PANDAHULUAN
ekuitas (ekuitas pemegang saham atau stockholders' equity) lebih merefleksi kata yang ingin
dikandungnya.Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun modal
lebih dekat maknanya dengan istilah capital.Ekuitas mengandung unsur kepemilikan (ownership),
untuk organisasi nonprofit ekuitas disebut dengan aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan
adanya pemilikan.
Karena kensep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan pemilikan,
informasi tentang akuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal tersebut
menunjukan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. dari sudut
pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang tertanam
dalam perseroan. Kalau dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham merupakan
"utang" perseroan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, ekuitas pemegang saham dapat
juga dipandang sebagai gambaran hubungan yuridis antara perseroan dan pemegang saham.
menyajikan informasi elemen ini agar hubungan dan tanggung jawab yuridis dapat dipertahankan.
Karena konsep kesatuan usaha menuntut artikulasi antar statemen keuangan,tidak terdapat
masalah semantik atau definisional dalam pembahasan ekuitas seperti halnya elemen pendapatan,
biaya dan laba. Teori ekuitas yang bersifat semantik adalah teori sudut pandang atau teori entitas.
Ekuitas pemegang saham itu sendiri terdiri atas dua komponen penting yaitu modal setoran (paid-
1
Pokok dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut :
BAB II
2
PEMBAHASAN
Karena artikulasi harus dipertahankan, ekuitas tidak didefinisikan secara semantic tetapi
secara sintaktik. Artinya, ekuitas didefinisikan secara mekanik atau procedural dalam kaitannya
dengan elemen-elemen statemen keuangan yang lain. Lebih tegasnya, ekuitas tidak dapat didefinisi
secara independen terhadap aset damn kewajiban. Dalam kerangka dasar Standar Akuntansi
Keuangan (2002), misalnya, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mendefinisi ekuitas sebagai berikut
(pasal 49);
Ekuitas adalah hak residual atau aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.
Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan
kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomi masa datang. Karena didefinisi
atas dasar eset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada bagaimana aset dan kewajiban
diukur.
Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar
kriteria berikut:
Ekuitas pemegang saham diklasifikasi atas dasar dua komponen penting, yaitu modal
setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham (capital stock sebagai
modal yuridis (legal capital) dan modal setiran tambahan (additional paid-in capital), dan
3
komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik (misalnya saham treasuri atau modal
sumbangan). Dalam berbagai literatur, modal setoran sering disebut pula sebagai invested capital,
original capital, atau bahkan original investment. Modal yuridis (legal capital) sering disebut
sebagai formal capital, restricted capital, stated capital , atau capital stock. Modal setoran lain
sering disebut secara spesifik sebagai paid-in-surplu,unrestricted capital, paid-in capital in excess
of capital stock,capital in excess of par( stated value), capital surplus, atau stock premium.
Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tujuan
penyajian informasi tersebut kepada pemakai statemen keuangan. Pada umumnya, tujuan
pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang
berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan (stewardship) manajemen. Tujuan lain adalah
menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemengan ekuitas
lainnya. Informasi tentang kewajiban yuridis perseroan terhadap para pemegang saham dan pihak
lainnya juga merupakan tujuan penyajian ekuitas pemegang saham ini. Untuk memenuhi tujuan
tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal
adalah: (1) sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya, (2) peraturan yuridis yang
membatasi pembagian dividen dan pengembangan modal setoran kepada pemegang saham, dan
(3) prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya (urutan proteksi).
Klasifikasi ekuitas pemegang saham menjadi modal setoran dan laba ditahan sebenarnya
merefleksi pembedaan atas dasar sumber. Penyajian ekuitas pemegang saham atas dasar sumber
4
sebenarnya bersifat tradisi karena anggapan bahwa penyajian seperti ini akan memberi ini akan
memberi informasi tentang riwayat modal sejak berdirinya perseroan. Memang pada umumnya
perseroan berdiri dari perusahaan kecil yang mendanai operasinya dari sumber pemilik-manajer.
