Anda di halaman 1dari 11

HARGA DIRI RENDAH

I. Harga Diri Rendah


a. Definisi
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan
harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perilaku orang lain
yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri
seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu yang memiliki
harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara
efektif untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga
diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai
ancaman. (Keliat, 2011).
Harga diri rendah adalah perasaan negatif terhadap dirinya sendiri
menyebabkan kehilangan rasa percaya diri, pesimis, dan tidak berharga dikehidupan
(Dermawan, D., 2013).
Harga diri rendah adalah evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri disertai kurangnya perawatan diri, tidak berani menatap lawan
bicara lebih banyak menunduk, berbicara lambat dan suara lemah(Suerni, Keliat,
2013).
b. Tanda dan Gejala
Data Subyektif
1) Mengeluh hidup tidak bermakna
2) Tidak memiliki kelebihan apapun
3) Merasa jelek
4) Mengatkan malas
5) Putus asa
6) Ingin mati

Data Obyektif

1) Kontak mata kurang


2) Tidak berinisiatif berinteraksi dengan oranglain
3) Tampak malas-malasan
4) Produktivitas menurun
c. Rentang Respon

Keterangan:

1. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman
nyata yang sukses diterima.
2. Konsep diri positif adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi.
3. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep diri
maladaptif.
4. Kerancuan identitas adalah kegagalan individu dalam kemalangan aspek
psikososial dan kepribadian dewasa yang harmonis.
5. Depersonalisasi adalah perasaan yang tidak realistis terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain.

d. Faktor Predisposisi
1) Faktor Biologis
Faktor heriditer (keturunan) seperti adanya riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, selain itu adanya riwayat penyakit kronis atau
trauma kepala merupakan salah satu faktor penyebab gangguan jiwa.
2) Faktor Psikologis
Masalah psikologis yang dapat menyebabkan timbulnya harga diri rendah
adalah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, penolakan diri dari
lingkungan dan orang terdekat serta harapan yang tidak realistis.
3) Faktor Sosial Budaya
Pengaruh sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah adalah
adanya penilaian negatif dari lingkungan terhadap klien, sosial ekonomi rendah,
pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan lingkungan pada tahap
tumbuh kembang anak.

e. Faktor Presipitasi
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan
kebersihan dirinya.
2) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat
gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
3) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes
mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
4) Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukannya.

f. Mekanisme Koping
Mekanisme koping menurut Deden (2013):
Jangka pendek:
1. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis: pemakaian obat-
obatan, kerja keras, nonoton tv terus menerus.
2. Kegiatan mengganti identitas sementara: ikut kelompok sosial, keagamaan,
politik.
3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara: kompetisi olah raga kontes
popularitas.
4. Kegiatan mencoba menghilangkan anti identitas sementara: penyalahgunaan
obat-obatan.

Jangka Panjang:
1. Menutup identitas: terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari
orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri
sendiri.
2. Identitas negatif: asumsi yang pertentangan dengan nilai dan harapan
masyarakat.

Mekanisme Pertahanan Ego:

Mekanisme pertahanan ego yang sering digunakan adalah: fantasi, disasosiasi,


isolasi, proyeksi.

1) Disosiasi. Pemisahan suatu kelompok proses mental atau perilaku dari


kesadaran atau identitasnya. Keadaan dimana terdapat dua atau lebih
kepribadian pada diri seorang individu.
2) Isolasi adalah Pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang mengganggu
dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
3) Proyeksi adalah Pengalihan buah pikiran atau impulspada diri sendiri kepada
orang lain terutama keinginan, perasaan, emosional, dan motivasi yang tidak
dapat ditoleransi.

