34
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
section yang berasal dari Survei Sosial 𝑙𝑛𝑃 ∗ = total pengeluaran rumahtangga yang
Ekonomi Nasional (Susenas) Maret dideflasi dengan indeks harga stone
𝐸𝐷𝑈 = Dummy pendidikan kepala
tahun 2016 di Provinsi Jawa Timur dan rumahtangga (0 = SMP kebawah
diolah dengan menggunakan alat bantu dan 1 = SMA keatas)
komputer (software) STATA 13. Un- 𝑀𝐼𝐿𝐼𝐾 = Dummy status kepemilikan rumah
tuk mendukung penelitian juga dila- (0 = bukan milik sendiri dan 1 =
kukan pengumpulan terhadap jurnal- milik sendiri)
𝑊𝐼𝐿 = Dummy tipologi wilayah (0 =
jurnal ilmiah terkait dan studi literatur. perdesaan dan 1 = perkotaan)
Model ekonometrika yang digunakan 𝑊𝑜𝑟𝑘 = Dummy pekerjaan kepala
yaitu Linear Approximation Almost rumahtangga (1 = tidak bekerja, 2 =
Ideal Demand System (LA-AIDS) dan sektor non pertanian dan 3 = sektor
konsep elastisitas yang diperkenalkan pertanian)
𝑢𝑖 = error term
oleh Deaton dan Muellbauer (1980).
𝛼𝑖𝑗 , 𝛽𝑖𝑗 , 𝛾𝑖𝑗 , 𝛿𝑖𝑗 = Parameter dugaan
Untuk menganalisis tujuan perta-
ma yaitu interaksi dari karakteristik so- Model LA-AIDS yang diguna-
sial ekonomi dalam mempengaruhi po- kan dalam penelitian ini bersifat res-
la konsumsi rumahtangga miskin di tricted, agar harapan asumsi maksi-
Jawa Timur digunakan model LA- misasi kepuasan terpenuhi. Terdapat
AIDS yang merupakan model semilog tiga restriksi model permintaan yang
dan secara ekonometrik dilakukan de- harus dipenuhi dalam model LA-AI-
ngan metode Seemingly Unrelated DS, yaitu: Adding Up, Homogeneity
Regression (SUR) yang diestimasi dan Symmetry. Disamping ketiga asu-
dengan prosedur Generalized Least msi permintaan tersebut, untuk men-
Square (GLS). Model SUR diperkenal- dapatkan parameter hasil estimasi mo-
kan pertama kali oleh Zellner (1962), del LA-AIDS yang bersifat BLUE
model ini merupakan bagian dari mo- (Best Linear Unbiased Estimator) ter-
del regresi multivariate yang terdiri dapat permasalahan dalam model LA-
atas beberapa sistem persamaan yang AIDS yaitu bias simultan (Simultaneity
tidak berhubungan, artinya setiap vari- bias) dan selectivity bias (Moeis,
abel dependen dan independen terdapat 2003). Simultaneity bias terjadi karena
dalam satu sistem. Error dari sistem adanya hubungan simultan antara vari-
yang berbeda pada model ini, saling abel bebas (harga-harga/ 𝑃𝑗 ) dan varia-
terkorelasi atau berhubungan. Adapun
bel tidak bebas (proporsi pengeluaran
secara matematis model LA-AIDS
pangan/𝑤𝑖 ) dalam model. Untuk meng-
penelitian adalah sebagai berikut:
hindari simultaneity bias dan mengo-
reksi harga-harga untuk mengatasi qu-
𝑤𝑖 = 𝛼𝑖0 + ∑ 𝑗 𝛾𝑖𝑗 𝑙𝑛 𝑃𝑗 + 𝛽𝑖 ln(𝑦⁄𝑃 ∗ )
ality effect dan quantity premium
+ 𝛿𝑖1 𝑙𝑛𝐴𝐺𝐸 terhadap rumahtangga sampel yang
+ 𝛿𝑖2 𝐽𝐾 + 𝛿𝑖3 𝐸𝐷𝑈
+ 𝛿𝑖4 𝑀𝐼𝐿𝐼𝐾+𝛿𝑖5 𝑊𝐼𝐿
mengkonsumsi suatu komoditas, maka
+ 𝛿𝑖6 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖2 + 𝛿𝑖7 𝑊𝑜𝑟𝑘𝑖3 digunakan variabel instrumen (Ekan-
+ 𝑢𝑖 anda, 2015). Caranya adalah mencari
Dimana : harga estimasi masing-masing komo-
𝑖, 𝑗 = 1,2,3,... dst (kelompok komoditas) ditas pangan untuk setiap rumahtangga
𝑤𝑖 = proporsi pengeluaran kelompok
sampel. Dalam hal ini diasumsikan
komoditas ke-i
𝑃𝑗 = harga estimasi kelompok komoditas bahwa setiap rumahtangga belanja pa-
