Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas akuntansi Perbankan
Syariah
DISUSUN OLEH :
Kelompok 9
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT atas kehdirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini
yang berjudul “Akuntansi Transaksi Salan dan Salam Paralel”. Makalah ini dibuat
dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan Syariah
yang diajarkan oleh Ibu Santi Yustini, SE, M.Ak
Makalah ini telah kami selesaikan dengan dengan kerjasama yang baik dan
juga referensi dari berbagai sumber yang kami gunakan. Oleh sebab itu kami
mengucapkan sangat amat terimakasih pada rekan rekan yang ikut berkontibusi
dalam penyusunan makalah ini.
Meskipun makalah ini telah disusun secara maksimal, namun penulis
sebagai manusia menyadari bahwa banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna .demikian apa yang bisa kami sampaikan dalam makalah ini, semoga
pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah yang kami sajikan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Makalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi dan Penggunaan 3
B. ketentuan Syar’i Rukun Transaksi dan Pengawasan 5
C. Transaksi Salam dan salam Paralel 7
D. Cakupan Standar Akuntansi Salam dan salam parallel 8
E. Teknis Perhitungan dan Penjurnalan Transaksi 12
F. Penyajian Transaksi Salam dan salam parallel 22
G. Pengungkapan Transaksi Salam dan salam parallel 22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salam merupakan salah satu jenis akad jual beli, dimana pembeli
membayar terlebih dahulu atas suatu barang yang spesifikasi dan kuantitasnya
jelas sedangkan barangnya baru akan diserahkan pada saat tertentu di
kemudian hari.
Dengan demikian, akad salam dapat membantu produsen dalam
penyediaan modal sehingga ia dapat menyerahkan produk sesuai dengan yang
telah dipesan sebelumnya. Sebaliknya, pembeli dapat jaminan memperoleh
barang tertentu, pada saat ia membutuhkan dengan harga yang disepakatinya
diawal. Akad salam biasanya digunakan untuk pemasaran barang pertanian.
Kendati demikian, masih banyak diantara kita yang belum mengenal yang
namanya akad salam, maka dari itu dalam makalah ini akan di paparkan
pembahasan yang akan membawa kita untuk mengenal sedikit lebih dekat
mengenai akad salam itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Transaksi Salam dan salam Paralel ?
2. Apa saja ketentuan Syar’i Rukun Transaksi dan Pengawasan
Syariah Transaksi Salam dan salam Paralel ?
3. Bgamainan Alur Transaksi Salam dan salam Paralel ?
4. Apa saja Cakupan Standar Akuntansi Salam dan salam paralel ?
5. Bagaimana Teknis Perhitungan dan Penjurnalan Transaksi ?
6. Bagaimana Penyajian Transaksi Salam dan salam paralel dalam
Laporan Keuangan ?
7. Bagaimana Pengungkapan Transaksi Salam dan salam paralel ?
1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari Transaksi Salam dan salam
paralel.
2. Untuk mengetahui ketentuan Syar’i Rukun Transaksi dan
Pengawasan Syariah Transaksi Salam dan salam Paralel.
3. Untuk mengetahui Transaksi Salam dan salam Paralel.
4. Untuk mengetahui Cakupan Standar Akuntansi Salam dan salam
paralel.
5. Untuk mengetahui Teknis Perhitungan dan Penjurnalan Transaksi.
6. Untuk mengetahui Penyajian Transaksi Salam dan salam paralel
dalam Laporan Keuangan.
7. Untuk mengetahui Pengungkapan Transaksi Salam dan salam
paralel.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Penggunaan skema salam dengan ciri pembayaran di muka akan
dapat mempercepat pencapain target-terget pemerintah dalam
mendorong peingkatan cadangan pengadaan produk pertanian.
Skema ini dipandang dapat mengantisipasi keengganan petani
menjual peroduknya kepada pemerintah selama ini, baik karena
telah terbiasa menjual kepada tengkulak atau pedagang besar.
Keuntungan lainnya bagi pemerintah adalah dengan tercapai nya
target cadangan pengadaan produk pertanian dengan dana yang
terjaungkau, maka akan mempercepat peran serta pemerintah
dalam ekspor produk pertanian ke luar negri yang belakangan ini
mengalami kenaikan harga
Bagi pengusaha
Penggunaan skema salam bagi pengusaha berpotensi
meningkatkan efisiensi dan nilai penjualan pengusaha produk
pertanian. Pengusaha, yang dalam hal ini berperan sebagai
penjual produk pertanian baik untuk konsumsi local maupun
ekspor, akan dapat memiliki akan dapat memiliki produk
pertanian dari petani dengan harga yang relative akn lebih rendah
disbanding harga pasar mengingat pembayaran yang di lakukan di
muka. Adanya harga pembelian yang relative lebih murah
tersebut akan memberikan keuntungan bagi pengusaha untuk
memperoleh margin yang menarik. Keuntungan lain bagi
pengusaha adalah adanya kepastiaan memperoleh barang yang di
inginkan, sehingga tidsk perlu khawatir atas persaingan
mendapatkan barang pada saat panen dengan pengusaha lain.
Bagi bank syariah
Skema salam pada dasarnya sagat menguntungkan bagi bank
syariah mengingat pembeli suda menyerahkan uangnya terlebh
dahulu di muka. Dengan demikian, resiko kegalalan membayar
utang tidak ada sma sekali. Walau transaksi ini menimbulkan
risiko baru, yaitu kegagalan menyerahkan barang, dengan
4
pengalmaan dan jaringan petani yang dimiliki bank risiko ini
mestinya tidak sulit untuk di atasi oleh bank syariah.
5
3) Terkait dengan penjual, fatwa DSN no
05/DSN-MUI/IV/2000 mengharuskan agar
penjual menyerahkan barang tepat pada
waktunya dengan kualitas dan jumlah yang telah
disepakati.
4) Penjual diperbolehkan menyerahkan barang
lebih cepat dari waktu yang disepakati dengan
syarat kualitas dan jumlah barang sesuai dengan
kesepakatan dan ia tidak boleh menuntut
tambahan harga.
b. Objek salam
1) DSN dalam fatwanya menyatakan bahwa
ada beberapa ketentuan yang harus dipenuhi
oleh barang yang diperjualbelikan dalam
transaksi salam. Ketentuan tersebut antara lain:
2) harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui
sebagai utang
3) harus dapat dijelaskan spesifikasinya
4) penyerahannya dilakukan kemudian
5) waktu dan tempat penyerahan barang harus
ditetapkan berdasarkan kesepakatan
6) pembeli tidak boleh menjual barang sebelum
menerimanya.
7) Tidak boleh menukar barang, kecuali dengan
barang sejenis sesuai kesepakatan
6
disepakati.Pembayaran itu sendiri tidak boleh
dalam bentuk pembebasan utang.
7
2. Setelah akad disepakati, pembeli melakukan pembayaran terhadap
barang yang akan diinginkan sesuai dengan kesepakatan yang
sudah dibuat.
3. Pada transaksi salam, penjual mulai memproduksi atau
menyelesaikan tahapan penanaman produk yang diinginkan
pembeli.
4. Setelah menyepakati transaksi salam kedua tersebut, bank langsung
melakukan pembayaran kepada petani.
5. Dalam jangka waktu tertentu, berdasarkan kesepakatan dengan
bank, petani mengirim produk salam kepada petani sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan.
6. Bank menerima dokumen penyerahan produk salam kepada
nasabah dari penjual.
8
sebagai pembeli maupun sebagai penjual. Berbagai hal perlu diperhatikan
dalam ketentuan pengakuan dan pengukuran salam adalah terkait dengan
piutang salam, modal usaha salam, kewajiban salam, penerimaan barang
pesanan salam, denda yang diterima oleh pembeli dari penjual yang
mampu, tetapi sengaja menunda-nunda penyelesaian kewajibannya serta
tentang penelian persediaan barang pesanan pada periode pelaporan.
Dalam transaksi salam bank syariah bertindak sebagai pemesan
dan juga bertindak sebagai produsen, tetapi umumnya yang dilaksanakan
bank syariah adalah salam paralel yaitu, transaksi salam yang diterima
oleh bank syariah (bank syariah sebagai produsen) secara simultan
diserahkan kepada pihak lain untuk memproduksinya (bank syariah
sebagai pemesan). Jika bank syariah melaksanakan transaksi salam paralel,
maka kedudukan bank syariah bertindak sebagai pembeli dan sekaligus
sebagai penjual, oleh karena itu dalam salam paralel bank syariah
menerapkan akuntansi pembeli dan akuntansi penjual.
9
diterima nilainya sama atau lebih tinggi dari nilai
barang pesanan yang tercantum dalam akad.
Barang pesanan yang diterima diukur sesuai nilai wajar
pada saat diterima dan selisihnya diakui sebagai
kerugian, jika nilai wajar dari barang pesanan yang
diterima lebih rendah dari nilai barang yang tercantum
dalam akad
10
Kewajiban salam dihentikan pengakuannya pada saar
penyerahan barang kepada pembeli
Jika Penjual melakukan transaksi salam paralel,selisih
antara jumlah yang dibayar oleh pembeli akhir dan biaya
perolehan barang pesanan diakui sebagai keuntungan atau
kerugian pada saat penyerahan barang pesanan oleh
penjual ke pembeli akhir.
Pada akhir periode pelaporan keuangan,persediaan yang
diperoleh melalui transaksi salam diukur sebesar nilai
terendah biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat
direalisasi.Apabila nilai bersih yang dapat direalisasi
lebih rendah dari biaya perolehan,maka selisihnya diakui
sebagai kerugian.
a. Penyajian
Pembeli menyajikan modal usaha salam yang diberikan
sebagai piutang salam.
Piutang yang harus dilunasi oleh penjual karena tidak
dapat memenuhi kewajibannya dalam transaksi salam
disajikan secara terpisah dari piutang salam.
Persediaan yang diperoleh melalui transaksi salam diukur
sebesar nilai terendah biay a perolehan atau nilai bersih
yang dapat direalisasi .Apabila nilai bersih yang dapat
direalisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka
selisihnya diakui sebagai kerugian.
b. Pengungkapan
Besarnya modal usaha salam, baik yang dibiayai sendiri
maupun yang dibiayai secara bersama-sama dengan pihak
lain.
Jenis dan kuantitas barang pesanan.
11
Pengungkapan lain sesuai dengan PSAK No.101 tentang
penyajian laporan keuangan syariah.
12
Kuantitas : 100 ton
Harga : Rp. 700.000.000 ( Rp 7.000.000 per ton )
Waktu Penyerahan : dua tahap setiap tiga bulan sebanyak 50 ton (
2 september dan 2 desember)
Syarat Pembayaran : dilunasi pada saat akad ditandatangani
13
disbanding harga penjualan salam bank syari’ah kepada bulog.
Berdasarkan PSAK contoh perhitungan disebutkan bahwa piutang salam
diakui pada saat modal usaha salam dibayarkan atau dialihkan kepada
penjual. Modal usaha salam dalam bentuk kas diukur sebesar jumlah
yang dibayarkan . Misalkan pada tanggal 1 juni bank syariah
menyerahkan modal berupa uang tunai sebesar rp 650.000.000 ke
rekening KUD di bank, maka jurnal saat penyerahan modal salam oleh
bank syari’ah kepada KUD adalah sebagai berikut.
Kr,Kas /Rekening
nasabah penjual -
KUD 650.000.000
14
c. Kualitas barang dan nilai wajar barang, lebih tinggi dari
nilai kontrak;
15
kelebihannya itu menjadi milik penjual. Diperbankan Syari’ah, jual beli
salam lazim ditetapkan pada pembelian alat-alat pertanian, barang
industri, dan kebutuhan rumah tangga. Nasabah yang memerlukan biaya
untuk memproduksi barang-barangindustri bisa mengajukan permohonan
pembiayaan ke Bank Syari’ah dengan skim jual beli salam. Bank dalam
hal ini berposisi sebagai pemesan (pembeli) barang yang akan diproduksi
oleh nasabah. Untuk itu bank membayar harganya secara kontan. Pada
waktu yang ditentukan, nasabah menyerahkan barang peasanan tersebut
kepada bank. Berikutnya bank bisa menunjuk nasabah tersebut sebagai
wakilnya untuk menjual barang tersebut kepada pihak ketiga secara
tunai. Bank juga bisa menjual kembali barang itu kepada nasabah yang
memproduksinya itu secara tangguh dengan mengambil keuntungan
tertentu. Jadi setelah akad Salam tuntas dengan diserahkannya barang
oleh nasabah (penjual) kepada bank (pembeli).
16
Nama Barang Pesanan : Beras
Jenis beras Pesanan : Mentik Wangi
Kualitas/Tipe : Super (AAA)
Jumlah : 100 ton
Harga Per Kg : Rp 6.000
Harga Total : Rp 600.000.000
Jangka waktu Penyerahan : 6 bulan
17
f) Penyerahan tahap keempat 25n ton beras mentik wangi
kualitas super dengan harga pasar Rp 125.000.000 tidak
lancar sehingga perlu diambil alternatif :
a. Kontrak diperpanjang
b. Kontrak dibatalkan
c. Jaminan dijual dengan asumsi
i. Seharga Rp 100.000.000
ii. Seharga Rp 250.000.000
18
Penerimaamn barang pesana dari CV. BOLOTANI kepada BMT
IQTISADUNA yang dilakukan secara bertahap
Tahap pertama sesuai dengan harga pasar Rp 5.000.000 sebanyak 25 ton,
total Rp 125.000.000 jurnal BMT IQTISADUNA:
19
b) Jika uang sisa pesanan belum diterima dibatalkan seluruhnya akan
tetapi sisa uang belum dikembalikan,maka
20
Jika penyerahan kepada Jih sebanyak 100 tom seharga Rp 600.000.000
Jika JIH membatalkan pesanan dengan alasan tidak bisa diterima dan akad
BMT IQTISADUNA berhak mengenakan denda sebesar 20% dari niali
pesanan maka :
Jika dalam hal pembatalan tersebut dalam poin 7 BMT juga mengenakan
biaya-biaya yang telah dikenakan BMT IQTISADUNA dalam pesanan
barang tersebut Rp 100.000.000
21
F. Penyajian Transaksi Salam dan salam paralel dalam Laporan
Keuangan
1. Piutang salam, yang timbul karena pemberian modal usaha salam oleh
bank syariah.
2. Piutang, yang timbul karena penjual tidak dapat memenuhi
kewajibannya dalam transaksi salam. Rekening ini disajikan terpisah
dari piutang salam.
3. Hutang salam, timbul karena bank menjadi penjual produk salam yang
dipesan oleh nasabah pembeli.
22
STUDI KASUS
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
24
DAFTAR PUSTAKA
https://staff.blog.ui.ac.id/martani/files/2014/10/PST-UNPAD-103-AKT-
SALAM-Read-Only.pdf
https://www.academia.edu/17572401/Akuntansi_Transaksi_Salam_dan_Sala
m_Paralel
25