II. Proses Terjadinya Masalah

Proses terjadinya harga diri rendah dimulai dari akibat faktor predisposisi yang
diantaranya pengalaman kanak-kanak yang merupakan faktor kontribusi pada
gangguan konsep diri, arah yang tidak menerima kasih sayang, individu yang kurang
mengerti akan arti dan tujuan kehidupan akan gagal menerima tanggung jawab untuk
diri sendiri, penolakan orang tua, harapan realistis. Selain faktor predisposisi, faktor
presipitasi juga salah satu penyebab terjadinya harga diri rendah yang diantaranya
pola asuhan anak yang tidak cepat atau dituruti, kesalahan dan kegagalan berulang
kali, cita-cita yang tidak dapat dicapai gagal, bertanggung jawab tehadap diri sendiri.
(Keliat, Budi Anna, 2006)

III. Data Fokus Pengkajian


Data focus pengkajian ada pada poin psikososial
1) Citra diri / gambaran diri
- Tanyakan persepsi klien tentang tubuhnya, bagian tubuh yang disukai atau tidak
disukai
2) Identitas diri
- Tanyakan tentang status dan posisi klien sebelum dirawat
- Tanyakan tentang kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat
kerja, kelompok)
- Tanyakan tentang kepuasan klien sebagai laki-laki atau perempuan
3) Peran\
- Tanyakan tugas atau peran yang diemban dalam lingkungan / kelompok /
masyarakat
- Tanyakan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas / peran tersebut
4) Ideal diri
Tanyakan
- Harapan klien terhadap tubuh, posisi, status, tugas atau peran.
- Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempat kerja,
masyarakat)
- Harapan klien terhadap pernyakitnya
5) Harga diri, tanyakan :
- Hubungan klien dengan oranglain
- Penilaian atau penghargaan oranglain terhdaap diri dan kehidupannya

IV. Masalah Keperawatan


Harga diri rendah

V. Analisa Data

Data Masalah
DS : Harga diri rendah
 Klien mengatakan tidak mampu,
tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri,
mengungkapkan perasaaan malu
terhadap orang lain dari diri-sendiri
DO :
- Klien terlihat lebih suka sendiri,
bingung bila disuruh memilih
alternatif tindakan, ingin
mencederai diri/ ingin mengakhiri
hidup.

VI. Diagnosa Keperawatan


1. Harga diri rendah
VII. Rencana Tindakan

Diagnosa Rasional
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Keperawatan
Gangguan Pasien mampu : Setelah ….x pertemuan, SP I Pujian yang realistik
konsep diri : - Mengidentifikas pasien mampu: - Identifikasi kemampuan positif yang tidak menyebabkan
Harga diri i kemampuan dan - Mengidentifikasi dimiliki klien melakukan
rendah aspek positif yang kemampuan dan aspek  Diskusikan bahwa pasien masih kegiatan hanya karena
ingin
dimiliki positif yang dimiliki memiliki sejumlah kemampuan dan
mendapatkan pujian
- Menilai - Menilai aspek positif seperti kegiatan pasien di dan Hubungan
kemampuan yang kemampuan yang dapat rumah adanya keluarga dan lingkungan saling percaya
dapat digunakan digunakan terdekat pasien merupakan
- Mentapkan/me - Memiliki kegiatan  Beri pujian realistis dan hindarkan dasar untuk kelancaran
milih kegiatan yang sesuai kemampuan setiap kali bertemu dengan pasien hubungan interaksi
sesuai dengan - Melakukan penilaian yang negatif selanjutnya.
kemampuan kegiatan yang sudah
- Melatih dilatih - Nilai kemampuan yang dapat dilakukan Keterbukaan dan
kegiatan yang saat ini pengertian tentang
sudah dipilih sesuai kemampuan yang
 Diskusikan dengan pasien kemampuan
kemampuan dimiliki adalah
yang masih digunakan saat ini prasarat untuk
- Merencanakan  Bantu pasien menyebutkan dan berubah
kegiatan yang memberi penguatan terhadap
sudah dilatihnya kemampuan diri yang diungkapkan
pasien
 Perlihatkan respon yang kondusif dan
menjadi pendengar yang aktif

- Pilih kemampuan yang akan dilatih Klien perlu bertindak


 Diskusikan dengan pasien beberapa secara realitas dalam
aktivitas yang dapat dilakukan dan kehidupanya
dipilih sebagai kegiatan yang akan
pasie lakukan sehari-hari
 Bantu pasien mentapkan aktivitas
mana yang dapat pasien lakukan secara
mandiri
 Aktivitas yang memerlukan bantuan
minimal dari keluarga
 Aktivitas apa saja yang memerlukan
bantuan penuh dari keluarga atau
lingkungan terdekat pasien
 Beri contoh cara pelaksanaan aktivitas
yang dapat dilakukan pasien
 Susun Bersama pasien aktivitas atau
kegiatan sehari-hari pasien

