari, kadarnya di atas 10 mg% pada bayi matur
atau 15 mg% pada bayi prematur dan menetapsetelah minggu pertama kelahiran.
Selain itu ikterus dengan bilirium langsung di atas 1 mg% setiap waktu. Ikterus
seperti ini ada hubungannya dengan penyakit sepsis. Ikterus patologik
memerlukan penanganan dan perawatan khusus.

Anda mungkin juga menyukai