ke-j da pasar yang sama untuk setiap desa
𝐴𝐺𝐸 = Usia kepala rumahtangga dan setiap desa hanya memiliki satu
𝐽𝐾 = Jenis kelamin kepala rumah tangga pasar. Pertama kali yang harus dilaku-
kan adalah menghitung logaritma dari
38
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
39
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
Unit value yang merupakan pro- han pokok yang tak terelakkan bagi
ksi dari harga komoditas pangan pada hajat hidup rumahtangga miskin di
penelitian ini menunjukkan nilai yang Jawa Timur. Hal yang berbeda dite-
beragam. Rata-rata Unit value terendah mukan pada komoditas ikan/daging/
terdapat pada kelompok komoditas telur/susu, dimana persentase rumah
padi/umbi-umbian yaitu sebesar Rp tangga miskin yang tidak mengkon-
6.011,67/kg dan juga memiliki standar sumsi komoditas pangan ini (7,19%)
deviasi yang paling rendah, yang men- tertinggi diantara komoditas pangan
cerminkan tingkat keragamanannya lainnya. Secara umum, persentase ru-
yang pendek. Selain itu, persentase mah tangga miskin yang tidak meng-
rumahtangga yang tidak mengkonsum- konsumsi keenam kelompok komo-
si komoditas ini juga paling sedikit ditas pangan relatif kecil yaitu kurang
yaitu hanya 0,62%. Kenyataan ini dari 10%, rendahnya nilai ini tidak
semakin mendukung bahwa komoditas terlepas dari adanya agregasi komo-
padi/umbi-umbian merupakan kebutu- ditas pangan dalam mengatasi adanya
41
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
selectivity bias pada konsumsi pangan fisien hasil estimasi dengan sistem per-
rumahtangga miskin. mintaan LA-AIDS, 71% persen dian-
Hasil Estimasi Parameter LA-AIDS taranya menunjukkan nilai yang sig-
Secara simultan variabel inde- nifikan pada taraf signifikansi 1% hi-
penden yang meliputi pengeluaran ru- ngga 10%. Variabel pengeluaran ru-
mahtangga sebagai proksi dari pen- mah tangga relatif menunjukkan nilai
dapatan, harga komoditas pangan dan yang signifikan pada taraf signifikansi
variabel sosiodemografi dalam model 1-10% dalam mempengaruhi budget
LA-AIDS mampu digunakan dalam share rumahtangga miskin terhadap
mengestimasi budget share komoditas komoditas pangan, hanya pada komo-
pangan. Hal ini dapat dilihat dari nilai ditas sayur/buah-buahan yang tidak
chi square yang kesemuanya menun- menunjukkan pengaruh yang signifi-
jukkan nilai signifikan pada taraf sig- kan, artinya proporsi pengeluaran ru-
nifikansi 1% dengan nilai koefisien de- mah tangga terhadap komoditas sa-
terminasi (R-squared) berkisar antara yur/buah-buahan tidak dipengaruhi o-
3-15%. Rendahnya nilai R-squared leh besarnya tingkat pendapatan. Hal
tersebut karena data yang digunakan ini dimungkinkan karena umumnya ru-
merupakan data cross section yang mah tangga miskin menetap di perde-
memiliki tingkat heterogenitas yang saan dan bekerja di sektor pertanian,
tinggi. Gujarati (2010) mengemukakan sehingga kebutuhan akan konsumsi sa-
bahwa data cross section melibatkan yur/buah-buahan banyak yang dipro-
beberapa observasi dan memiliki ting- duksi sendiri sehingga pendapatan tid-
kat diversitas yang tinggi sehingga ni- ak memiliki pengaruh dalam menen-
lai R square yang rendah tidak meru- tukan budget share konsumsi komo-
pakan masalah. ditas ini.
Hasil uji parsial terhadap tiap va-
riabel didapatkan hasil dari 90 koe-
Tabel 2. Estimasi Parameter Sistem Permintaan LA-AIDS Pada Komoditas Pangan Rumahtangga
Miskin di Jawa Timur, 2016
Padi/Umbi- Ikan/Daging/ Sayur/Buah- Kacang/ Makanan Pangan
Keterangan
umbian Telur/Susu buahan Minyak Jadi/Rokok Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Lnpi1est 0.0278*** -0.0008 -0.0066** -0.0011 0.0054*** -0.0246***
Lnpi2est -0.0008 -0.0129*** 0.0138*** 0.0189*** -0.0238*** 0.0048**
Lnpi3est -0.0066** 0.0138*** 0.0043* 0.00004 -0.0041*** -0.0073***
Lnpi4est -0.0011 0.0189*** 0.0000 -0.0100*** 0.0030** -0.0108***
Lnpi5est 0.0054*** -0.0238*** -0.0041*** 0.0030** 0.0170*** 0.0025**
Lnpi6est -0.0246*** 0.0048** -0.0073*** -0.0108*** 0.0025** 0.0353***
LnY_riil 0.0062* -0.0246*** 0.0016 0.0054** 0.0183*** -0.0069***
Lnage 0.0102 0.0017 0.0153*** 0.0060 -0.0217*** -0.0004
jenis -0.0092** -0.0160*** -0.0151*** -0.0129*** 0.0425*** -0.0103***
kelamin
work_i2 -0.0052 0.0075* -0.0003 -0.0022 -0.0173** 0.0039
work_i3 0.0086* 0.0097** 0.0024 0.0026 -0.0363*** 0.0064**
wilayah -0.0153*** -0.0102*** -0.0044* 0.0020 0.0239*** -0.0021
milik 0.0234*** 0.0179*** -0.0036 -0.0053 -0.0297** 0.0041
IMR 0.1558*** -0.0812*** -0.0298 0.0271 -0.2387*** -0.0265
(Constant) 0.2187*** 0.2389*** 0.0590*** 0.0557*** 0.3322*** 0.0956***
R-squared 0.0359 0.0108 0.0707 0.0933 0.1446 0.0896
Chi2 150.55*** 455.21*** 181.21*** 235.91*** 738.41*** 306.87***
Catatan : (*** signifikansi pada level 1%, ** signifikansi pada level 5% dan * signifikansi pada level
10%);
42
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
nyak didapatkan dari produksi rumah ga pada komoditas pangan. Pada tabel
tangga sendiri. Sedangkan komoditas 1.3. dapat diketahui bahwa besarnya
makanan jadi/rokok umumnya berbasis elastisitas harga sendiri komoditas pa-
industri pengolahan yang banyak dila- ngan rumahtangga miskin di Jawa Ti-
kukan dengan cara membeli. mur kesemuanya bernilai negatif. Nilai
Pada variabel tipologi wilayah tersebut mengindikasikan bahwa bila
tempat tinggal didapatkan hasil bahwa terjadi kenaikan harga pada suatu ko-
rumahtangga miskin perdesaan di Jawa moditas pangan maka permintaan ter-
Timur lebih rendah budget share kon- hadap komoditas pangan tersebut akan
sumsi pangannya pada komoditas pa- cenderung menurun. Fakta ini menun-
di/umbi-umbian, ikan/daging/telur/ jukkan konsistensi dengan teori per-
susu dan sayur/buah-buahan dan lebih mintaan, yaitu terdapat hubungan linier
tinggi pada komoditas makanan jadi/ terbalik antara harga dan permintaan
rokok, sedangkan pada komoditas ka- (Nicholson, 2002).
cang-kacangan/minyak dan pangan Elastisitas harga sendiri pada
lainnya tidak menunjukkan pengaruh kelompok komoditas ikan/daging/te-
yang signifikan. Umumnya harga ma- lur/susu dan kacang-kacangan/minyak
kanan jadi/rokok didaerah perdesaan masing-masing memiliki nilai 1,1023
lebih murah daripada perkotaan, se- dan 1,0943 atau bersifat elastis, artinya
hingga dimungkinkan rumahtangga jika terjadi kenaikan harga pada kelom-
miskin daerah perdesaan dengan pen- pok komoditas tersebut sebesar 1%
dapatan yang dimiliki lebih memilih maka rumahtangga akan merespon de-
untuk membeli makanan jadi/rokok ngan menurunkan permintaan pada
daripada memasak sendiri. kelompok komoditas tersebut lebih da-
Variabel sosiodemografi yang ri 1%. Sedangkan pada kelompok ko-
terakhir yaitu kepemilikan rumah, di moditas padi/umbi-umbian, sayur/bu-
mana rumahtangga yang telah memi- ah-buahan, minyak/kacang-kacangan
liki rumah sendiri memiliki pengaruh dan pangan lainnya bersifat inelastis
yang positif dan signifikan dalam karena bernilai kurang dari 1, namun
menentukan budget share konsumsi bila diperhatikan nilai elastisitasnya
komoditas padi/umbi-umbian dan ikan/ mendekati nilai 1. Hal ini mengindi-
daging/telur/susu serta memiliki peng- kasikan bahwa kenaikan harga pangan
aruh negatif pada budget share ko- pada rumahtangga miskin hampir se-
moditas makanan jadi/rokok. Hal ini banding dengan penurunan konsumsi
mengindikasikan bahwa rumahtangga pada komoditas pangan tersebut. Wi-
miskin yang telah memiliki rumah sen- darjono dan Rucbha (2016) dalam pe-
diri lebih senang memasak sendiri di nelitiannya mengungkapkan bahwa e-
rumah daripada konsumsi makanan ja- lastisitas pada rumahtangga berpenda-
di/rokok, dan sebaliknya rumahtangga patan rendah cenderung bersifat res-
miskin yang belum memilki rumah ponsif terhadap perubahan harga di-
sendiri cenderung memprioritaskan bandingkan rumahtangga berpendapat-
budget share konsumsi pangannya pa- an tinggi, kondisi ini disebabkan kare-
da makanan jadi/rokok daripada meng- na umumnya rumahtangga miskin me-
olah sendiri. miliki daya beli rendah.
Elastisitas Harga Sendiri
Elastisitas harga sendiri merupa- Tabel 3. Elastisitas Harga Sendiri Menurut
Kelompok Komoditas Pangan Pada Rumah
kan cara yang mudah untuk mengukur tangga Miskin di Provinsi Jawa Timur, 2016
sejauh mana respon permintaan rumah
Kelompok Komoditas
tangga miskin terhadap perubahan har-
44
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
Tabel 4. Elastisitas Harga Silang Menurut Kelompok Komoditas Pangan Pada Rumahtangga Miskin
di Provinsi Jawa Timur, 2016
Kacang-
Padi/umbi- Ikan/daging/ Sayur/buah- Makanan Pangan
Kelompok Komoditas kacangan/
umbian telur/susu buahan jadi/rokok lainnya
Minyak
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
-
(w1). Padi/Umbi-umbian 0,0591 -0,0586 -0,0236 0,0010
0,2031
(w2).
-0,0052 0,1131 0,1635 -0,0930 0,0497
Ikan/daging/telur/susu
-
(w3). Sayur/buah-buahan -0,0264 0,1644 -0,0054 -0,0230
0,0581
45
JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
(w4). Kacang- -
-0,0066 0,2129 -0,0011 0,0034
kacangan/minyak 0,0900
(w5). Makanan jadi/rokok 0,0132 -0,1671 -0,0380 0,0135 0,0394
49