- Latih kemampuan pertama yang telah Pengertian tentang


dipilih kemampuan yang
 Diskusikan dengan pasien untuk dimiliki diri, motivasi
menetapkan urutan kegiatan (yang untuk tetap
sudah dipilih pasien) yang akna mempertahankan
dilatihkan penggunaannya
 Berdama pasien dan keluarga
memperagakan beberapa kegiatan yang
akan dilakukan pasien
 Berikan dukungan dan pujian yang
nyata sesuai kemajuan yang
diperlihatkan pasien

- Masukkan dalam jadwal kegiatan Pujian yang realistik


tidak menyebabkan
pasien
klien melakukan
 Berikan kesempatan pada pasien untuk kegiatan hanya karena
mencoba kegiatan ingin
 Beri pujian akan aktivitas/kegiatan mendapatkan pujian
yang dapat dilakukan setiap hari dan Hubungan
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan saling percaya
toleransi dan perubahan merupakan
dasar untuk kelancaran
 Susun daftar aktivitas yang sudah
hubungan interaksi
dilatihkan Bersama pasien dan selanjutnya
keluarga
 Berikan kesempatan mengungkapkan
perasaannya setelah pelaksanaan
kegiatan
 Yakinkan bahwa keluarga mendukung
setiap aktivitas yang dilakukan pasien
Gangguan SP 2 Diskusikan pada klien
konsep diri : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1) tentang kemampuan
Harga diri - Pilih kemampuan kedua yang dapat yang dimiliki adalah
rendah dilakukan prasyarat untuk
berubah
- Latih kemampuan yang dipilih
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien
Gangguan SP 3 Memberikan
konsep diri : - Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 dan kesempatan kepada
Harga diri 2) klien untuk tetap
rendah - Pilih kemampuan ketiga yang dapat melakukan kegiatan
yang biasa dilakukan
dilakukan
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien .
Gangguan Keluarga mampu : Setelah ….x pertemuan SP 1 meningkatkan
konsep diri : Merawat pasien dengan keluarga mampu: - Identifikasi masalah keluarga dalam pemahaman klien
Harga diri harga diri rendah di - Mengidentifikasi merawat pasien tentang
rendah rumah dan menjadi kemampuan yang - Jelaskan proses terjadinya harga diri berhubungandengan
orang lain
sistem pendukung yang dimiliki pasien rendah
efektif bagi pasien - Menyediakan - Jelaskan tentang cara merawat pasien
fasilitas untuk - Bermain peran dalam merawat pasien
pasien melakukan harga diri rendah
kegiatan - Susun RTL keluarga/ jadwal merawat
- Mendorong pasien pasien
melakukan
kegiatan
- Memuji pasien saat
pasien dapat
melakukan
kegiatan
- Membantu melatih
pasien
- Membantu
meyusun jadwal
kegiatan pasien
- Membantu
perkembangan
pasien
Gangguan Setelah ….x pertemuan SP 2 Meningkatkan peran
konsep diri : keluarga mampu : - Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1) serta keluarga dalam
Harga diri - Menyebutkan - Latih keluarga langsung ke pasien merawat klien
rendah kegiatan yang sesuai - RTL keluarga / jadwal keluarga untuk dirumah.
dilakukan merawat pasien
- Mampu
memperagakkan cara
merawat pasien
Gangguan Setelah ….x pertemuan SP 3 Mendorong keluarga
konsep diri : keluarga mampu : - Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1,2) akan sangat
Harga diri - Mengidentifikasi - Evaluasi kemampuan pasien berpengaruh dalam
rendah masalah dan mampu - RTL keluarga : follow up, rujukan mempercepat proses
penyembuhan klien
menjelaskan cara
merawat pasien
Daftar Pustaka

Damaiyanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika
Aditama.

Carpenito. L.J. (2003). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 1. Jakarta:
EGC

Keliat, Budi Anna. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC

Rokayah, Cucu. (2018). Modul Praktikum Keperawatan Jiwa. Bandung: STIKes Dharma
Husada Bandung

Yusuf, A., PK, R. F., & Nihayati, H. E. (2015). Buku AJar Kesehatan Keperawatan Jiwa.
Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai