Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
PENDAHULUAN
Sistem pelayanan kedaruratan medik merupakan respon kedaruratan untuk warga yang
cedera atau sakit. Salah satu kedaruratan yang harus diatasi adalah syok. Syok adalah kondisi
kritis akibat penurunan mendadak aliran darah didalam tubuh. Kegagalan aliran darah untuk
mempertahankan aliran darah yang memadai sehingga aliran darah ke organ terhambat.
Penanganan syok harus segera diberikan karena dapat mengakibatkan kematian. Dalam
makalah ini penulis akan membahas tentang syok. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah patofisiologi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Shock adalah kondisi hilangnya volume darah sirkulasi efektif, kemudian diikuti
perfusi jaringan dan organ yang tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan metabolik
selular. Pada beberapa situasi kedaruratan adalah bijaksana untuk mengantisipasi
kemungkinan shock. Seseorang dengan cidera harus dikaji segera untuk menentukan
adanya shock. Penyebab syok harus ditentukan (hipovolemik, kardiogenik, neurogenik,
atau septik shock). (Bruner & Suddarth,2002).
Shock adalah suatu sindrom klinis akibat kegagalan akut fungsi sirkulasi yang
menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat
gangguan mekanisme homeostasis. Berdasarkan penelitian Moyer dan Mc Clelland
tentang fisiologi keadaan shock dan homeostasis, shock adalah keadaan tidak cukupnya
pengiriman oksigen ke jaringan. Sirkulasi darah berguna untuk mengantarkan oksigen
dan zat-zat lain ke seluruh tubuh serta membuang zat-zat sisa yang sudah tidak
diperlukan. Shock merupakan keadaan gawat yang membutuhkan terapi yang agresif dan
pemantauan yang kontinyu atau terus-menerus di unit terapi intensif
Shock adalah sutu sindrom klinis kegagalan akut fungsi sirkulasi yang
menyebabkan ketidakcukupan perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan akibat
gangguan mekanisme homeostasis (Toni Ashadi, 2006). Shock dapat didefinisikan
sebagai gangguan system sirkulasi yang menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan
oksigenasi jaringan. Jaringan akan kehilangan oksigen dan bisa cedera. (Az Rifki, 2006)
B. Etiologi
Penyebab syok dapat berbeda-beda. Berikut adalah penyebab syok berdasarkan
tipenya:
1. Syok kardiogenik. Disebabkan oleh gangguan pada jantung, seperti serangan
jantung atau gagal jantung.
2. Syok neurogeni. Disebabkan oleh cedera saraf tulang belakang, akibat kecelakan
atau cedera saat beraktivitas.
3. Syok anafilaktik. Disebabkan oleh alergi akibat gigitan serangga, penggunaan
obat-obatan, atau makanan maupun minuman.
4. Syok sepsis. Disebabkan oleh infeksi yang masuk ke aliran darah, sehingga tubuh
mengalami peradangan atau inflamasi.
5. Syok hipovolemik. Disebabkan oleh hilangnya cairan atau darah dalam jumlah
banyak, misalnya akibat diare, perdarahan pada kecelakaan, atau muntah darah.
C. Klasifikasi
a. Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik disebabkan oleh menurunnya volume darah di sirkulasi
diikuti dengan menurunnya Cardiac Output (Curah Jantung). Beberapa contoh
penyebab dari syok hopovolemik, seperti pendarahan baik eksternal maupun
internal, luka bakar, diare, muntah, peritonitis, dll
b. Syok Kardiogenik
Syok kardiogenik digolongkan menjadi intrakardia atau ekstrakardia
berdasarkan penyeba/kausa berasal, apakahdari dalam jantung atau luar jantung.
Syok kardiogenik intrakardiak disebabkan karena kematian otot jantung
(myocardiac infarct) atau pun terdapat sumbatan didalam jantung yang membuat
curah jantung menjadi menurun. Beberapa contoh penyebab syok kardiogenik
diantaranya, aritmia, AMI (Acute Myocard Infarct), VSD (Ventricular Septal
Defect), Valvular lesion, CHF(Chronic Heart Disease) yang berat, Hypertrophic
Cardiomyopathy. Syok kardiogenik ini terjadi ketika ventrikel gagal manejadi
pompa disertai dengan menurunnya tekanan darah sistolik < 90mmHg minimal
dalam waktu 30 menit, dan terjadi peningkatan tekanan kapiler pulmo yang
disebabkan oleh kongesti pary, atau edema pulmo.
Syok kardiogenik ekstrakardiak disebabkan oleh adanya obstruksi pada
aliran sirkuit kardiovaskular dengan karakteristik terdapat gangguan pada
pengisisan diastolik ataupun adanya afterload yang berlebihan. Penyebab dari
syok kardiogenik ini diantaranya, Pulmonary embolism, Cardiac temponade,
Tension Penumothorax, dll
c. Syok Anafilaktik
Syok anafilaktik ini terjadi akibat reaksi alergi yang dimediasi oleh IgE
pada sel mast dan basofil yang diakibatkan oleh antigen tertentu yang
menyebabkan terjadinya pelepasan mediator - mediator sepagai respon imun. Hal
ini mengakibatkan terjadinya vasodilatasi perifer, konstriksi bronkhus, ataupun
dilatasi pembuluh darah lokal. Mediator yang terlepas terdiri dari primer dan
sekunder. mediator primer meliputi histamin, serotonin, Eosinofil chemotactic
factor dan enzim proteoitik. Sedangkan mediator sekunder meliputi PAD,
bradikinin, prostagandin, dan leukotriene.
Beberapa penyebab syok anafilaktik diantaranya, insect venom, antibiotik
(beta lactams, vancomycin, sulfonamide), heterologues serum (anti toxin, anti
sera), latex, vaksin yang berbasis telur, tranfusi darah, immunogobulin.
d. Syok Septik
Terjadinya syok septik diawali dengan adanya infeksi pada darah yang
menyebar ke seluruh tubuh. Penyebab yang sering meliputi peritonitis,
pyelonefritis. Dengan adanya infeksi tersebut tubuh melakukan respon dengan
terlepasnya mediator inflamasi seperti il-1, TNF, PGE2, NO, dan leukotriene yang
menyebabkan berbagai kejadian berikut :
1. relaksasi vascular
2. meningkatnya permeabilitas endotel (sehingga menyebabkan
defisit volume intravaskular)
3. Menurunya kontraktilitas jantung
Karakteristik tanda dan gejala dari syok septik adalah demam tinggi, vasodilatasi,
meningkatanya / Cardiac Output tetap normal akibat vasodilatasi dan laju
metabolime yang meningkat, serta adanya DIC yang menyebabkan pendarahan
terutama di saluran cerna.
e. Syok Neurogenik
Syok neuro genik disebabkan oleh cideranya medula spinalis terutama
pada segment thoracolumbal, sehingga menebabkan hilangnya tonus simpatis. Hal
ini menyebabkan hilangnya tonus vasomotor, bradikardi, hipotensi. Biasanya
pasien tampak sadar namun hangat dan kering akibat hipotensi.
D. Patofisiologi
E. Manifestasi klinis
1. System Kardiovaskuler
Manifestasi klinik berupa berkurangnya produksi urin. Normal rata-rata produksi urin
pasien dewasa adalah 60 ml/jam ( 1/5-1 ml/kg/jam)
· Oksigenasi cukup
PATHWAY
Jika korban mengalami syok ada 2 kemungkinan yaitu sadar dan tidak sadar. Jika pasien
tidak sadar maka yg pertama kita lakukan penilaian umum dengan mengontrol Airway/ jalan
nafas pasien untuk menentukan jalan nafasnya, Breathing/frekuensi nafas untuk menentukan ada
atau tidaknya suara nafas, circulation/sirkulasi untuk mengevaluasi adanya nadi dan mengontrol
pendarahan sampai pasien sadar. Apabila pasien sadar maka kita perhatikan keadaan korban
tersebut apakah korban mengalami syok atau tidak, lalu lakukan pemantauan lengkap untuk
mengetahui infeksi yang masuk ke aliran darah setelah dilakukan pemantauan mencari sumber
infeksi dan sepsis seperti infeksi bakteri dan virus/jamur yg berkontribusi terhadap sepsis
kemungkinan termasuk pneunomia, infeksi perut, infeksi ginjal, dan infeksi pembuluh darah.
Setelah mencari sumber infeksi atasi penyebab infeksi dan sepsis dengan memberikan antibodi
untuk mempertahankan kekebalan tubuh pasien, berikan sprectrum luas dan dosis tinggi, lakukan
biakan dan berikan antibodi sesuai biakan pada pasien. Jika pasien mengalami luka lakukan
tatalaksanaan tentang luka, untuk mengatasi penyebab sepsis yg lain bisa dengan memberikan
cairan IV stelah diberikan cairan iv perhatikan Nadi, TD,RR, diuresis, suhu, dan frekuensi
jamtung pasien. Intervensi di atas yaitu syok septic teratasi dan pertahankan kondisi korban.
BAB 4
KESIMPULAN
Syok adalah penurunan perfusi oksigen didalam darah dan zat gizi dalam sel-sel tubuh.
Syok terdiri dari beberapa jenis yaitu syok hipovolemik, syok kardiogenik, syok septik akibat
infeksi, syok neurogenik, syok anafilatik, Jenis syok penting lainnya seperti penggunaan obat
berlebihan, hipoglikemi, syok insulin.
Tanda-tanda syok adalah pernapasan cepat, kulit pucat dingin, membran mukosa serta
palung kuku mungkin sinosis, kulit basah, denyut nadi lemah dan cepat sering hampir tidak
teraba, kesadaran menjadi berkabut, penderita konfusi serta gelisah. Terkadang pasien merasa
haus.
Mekanisme terjadinya shock yaitu tahap progresif, tahap progresif, tahap irreversible.
Penderita syok harus mendapatkan pengobatan segera seperti amankan saluran pernapasan yang
adekuat , amati TTV, jika penderita hipovolemik tinggikan tungkai sampai sudut 45 derajat
untuk mendapatkan aliran balik darah vena yang cepat dan tungkai ke jantung, mulai infus cepat
cairan, pasangkan sadapan kardioskopi ke pasien, memasang kateter urina dan pakaian antisyok.
Pemantauan tekanan darah, frekuensi, denyut jantung, irama jantung serta frekuensi dan
kedalaman pernapasan harus diteruskan.
DAFTAR PUSTAKA