Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional
Sampai saat ini, pembangunan kesehatan yang dilakukan masih mengalami berbagai
masalah yang belum sepenuhnya dapat diatasi. Sehingga, perlu pemantapan dan
percepatan melalui SKN dengan berbagai bentuk dan cara seperti: pengembangan
Desa Siaga, Jaminan Kesehatan Masyarakat, serta Program Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K).
Perpres No. 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional merupakan dokumen
yang saat ini digunakan sebagai kebijakan pengelolaan kesehatan serta sebagai acuan
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Meskipun terjadi peningkatan status kesehatan masyarakat, namu penurunan dan atau
peningkatan indikator kesehatan masyarakat masih belum seperti yang diharapkan.
Sehingga, terus diupayakan perbaikan SKN dari SKN 1982 diperbarui lagi menjadi
SKN 2004 lalu diperbarui menjadi SKN 2009, dan terakhir SKN 2012. Perbaruan ini
ditujukan untuk mengantisipasi berbagai tantangan dan perubahan pembangunan
kesehatan saat ini dan saat yang akan datang.
1. Upaya Kesehatan
Hasil dari Upaya Kesehatan sudah terlihat meskipun belum menunjukkan
perubahan yang signifikan secara nasional. Akses pelayanan kesehatan meningkat
secara nasional tetapi di daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, dan pulau-pulau
kecil terdepan dan terluar masih rendah. Selain itu, jarak faskes yang jauh serta
distribusi tenaga kesehatan yang tidak merata dan pelayanan kesehatan yang
mahal menjadi penyebab rendahkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.
Penyait menular seperti TB Paru, Malaria, HIV/AIDS, DBD, dan diare masih
menonjol, tetapi penyakit yang kurang dapat perhatian (neglected disease) seperti
Filariasis, Kusta, Framboesia cenderung meningkat. Namun, kontribusi penyakit
menular terhadap kesakitan dan kematian semakin menurun. Selain dinamisnya
penyakit menular, penyakit tidak menular terjadi peningkatan yang cukup
bermakna, sehingga Indonesia mempunya beban ganda.
2. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Perkembangan penelitian dan pengembangan kesehatan telah mengalami
peningkatan, seperti :
a. Banyak hasil penelitian, pengembangan, produk teknologi kesehatan telah
dimanfaat berbagai pihak industry dan masyarakat; vaksin flu burung
b. Keberhasilan pelaksanaan riset di bidang kesehatan
c. Pemanfaatan sumber daya tumbuh-tumbuhan untuk pemeliharaan dan
pengobatan penyakit sudah dimulai program saintifikasi jamu
3. Pembiayaaan Kesehatan
APBN Kesehatan Rp. 5,54 T (2004) Rp. 18,75 T (2007) dengan presentase
terhadap APBN 2,6-2,8%. Dimana pembelanjaan kesehatan masih didominasi
pembelajaan publik 49,6% dan pemerintah 50,4% (WHO 2008). Prosentase
pengeluaran nasional sektor kesehatan 0,81% dari PDB (2005) menjadi 1,09%
dari PDB dan belum mencapai 5% dari PDB per tahun.
Proporsi sumber pembiayaan masih 30% dari pemerintah dan 70% dari
masyarakat dan swasta yang sebagian besar masih digunakan untuk pelayanan
kuratif. Mobilisasi sumber pembiayaan dari masyarakat masih terbatas serta
bersifat perseorangan (out of pocket). Cakupan jaminan kesehatan sekitar 46,5%
dari seluruh penduduk th 2008 (sebagian besar adalah bagian dari Jamkesmas
76,4 juta atau 34,2%).