Makin besarnya perusahaan menjadikan ekuitas pemegang saham berubah tidak hanya dalam
jumlahnya tetapi juga dalam komposisi atau sumbernya. Ada beberapa komponen yang
(2) Laba yang ditahan merupakan sisa laba setelah pembagian dividen
(3) Jumlah rupiah yang timbul akibat apresiasi/revaluasi aset fisis tertentu
Laba ditahan pada dasarnya adalah terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari
Modal setoran dibedakan menjadi modal yuridis dan modal setoran lain (agio/premium
modal saham). Modal yuridis timbul karena ketentuan hokum yang mengharuskan bahwa harus
ada sejumlah rupiah yankg harus dipertahankan dalam rangka perlindungan terhadap pihak lain.
Modal yuridis merupakan jumlah rupiah “minimal” yang harus disetor oleh investor sehingga
Modal yuridis dapat sama dengan jumlah yang dikenal dangan nama modal saham
(capital stock). Modal saham menunjuk jumlah rupiah perkalian antara cacah saham beredar
5
dengan nilai nominal per saham. Jumlah ini merupakan jumlah rupiah yang secara yuridis menjadi
hak pemegang saham walaupun dala transaksi pembelian saham jumlah rupiah jumlah rupiah yang
Nominal saham sering dianggap bukan merupakan harga efektif saham sehingga secara
akuntansi penentuan nilai nominal saham sebenarnya tidak bermakna ekonomik. Dalam hal
tertentua, nilai nominal saham lebih merupakan alat untuk pemerataan distribusi pemilikan
daripada untuk menunjukkan nilai saham itu sendiri. Karena tidak bermakna ekonomik,
Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk membedakan secara
tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan akibat transaksi operasi. Berbagai
sumber yang dapat mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoretisnya adalah:
e. Hak beli saham, opsi, dan waran (stock rights, options, dan warrant)
a. Pemesanan Saham
Pada umumnya, pada saat perseroan didirikan atau pada saat melakukan penawaran public
perdana (initial public offering atau IPO), perusahaan telah menetapkan apa yang disebut modal
6
Secara konseptual, ekuitas pemegang saham bersifat seperti kewajiban. Oleh karena itu, jumlah
rupiah saham pesanan dapat diakui sebagai modal setoran hanya apabila kedua syarat berikut
dipenuhi:
1. Jumlah rupiah yang disepakati dalam pemesanan merupakan klaim yuridis bagi perusahaan
2. Harga pemesanan tersebut akan ditagih penerbit dalam periode yang cukup pasti dan tidak
terlalu lama.
b. Obligasi Terkonversi
ditukarkan dengan saham biasa atas kehendak pemegang obligasi dalam periode konversi tertentu.
Telah dibahas sebelumnya bahwa obligasi yang demikian mengandung sifat ekuitas dan kewajiban
sehingga menimbulkan masalah apakah perlu dipisahkan jumlah rupiah yang merepresentasi
ekuitas dan yang merepresentasi kewajiban. Dalam hal ini, ada dua nilai yang dapat
1. Nilai buku (book value) atau nilai bawaan (carrying value) obligasi pada saat penukaran.
2. Harga pasar obligasi atau harga pasar saham (mana yang paling objektif).
Pengukuran jumlah rupiah yang harus diakui sebagai modal setoran dapat menggunakan
cara seperti pada obligasi terkoversi. Dengan pendekatan pertama, nilai nominal saham prioritas
plus porsi premium/diskun ditransfer ke modal pemegang saham dan premium/diskun modal
pemegang saham biasa. Tidak ada untung atau rugi yang diakui pada saat konversi tersebut. Ini
berarti bahwa jumlah rupiah yang mula-mula diterima pada saat menerbitkan saham prioritas
karena nilai likuidasi saham prioritas adalah sebesar nilai nominalnya. Itulah sebabnya porsi
7
premium/diskun juga ikut ditransfer. Kalau porsi premium tidak ditransfer dan semua saham
prioritas dikonversi menjadi saham biasa maka akan terjadi kejanggalan karena akan terdapat
premium saham prioritas padahal tidak ada saham prioritas yang beredar. Konversi ini semata-
mata menandai perubahan status atau hak dua golongan pemegang saham. Perubahan ini sering
disertai penerbitan sertifikat saham biasa baru dan penarikan sertifikat saham prioritas atau
istimewa.
d. Dividen Saham
Dividen saham adalah distribusi dividen dalam bentuk saham yang sejenis dengan saham
yang mula-mula diterbitkan. Bila distribusi dividen saham tidak disertai dengan kapitalisasi laba
ditahan, dividen saham akan menyerupai pemecahan saham (stock split). Pemecahan saham adalah
penurunan nominal (atau nilai nyataan/stated value) per saham dengan cara menukar tiap satu
saham yang beredar dengan dua atau lebih saham baru yang dinilai nominal per sahamnya
merupakan pecahan dari nilai nominal saham semula. Bila perusahaan mendistribusi dividen
saham 20% tanpa disertai kapitalisasi, perusahaan sebenarnya telah menurunkan nominal per
Bagi pemegang saham, dividen saham bukan merupakan pendapatan atau laba. Berbagai
teori atau argument diajukan untuk menjelaskan mengapa dividen saham bukan merupakan laba
bagi penerimanya.
Dari sudut pandang kesatuan usaha, dividen saham bukan merupakan pembagian laba
karena tidak ada penurunan aset perusahaan atau kenaikan utang perusahaan. Hal ini berbeda
dengan dividen kas jelas merupakan pendapatan bagi penerima karena ada transfer kemakmuran
8
Bila toh dividen saham dipandang sebagai pendapatan in natura karena menaikkan nilai investasi,
pendapatan tersebut belum terrealisasi bila belum dijual oleh penerimanya. Investasi naik karena
dividen saham dapat dijual atau kalau tidak dijual penerima berhak menerima dividen tunai di
Kalau tujuan penyajian informasi modal pemegang saham adalah untuk menunjukkan
modal yuridis (legal capital), kapitalisasi dividen saham haruslah hanya sebesar nilai nominal atau
nyataannya. Jumlah ini sebesarnya merupakan jumlah minimal yang harus dikapitalisasi untuk
Alasan pendukung kapitalisasi hanya sebesar nilai yuridis adalah bahwa dividen saham
bukan merupakan pendapatan dan mengkapitalisasi sebesar harga pasar member kesan bahwa
Walaupun dividen saham berbeda dengan dividen kas, sebagai dividen keduanya dianggap
serbagai distribusi ke pemilik. Oleh karena itu, dividen saham dapat dipandang sebagai pengganti
dividen kas karena dividen saham mempunyai nilai. Harga pasar merupakan dasar yang tepat
a. Laba ditahan pada dasarnya adalah reinvestasi dari pemegang saham tanpa tindakan
pernyataan resmi.
b. Transaksi dividen saham dapat dianggap terdiri atas dua transaksi yaitu pembagian dividen
kas dan penerbitan saham baru dengan harga sebesar dividen kas tersebut.
c. Dari kaca mata perusahaan, jumlah rupiah dividen saham adalah kos kesempatan penjualan
9
d. Penggunaan harga pasar (bukan hanya nilai nominal) juga mengurangi kesan keliru para
pemegang saham bahwa masih tersedia laba ditahan yang dapat didistribusi lagi baik dalam bentuk
Hak beli saham adalah hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk membeli
sejumlah saham (proporsional dengan kepemuilikan). Hal ini biasanya dimaksudkan untuk
mempertaruhkan pemilikan pemegang saham lama. Pada umumnya, hak beli saham umurnya tidak
lama dan harga beli saham dengan hak beli tersebut biasanya lebih rendah dari harga pasar saham
bersangkutan.
f. Opsi Saham
derivative-saham (equity-derivative securities). Disebut turunan karena harus ada sekuritas yang
melandasi atau menjadi basis (underlying securities). Secara umum opsi diartikan sebagai klaim
untuk membeli atau menjual saham tertentu yang sengaja diciptakan oleh investor untuk dijual
3) Waran
Berbagai sumber perubahan modal setoran yang dibahas di atas bersifat menaikan atau
menambah modal setoran. Pada umumnya lebih banyak faktor yang bersifat menaikkan modal
setoran daripada yang menurunkan modal setoran. Alasannya adalah bahwa begitu modal disetor
10
dan tertanam dalam perusahaan, modal tersebut akan menjadi investasi permanen dalam
perusahaan. Kalaupun pemegang saham ingin melepaskan investasinya, pemegang saham akan
menjualnya ke pasar saham sehingga apa yang dilakukan pemegang saham tidak mempengaruhi
Yang perlu ditekankan adalah bahwa penilaian pasar tidak menjadi alas an kuat untuk
Jika pemisahan antara transaksi modal dan transaksi operasi harus tetap dipertahankan,
Hanya terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba ditahan yaitu laba atau rugi
periodic dan pembagian dividen. Laba yang dipindahkan dari laba akun laba – rugi (income
summary) adalah laba yang pindahkan dari akun selisih seluruh elemen transaksi operasi dalam
arti luas disebut laba komprehensif. Transaksi lain yang dapat mempengaruhi laba yang ditahan
adalah transaksi yang tergolong dalam transaksi modal seperti yang diuraikan di atas.
Penyeuaian ini adlah perlakuan terhadap suatu jumlah rupiah yang memepengaruhi operasi
perioda masa lalu.bukan segai pengurang atau penambah perhitungan laba tahun sekarang. Tetapi
sebagai penyesuai terhadap laba dithan awal perioda sekarang .perlakuan semacam ini
dimaksudkan untuk menjadikan laba di tahan awal perioda sekarang menunjkuan saldo yang
semestinya seadainya jumlah rupiah tersebut telah diakui dalam perioda yang lalu.
b) Koreksi kesalahan
System akuntansi biasanya sudah dengan cukup cermat sehingga kesalahan dalam
pencatatan akan segera dapat dideteksi sehingga dapat segera dilakukan koreksi. Dalam hal
tertentu, kesalahan tidak segera diketahui dan baru diketahui beberapa waktu atau bahkan beberapa
11
perioda setelah statemen keuangan disusun dan diterbitkan.
c) Perubahan Akuntansi
Karena alasan tertentu suatu perusahaan mungkin melakukan kebijakan yang mempunyai
pengaruh terhadap konsistensi dalam proses akuntansi dan pelaporan keuangan yang disebut
d) Kuasi Reorganisasi
Kuasi reorganisasi biasanya dilakukan dalam hal terjadi suatu defisit.PSAK no.51 pasal 9
“Kuasi reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi secara hukum yang
dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan kewajiban pada nilai wajar dan
Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya
menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan mengalami defisit dan dalam
kondisi perusahaan dilikuidasi. Dalam terjadi defisit, urutan penyajian menggambarkan urutan
penyerapan rugi (sequence of charges) sedangkan dalam kondisi likuidasi urutan penyajian
menggambarkan urutan perlindungan yuridis (legal sequence of protection) bagi para penyedia
Dalam hal terjadi pengorbanan kos akibat hilangnya manfaat menjadi rugi, rugi tersebut akan
diserap dahulu melalui laba bersih dan hanya dalam keadaan yang sangat khusus maka kos tersebut
12
dapat diserapkan oleh kelompok modal pemegang saham. Jadi, urutan penyerapan biaya, rugi, dan
a. Pendapatan Kotor
b. Laba Bersih
c. Laba Ditahan
e. Modal saham
Urutan ini menjadi basis penyajian untuk kewajiban dan ekuitas pemegang saham. Urutan
b. Kreditor berjaminan.
langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar sumber. Terdapat pula
kebiayasaan bahwa laba ditahan disajikan dengan merincinya atas dasar tujuan dengan cara yang
13
2.12. Laba Komprehensif
Pos-pos operasi dalam arti luas sebagai lawan pos-pos transaksi nonpemilik meliputi pos-
pos operasi utama, pos-pos tambahan, dan pos-pos yang sifatnya khusus atau luar biasa tetapi
berasal darri transaksi nonpemilik. Masalah teoretis dalam hal ini adalah pos-pos mana saja yang
dilaporkan melalui statemen laba ditahan. Dalam hal ini, ada dua pendekatan yang dianut yaitu
kinerja sekarang atau normal (current atau normal performance approach) dan semua-termasuk
PPSAK No. 6
PENGANTAR
PPSAK 6 tentang Pencabutan PSAK 21: Akuntansi Ekuitas, ISAK 1: Penentuan Harga
Pasar Dividen, ISAK 2: Penyajian Modal dalam Neraca dan Piutang kepada Pemesan Saham dan
ISAK 3: Akuntansi atas Pemberian Sumbangan atau Bantuan telah disahkan Dewan Standar
Oleh karena itu, dengan disahkannya PPSAK 6 ini, entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK
dan ISAK yang dicabut dalam menyusun laporan keuangannya tidak menggunakan PSAK dan
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Kesimpulan
14
Konsep kesatuan usaha memisahkan secara fisik dan konseptual antara manajemen dan
pemilik. Ekuitas pemegang saham menggambarkan hubungan yuridis antara perseroan dengan
para pemegang saham. Ekuitas pemegang saham terdiri atas dua komponen yaitu modal setoran
dan laba ditahan. Modal setoran dipecahkan menjadi modal yuridis dan modal setoran lain.
Ekuitas didefinisikan secara sintatik sebagai hak residual atas aset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban. Ekuitas terpaksa didefinisi secara sintatik bukan semantik karena
pemilikan. Oleh karena itu, untuk organisasi nonbisnis ekuitas sering disebut sebagai aset bersih.
Ekuitas berbeda dengan kewajiban dalam tiga hal, yaitu hak atas penyelesaian klaim, hak
penggunaan aset, dan substansi perjanjian (yuridis). Walaupun demikian, atas dasar konsep
kesatuan usaha kreditor dan investor dipandang sebagai pihak luar perusahaan yang terpisah dari
manajemen.
Modal setoran perlu dibedakan dengan laba ditahan karena modal setoran merupakan suatu
bentuk kontrak yuridis yang harus dipertahankan keutuhannya sedangkan laba ditahan merupakan
modal yang tercipta atau terhimpun karena pemanfaatan aset. Modal setoran merupakan
perubahaan aset dalam rangka pendanaan (transaksi modal) sedangkan laba ditahan merupakan
Kontrak yang sesungguhnya antara pemegang saham dan perseroan ditunjukan oleh
keseluruhan dana yang disetor (modal setoran) tanpa memperhatikan adanya modal yuridis atau
modal saham yang sering dianggap sebagai batas perlindungan bagi pihak lain. Pemisahan dan
pelaporan modal yuridis tidak menjadi masalah secara teknis. Akan tetapi, secara konseptual
modal yuridis dan modal setoran lain harus ditotal untuk menunjukan modal setoran yang harus
dibedakan dengan laba ditahan. Dari segi akuntansi, yang mendasarkan diri pada konsep dasar
15
substansi di atas bentuk, ekuitas pemegang saham adalah seluruh jumlah yang secara ekonomik
3.2 Saran
Demikian makalah ini dibuat semoga bermanfaat dalam menambah wawasan kita semua penyusun
menyarankan pembaca untuk memberikan kritik dan saran yg membangun untuk kesuksesan
makalah selanjutnya.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Suwardjono. Juli 1985. Teori Akuntansi. Edisi 1 Cetakan pertama. Yogyakarta. BPFE
17