Terpelajar Indonesia”
Norma ini menjadi tolak ukur pemakaian bahasa secara benar, ciri dari
bahasa Indonesia baku yaitu tidak dapat berubah setiap saat, tidak terpengaruh
bahasa daerah, bukan bahasa percakapan sehari-hari, tidak terpengaruh oleh
bahasa asing. Jika dalam konteks kalimat, bahasa baku tidak mempunyai arti yang
rancu, tidak mengandung plonasme atau penambahan keterangan, tidak
mengandung unsur hiperkorek. Serta, termuat dalam UU No 24 tahun 2009 adalah
bahasa yang dianggap dapat digunakan sebagai bahasa di bidang pendidikan,
administrasi negara, upacara resmi, karya tulis, hukum, peradilan, dan berbagai
ranah yang dapat dipandang resmi.
Dengan hadirnya kemajuan teknologi, kalau tidak kaum terpelajar
Indonesia sadari akan semakin menggeser keberadaan bahasa baku. Oleh karena
itu, pentingnya bahasa Indonesia baku harus diimbangi dengan pentingnya
penggunaan. Semakin sedikit kaum terpelajar Indonesia yang menggunakan, kian
terkikis pula bahasa Indonesia baku. Pentingnya keterampilan penggunaan bahasa
Indonesia baku oleh kaum terpelajar Indonesia itu ibaratkan sebuah koin yang
memiliki dua sisi. Adanya bahasa baku tanpa disertai penggunaannya secara
benar, maka akan memudar seiring kemajuan teknologi.